NovelToon NovelToon
Ketika Suamiku Pergi

Ketika Suamiku Pergi

Status: tamat
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Tamat
Popularitas:17.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ni R

Ditinggal saat sedang hamil, Elma terpaksa bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhannya seorang diri. Yang lebih menyakitkan daripada sekedar ditinggal, ternyata suami Elma yang bernama Dion secara diam-diam menceraikan Elma. Dan dibalik pernikahan tersebut, ada kebenaran yang jauh lebih menyakitkan lagi bagi Elma. Penasaran? Yuk baca ceritanya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ratna Khawatir

Sore itu, suasana rumah Ratna terasa aneh. Hening, namun penuh dengan ketegangan yang tak kasat mata. Ratna duduk di ruang tamu, menatap layar ponselnya dengan tangan bergetar. Sejak pagi, ia menerima beberapa pesan dari nomor tidak dikenal, pesan tanpa kata, hanya berisi foto-foto lama yang membuat darahnya serasa berhenti mengalir.

Foto pertama menunjukkan seorang bayi laki-laki yang sedang tidur di dalam selimut putih, diletakkan di atas ranjang rumah sakit. Ratna mengenali bayi itu. Ia tahu betul siapa anak itu, dan siapa perempuan yang sedang tersenyum di foto berikutnya, perempuan muda dengan rambut terurai, mengenakan pakaian dari rumah sakit. Wajah itu terlalu familiar. Wajah yang dulu ingin ia lupakan selamanya.

Ratna menelan ludah, napasnya terasa sesak. “Tidak mungkin…” bisiknya dengan suara bergetar. Ia menggulir layar ponsel lagi, dan foto berikutnya muncul, potret dirinya dua puluh tahun lalu, berdiri di depan rumah kecil di pinggiran kota sambil menggendong bayi yang sama. Foto itu diambil diam-diam, jelas bukan hasil jepretan dirinya sendiri.

“Siapa yang mengirim ini?” gumamnya, panik. Ia mencoba menelusuri nomor pengirim, tapi nomor itu tidak terdaftar dan tidak memiliki profil apa pun. Pesan terakhir bahkan membuat tubuh Ratna merinding, sebuah kalimat singkat yang dikirim setelah foto-foto itu, “Kau bisa berbohong pada anak-anakmu, tapi tidak selamanya masa lalu bisa kau kubur.”

Ratna langsung mematikan ponselnya. Jantungnya berdetak cepat, peluh dingin menetes di pelipisnya. Ia berdiri, berjalan mondar-mandir di ruang tamu. Kepalanya penuh dengan pikiran kacau, apakah seseorang sedang mencoba mengungkap rahasia lamanya? Apakah Amar yang melakukannya? Ataukah Elma yang diam-diam mengetahui sesuatu untuk balas dendam pada keluarganya?

Ia menatap tangga menuju kamar anak-anaknya. Di atas sana, Dion sedang berada di rumah Fira. Sementara Diana mungkin sibuk berbicara dengan calon suaminya lewat telepon. Untuk sesaat, Ratna hampir memanggil mereka, hampir bercerita, tapi lidahnya kelu. Ia tidak berani.

Tidak, pikirnya. Diana dan Dion tidak boleh tahu.

Mereka tidak boleh tahu tentang perempuan itu. Tentang bayi itu. Tentang kesalahan besar yang pernah ia lakukan di masa lalu.

Ratna menggenggam ponselnya erat, mencoba menghapus semua foto itu satu per satu, tapi semakin ia hapus, semakin besar rasa takut di dadanya. Ia tahu, menghapus foto tidak berarti menghapus bukti.

Malam pun tiba. Ratna masih duduk di ruang tamu, memandangi jendela yang hanya memantulkan bayangannya sendiri. Di kepalanya, kenangan lama kembali menyeruak, tangisan bayi di malam hari, wajah perempuan yang menatapnya dengan amarah sebelum semuanya hilang dalam kebohongan panjang yang ia susun demi melindungi nama baik keluarga.

Sekarang semua itu seperti mulai terbongkar sedikit demi sedikit. Ratna memejamkan mata, berusaha menenangkan diri. Namun semakin ia mencoba melupakan, semakin kuat rasa bersalah itu mencengkeram.

Dalam keheningan, ponselnya kembali bergetar. Dengan tangan gemetar, ia membuka pesan baru yang masuk. Satu foto lagi. Kali ini, foto terbaru diambil beberapa hari lalu. Bayi laki-laki itu kini sudah besar, berdiri di samping seorang pria yang sangat dikenal Ratna, hanya saja foto lelaki itu wajahnya sengaja ditutupi.

Ratna ternganga, tubuhnya gemetar hebat. “Tidak, ini tidak mungkin,” desisnya ketakutan. Air matanya menetes tanpa bisa ia tahan. Ia tahu sekarang. Seseorang di luar sana bukan hanya tahu masa lalunya, tapi juga sengaja ingin menghancurkan hidupnya perlahan.

Sementara di luar rumah, angin berembus membawa suara halus seperti tawa samar, seolah seseorang sedang menikmati ketakutan Ratna dari kejauhan.

***

Hari pernikahan Diana tinggal tiga hari lagi. Rumah keluarga Ratna yang biasanya ramai oleh tawa dan kesibukan kini terasa janggal. Setiap orang tampak sibuk menyiapkan pesta besar yang akan digelar di hotel mewah, tapi satu sosok justru terlihat begitu berbeda, Ratna.

Sejak pagi, ia duduk di kursi ruang tamu tanpa banyak bicara. Tatapannya kosong, seperti menembus waktu. Tangan kirinya menggenggam ponsel yang sejak tiga hari lalu tak pernah lepas dari genggamannya. Meski pesan-pesan misterius itu sudah ia hapus, bayangan foto-foto dari masa lalu masih melekat jelas di kepalanya. Setiap kali menutup mata, wajah bayi laki-laki itu dan perempuan dalam foto seolah hidup kembali.

Diana yang mengenakan pakaian santai turun dari tangga, memandang ibunya dengan dahi berkerut.

“Ma, dari tadi Mama hanya duduk diam. Ada apa?” tanyanya sambil mendekat.

Ratna menoleh pelan, senyum tipisnya dipaksakan. “Tidak. Mama hanya sedikit pusing saja.”

“Pusing terus dari kemarin, Ma?” suara Dion terdengar dari arah dapur. Ia membawa segelas air dan meletakkannya di meja. “Mama yakin tidak ada apa-apa? Dari kemarin Mama kelihatan aneh. Biasanya Mama paling cerewet kalau ada acara."

Ratna menarik napas panjang. Ia menatap kedua anaknya bergantian. “Kalian ini, Mama cuma lelah. Usia Mama sudah tidak muda lagi, wajar kalau cepat capek. Lagi pula, semua persiapan sudah kalian tangani, kan?”

Diana menatap Dion dengan ekspresi tak percaya, lalu kembali menatap ibunya. “Tapi, hari ini mama tidak ikut rapat bersama WO hari ini. Padahal kemarin Mama sendiri yang bilang ingin memilih bunga sendiri untuk pelaminan.”

Ratna terdiam. Ada jeda panjang sebelum akhirnya ia menjawab dengan suara lemah, “Ya, Mama berubah pikiran. Kalian saja yang tentukan. Apa pun yang kalian pilih, pasti bagus.”

Suasana mendadak canggung. Dion dan Diana saling pandang, bingung harus berkata apa.

“Baiklah kalau begitu,” kata Dion akhirnya, mencoba mencairkan suasana. “Tapi kalau Mama butuh sesuatu, bilang padaku. Jangan dipendam sendiri.”

Ratna hanya mengangguk tanpa menatap mereka. Setelah keduanya pergi, ia menatap kembali ponselnya. Tidak ada pesan baru, tapi rasa waswas itu masih belum hilang. Ia merasa seperti sedang diawasi.

Dalam hatinya, Ratna tahu bahwa seseorang di luar sana sedang bermain dengan masa lalunya. Seseorang yang tahu rahasia yang bahkan Dion dan Diana tidak pernah dengar.

Ia menunduk, menggenggam ponsel itu lebih erat. “Jangan sampai mereka tahu… jangan sampai,” bisiknya nyaris tak terdengar.

Namun semakin ia berusaha menenangkan diri, semakin kuat firasat buruk menghantui pikirannya. Ia mulai kehilangan fokus terhadap semua hal, termasuk pernikahan Diana yang tinggal hitungan hari. Bahkan saat desainer datang untuk fitting terakhir, Ratna hanya duduk diam, tersenyum sesekali tanpa benar-benar mendengar apa yang dibicarakan.

“Bu Ratna, warna gaunnya sudah cocok, ya?” tanya desainer ramah.

“Oh, ya… bagus,” jawab Ratna datar, padahal matanya kosong menatap lantai.

Diana yang melihat itu makin khawatir. Setelah desainer pergi, ia menghampiri ibunya lagi.

“Ma,” katanya lembut, “kalau Mama ada masalah, bilang padaku. Aku sebentar lagi akan menikah, aku ingin Mama bahagia di hari itu.”

Ratna menatap anaknya lama, bibirnya bergetar, namun tidak sepatah kata pun keluar. Ia hanya mengelus rambut Diana pelan dan tersenyum tipis. “Mama bahagia. Kau tidak perlu khawatir.”

Padahal di dalam hatinya, Ratna tahu, kebahagiaan itu sedang digerogoti oleh ketakutan yang makin besar setiap harinya. Ia tidak tahu kapan rahasia itu akan terbongkar, tapi firasatnya mengatakan, waktu itu semakin dekat.

1
Arin
/Heart/
Nie_Ayu
👏
Nie_Ayu
👏👏👏
Dewi Ajah
biar mengalir aja el
Dewi Ajah
keren lah elma.. bisa berkata tegas sama dion n mak nya.. biar makin gila mereka🤭
Sunaryati
Lanjuut
Arin
Biar mereka yang jahat mendapatkan apa yang mereka lakukan Elma.
Sekarang tinggal dirimu menyongsong bahagia tanpa ada bayang masa lalu yang menyakitkan
Lisa Yacoub
ceritanya bagus, thor.
Lisa Yacoub
tadi Amar naik motor, kok sekarang naik mobil, thor?
Sunaryati
Kok yang pergi Yardan, apa mereka tinggal di rumah Diana? Kehancuran kamu perlahan namu pasti sudah berjalan Diana, Dion dan Fira juga sudah , nikmati saja
Sunaryati
Karma itu datang pada orang yang mengabaikan pepatah yang kita tanam nanti kita tuai jugs
Sunaryati
Mana sikap percaya diri dan kesombongan kamu Diana?
Dwi Agustina
Karma dibayar satu persatu👍
Sunaryati
Itulah jika hidup bergantung pada orang-lain walaupun itu suami atau istri, apalagi perangai kalian sebelumnya buruk, maka tidak ada yang percaya. Nikmatilah buah perilakumu pada Elma dan orang- orang yang pernah kau kecewakan Ratna Dion, dan Diana
Sunaryati
Mantaaap lanjutkan Amar hentian Dion melalui istrinya Fera dan jangan lupa Diana yang menyiksa Elma sampai keguguran, yo tak tunggu aksimu
Sunaryati
Dion dan Disna tidak akan mendapatkan apapun dari Elma
R Ni: mereka akan mendapatkan kehancuran
total 1 replies
Sunaryati
Aku juga menantikan momen itu Amar. Mertua kejam dan angkuh ternyata melakukan pembunuhan di mass lalu. Setelah itu bisnis ilegal Fera dibongkar. Makin seru.
R Ni: setelah ini akan ketahuan
total 1 replies
Sunaryati
Amat pinter membuat lawan ketakutan, bener makin lama Ratna aka depresi berat dan gila. Membuat Repot anak- anaknya.
R Ni: dan anaknya akan penasaran 👍🏻
total 1 replies
Dwi Agustina
Amar mmg lawan yg sepadan biar g berasa aling diatas sj👍
R Ni: iya kakak🤭🤭
total 1 replies
Sunaryati
Semakin seru lanjut
R Ni: iya kakak🌹🌹
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!