Tumbuh menjadi anak pembantu semenjak kecil, tidak membuat Rifan malu. Dia justru merasa beruntung, selain dibiayai sekolah oleh majikan, Rifan bahkan diperbolehkan bersahabat dengan Alisha, nona mudanya.
Namun satu insiden karena candaan merubah segalanya. Ketika rasa penasaran berubah jadi petaka berkelanjutan. Rifan dan Alisha ketagihan tidur bersama, padahal mereka sudah sama-sama punya kekasih. Sampai suatu hari, ibunya Rifan berhasil memergoki kelakuan putranya dengan sang nona muda, saat itulah Rifan dipaksa pergi dari rumah. Tapi apakah itu akan jadi akhir hubungan Rifan dan Alisha? Tentu saja tidak.
"Kembalilah padaku dan jadilah simpananku." Alisha.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter ²⁵ - separated again
Setelah semuanya selesai, kini yang tersisa hanyalah nafas yang memburu. Rifan bergegas mengenakan handuk.
"Kau mandi lah dulu. Aku akan ambilkan baju baru untukmu," kata Rifan sembari hendak membuka pintu. Namun Alisha sigap menghentikan.
"Kau itu ya! Selalu berubah drastis pas lagi main. Kayak kerasukan setan!" bisik Alisha. Ia masih dalam keadaan tanpa busana.
"Ini yang terakhir, Al! Kau sudah dapatkan yang kau mau, sekarang pergilah dari sini. Pergilah dari hidupku!" ucap Rifan. Ia melepas genggaman Alisha dan keluar dari kamar mandi.
Saat di luar, Rifan langsung berpapasan dengan Kasman. Kakeknya itu berdiri di dekat meja yang tak jauh dari kamar mandi.
"Kakek..." lirih Rifan. Firasatnya mengatakan kalau Kasman mengetahui apa yang Rifan lakukan dengan Alisha di kamar mandi.
"Buatkan Kakek kopi!" suruh Kasman sembari beranjak ke teras depan.
"Baik, Kek. Tapi aku pakai baju dulu." Rifan masuk ke kamar dan memakai baju. Selanjutnya barulah dia membuatkan kopi Rifan segera mendatangi Kasman yang ada di teras.
"Duduklah!" perintah Kasman.
Rifan mengangguk dan duduk di samping sang kakek. Hening menyelimuti suasana dalam sesaat. Angin sore yang lembut menyapa dengan terpaan halus.
"Apa Kakek ingin membahasnya?" celetuk Rifan. Ia tahu ekspresi Kasman tampak marah, dan Rifan yakin itu karena dirinya.
"Apa karena itu kau disuruh pulang kampung?" tanya Kasman.
"Begitulah, Kek. Aku memang pantas dihukum," jawab Rifan.
"Perempuan itu memang sangat cantik. Tapi justru itulah kekurangannya, Fan. Hindarilah dia, akhiri hubunganmu dengannya. Melihatnya berani datang ke sini sendirian saja sudah janggal. Dia bukan perempuan yang baik," ungkap Kasman panjang lebar.
"Aku tahu, Kek. Aku sudah berusaha menghindarinya. Tapi dia terus datang."
"Sebagai lelaki, kau harusnya bisa lebih tegas. Melihat kau sangat mudah dirayu, membuat kau dipandang sebelah mata oleh perempuan itu. Cemen!"
Tanpa sepengetahuan Rifan dan Kasman, Alisha mendengarkan dari balik jendela. Untuk pertama kalinya, dia merasa terhina dan sakit hati. Alisha yang tadinya dibuat senang melambung tinggi oleh Rifan, kini dibuat jatuh oleh lelaki tersebut.
Buru-buru Alisha ke kamar dan memasukkan barangnya ke dalam tas. Dia akan langsung pulang saat itu juga.
Bersamaan dengan itu, Rifan masuk ke rumah. Dia melihat Alisha sedang mengepak barangnya.
"Kau akan pergi sekarang?" tanya Rifan.
"Iya! Itu maumu kan! Aku akan pastikan hubungan kita kali ini berakhir, Fan! Kalau pun akan berhubungan lagi, kaulah yang harus memohon dengan bersimpuh di depan kakiku!" balas Alisha. Matanya memasang sorot tajam dan sedikit berkaca-kaca.
Rifan malah mengembangkan senyuman. Membuat pitam Alisha tambah meluap.
"Senyum? Kau tersenyum?! Aku akan menonjok wajahmu itu tahu nggak!" Alisha mengangkat bogemnya ke arah wajah Rifan.
"Tonjok aja, Al. Aku memang pantas digebukin kok. Karena udah beberapa kali menyentuh cewek cantik kayak kau," tantang Rifan.
Alisha menggertakkan giginya. Perlahan ia turunkan bogemnya dan segera mengambil tas. Dia segera berpamitan pada Kasman dengan cemberut.
Seperti halnya Alisha, Kasman juga memasang raut wajah cemberut. Bertepatan dengan itu, Dijah pulang. Wanita tua itu kaget saat melihat Alisha hendak pulang. Alisha lantas berpamitan dengan Dijah.
"Loh, kau akan pulang sekarang, Al? Kenapa mendadak sekali?" cecar Dijah.
"Aku ada urusan mendesak, Nek. Makasih ya, Nek untuk semuanya," kata Alisha. Ia segera masuk ke mobil dan berlalu pergi. Hanya Dijah yang tampak bingung dengan kepergian Alisha.
Kematian, kelahiran, rezeki, nasib, hingga jodoh itu semua telah ditetapkan sebelumnya dalam garis takdir manusia dan tidak diketahui oleh siapapun, kecuali Allah SWT...✌️
Ketetapan Allah SWT kepada setiap makhluk-Nya sejak zaman manusia diciptakan, meliputi baik dan buruk nasib, hingga bagaimana hidup dan matinya manusia.
Jadi dapat dikatakan bahwa apa yang akan, sedang dan sudah terjadi di hidup manusia itu semuanya sebenarnya sudah digariskan oleh Allah SWT...🤫
Pada akhirnya menyesal karena telah menyia²kn org yg dgn tulus mencintaimu apa adanya...😥😰
Terlebih jika kalian tidak dapat bersama karena beragam alasan tertentu. Misalnya saja karena perbedaan ataupun masalah lainnya yang akhirnya membuat kalian memutuskan pergi ke jalan masing-masing.
Namun sekali lagi keadaan menuntut kalian agar satu sama lain benar-benar mengikhlaskan karena tak bisa bersama.
Ketika kamu sudah bisa merelakan segala sesuatu yang kamu senangi, di situlah kamu sudah belajar ikhlas.
Belajar untuk merelakan dan ikhlas akan membuatmu lebih dewasa dan mampu kembali menatap masa depan tanpa beban masa lalu...🤧😭