Yuan Sheng, kultivator terkuat yang pernah ada, bosan dengan puncak kesuksesan yang hampa. Tak ada tantangan, tak ada saingan. Kehidupannya yang abadi terasa seperti penjara emas. Maka, ia memilih jalan yang tak terduga: reinkarnasi, bukan ke dunia kultivasi yang familiar, melainkan ke Bumi, dunia modern yang penuh misteri dan tantangan tak terduga! Saksikan petualangan epik Yuan Sheng saat ia memulai perjalanan baru, menukar pedang dan jubahnya dengan teknologi dan dinamika kehidupan manusia. Mampukah ia menaklukkan dunia yang sama sekali berbeda ini? Kejutan demi kejutan menanti dalam kisah penuh aksi, intrik, dan transformasi luar biasa ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wibuu Sejatii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3.5 : BOS BESAR FANG DIWANG
Saat ini terjadi persaingan harga antara dua Bos Besar yang memperebutkan batu giok milik Wu Long. Kedua Bos Besar ini kebetulan dari ibukota provinsi yang berbeda, namun kekayaan mereka sudah sangat luar biasa. Bahkan dapat dikatakan kekayaan Tuan Fang Diwang telah melebihi kekayaan Tuan Lin Cui. Saat ini kedua Bos pemilik galeri perhiasan di berbagai kota itu sedang memperebutkan satu buah batu giok. Wajar mereka berusaha mendapatkan Batu Giok Darah Raja, karena batu giok ini cukup langka dan harga jualnya juga sangat mahal, serta batu giok ini sangat gampang diukir untuk dijadikan apa saja. Setelah terjadi beberapa perdebatan, Wu Long akhirnya berkata kepada Pak Fang Diwang.
“Pak… Mohon maaf, karena yang membawa saya adalah Pak Tua Lin Cui, batu ini terpaksa saya jual kepada Pak Tua Lin Cui. Tapi kalau Bapak mau, saya masih ada satu lagi batu mentah yang akan dibelah. Mungkin saja Bapak berminat.”
Pak Tua Fang Diwang yang sedikit lebih tua serta memiliki kekayaan di atas Pak Tua Lin Cui terkejut. Karena Pak Tua Lin Cui hanya berani menawar enam puluh juta sekarang, sedangkan dia berani membayar delapan puluh juta, kenapa pemuda ini masih mau menjual batu gioknya kepada Lin Cui? Tapi karena alasan bahwa Lin Cui-lah yang membawanya ke mari, akhirnya Pak Tua Fang Diwang hanya bisa tersenyum masam. Tapi dia masih penasaran dengan batu mentah yang ada di sebelah Wu Long, karena Wu Long menawarkan batu yang masih belum dipotong. Pak Tua Fang Diwang yang telah mendengar keberuntungan Wu Long dari beberapa rekan bisnisnya akhirnya penasaran dan ingin menunggu apa yang terdapat di dalam batu mentah milik Wu Long. Sedangkan para penonton yang menatap kejadian itu tampak sangat iri dengan keberuntungan Wu Long.
“Sial…!! Bocah itu sungguh-sungguh sangat beruntung! Dalam sekejap, dia telah berhasil mendapatkan uang yang begitu banyak!”
“Keberuntungannya sungguh-sungguh sangat menakjubkan!”
“Besok aku juga harus pergi ke kelenteng untuk meminta rezeki agar besok aku dapat memilih batu yang berisikan Giok Darah Raja!”
Fang Diwang pun menatap Wu Long dengan sungguh-sungguh, lalu berkata.
“Anak muda, karena kamu bilang Giok Darah Raja ini akan kamu jual kepada Lin Cui, apakah kamu yakin kalau batu mentah yang belum dibelah itu juga mengandung batu giok?”
“Ya… saya harap batu mentah ini juga mengandung Giok kualitas tinggi.”
“Baiklah, potonglah batu mentah itu.”
Wu Long pun mengangkat batu mentah yang masih ada kepada tukang potong batu.
“Pak, silakan batu ini potong juga.”
Tukang potong batu itu sangat bersemangat. Bagaimanapun juga, batu-batu yang dipilih oleh Wu Long adalah batu-batu Giok bermutu tinggi. Dia pun dengan segera memotong batu mentah milik Wu Long.
“Shhrrriiiiinnnggggg........!!!!”
Baru saja pisau potong itu memotong sedalam lima senti, air potongan telah mengeluarkan warna merah. Kali ini merahnya tidak terlalu merah, namun hal ini tetap membuat semua orang yang menonton menjadi heboh. Pemilik tempat itu yang bernama Zhou Guang pun tampak ekspresinya masam karena merasa menjual batu mentah itu kepada Wu Long sangat murah. Biasanya batu yang berkualitas akan dijual per kilogram, paling murah batu berkualitas itu dijual seharga satu juta sampai sepuluh juta per kilogramnya. Sedangkan batu yang dibeli oleh Wu Long, satu buah bisa mencapai sepuluh kilogram, dan Wu Long membeli dua buah sekaligus dengan harga satu juta Yuan. Kalau dihitung kilo, paling tidak, harga batu tersebut paling murah sudah mencapai dua puluh juta bahkan lebih. Apalagi kini kualitas batu itu ternyata sangat tinggi, bahkan tidak kalah dengan kualitas atas yang ada di dalam tokonya.
“Kalau satu buah batu dia membeli batu mentah dan mendapat Giok bermutu tinggi mungkin itu adalah keberuntungan, namun ini sudah mendapatkan tiga batu yang berisikan Giok bermutu tinggi. Jangan-jangan bocah ini adalah Dewa Keberuntungan.”
Zhou Guang berpikir tentang Wu Long yang telah berhasil mendapatkan tiga batu mentah yang menghasilkan Giok bermutu tinggi dari tokonya. Jangankan Zhou Guang, bahkan Fa Xhing, Pak Tua Lin Cui pun berpikir seperti itu, dan kini Pak Tua Fang Diwang pun berpikir begitu. Karena Fang Diwang telah menerima laporan bahwa Wu Long selalu berhasil memilih batu dan mendapatkan batu giok yang berkualitas tinggi.
“Kalau bocah ini bisa bekerja di bawah perusahaan-ku, mungkin perusahaan-ku akan lebih berkembang. Aku tidak akan lagi takut kekurangan Batu Giok bermutu tinggi lagi.” Begitulah pikiran dari Fang Diwang. Itu juga yang ada di pikiran Pak Tua Lin Cui, namun beda dengan Fa Xhing.
“Kalau Wu Long ini mau mengajakku untuk bergabung, aku pasti bisa kembali bangkit bahkan melebihi masa kejayaanku dulu.”
Sedangkan Wu Long saat ini bolak-balik melihat jam karena dia sudah terlambat pulang.
“Wuahhh… Itu Giok Teratai Merah…!!!”
“Wow… Kalau Giok Teratai Merah dengan ukuran begitu besar, mungkin pemuda ini bisa menghasilkan uang lebih dari seratus juta!”
Sementara itu, Pak Tua Lin Cui yang melihat hasil dari batu yang terakhir dipotong, ekspresinya tampak sangat menderita.
“Sial… Lebih baik tadi Batu Giok Darah Raja ini aku lepaskan untuk Pak Tua Fang Diwang saja, dan aku mendapatkan Batu Teratai Merah ini.”
Saat ini Pak Tua Fang Diwang menatap Wu Long seakan-akan tidak percaya karena apa yang dikatakan Wu Long terlalu akurat.
“Bocah ini…!! Dia sepertinya sudah tahu isi dari batu mentah yang dibelinya. Terlihat wajahnya sangat tenang dan tidak terlihat ekspresi apa pun di wajahnya. Apakah benar-benar pemuda ini bisa melihat isi dari batu mentah ini?”
Perlu diingat, dengan mesin teknologi bagaimanapun juga, batu mentah yang ditutupi oleh kerak tebal dari kulit batu tidak akan bisa ditembus ke dalam. Tidak ada alat satupun yang mampu melihat isi dalam dari batu mentah. Hal inilah yang sebenarnya membuat orang-orang tertarik untuk berjudi batu karena ada kalanya kalau berhasil akan langsung menjadi orang kaya dalam waktu singkat.
“Anak muda, saya akan membayar batumu seharga seratus lima puluh juta Yuan. Bagaimana? Apakah Anda setuju?”
“Sepakat… Saya menjualnya kepada Anda, Pak.”
Tanpa basa-basi, Wu Long langsung setuju, hingga membuat Pak Tua Lin Cui tidak berani menawar lagi. Pak Tua Fang Diwang memerintahkan cucunya yang bernama Fang Ling untuk mengeluarkan cek seharga seratus lima puluh juta Yuan.
“Ling’er, siapkan cek senilai seratus lima puluh juta dan berikan kepada pemuda ini.”
“Siap, Kakek.”
Fang Ling segera menulis cek senilai seratus lima puluh juta Yuan dan diberikan kepada Wu Long.
“Saudara Muda, terimalah cek ini.”
Setelah menerima cek itu, Wu Long sedikit bingung karena dia tidak tahu di mana mencairkan cek itu. Dia pun bertanya kepada Fa Xhing.
“Tuan Fa Xhing, apakah kamu tahu di mana mencairkan cek-cek ini?”
“Eh… Saudara Muda, kalau malam-malam begini di mana kita harus mencairkannya? Memang ada yang bisa mencairkannya, tapi pasti akan dipotong sebesar lima persen dari total cek-cek itu.”
“Tidak apa-apa, cairkan saja.”
“Anak muda, apakah kamu akan mencairkan cek itu? Begini saja, saya akan mentransfer uang ke rekening bankmu dan cek itu kembalikan kepada saya. Tapi saya ada permintaan, apakah Teman Muda mau mendengarnya?”
Terdengar suara Fang Diwang berkata kepada Wu Long dan menawarkan jasanya.
“Eh… apakah itu Tuan?”
“Begini, besok saya akan pergi ke Pelabuhan Guaming di Kota Fongkai. Itu adalah pelabuhan terbesar di Kota Fongkai ini karena besok ada barang batu mentah yang diimpor dari Myanmar. Saya meminta Teman Muda untuk memilihkan batu-batu mentah di sana untuk saya sebanyak lima belas buah saja. Bagaimana?”
“Hmmm… Jam berapakah kapal itu akan berlabuh?”
“Sore jam lima. Apakah Teman Muda bisa membantu saya memilihkan lima belas batu saja?”
“Hmm… Baiklah…! Besok saya akan bersiap, tapi di mana kita bertemu?”
“Ohh… Kalau boleh saya tahu, di mana Adik tinggal?”
“Eh… Saya bernama Wu Long dan saya tinggal di Jalan Manzhouling nomor tiga.”
“Oh… eh… Jalan Manzhouling nomor tiga ya? Hmm, Ling’er catat itu. Besok kita jemput Teman Muda Wu Long ini di sana.”
Fang Diwang tidak tahu nama-nama jalan di Kota Fongkai ini, jadinya dia menyuruh cucunya untuk mencatat alamat Wu Long agar besok mereka gampang mencarinya menggunakan Google Map. Tapi saat itu Pak Tua Lin Cui juga ada di sana. Dia juga mendengar percakapan mereka, tapi karena ingin mendekatkan dirinya dengan Wu Long, dia berkata kepada Wu Long.
“Teman Muda Wu Long, karena saya sudah janji untuk mengantarmu pulang, bagaimana kalau kita pulang sekarang dengan mobil saya?”
Wu Long yang merasa sudah terlalu malam akhirnya menyetujui apa yang dikatakan oleh Pak Tua Lin Cui, tapi dia menatap Fan Xhing yang masih mengikutinya.
“Kak Fan Xhing, saya akan mentransfer uang sebanyak empat juta Yuan kepada Kak Fan Xhing. Tolong berikan saya nomor rekening Kakak.”
Fan Xhing yang punya niat agar bisa bekerja sama dengan Wu Long pun menolaknya. Dia berkata dengan sopan.
“Adik Wu Long, kamu tidak perlu memberikan saya uang. Yang penting kamu mau menjadikan diri saya teman dan selalu mengundang saya ketika akan memiliki batu.”
“Eh… mana bisa begitu, Kak. Saya akan mentransfer uangnya sekarang. Tolong Kak Fa Xhing berikan nomor rekening Kakak.”
Fa Xhing yang melihat Wu Long terus memaksa untuk memberikan keuntungan kepadanya akhirnya memberikan nomor rekeningnya dan berkata.
“Adik Wu Long, saya akan menerima uangmu, tapi tidak perlu segitu banyak. Cukup kamu berikan saja satu juta Yuan, dan nomor teleponmu saja.”
“Baiklah… baiklah, saya akan memberikan nomor telepon saya dan saya akan mengajak Kak Fa Xhing kalau saya akan mengikuti judi batu.”
Akhirnya Fa Xhing memberikan nomor rekeningnya, dan Wu Long tetap memberikannya empat juta Yuan.