AKU BISA MEMBUATMU JATUH CINTA, TUAN

Niken masih menggenggam tangan suaminya itu. Ia mencoba memberikan ketenangan pada suaminya, karena tidak ingin melihat suaminya larut dalam kemarahan kali ini.

“Aku harus bagaimana, Sayang? Aku harus bagaimana menghadapi semua ini? Ratu yang aku lihat baik-baik saja tiba-tiba seperti ini. Aku trauma aku sangat takut, Nik,” ucap Hans dengan suara serak dan bergetar, karena dia sudah tidak kuasa menahan tangisnya.

Niken memeluk suaminya yang terlihat begitu lemah kali ini. Tidak salah Hans seperti itu. Hans seorang ayah yang sangat ingin melihat Putrinya bahagia mendapatkan pria yang dia cintai, tapi bukan pria seperti Reyfan yang Hans inginkan. Pria yang pernah menyakiti seorang perempuan, dengan berselingkuh.

“Aku gak bisa, Niken. Aku gak bisa lihat anakku menikah dengan orang yang pernah berkhianat pada istrinya. Aku memang sering sekali dikhianati istriku dulu, sakit, Nik. Sangat sakit. Aku gak mau Ratu merasakan sakit seperti yang aku rasakan, seperti kamu juga yang merasakan sakit dikhianati Reyfan, meski katanya dia sudah berubah,” ucap Hans.

“Mas tenangkan pikiran mas dulu, ya? Nanti kita ngobrol bareng lagi sama Ratu. Ngobrol baik-baik, dari hati ke hati. Aku juga tahu bagaimana perasaan Ratu saat ini, Mas. Jangan marah-marah dulu sama dia, biar dia menenangkan pikirannya. Hargai dia yang sudah berani jujur dengan mas soal hubungannya dengan Reyfan,” tutur Niken.

Hans menganggukkan kepalanya. Dia tahu ini juga berat untuk Ratu, di mana dia sekarang jatuh cinta pada mantan suami ibunya dulu. Hans tidak habis pikirk kenapa mereka bisa bersama, padahal selama ini Hans tidak pernah melihat Ratu bersama teman laki-laki. Ternyata Ratu begitu rapi sekali menyimpan semua rahasianya itu.

Tanpa mereka sadari Ratu mendengarkan percakapan mereka. Ratu tahu kondisi seperti sekarang bukan hanya dirinya yang sakit hati, tapi ada Papanya yang sangat sedih dan sakit hati karena dirinya salah memilih orang. Iya, sangat salah. Bagaimana tidak salah? Dia mencintai pria bekas suami ibunya sendiri, dan bekas suami mama sambungnya. Di samping itu, pria yang ia cintai pernah menyakiti hati Mama sambungnya dan Papanya.

“Aku salah, iya aku sadar rasa ini salah. Aku gak bisa begini, aku gak bisa lihat Papa sehancur itu, aku gak mau papa sakit, aku gak mau papa benci aku. Aku sayang papa, aku harus menuruti apa yang Papa inginkan, aku tidak boleh egois dengan perasaanku sendiri. Cinta ini salah, jangan terus merasa nyaman dalam sebuah kesalahan, Ratu. Kamu biasa sakit karena cinta, tapi kamu jangan pernah menyakiti papamu karena cintamu yang salah pada pria di luar sana,” batin Ratu.

Ratu merasa semakin bersalah melihat papanya yang menangis di pelukan Mamanya dan terlihat begitu lemah. Papanya dari tadi pun terus menyalahi dirinya sendiri, karena lagi-lagi anaknya mencintai orang yang salah. Setelah Dewa menyadari akan kesalahannya, sekarang Ratu yang mencoba mengutarakan apa yang selama ini dia sembunyikan.

“Bila suatu hari nanti mereka memaksakan untuk menikah secara diam-diam tanpa sepengetahuanku, Demi Allah, seumur hidupku, aku tidak akan rela Ratu memiliki suami seperti Reyfan, Niken. Aku tahu dia sudah berubah, tapi dari dulu aku paling tidak suka dengan apa yang namanya perselingkuhan. Dia dulu selingkuh dari kamu, besar kemungkinan anakku akan disakiti seperti itu, Niken. Aku gak bisa, aku tidak akan merestui mereka seumur hidupku, Niken,” ucap Hans dengans suara serak karena dia masih menangis.

“Mas, jodoh kan tidak ada yang tahu,” ucap Niken.

“Aku paham itu, Sayang. Tapi apa salahnya menyudahi, dan menghindar sebelum kejadian? Perkara jodoh memang rahasia Tuhan, tapi kita sebagai manusia juga harus mempertimbangkan siapa yang akan menjadi jodoh kita nanti, tidak melulu melandaskan cinta,” tutur Hans.

“Sudah yuk papa istirahat, sebentar lagi Angkasa sama Mega pulang loh? Nanti mereka melihat Papa gini bagaimana? Kasihan kan kalau mereka melihat papanya sedih? Ayo ke kamar, papa istirahat, tenangkan pikiran papa lebih dulu, baru nanti kita bicara baik-baik dengan Ratu,” ucap Niken.

“Yang tidak habis pikir, kenapa sih Ratu gak mikir jauh. Reyfan itu mantan kamu, aku tahu dia sepertinya belum bisa melupakan kamu, Nik. Lihat dari sorot matanya saja dia masih memiliki perasaan padamu? Bagaimana dengan putriku nanti? Dia akan mendapat setengah hati dari Reyfan. Bahkan bisa jadi Reyfan sama seperti Dewa, yang menikahi Fitri hanya karena untuk menutupi perasaannya supaya tidak ketahuan masih cinta sama kamu, tapi akhirnya kebongkar juga kan Dewa seperti apa? Dia masih memujamu, dan tidak mau menyentuh Fitri, giliran Fitri sama Tama dia kelimpungan sendiri sekarang?” ucap Hans.

“Kenapa mesti aku sih, Mas? Kenapa semuanya aku, gak Dewa, gak Reyfan?” ucap Niken.

“Karena kamu perempuan spesial, Nik. Kalau aku merestui Ratu dengan Reyfan, yang ada kamu semakin merasa terkucil di sini kalau sedang kumpul semua, kamu risih dengan Dewa dan Reyfan. Apalagi Reyfan pernah sama kamu, Nik? Aku gak mau kehangatan keluarga ini memudar lagi karena seorang, keluarga ini sudah hambar sejak Dewa seperti itu. Kamu jadi di kamar terus kalau ada Dewa di sini, nanti kalau Reyfan jadi bagian keluarga ini bagaimana jadinya? Aku saja gak bisa membayangkannya, Nik.”

Benar apa yang Hans katakan barusan. Bagaimana jadinya kalau mantan suami malah menjadi menantu? Apalagi Hans sudah bisa menebak sorot mata Reyfan yang menyiratkan kalau dia masih mencintai Niken.

Ratu yang masih mendegarkan penuturan papanya itu pun membayangkan bagaimana jika nantinya dia menikah dengan Reyfan.

“Iya, benar Papa, nanti Mama Niken pasti akan merasa tidak enak hati. Sudah Kak Dewa begitu, ditambah ada Om Rey? Kenapa aku gak mikir sampai situ sih? Kenapa aku hanya mikir perasaanku saja selama satu tahun ini?” gumam Ratu, yang kini ia kembali ke kamarnya lagi.

Mulai hari ini Ratu pun tinggal di rumah papanya. Dia pun berniat untuk mengembalikan unit apartemen dari Reyfan itu. Unit apartemen miliknya dulu pun akan dijualnya. Karena sekarang Ratu memilih untuk tinggal di rumah Papanya. Menentramkan pikirannya supaya tidak lagi mengingat Reyfan. Dia akan mencoba melupakan Reyfan, dan ingin memulai hidup barunya lagi.

Ratu berniat untuk menghubungi Reyfan, untuk mengatakan kalau dirinya akan mengembalikan unit apartemen yang Reyfan belikan untuknya sejak satu tahun yang lalu, setelah dirinya resmi menjalin hubungan dengan Reyfan. Namun,  belum juga dia mencari kontak Reyfan. Reyfan lebih dulu menelefonnya.

“Iya, Mas, bagaimana?” sapa Ratu di balik telefonnya.

“Aku hanya mau minta maaf, Sayang.”

“Maafkan Ratu juga, Mas. Maaf karena Papa tidak merestui hubungan ini.”

“Iya, aku tahu itu. Maafkan aku, yang tidak bisa membujuk Papamu, dan tidak bisa menentang Papamu. Ini yang terbaik, Sayang. Mas mohon kamu turuti kata-kata papamu. Kita memang sudah tidak bisa bersama lagi. Maafkan mas. Jika selama ini Mas menyakitimu, maafkan mas yang tidak bisa mempertahankan hubungan ini, Sayang.”

“Aku juga sadar mas, jika kita memaksakan semua ini, Papa pasti sangat sakit hati sekali. Lebih baik aku yang sakit hati, Mas. Daripada aku melihat papaku yang sakit karena aku.”

“Benar katamu, Sayang. Mas tidak apa-apa, mas terima semua keputusan kamu.”

“Memang kita harus putuskan semua ini sekarang, Mas.”

“Mas harap setelah ini kamu masih bisa tersenyum meski tanpa Mas. Semoga kamu mendapatkan seseorang yang lebih baik dariku. Maaf, kalau mas bilang, kita harus sampai di sini, Sayang. Kita cukup sampai di sini saja. Bukan karena mas tidak mencintaimu, sungguh mas sangat mencintaimu, tapi kalau hubungan kita membuat orang lain sakit, apalagi itu papamu, Mas tidak bisa, Sayang. Mas tidak bisa memaksakan semua ini.”

“Iya, Mas. Memang seperti itu yang terbaik. Maafkan aku juga ya, Mas? Mas boleh ambil unit apartemen itu lagi. Aku akan suruh orang mengosongkan unit itu. Terima kasih untuk satu tahun ini ya, Mas? Maaf ternyata aku tidak bisa melanjutkan semua ini, karena aku tidak ingin cinta pertamaku sakit hati Mas. Papaku cinta pertamaku, aku gak mau melihat papa sedih dan sakit karena aku.”

“Iya, Sayang. Mas maafkan kamu. Untuk apartemen, itu terserah kamu, kalau kamu mau mengosongkannya, itu hak kamu. Sudah dulu, ya?”

“Iya, Mas.”

Ratu mengakhiri panggilannya dengan Reyfan. Setelah itu, tubuhnya bergetar hebat karena menangis. Menangisi hubungannya dengan Reyfan yang harus kandas di tengah jalan.

“Kamu jangan seperti ini, Ratu. Meski kamu putus dengannya, kamu masih utuh, kamu masih virgin, kamu masih berhak mendapatkan laki-laki yang lebih dari dia,” gumam Ratu.