Bukan Ayah Biologis

Entah kenapa gadis berusia 18 tahun ini merasakan hal yang aneh yang dia rasakan di dalam bibirnya, permainan Jason begitu mahir sehingga membuat gadis dihadapannya ini luluh begitu saja.

  "Tuan, sudah jangan seperti ini, aku takut," cegah Nilam sambil memundurkan langkahnya.

  "Kau jangan menolak Nilam, ini semua gara-gara kamu sendiri yang tidak bisa menjaga tubuhmu maka jangan salahkan aku jika aku begitu tergoda dengan tubuh molek mu ini," ucap Jason.

  Nilam semakin ketakutan, ketika Jason hendak menindih tubuhnya, akan tetapi rasa takutnya itu hilang ketika Baby Jenny mulai mengeluarkan tangisannya.

 "Ah, sial!" pekik Jason.

  Sedangkan Nilam langsung saja berdiri lalu mulai menghampiri baby Jenny. 'Akhirnya gak jadi di terkam, tapi kelihatannya Tuan Jason macho juga udah ganteng kaya raya, kapan lagi coba dapat yang seperti ini,' gumam Nilam di dalam hati.

  "Pembantu, awas ya kalau kamu bilang sama siapa-siapa ini rahasia kita berdua kalau kamu nurut pasti akan ada banyak pundi-pundi yang mengalir di dompetmu, dan ingat kalau tidur jangan pernah kunci kamarnya jika sewaktu-waktu aku menginginkanmu maka kamu harus siap," tegas Jason lalu mulai keluar dari kamar anaknya.

  Jason pun mulai keluar dan masuk lagi ke dalam kamar istrinya entah kenapa bayangan pembantu mudanya tadi selalu membuatnya penasaran.

 'Ah dasar pembantu sialan sepertinya itu anak masih polos permainannya saja masih kaku,' gumam Jason sambil tersenyum smirk di hatinya.

*****

Keesokan harinya, ketika mendengar pernikahan Alea dan Jason yang di hadiri oleh adik dari bapaknya itu, sekarang Alina dan juga Saga mulai mendatangi rumah kedua orang tuanya.

Mobil Saga mulai melaju dengan kecepatan sedang, sedangkan saat ini Saga sudah melakukan sesuatu untuk keponakannya itu agar tidak semena-mena dengan apa yang sudah menjadi wasiat dari kakak iparnya itu.

'Kalian berdua memang tidak punya hati, beruntung Alina wanita yang kuat, kalaupun dia lemah bisa saja saat ini dia depresi karena mendengar berita ini, aku akan melakukan sesuatu untukmu Jason,' batin Saga sambil menatap lurus ke arah jalanan.

Saat ini Alina merasa bingung dengan raut wajah suaminya yang terlihat begitu serius itu, entah apa yang saat ini tengah dipikirkan oleh suaminya itu.

"Honey, lagi serius ya?" tanya istrinya itu.

"Heeemb, ada apa," sahut Saga sambil menyodorkan tangan kirinya karena dia tahu kebiasaan istrinya yang suka menempel di lengannya.

"Eeeeemb, suamiku memang tahu apa yang aku mau, makacih Honey," ucap Alina sambil bersandar di lengan suaminya.

Perjalanan mereka berdua serasa cepat sekali, karena di dalam perjalanan hati Alina begitu berbunga-bunga dan bahagia atas perlakuan suaminya yang begitu romantis dan perhatian.

"Honey, ayok turun," ajak Alina.

"Bentar dulu Sayang, aku buka dulu pintu mobilnya," ucap Saga.

"Ah, gak usah kelamaan, selagi aku masih kuat jangan dibukain kaya gitu, kaya orang gak kuat apa-apa," tolak istrinya itu.

"Sayang, di mana-mana itu pasti seorang istri itu maunya di manja," ujar Saga.

"Emang iya, aku saja makan sukanya kamu yang nyuapin, cuma ini lagi gak mau saja aku dibukain pintunya kayaknya kelamaan, udah gitu aja paham kan!" tegas istrinya itu.

"Iya-iya paham, dasar Cil ... Bocil," celetuk Saga.

Sedang Alina hanya terdiam saja lalu mulai menggandeng suaminya untuk masuk ke rumah orang tuanya.

"Tok ... Tok ... Tok ...," pintu pun di ketuk.

"Iya sebentar," sahut Asih.

Mendengar suara nyaring sang ibu membuat hati Alina menjadi tersentuh dan terharu.

"Krieet ... ..," pintu mulai terbuka.

"Ya Allah anakku, kenapa kau tidak bilang-bilang Nak mau datang kemari," ujar Asih sambil memeluk tubuh anaknya.

Alina pun balik memeluk tubuh ibunya itu dengan erat, kedua wanita beda generasi ini seolah saling menguatkan satu sama lain.

"Ibu, gimana kabarnya?" tanya Alina yang meneliti tubuh ibunya yang terlihat agak kurusan.

"Alhamdulillah kabar Ibu baik Nak," sahut Asih.

"Ayo silahkan masuk, Nak Saga," ajak Asih pada mantunya itu.

Saat ini ketiganya sedang duduk di ruang tamu, setelah itu Asih mulai berpamitan kepada anak dan menantunya itu, lalu mulai memanggil suaminya yang sedang tidak enak badan, di dalam kamarnya.

"Pak, ayo bangun anak kita sudah datang," ucap Asih.

"Alina," sahut Arie.

"Iya Pak."

Asih pun langsung membantu membangunkan suaminya itu untuk menemui anak dan juga menantunya yang saat ini sudah duduk di ruang tamu.

Saat Arie sudah datang tiba-tiba saja Saga langsung terkejut melihat kondisi mertua lelakinya itu, sehingga Saga pun langsung beranjak dari duduknya dan mulai membantu mertuanya itu untuk sekedar duduk.

"Bapak sehat?" tanya Saga penuh kekhawatiran.

"Aku sehat Nak," ucap Arie dengan suara serak dan lemas.

"Pak kalau Bapak sakit kita bawa ke dokter yuk," ajak Saga.

"Sudah Nak gak usah, Bapak hanya sakit hati mendengar kejadian ini sebagai orang tua Bapak teramat kecewa melihat tingkah laku anak Bapak, dan yang bikin Bapak tambah kecewa lagi adik Bapak juga ikut menjadi wali pengganti, hancur hati Bapak melihat semua ini," ucap Arie sambil memegangi dadanya yang sakit.

"Sudah Pak, tidak usah memikirkan itu, aku sudah memiliki pengganti yang baik dari dia Pak, lihat suamiku dia begitu menyayangiku dan menyayangi calon anakku, tidak usah risau Pak," ucap Alina yang berusaha untuk menenangkan hati bapaknya.

"Bapak senang melihat kamu bahagia Nak, semoga saja setelah ini kehidupan kalian semakin bahagia dengan adanya anak di tengah-tengah kehidupan kalian," ucap Arie yang sedikit merasa tenang mendengar pernyataan dari anaknya itu.

Bersambung ....

 *******