Rona baru saja sampai di mejanya, gadis itu terkejut saat mendengar suara seseorang yang tidak di duga-duganya menyatakan suka kepada nya.
Restu sosok laki-laki yang menjadi incaran para gadis berdiri sambil tersenyum lebar melihat nya
Akankah dia menerimanya ataukah tidak.
Apakah status sosial tidak membuat bimbang
Simak kisah nya di sini ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Airina Nu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Dinda berlarian menuju ruang kelas nya saat seseorang memberitahu kannya kalau Prisa sedang berperang mulut dengan seseorang. Hati gadis itupun terlihat begitu gelisah hingga akhirnya dia pun sampai di tepat di depan kelasnya dia melihat sahabatnya itu sedang berdebat dengan seorang laki-laki yang di kenalnya.
Dengan langkah tergesa-gesa dia pun langsung menarik tubuh sahabatnya agar menjauh.
"Udah Sa, malu tau".ucapnya setelah berhasil memisahkan nya
" Kenapa sih elo tarik tubuh gue sih Din? tanyanya masih dengan raut wajah kesalnya.
"Elo tau nggak urusan gue sama tuh cowok jadi-jadian itu belum clear tapi elo udah keburu pisahin gue".gerutunya kesal.
Dinda pun melihat sahabatnya lalu tanpa kata gadis itu pun langsung memeluk nya.
" Maaf".
"Kenapa elo minta maaf? tanyanya heran.
" Karena sudah mengganggu kesenangan elo tadi".jawabnya membuat Prisa pun merasakan tidak enak hati karena sudah menyalahkan Dinda atas apa yang tidak pernah sahabatnya itu lakukan.
"Maafin gue juga karena sudah berbicara kasar ke elo".
" Lain kali jangan lakukan lagi ya, jujur gue takut nanti bakalan kehilangan elo kalau sampai kena score,dan satu lagi karea elo sibuk dengan logika elo itu membuat hati elo tuh nggak peka sama orang lain.
ingat Sa sedikit lagi kita akan lulus, jadi jangan mencari masalah biar nanti pas lulus kita bisa memberikan kesan yang indah".
"Cowok itu yang mulai jadi gue nya terpancing dan ya gitulah akhirnya".ucap Prisa memberitahu kronologis nya.
" Ya tapi seharusnya elo nggak layanin kan nggak heboh jadinya".
"Maunya sih gitu tapi sikap tuh cowok nyebelin banget Din jadi jalan satu-satunya ya bungkam mulut nya".katanya dengan raut wajah masih kesal.
"Gue benci banget tuh cowok nyebelin".katanya lagi.
Dinda duduk di kursi nya sambil memangku kedua tangan nya di atas meja.
" Jangan terlalu membenci nya nanti elo jatuh cinta loh".ledeknya membuat Prisa langsung menatap sahabatnya dengan tatapan tajam nya.
"Gue jatuh cinta sama tuh cowok?Amit-amit nggak bakalan.Elo denger ya Din, walaupun di dunia ini hanya tersisa satu cowok dan cowok nya tuh dia seorang gue nggak bakalan mau".ucapnya berapi-api seakan-akan mau meledak saja.
Dinda mengerutkan kening nya
" Yakin?
"Iya gue yakin".jawabnya dengan tegas.
" Ya gue hanya berdoa semoga elo dan Arthur berjodoh. Dan gue menunggu waktu itu terjadi".ucap Dinda dan langsung mendapatkan cubitan di tangan kirinya dari sahabatnya.
"Aduh, sakit tau".katanya sambil mengusap-usap tangannya yang terkena cubitan.
" Itu hukuman bagi orang yang mendoakan gue yang tidak baik".balasnya tanpa rasa bersalah.
Dinda pun langsung melotot menatap sahabatnya.
"Eh jangan fitnah ya,kapan gue do'ain elo yang tidak baik? tanyanya masih menatap heran sahabatnya.
"Itu barusan,apa elo lupa?
" Yang mana?
"Elo do'ain gue jatuh cinta sama si cowok nyebelin itu.Apa elo sudah ingat? tanyanya masih dengan emosi.
"Itu mah bukan doa buruk tapi doa terbaik yang bisa gue berikan buat elo".
" Dinda".ucap Prisa memanggil nama nya sedangkan gadis itu hanya tertawa melihat raut wajah kesal sahabatnya.
Sementara di tempat berbeda. Rona kini sudah begitu serius mengerjakan beberapa soal. Dengan kemampuan mengingat yang dia miliki dia pun tidak begitu susah mengerjakan soal-soalnya.
Waktu terus saja berputar hingga akhirnya waktu untuk mengerjakan soal-soal itupun habis.
"Alhamdulillah akhirnya aku selesai jiga menyelesaikannya".gumam Rona sambil menarik napas lega.
Setelah itu semua peserta pun keluar dari dalam gedung termasuk Rona yang kini juga melangkah menuju pintu keluar bersama-sama dengan teman seperjuangannya.
Langkah pun berhenti tepat di depan halte.Kali ini gadis itupun menunggu mobil angkot untuk menuju Restoran tempat nya bekerja part time.
Beberapa minggu kemudian.
Pagi ini Rona sudah bersiap untuk berangkat sekolah.Entah mengapa hari ini perasaannya tiba-tiba merasakan tidak enak.Sampai di sekolah dia pun langsung masuk ke dalam kelas nya dan duduk di kursi nya.
"Ada apa ini kok tiba-tiba dada ku terasa begitu sesak? tanyanya sambil memegangi dada nya.
Lama dirinya dalam posisi seperti itu hingga kedua sahabatnya yang datang menghampiri nya pun tidak di hiraukan nya.Keduanya sahabatnya saling bertatapan lalu mereka pun mengangkat kedua bahunya tidak tau apa yang terjadi dengan gadis itu.
"Rona".panggil keduanya setelah beberapa saat menunggu di sapa tapi gadis itu hanya terdiam.
Rona pun tersadar saat mendengar suara sahabatnya yang memanggil namanya.
" Eh kalian, udah dari tadi?
"Kita berdua sudah sedari tadi di sini".jawab Prisa mewakili.
Rona melirik kedua sahabatnya lalu tersenyum tipis.
"Elo lagi ada masalah? tanya Dinda ingin tau.
Gadis itu pun menggeleng.
" Ngga tapi tadi dada gue tiba-tiba saja sedikit sesak".ucapnya memberitahu membuat kedua sahabatnya langsung berubah menjadi khawatir.
"Terus sekarang masih sakit nggak?Kalau masih lebih baik kita izin buat bawa elo ke rumah sakit untuk di periksa".kata Prisa memberi saran dan di angguki oleh Dinda.
Rona pun tersenyum mendapatkan perhatian dari kedua sahabatnya.
"Terima kasih, tapi sekarang gue sudah baik-baik saja".jawab Rona.
" Apa elo yakin? tanya Dinda lagi.
"Iya".jawab Rona membuat kedua sahabatnya itupun akhirnya bisa bernapas lega.
Mereka pun masih berbicara karena belum bel masuk.Saat ketiganya sedang asyik mengobrol seseorang siswi dari kelas sebelah menghampiri nya.
" Rona".panggilnya dan membuat gadis itupun langsung menoleh ke sumber suara di belakang nya.
"Silvi, ada apa? tanya Rona.
" Elo di panggil Pak Ari, di suruh ke ruangannya ".
" Oke makasih ya".
"Iya".balasnya sambil berjalan melangkah ke luar kelas.
" Gue ke ruangan Pak Ari dulu".ucap Rona sambil berdiri dari kursi nya.
"Kira-kira elo di suruh ngapain Rona? tanya Prisa penasaran.
" Mana gue tau".
"Eh tapi elo nggak berbuat salah kan? tanya Dinda.
" Ya enggak lah mana ada waktu buat gue membuat masalah".
"Hem syukur lah".jawab keduanya.
" Ya udah gue ke ruangan Pak Ari dulu".kata Rona lalu melangkah menuju keluar kelasnya.
Di sepanjang perjalanan menuju ruangan Pak Ari hati gadis itu di penuhi rasa penasaran yang besar.Hingga tak lama dia pun sampai di depan ruangan Pak Ari.Setelah mengetok pintu dia pun masuk.
Dia melihat laki-laki itu duduk di kursi nya.
"Duduklah Rona".
"Iya Pak".jawabnya lalu duduk di kursi di hadapannya.
Laki-laki itupun tanpa bicara langsung memberikan sebuah amplop coklat kepada nya.
" Ini apa Pak?
"Buka dan bacalah nanti kamu juga akan tau isi nya".
Rona pun membuka nya hingga kedua matanya pun sedikit syok.
" Ini".
"Iya,kamu lulus dan di terima di salah satu universitas di Amerika."ucapnya penuh dengan rasa bangga.
" Alhamdulillah ".ucap Rona penuh syukur.
Di tengah-tengah rasa syukur nya tiba-tiba saja ponsel nya pun berbunyi
"Maaf Pak saya angkat telpon dulu".ucapnya meminta izin dan laki-laki itu pun mengangguk lalu melanjutkan pekerjaannya.
Rona pun langsung menerima panggilan nya hingga terdengar suara seseorang di balik telpon, mendadak tubuh gadis itupun langsung lemas dan dadanya berdegup kencang.Lalu tanpa berbicara dia pun langsung bangkit dari kursi membuat laki-laki yang menjadi gurunya itupun menatapnya bingung.
"Rona ada apa? tanya nya saat melihat raut wajah khawatir siswinya.
" Saya permisi Pak".ucap nya lalu melangkah keluar dari ruangan itu sambil memegangi amplop coklat yang di berikan oleh gurunya.
"Bapak".lirihnya sambil berlarian menuju keluar dari sekolah dengan mata yang sudah basah dengan air mata.
Bersambung