🔥🔥🔥🔥 dengan tingkat kepedasan bon cabe tingkat api neraka jahanam ya... yang jomblo juga kak UPe peringatan ini... peringat kan cari pasangan dulu baru baca😂😂😂
Happy reading merinding di beberapa part..
🙈🙈🙈🙈🙈🙈
Pria bule itu sampai menggeretakkan giginya karena menahan amarah yang sudah sampai ke ubun-ubunnya.
Sudah jelas saat ini dadanya sedang menahan sakit lima tusukan akibat keributan di area kekuasaanya, eh sesampai nya di rumah sakit, bukannya langsung mendapat perawatan malah harus berhadapan dengan wanita gila yang memakai baju dokter.
“ cih, kalau sampai wanita gila ini adalah benar-benar dokter disini bukan pasien yang kabur dari rumah sakit jiwa, maka aku bersedia semua luka ku ini di jahit tanpa haru di bius.” Gumamnya yang sengaja dengan suara keras agar Stella mendengarnya.
“OK, FIX!” Ujar Stella lalu berjalan melewati pria bule itu.
Pada saat mereka berpapasan Stella berhenti dan memandangi wajah ketus pria itu sambil berteriak kepada perawat yang ada di ruangan itu.
“ Perawat, tolong bawa bapak ini ke tempat tidur pasien. Kita perlu menjahit luka nya TANPA BIUS!!”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kak UPe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
😉lanjut.....gas pol!!!!
🐿️ happy reading 😉
🌞🌞🌞🌞🌞
Danil benar-benar tidak bisa menebak apa yang sedang terjadi pada ketua geng Mafia ternama itu. Danil pernah bertanya pada David apakah David jatuh cinta pada Stella Taher? Tapi dengan tegas temannya mengatakan kalau tidak mungkin dia jatuh cinta pada Stella Taher.
Tapi kenyataan bagaikan berbanding terbalik dengan pengakuan David.
Di mulai dari menghabiskan sejumlah uang untuk membeli saham di yayasan hanya untuk mendepak orang yang telah mengirim Stella jauh ke pelosok pedalaman hingga malam ini menitipkan kalung yang selama ini sangat David jaga dengan segenap jiwa raga nya kepada wanita itu.
Apalagi kalau ini bukan tanda-tanda nya sang sahabat sedang jatuh cinta.
“kalian berdua tunggu di sini! Aku akan mengeluarkan barang-barang ku dari kamar itu.” Stella pun berlari ke kamar nya yang langsung di susul oleh Haruka.
“Danil, kita keluar untuk cari kapal atau boat yang bisa di beli atau di sewa di sekitar sini. Aku ingin mengelilingi tempat ini. Karena kan kita tidak tahu, anak Mr.A itu ada di bagian mana tempat ini.” ajak David pada Danil.
“Ide bagus! Tapi sebaiknya kita tunggu dokter Stella mengeluarkan barang-barangnya dulu. Tidak aman meletakkan ransel ini begitu saja di sini.”Tukas Danil dengan suara yang berbeda.
David langsung paham maksud ucapan Danil. Sebab sebagian besar isi dari Ransel mereka berdua adalah senjata dan peluru dan sejumlah uang. Untuk pakaian, mereka tidak pernah membawa dalam jumlah banyak sebab mereka memilih untuk membeli pakaian di tempat mereka berdua sedang menjalankan misi mereka.
Setengah jam kemudian..
“kamar nya sudah kosong... tuan David dan tuan Danil.” Sebut Stella dengan seulas senyumnya terbaiknya.
“Terima kasih dokter Stella. “ Ucap David dengan wajah datar dan naik ke atas, mengikuti Stella ke kamar yang Stella sewakan pada mereka.
“Ini kamar nya.” Ucap Stella sambil membuka pintu kamar itu dan mempersilahkan mereka berdua masuk.
“terima kasih.” Ucap David sambil langsung menutup pintu kamar itu tepat di depan muka Stella.
“Apa dia baru saja mengusir ku secara tidak langsung?” gumam Stella pelan dan pergi menuju kamar Haruka yang berada di depan kamar nya.
Di dalam penginapan itu sebenarnya terdapat lima kamar. Dua kamar di lantai satu yakni kamar yang di huni oleh Stella dan Haruka, dan tiga kamar di lantai atas yang akan di huni oleh tiga dokter yang akan datang pada klotter ketiga.
Jadi ditempat Stella dan Haruka ini total nya akan ada 5 dokter sedangkan dokter lainnya tersebar dalam kelompok berlima di daerah terpencil lainnya di Italia.
Setelah semua dokter sampai maka barulah mereka mulai untuk melakukan pekerjaan mereka untuk memberikan pelayanan kesehatan gratis di daerah itu. Mulai dari imuniasi gratis, vaksin gratis, pemeriksaan dan pengobatan gratis.
Semua itu baru akan mereka lakukan setelah semua dokter tiba di sana.
☘️☘️☘️
“kenapa kau menutup pintu itu seperti itu David? Kau kan bisa meminta dokter Stella untuk kembali ke kamar dokter Haruka dengan sopan.” Omel Danil.
“Kelamaan. Hari akan segera gelap. Kita harus mendapatkan kapal untuk kita mengelilingi tempat ini. Aku tidak suka menunda-nunda pekerjaan Danil.” Ujar David yang terdengar serius.
“Heemm.. kalau begitu aku akan keluar dulu, mencari kapal untuk kita. Kau beristirahat saja, bukan kah tadi kau mengeluh punggung mu sakit? Aku tidak ingin harus mencari koyok malam – malam begini hanya karena kau mengeluh sakit pinggang sepanjang malam.”Sindir Danil.
“Kau kira aku ini kakek-kakek? Umur ku belum genap tiga puluh tahun asal kau tahu!” Berang David sambil melempar jaket nya pada Danil yang terkekeh pergi keluar dari kamar itu.
“maka nya kau harus segera menikah agar kau bisa berolahraga malam David!” Danil yang tadi sudah pergi malah nongol kembali hanya untuk mengatakan itu pada David.
“Danmmm!!” Seru David yang kali ini melempar kemeja nya ke pintu yang sudah kembali.
☘️☘️☘️
“heem.. apa ya? Kok kayaknya aku kelupaan sesuatu?” Seru Stella sambil bolak balik di kamar Haruka setelah selesai mengatur letak semua barang di kamar kecil itu.
“Apa lagi sih Stella!” Ujar Haruka yang ikut pusing karena Stella bolak balik bagaikan setrikaan.
Stella memegang kepala nya. Mencoba mengingat-ingat apa yang terlupa. Hingga akhirnya dia berteriak histeris.
“Astaga!!! Astaga!!! Haruka!!!! Astaga!!” Teriaknya dengan wajah panik.
“Apa Stell?! Lo kenapa?!” Haruka pun ikut panik.
“CD dan Braa gue masih tergantung di kamar mandi si bule seratus juta!!!!” Stella pun langsung berlari dan langsung menerobos kamar David. Dan taraaa....
Sebuah pemandangan yang begitu menyegarkan mata menyambut kedatangan Stella di kamar itu.
Stella mengedipkan matanya dua kali setelah lima menit lamanya dia menatap tubuh David yang entah mengapa terlihat sangat seksih saat itu.
“apa kau sudah puas menatap ku dokter Stella?” tanya David yang seolah tidak peduli dengan tatapan Stella.
“heem...itu..!” Stella jadi lupa untuk apa dia datang ke kamar David.
“Ada apa? kenapa kau datang kemari?” tanya David dengan santai.
“Seperti nya aku salah masuk kamar. Aku lupa kamar ku sudah pindah ke sebelah.” Ujar Stella lalu menutup pintu kamar David dan langsung ngacir ke kamar Haruka.
“Lo kenapa?! Kenapa wajah lo pucat gitu Stella?” Tanya Haruka pada Stella yang datang dengan wajah panik.
“Gak ada...” jawab Stella lalu mengambil segelas air untuk dia minum.
“Trus CD dan Bra lo mana?” tanya Haruka lagi saat melihat Stella datang dengan tangan kosong.
“Astaga naga!!!” Stella pun kembali cabut ke kamar David.
Dan untuk mencegah kejadian serupa kembali terjadi, kali ini Stella mengetuk pintu kamar itu terlebih dahulu.
“Tok...Tok..tok..!”
Suara ketukan pintu kamar itu.
“masuk..!” Ujar David dari dalam kamar.
Kali ini David sudah tidak sedang di atas ranjangnya lagi. Dan syukurnya dia sudah mengenakan kemeja nya walaupun kemeja itu tidak terkancing sama sekali dan masih memperlihatkan roti sobek milik nya.
“Tuan David.. aku izin ke kamar mandi. Ada barang ku yang ketinggalan di dalam sana.” Ucap Stella lalu buru-buru ke dalam kamar mandi.
Tapi setiba nya di dalam kamar mandi, Stella tidak menemukan lagi CD dan Bra warna maroon milik nya itu.
“Dimana benda-benda itu?” Gumam nya pelan sambil mencari ke setiap sudut kamar mandi.
Stella yakin dia menaruh benda itu di sana dalam keadaan terjemur.
“Ya tuhan! Apa di ambil tuyul? Tapi mana ada tuyul di Italia?” oceh nya yang mulai ngawur.
“Kau mencari ini?” Ujar David sambil memegang dua benda tipis berwarna maroon.
Mata Stella membulat sempurna dan pipi Stella langsung bagaikan bakpao yang sedang di masak, terasa sangat panas. Rasa malu menyeruak ke dalam dirinya saat melihat dua benda pusaka nya di pegang dengan santai oleh si bule seratus juta.
Dengan cepat Stella mengambil dua benda tipis itu dan langsung kabur ke kamarnya.
“Ya tuhan!! Aku sungguh malu!!!” Seru Stella yang masih berdiri di depan pintu kamar David yang tertutup.
“ Dia pasti melihat benda-benda ini ketika mengambilnya kan!!! Tidak mungkin dia mengambilnya dengan menutup mata!!!Mana di pegang lagi! kenapa gak di letakkin di gayung aja sih?” Stella menutup wajah nya dengan satu tangannya yang tersisa sebab tangan yang satu tengah memegang benda pusaka itu.
😱😱😱😱
"Neng Stella memang di sana ada gayung love kayak punya kak UPe, kayak gini?
gak ada.. gak ada kan?
Maka nya tadi kak UPe tawari gayung pada nolak... butuh kan sekarang!! 😂😂