NovelToon NovelToon
Menjebak Jodoh

Menjebak Jodoh

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Pernikahan Kilat / Romansa
Popularitas:73.4k
Nilai: 5
Nama Author: Yutantia 10

Jodoh dicari ✖️

Jodoh dijebak ✔️

Demi membatalkan perjodohan yang diatur Ayahnya, Ivy menjebak laki-laki di sebuah club malam untuk tidur dengannya. Apapun caranya, meski bagi orang lain di luar nalar, tetap ia lakukan karena tak ingin seperti kakaknya, yang menjadi korban perjodohan dan sekarang mengalami KDRT.

Saat acara penentuan tanggal pernikahan, dia letakkan testpack garis dua di atas meja yang langsung membuat semua orang syok. ivy berhasil membatalkan pernikahan tersebut sekaligus membuat Ayahnya malu. Namun rencana yang ia fikir berhasil tersebut, ternyata tak seratus persen berhasil, ia dipaksa menikah dengan ayah janin dalam kandungan yang ternyata anak konglomerat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 24

Yasa memperhatikan isi dalam ruangan yang ia taksir seluas 4x5 meter tersebut. Tak terlalu banyak perabot, jadi kesannya begitu luas dan nyaman. Selain meja kerja, rak, sofa, dan etalase berisi produk, tak ada barang lainnya lagi.

"Duduk, Yas," Ivy mempersilakan Yasa duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan meja kerjanya. Meletakkan dua botol minuman yang tadi sempat ia ambil dari showcase yang ada di lantai satu ke atas meja.

"Elo sampai jam berapa disini?"

"Gak nentu, kadang kalau pas rame, bisa sampai tengah malam, soalnya gantian ngelive. Selain gue dan Syahla temen gue, cuma ada 2 karyawan, jadi ya kami harus ikut kerja di lapangan sih, kayak bantu live, sampai packing barang." Ivy lalu dengan antusias, menjelaskan panjang lebar pada Yasa tentang usahanya tersebut. Tentang seperti apa susahnya merintis, capeknya, pernah gagal juga, hingga proses produksi, semua tak luput dari ceritanya. Sampai akhirnya, ia ingat dengan apa tujuan utama Yasa datang kemari. "Oh iya Yas, itu surat pengantar dari kelurahan, belum jadi."

"Ya gak papa, ditunggu aja, sambil mempersiapkan yang lainnya."

"Mempersiapkan apa, kan nikahnya cuma di KUA."

"Emang gak butuh baju? Gak butuh mahar juga?"

"Gue orangnya gak ribet. Baju gampang, tinggal di nyewa di MUA. Mahar juga seikhlas lo aja. Dimaharin al-fatihah doang, gue juga udah nerima kok," ia terkekeh pelan.

"Apa karena terpaksa nikah, lo jadi gak antusias sama sekali? Hingga apapun itu, gak dipermasalahkan."

Ivy menggeleng cepat, "Gak gitu Yas, gue cuma gak mau mempersulit elo. Sekali lagi, disini gue yang salah, dan gak mungkin gue masih mau bikin lo susah sekali lagi. Intinya satu, gue sadar diri."

"Vy, setelah nikah, lo minta nafkah berapa?"

Ivy melongo beberapa saat, tak tahu kalau ada keluar pertanyaan seperti itu dari Yasa. "Emang, itu penting ya buat dibahas?"

"Banget. Gue belum kerja, dan lo tahu itu."

"Berapa pun yang lo kasih, bakal gue terima."

Yasa menghela nafas panjang.

"Jangan salah faham, bukan berarti gue ngerendahin lo, tapi gue mencoba memahami kondisi lo," lanjut Ivy. "Seperti yang gue bilang tadi, gue yang jadi sumber masalah disini, jadi lo gak usah mikir apapun. Lo cuma perlu melanjutkan hidup, fokus kuliah. Nanti kalau lo udah kerja, gue minta 1M sebulan," selorohnya sambil tertawa cekikan untuk mencairkan suasana.

Yasa tersenyum tipis mendengar itu. Mendadak, berasa jadi mokondo.

"Yas, em.... gue pengen buat prenup, gimana menurut lo?"

"Gue sih terserah elo aja. Em... toilet dimana ya?" Sebenarnya sudah nahan sejak tadi.

"Keluar, lalu belok kanan. Tapi hati-hati!"

"Kenapa, angker ya?" Yasa yang sudah berdiri, serasa pengen kembali duduk, wajahnya pias.

Ivy menutup mulut, menahan tawa. "Lebih menakutkan dari setan."

"Hah!"

"Cewek tadi, Firli. Hati-hati digodain dia. Apa gue anterin lo aja ya, takut tiba-tiba lo diperkosa di toilet."

"Sepertinya di ruangan ini berduaan sama lo, itu jauh lebih horor buat gue."

Ivy langsung ngakak, "Bikin trauma ya, Dek?"

Yasa cuma geleng-geleng sambil ngeloyor keluar dari ruangan Ivy. Untungnya ia tak melihat Firli di luar. Sumpah, berasa kegantengan boleh gak sih, kenapa cewek-cewek pada nguber dia. Atau jangan-jangan, dia punya susuk alami, yang membuat cewek langsung kepincut.

Ivy membuka file yang sudah dia susun sejak kemarin, tentang isi prenup yang rencanya akan ia bahas dengan Yasa nanti. Beberapa pasal terdengar konyol sih, tapi... ia merasa perlu.

Dret dret dret

Tatapan Ivy teralih sari laptop mendengar suara getaran ponsel yang beradu dengan meja. Ternyata, suara itu dari ponsel Yasa yang tergeletak di atas meja. Ia melihat ke arah pintu yang masih tertutup, dan tiba-tiba, terbesit di kepala untuk melihat siapa yang telepon. Dengan sedikit ragu-ragu, tangannya terulur untuk mengambil benda yang lumayan jauh dari jangkauannya tersebut.

Ada panggilan masuk dari Alice. Nama itu mengingatkannya pada apa yang dikatakan Luth tempo hari. Matanya menyipit, fokus melihat foto profil perempuan bernama Alice tersebut. Wajahnya seperti tak asing, tapi ia tak kenal.

Mendengar suara pintu dibuka, buru-buru ia mengembalikan ponsel ke tempat semula. "Ada telepon masuk, Yas."

Yasa berjalan ke arah Ivy, kembali duduk di tempat semula. Ia melihat ponselnya yang masih berdering, namun hanya sebatas melihat, lalu meletakkan balik.

"Kenapa gak diangkat?" tanya Ivy.

"Gak usah."

"Alice itu, sebenarnya siapa sih Yas?"

"Lo liat ponsel gue tadi?"

Bego! Ketahuan deh. Ivy tersenyum kecut. "Maaf, kepo. Tapi sumpah, gue cuma ngeliat, gak ada niat buat ngejawab atau apapun. Gue faham kok, itu privasi lo."

"Sok ngomongin privasi, baju gue aja lo buka."

Mata Ivy langsung melotot, ia menggeleng cepat. "Enggak, lo buka sendiri."

Yasa tersenyum absurd sambil garuk-garuk kepala.

"Alice itu, siapa?" tanya Ivy yang masih belum terjawab rasa penasarannya.

"Sepupu gue."

"Tapi... kok kata adik lo... "

"Iya, dia emang naksir gue sih."

"Oh... " Ivy manggut-manggut. "Emang, boleh ya, sepupu nikah?" ia belum pernah tahu ada sepupuan yang nikah.

"Boleh. Sepupu kan bukan mahram."

"Oh... "

Setelah ngobrol panjang lebar soal rencana pernikahan, Yasa mengajak Ivy ke mall untuk membeli mas kawin.

"Lo ada jaket gak?" tanya Yasa sebelum meninggalkan ruangan Ivy.

"Em..." Yasa ragu untuk bicara. "Perut lo, kelihatan."

"Astaga, udah keliatan buncit ya," Ivy malah salah faham. Ia mengambil cermin di laci meja, melihat pantulan perutnya dari sana. "Emang menurut lo udah keliatan baby bump nya, Yas? Kok menurut gue masih tipis," miring kanan, miring kiri.

Yasa menghela nafas panjang. "Bukan baby bump nya, tapi perut lo keliatan, koasnya terlalu pendek."

"Ya kan emang modelnya crop gini, Yas. Tujuannya ya emang untuk menunjukkan perut. Astaga!" ia tiba-tiba teringat sesuatu. Yasa pasti tak suka dengan penampilannya, ia pasti gara-gara itu. Yasa kan cowok green flag. "Ya udah, gue pakai jaket." Mengambil jaket jeans miliknya yang tergantung di stan hanger.

"Maaf ya, kalau lo ngerasa gue belum jadi apa-apa tapi udah ngatur. Tapi... gue cuma berusaha untuk menjaga lo dari tatapan cowok mesum di luaran sana. Gak harus terbuka untuk terlihat cantik."

Ivy mengangguk, "Gue ngerti kok."

Sesampainya di mall, Yasa langsung mengajak Ivy menuju toko perhiasan. Mahar emas adalah saran dari Mama Sani, dan saat ia bicarakan dengan Ivy, wanita itu setuju.

Meski uang di rekeningnya lumayan banyak karena rajin menabung sejak dulu, Yasa tetap gak ketar ketir juga sih, takut Ivy memilih yang mahal. Tapi di luar prediksi, wanita itu malah hanya memilih sebuah liontin inisial I yang beratnya hanya sekitar 1 gram.

"Ivy, Ilyasa," ujar Ivy sambil menunjukkan pilihannya pada Yasa. "Gue mau ini aja."

"Sama.. kalung?"

Ivy menggeleng, "Gue udah punya kalung."

Reflek, tatapan mata Yasa tertuju pada leher Ivy, tak ada kalung disana.

"Gak gue pakai," Ivy menyentuh lehernya. "Tapi ada kok, gue simpen," Ivy faham apa yang dipikirkan Yasa.

"Yakin, cuma mau ini aja?"

Ivy mengangguk. Baginya, itu sudah lebih dari cukup. Sebenarnya ia tak punya kalung sih, bukan karena tak kuat membeli, namun karena ia tak suka memakai perhiasan. Namun sepertinya, ia harus segera membeli deh, agar bisa memakai liontin tersebut. "Sebaik-baik perempuan, adalah yang paling murah maharnya. Bukan begitu?"

1
Felycia R. Fernandez
gimana ya mau komen,Yasa dan Alice juga gak punya hubungan kan.alice cinta sendirian...sakit pasti,tapi coba berlapang dada aja.namanya jodoh kita gak tau
Felycia R. Fernandez
Alice kan ini
Mamah Nisa
cibta sendirian itu sangat menyakitkan....
sakura🇵🇸
sabar ya alice,semoga nanti kamu dapat pasangan yang baik juga🥺
kasian juga,apa ini karma karena mamanya dulu ngrebut calon suami mama sani😭😭
kasian banget anaknya yg harus nanggung dosa orang tuanya
sakura🇵🇸
heeemmm klo kayak gini kamu jadi salah posisi sih el...
soalnya kalian memang g ada hubungan,jangan2 rasa itu bukan cinta tp obsesi ya?karena ditolak terus sama yasa,alice jd semacam penasaran dan ingin memiliki
jumirah slavina
ngapain minta maaf mulu sih...
lu hamidun d'luar nikah emank salah.,
minta maaf sm Allah bukan sm dia...
orang kamu gak tau apa² tentang dia..
itu nama'y jodoh elu ntu s' Ilyas...

prihatin boleh atas rasa yg d'miliki Alis kandas tapi itu salah dia juga udah d'tolak Ilyas berulang kali., itu nama'y gak jodoh...
Felycia R. Fernandez: hajar kk Jum...
kasi pengertian noh si Alice in Wonderland...
total 3 replies
jumirah slavina
sebenar'y Yasa gak salah lo
jumirah slavina
jederrrrrrr...
bumi gonjang ganjing.....
Kar Genjreng
judaaaarrr bagai di sambar guludug ga si Elice 💔langsung potek hati nya Alice langsung kicep tidak berani membuka
mulutnya lagi,,,, runtuh seketika dunia Alice,,, langsung lemes dengkul nya ya El
kurang Gresek bagaimana lagi coba
padahal sudah berjuang sekuat tenaga
ternyata. Bang Yasa mau menikah maaf
El Bang Yasa sudah. bercocok benihya
,😭😭😭😭 kasian sekali niat antar
rendang malah rendang hati,,,
Esther Lestari
Kasihan Alice...tapi kan selama 5 tahun ini, bagaimanapun Alice ngejar Yasa, menyatakan cinta, kenyataannya Yasa gak pernah menanggapi.
Jadi Alice terlalu pede dan berharap.
Kasihan Ivy, pasti merasa bersalah sudah merebut Yasa.
MACA
sesakit lis😭😭😭😭
Rina Damayanti
kasian si alice tp lebih kasian ivy, hidup tanpa cinta seorang ayah tertekan abis ini ivy merasa bersalah takut makin gak mau di nikahin yasa karna ngerasa gak enak
Esther Lestari
Itu calon istri ayangmu Alice.
Duh gak kebayang gimana reaksi Alice
Yuyun Yunita
hancur banget itu hati nya alice😔
semoga alice gk terpuruk😔
dan semoga ada pengganti yasa.. semangat ya alice💪dunia gk akan kiamat walaupun jodohmu bukan yasa
MACA
jeder jeder⚡⚡⚡⚡⚡
Septi
huahhh sakit hati pastinya Alice
Septi
Nuh dan Yasa kompak ngebully 🤣
Eva Karmita
💔💔💔💔 Yasa kenapa langsung to the poin kasihan Alice langsung patah hati luka tapi tidak berdarah 💔🥺😭
Rahmawati
hah kepotek potek dah hati alice
Siti Dede
Serasa disambar petir tante Alice Tembok
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!