Dibalik wanita yang lugu, ada laki-laki yang tegas dan selalu melindunginya, namun apakah Arkan akan terus bersembunyi dibalik kata persahabatan?
Ikuti kisah mereka di dalam novel yang bertajuk, Kania Si Gadis Lugu.
Happy Reading 😊.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Goresan_Pena421, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terima kasih Tante Mira
Setelah puas bermain gelembung sabun, Aksa, Arkan dan Kania bergabung kembali ke ruang makan, kini Mira tengah menikmati buah potong yang di siapkan oleh Arkan., dan sedang asyik berbincang dengan Dini dan Taka.
"Kak bagaimana butiknya? Masih menyala seperti waktu itu kan?"pertanyaan Dini sontak membuat Mira sendu.
"Ya seperti yang kalian lihat, sekarang kakak lebih fokus sama Aksa dan Kania, semenjak sepeninggalan kak Bayu, kakak lebih memilih menyibukkan diri untuk mendesain gaun pesanan atau untuk customer setia yang memiliki kartu member saja yang kakak buatkan gaun,"ucap Mira.
Kania memandangi wajah ibunya dan mulai memahami bahwa ada gejolak lain dari sang ibu,"Ibu, padahal Kania senang kalau ibu mau kembali ke dunia desain baju bu, kan bisa minta tolong pak Dahlan buat jemput Aksa bu,"ucap Kania.
"Iya tante Mira, kan tante aja mau bantu Arkan buka kedai kopi dan kerjasama dengan kak Fahmi, cuma jemput Aksa bisa banget pak Dahlan bantuin jemput, udah tante Mira ga usah pikirin sendiri ada Arkan yang mau bantuin, nanti Arkan sama Kania naik motor tante kita tukeran kendaraan, habis pulang sekolah kan tante pulang tuh sore kita tuker lagi seperti kemarin pas Arkan pinjem motor tante, tapi kali ini di antar jemput sam pak Dahlan tante,"ucap Arkan.
"Iya kak Mira, apa lagi selama ini yang menjaga Arkan kan kak Mira, sudah sewajarnya jika kita saling meringankan beban satu sama lain,"ucap Taka yang memahami maksud dari Arkan.
"Nah iya kak Mira, Dini sama mas Taka tidak bisa setiap hari menemani Arkan, jadi terimalah bantuan dari Arkan kak,"ucap Dini.
"Baiklah tante terima nak, terima kasih ya sudah membantu tante,"ucap Mira.
"Tante Mira aja jagain Arkan, dan mau ambilin rapot Arkan, jadi ini sedikit bantuan dari Arkan, bahkan rumah Arkan selalu di bersihkan oleh maid andalan tante, mbak Neneng, setiap pagi ke rumah buat bersihin rumah Arkan,"ucap Arkan.
"Itu sudah tugas yang dipercayakan oleh ayah dan ibu mu Arkan, tante berusaha melakukannya dengan tulus,"ucap Mira.
Arkan mendekat kearah Mira dan memeluknya seperti ia memeluk ibu kandungnya.
"Terima kasih ya tante, karena tante Mira ada buat Arkan, itu membuat Arkan merasa memiliki ibu, waktu bersama ibu dan ayah Arkan saat itu terlalu sebentar Tante tidak terasa kini Arkan sudah berusia enam belas tahun, dan tante yang menjaga Arkan, bahkan saat tante masih berduka tante tetap baik sama Arkan, sekali lagi terima kasih tante,"ucap Arkan, yang melonggar pelukannya kepada Mira.
"Iya Arkan, tante selalu berharap Arkan, Aksa dan Kania berhasil meraih apa yang kalian cita-citakan,"ucap Mira.
Arkan melepaskan pelukannya dari tubuh Mira, dan Kania menghapus air mata Arkan dengan jemarinya.
"Gak boleh nangis, nanti gantengnya hilang kalau nangis,"ucap Kania.
"Tapi tetap kamu sayang kan? Walaupun ganteng ku hilang?"ucap Arkan.
"Gantengan Jeno, Aksa kedua, baru kamu ketiga, wlee,"Kania menjulurkan lidahnya mengejek Arkan.
Kania berlarian menjauh dari ruang makan dan di kejar oleh Arkan.
"Ya begitulah Arkan dan Kania, adiknya sampai heran sama Arkan dan Kania, untung saja Aksa ini tidak terlalu mempersoalkan Arkan dan Kania yang kadang seperti anak kecil, suka kejar-kejaran, makan ice cream dan saling menjahili satu sama lain,"ucap Mira.
"Yang penting tidak membahayakan keduanya kak,"ucap Taka, diakhir dengan senyumannya.
"Ibu, Aksa ngantuk,"ucap Aksa.
"Tidur ya nak sudah waktunya kamu tidur,"ucap Mira.
"Iya ibu, Aksa berani bobo sendiri didepan bu, nanti susulin Aksa bobo didepan ya bu, permisi om Taka, tante Dini,"ucap Aksa yang mulai berjalan menuju sofa bed kesayangannya.
"Iya nak, nanti ibu susul ya sayang,"ucap Mira.
"Selamat beristirahat Aksa ganteng,"ucap Dini yang memang sangat berharap anak yang dikandungnya adalah laki-laki.
"Mimpi indah Aksa,"ucap Taka.
Aksa tersenyum sebelum menutup pintu ruang makan dan ia segera menuju sofa bed nya.
"Taka, Dini, Arkan biasanya menginap di rumah sini, dan kami akan tidur di depan di sofa bed yang bisa di ubah menjadi kasur, tetapi tenang Arkan dan Kania tidak tidur satu tempat, Arkan akan menjaga rumah ini dan menjelang subuh ia baru beristirahat di sofa bed pribadinya, jadi nanti kalian tidur saja di kamar tamu, jangan menolak, kaka tidak menerima penolakan.
"Iya kak, terima kasih untuk kamarnya,"ucap Taka.
Mira mengantar tamunya menuju kamar yang sudah siap, dan ia mencari Arkan dan Kania yang tidak kedengaran suaranya.
Saat Mira berjalan menuju ruang tamu ia melihat Kania sudah tertidur pulas di pangkuan Arkan dan Arkan tidur dalam keadaan memangku Kania, di sofa yang ada di ruang tamu.
"Ya ampun, cepat sekali kalian tertidur,"ucap Mira mengangkat tubuh Kania dan memindahkannya menuju sofa yang sudah ia tarik menjadi sofa bed, sementara Arkan tertidur pulas dalam kondisi duduk.
Dirumah Mira semua sofa bisa di ubah menjadi kasur untuk berbaring didepan televisi.