Setelah Aku Tahu Suamiku Selingkuh

"Nesia"

Tok tok tok

"Nesia"

Andre terus mengetuk dengan keras pintu gerbang rumah Nesia. Meski dia sudah minta penjaga rumah tidak membukakan pintu. Tapi tetap saja Andre tidak mau pergi. Dan terus memukul-mukul pintu gerbang itu dengan kedua tangannya, bahkan saat ini kedua telapak tangan Andre itu sudah merah.

Nesia sampai di telepon oleh pengurus perumahan dimana rumahnya berada. Dia mengatakan jika memang orang yang menggedor pintu gerbang itu orang jahat, cepat hubungi polisi.

Nesia berpikir, kalau apa yang dikatakan oleh pengurus perumahan itu benar kuga. Nesia, segera menghubungi polisi dan mengatakan ada yang menganggu di depan rumahnya. Membuat ketenangan rumahnya dan rumah-rumah di sekitarnya terganggu.

Mobil petugas pun datang tak lama setelah laporan Nesia. Dari jendela kamarnya di lantai dua, dia memvideokan saat Andre bahkan di paksa oleh dua orang petugas untuk masuk mobil patroli.

"Lepaskan aku, aku bukan penjahat! kalian tidak tahu siapa aku? aku Andre, CEO perusahaan..."

"Jelaskan di kantor. Anda sudah menganggu ketentraman warga disini. Silahkan masuk ke dalam mobil, atau kami akan paksa masuk ke dalam mobil!" kata petugas itu dengan tegas.

Andre masih menoleh ke arah rumah Nesia. Jelas menemui wanita itu di rumahnya sangat tidak mungkin. Tapi, melihat bagaimana dia berusaha untuk diusir oleh Nesia dari rumahnya itu. Hal itu membuat Andre semakin yakin, kalau Nesia ada hubungannya dengan kepergian Rosa dan Violet dari rumah, dari kehidupan Andre.

Setelah pria itu masuk ke dalam mobil, Nesia mengirimkan video itu ke nomor Steven. Meski saat ini nomor itu masih tidak aktif. Nesia tahu, mungkin mereka masih di penerbangan.

"Dasar pengkhianat! aku tidak akan pernah biarkan orang sepertimu menginjakkan kaki di rumahku. Dasar pria tidak tahu terimakasih. Aku kesal sekali. Kenapa dulu Rosa bisa jatuh cinta pada pria tidak punya prinsip seperti itu. Katanya cinta, cih, kalau cinta dia tidak mungkin mengkhianati Rosa. Kalau cinta, walaupun ada wanita yang melepaskan semua pakaiannya di depan matanya, dia tidak mungkin tergoda. Pembual, rasakan itu!"

Nesia sungguh geram pada Andre. Pada apa yang sudah pria yang levelnya jauh di bawah mereka itu, pada Rosa sahabatnya. Jika saja, dia tidak ingat Andre itu ayahnya Violet. Sudah dia minta penjaga rumahnya memukulinya sampai babak-belur tadi. Sampai dia tidak mengenali wajahnya sendiri. Nesia mengepalkan tangannya. Dia benar-benar geram pada Andre.

Sampai di kantor polisi. Pengacara Andre segera datang menjamin Andre, agar terbebas malam itu juga.

"Tuan, tuan bisa bebas dengan jaminan. Tapi jangan ke rumah itu lagi. Jika nona Nesia menuntut, anda tidak akan bisa lagi keluar dengan jaminan. Harus melalui proses hukum!" kata pengacara Andre menjelaskan padanya.

"Aku tidak perduli, istriku ada disana. Istriku dah anakku ada di rumah itu. Aku harus bertemu dengan istriku..."

Yang ada di pikiran Andre, sungguh hanya agar dia bisa bertemu dengan Rosa. Dan bahkan, pria itu masih menganggap kalau mereka masih punya hubungan pernikahan. Padahal jelas, kalau surat cerai itu sudah sah.

Hanya saja, saat ini pikiran Andre memang sedang sangat kacau. Bukan hanya pikirannya, penampilannya juga sungguh kacau. Padahal baru beberapa jam Rosa meninggalkannya. Bagaimana kalau dia tidak menemukan Rosa berhari-hari. Mungkinkah pria itu bisa gilaa?

**

Sementara itu di tempat lain, Rosa dan Violet juga sudah terbangun dari tidur mereka yang cukup nyaman. Meski di dalam pesawat, namun Steven menyiapkan segalanya dengan sangat baik.

Bahkan seperti yang sudah-sudah, saat menyediakan sarapan. Pria itu yang menyiapkannya sendiri. Dan prioritasnya adalah Violet.

Itu semakin membuat Rosa merasa, kalau akan sangat sulit nanti, jika dia memulai semua dari awal tanpa dukungan Steven.

"Saat kita sampai di rumah, uncle sudah siapkan kamar yang besar untuk Violet. Lengkap dengan sebuah boneka. Violet suka sekali Barbie kan? Uncle sudah siapkan istana yang besar, lengkap dengan semua perlengkapan bermain Barbie, bahkan ada sebuah mobil yang sangat lucu"

Violet yang mendengar semua yang dikatakan oleh Steven. Tidak bisa menahan kebahagiaannya. Dia tersenyum begitu senang, bahkan nyaris melompat kegirangan.

"Terimakasih uncle, aku sudah tidak sabar melihatnya"

"Dan disana, ada taman yang luas. Nanti kita akan buat rumah balon yang besar, lengkap dengan seluncuran yang cukup tinggi dan menyenangkan" kata Steven lagi.

Sebenarnya semua itu bukan idenya, itu adalah ide dari asisten pribadinya, Alex dan Pras. Kedua orang itu, sungguh melakukan tugas mereka dengan sangat baik. Melakukan pengamatan dan browsing tentang apapun yang akan disukai oleh anak usia 4 tahunan. Dan itu yang mereka dapatkan. Lalu Steven yang mewujudkan semua itu menjadi nyata.

Dan seperti harapan Stevan. Violet terlihat sangat senang, excited dan sangat tidak sabar untuk melihat semuanya yang dibicarakan oleh Steven itu.

Rosa hanya tersenyum, ketika Steven melihat ke arahnya. Mau mengucapkan terimakasih lagi, itu juga tidak sepadan rasanya. Steven sungguh baik padanya.

"Oh ya, waktu itu kamu minta aku berfoto bersama paman dan bibi Casario kan. Aku sudah melakukannya. Lihat ini!" kata Steven memberikan ponselnya pada Rosa.

Rosa meraih ponsel Steven itu. Dia melihat potret terbaru ayah dan ibunya. Matanya berkaca-kaca. Dia sungguh rindu pada kedua orang tuanya itu. Tapi rasa bersalahnya, membuatnya merasa sangat malu. Dan rendah hati sekali, hingga dia merasa sangat tidak pantas untuk muncul kembali di hadapan kedua orang tuanya itu.

Terlalu sedih memikirkan kedua orang tuanya, tanpa sengaja Rosa membuat layar ponsel Steven itu mari. Rosa yang belum puas melihat potret ayah dan ibunya, kembali menekan tombol kunci layar. Dan bahunya sedikit terangkat, melihat wallpaper menu utama layar ponsel Steven.

Itu adalah gambar dirinya. Dirinya yang lima tahun lebih lalu masih seorang mahasiswa. Dia yang baru masuk kuliah, dengan segala atribut di tubuhnya. Kala itu Steven adalah seniornya. Senior yang sudah hampir lulus, Ternyata Steven punya foto Rosa yang saat itu bahkan dia tidak punya foto itu sendiri. Sudah lama sekali.

'Apa itu artinya, dia menyukaiku sebelum aku mengenalnya?' batin Rosa merasa penasaran.

Tapi untuk bertanya, rasanya Rosa tidak punya hak saat ini. Sudah di bantu oleh Steven saja dia sudah sangat berterimakasih. Tidak boleh sampai membuat Steven merasa tidak nyaman. Atau membuat hubungan mereka menjadi canggung. Setidaknya untuk saat ini.

***

Bersambung...