NovelToon NovelToon
Warisan Kaisar Naga

Warisan Kaisar Naga

Status: sedang berlangsung
Genre:Murid Genius / Raja Tentara/Dewa Perang / Ahli Bela Diri Kuno / Fantasi Timur
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ar wahyudie

Di Benua Timur Naga Langit sebuah dunia di mana sekte-sekte besar dan kultivator bersaing untuk menaklukkan langit, hidup seorang pemuda desa bernama Tian Long.
Tak diketahui asal-usulnya, ia tumbuh di Desa Longyuan, tempat yang ditakuti iblis dan dihindari dewa, sebuah desa yang konon merupakan kuburan para pahlawan zaman kuno.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ar wahyudie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 21

Fajar menetes perlahan di atap Menara Giok Hijau, mengubah kabut menjadi lautan cahaya lembut yang menari di udara.

Aroma tanah basah berpadu dengan hawa spiritual, menciptakan keheningan yang tidak sunyi — keheningan yang hidup.

Di tengah lingkaran batu, Tian Long berdiri tanpa bergerak.

Matanya terpejam, tubuhnya tenang, namun setiap hela napasnya seolah berpadu dengan dunia di sekitarnya.

Udara berputar lembut di sekelilingnya, membentuk arus tak terlihat yang mengikuti ritme hatinya.

Lalu terdengar — bukan di telinga, tapi jauh di dalam dada — dug... dug... dug...

Detak bumi. Dalam setiap denyut itu, ia merasakan sesuatu lebih dari sekadar energi: ada kesadaran purba yang menatap balik dari kedalaman tanah.

Akar-akar di bawah lingkaran batu bergetar halus, butiran debu terangkat perlahan dari tanah.

Dan untuk sesaat, dunia seolah bernafas bersamanya — satu napas panjang, berat, dan penuh makna.

Liu Yuer, yang sejak pagi sudah memperhatikannya dari jauh, berbisik pelan, “Dia tidak bergerak sejak subuh…”

Tetua Ming muncul di sampingnya.

“Dia sedang berbicara dengan bumi,” katanya pelan. “Saat seorang kultivator mencapai keharmonisan dengan jiwa bumi, dia bisa mendengar napas hidup yang tersembunyi di bawah setiap batu dan daun.”

Tiba-tiba, mata Tian Long terbuka.

Cahaya hijau keemasan melintas di irisnya, lalu lenyap.

Ia menatap telapak tangannya, merasakan getaran halus mengalir dari ujung jari ke dasar kakinya.

“Bumi ini… bernapas,” katanya perlahan. “Dan aku bisa ikut bernapas bersamanya.”

................... .......................... .........................

Siang menggantung tenang di langit ketika Tian Long melangkah meninggalkan gerbang Akademi.

Angin membawa aroma giok dan dupa yang memudar, berganti dengan wangi lembut tanah lembap dari arah Hutan Roh Kunang — tempat di mana alam berbicara dalam bisikan qi.

Begitu memasuki batas hutan, cahaya berubah.

Sinar matahari tersaring oleh dedaunan tinggi, menetes seperti untaian emas cair di antara batang-batang kuno.

Di udara, ribuan titik cahaya melayang pelan — kunang-kunang qi, makhluk kecil yang berpendar lembut, menari di sekitar akar dan bebatuan.

Mereka tampak seperti jiwa-jiwa kecil yang menuntun jalan bagi para pencari.

Namun di balik keindahan itu, ada sesuatu yang lain — sesuatu yang diam namun mengintai.

Tanah di bawahnya terasa lembut, tapi setiap langkah seolah membangunkan sesuatu yang sudah lama tidur.

Sesekali, angin berembus dengan nada yang terlalu berat untuk disebut angin, membawa bisikan samar yang nyaris menyerupai erangan lapar.

Kabut di sekitar Tian Long bergerak pelan, seolah menahan napas bersama bumi.

Suara burung dan desir angin menghilang, digantikan dengungan halus dari dalam tanah — seperti bisikan purba yang baru saja terbangun dari tidur panjangnya.

Tian Long berlutut, ujung jarinya menyentuh tanah lembap.

Suhu di sekitarnya berubah — tak lagi hangat, tapi berat, penuh kehidupan yang bergerak di bawah permukaan.

Akar-akar kecil di sekitar kakinya bergoyang halus, seperti menunduk memberi hormat.

Ketika qi-nya mulai mengalir, udara di sekitarnya bergetar.

Serpihan cahaya hijau muncul satu per satu dari celah tanah, membentuk pola spiral.

Garis-garis itu menyala lembut, berdenyut mengikuti irama napasnya, seakan bumi benar-benar menjawab panggilannya.

Suara rendah bergemuruh dari bawah.

Tanah terbelah sedikit, dan dari celah itu, sesuatu merayap keluar — bukan dengan kekuatan, tapi dengan keanggunan makhluk yang lahir dari dunia itu sendiri.

Seekor naga tanah kecil muncul, tubuhnya berlapis batu dan lumut, matanya bersinar lembut seperti batu giok yang hidup.

Ia menatap Tian Long tanpa suara, namun di antara mereka ada pemahaman yang tak membutuhkan kata-kata: pengakuan.

Dari balik semak, Liu Yuer menahan napas.

Cahaya hijau yang memantul di wajahnya membuat matanya bergetar kagum.

Dalam bisik yang nyaris tak terdengar, ia berkata pada dirinya sendiri, “Itu… roh bumi… dia benar-benar bisa memanggilnya.”

................... .......................... .........................

Tian Long mengulurkan tangan, menyentuh kepala naga kecil itu.

Tubuh makhluk itu terasa seperti batu yang hidup, hangat dan berdenyut.

“Tugasmu bukan bertarung,” ucap Tian Long lembut. “Tugasmu adalah menjaga mereka yang tak bisa melawan.”

Naga kecil itu mengangguk — lalu tubuhnya berubah menjadi debu cahaya yang menyebar ke seluruh hutan, menembus akar, tanah, dan batang pohon.

Tiba-tiba seluruh hutan bergema dengan suara pelan — duum… duum… duum — seperti jantung yang berdetak serempak.

Namun ketenangan itu tak bertahan lama.

Dari sisi utara hutan, suara retakan keras terdengar.

Pohon-pohon tumbang, dan aura panas menyapu udara.

Seekor Beast Api Kuno, makhluk yang seharusnya tersegel di dasar lembah, muncul dengan tubuh terbakar merah menyala.

Liu Yuer berteriak, “Tian Long! Itu makhluk tingkat Kaisar Alam! Kita harus mundur!”

Tian Long menatapnya, lalu menatap makhluk itu dengan mata dingin.

“Aku ingin tahu, seberapa dalam bumi mempercayaku.”

Ia melangkah maju.

Setiap langkahnya meninggalkan bekas cahaya hijau di tanah.

Beast Api Kuno meraung, udara di sekitarnya terbakar.

Tian Long mengangkat tangannya, menanamkan qi ke tanah.

Getaran besar menjalar ke seluruh hutan.

Akar-akar pohon keluar dari tanah, membelit tubuh makhluk itu, tapi api hitam membakar mereka satu per satu.

“Jangan lawan api dengan tanah,” suara naga dalam pikirannya bergetar.

“Gunakan ingatan bumi — bukan kekuatannya.”

Tian Long memejamkan mata.

Dalam pikirannya, ia melihat kenangan bumi — ribuan tahun hutan itu berdiri, ratusan kali terbakar dan tumbuh kembali.

Ia tersenyum.

“Jadi begitu caramu bertahan…”

Ia mengangkat tangannya lagi.

Kali ini, dari dalam tanah muncul kabut hijau pekat.

Kabut itu bukan air, melainkan esensi kesuburan bumi — kekuatan yang memadamkan tanpa menghancurkan.

Kabut itu melingkupi Beast Api Kuno.

Suara raungannya menggema, keras tapi perlahan memudar.

Api hitam di tubuhnya padam satu per satu, meninggalkan tubuh besar yang kini berubah menjadi batu, lalu hancur menjadi debu.

Tian Long berdiri di tengah pusaran energi, napasnya berat tapi matanya bersinar damai.

“Bumi tidak pernah membunuh,” katanya pelan. “Ia hanya mengembalikan semuanya ke asal.”

................... .......................... .........................

Saat malam turun, hutan kembali tenang.

Liu Yuer menghampiri, masih tertegun. “Aku belum pernah melihat seseorang mengendalikan qi bumi seperti itu.”

Tian Long tersenyum kecil. “Bumi tak bisa dikendalikan. Hanya bisa dipercaya.”

Ia menatap ke arah utara hutan, di mana angin membawa bisikan samar.

Ada sesuatu yang berubah di udara — seperti mata tak terlihat yang mengawasinya dari kejauhan.

“Guru,” ucap Tian Long dalam hati, “aku merasakan sesuatu yang gelap dari arah barat.”

Suara naga dalam dirinya menjawab perlahan:

“Itu bukan kegelapan biasa. Itu adalah Langit Lama… dan ia mulai terbangun.”

Tian Long terdiam.

Matanya menatap langit malam yang kini berwarna keperakan, sama seperti warna yang muncul saat Formasi Alam bangkit dulu.

“Kalau begitu,” katanya pelan, “perjalanan ini baru dimulai.”

Pengumuman:

Halo, pembaca setia "Warisan Kaisar Naga" terimakasih karena telah mendukung author selama ini dengan membaca dan likenya.

Agar author konsisten untuk upload cerita, teman-teman bisa membantu menyemangati author dengan memberikan like, komentar dan apresiasinya.

Author juga sangat terbuka terhadap masukan dan koreksi. Kalau ada bagian yang menurut kalian bisa diperbaiki, jangan ragu untuk tulis di kolom komentar, ya! Setiap masukan akan membantu author tumbuh dan menghadirkan cerita yang lebih baik lagi.

Sekali lagi, terima kasih sudah menjadi bagian dari perjalanan panjang “Warisan Kaisar Naga.”

Dukungan kalian adalah warisan sejati bagi semangat author

1
Nanik S
Lanjutkan.... bagus Tor
Nanik S
Darah Naga adalah Kunci
Nanik S
Aku sebenarnya siapa... kasihan
Nanik S
Sebenarnya Anak Siapa Tian Long
Didi h Suawa
💪💪💪💪
Didi h Suawa
awal yg baik,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!