NovelToon NovelToon
Berenkarnasi Menyelematkan Kahancuran Keluarga

Berenkarnasi Menyelematkan Kahancuran Keluarga

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Reinkarnasi / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Light Novel
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Michon 95

Hidup terkadang membawa kita ke persimpangan yang penuh duka dan kesulitan yang tak terduga. Keluarga yang dulu harmonis dan penuh tawa bisa saja terhempas oleh badai kesialan dan kehancuran. Dalam novel ringan ini kisah ralfa,seorang pemuda yang mendapatkan kesempatan luar biasa untuk memperbaiki masa lalu dan menyelamatkan keluarganya dari jurang kehancuran.

Berenkarnasi ke masa lalu bukanlah perkara mudah. Dengan segudang ingatan dari kehidupan sebelumnya, Arka bertekad mengubah jalannya takdir, menghadapi berbagai tantangan, dan membuka jalan baru demi keluarga yang dicintainya. Kisah ini menyentuh hati, penuh dengan perjuangan, pengorbanan, keberanian, dan harapan yang tak pernah padam.

Mari kita mulai perjalanan yang penuh inspirasi ini – sebuah cerita tentang kesempatan kedua, keajaiban keluarga, dan kekuatan untuk bangkit dari kehancuran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Michon 95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 : Undangan Rahasia

Prespektif cindy

Hari ini, aku mengalami kesialan yang tak terduga. Pagi yang seharusnya cerah berubah menjadi mimpi buruk ketika aku bangun terlambat meski sudah memasang alarm. Dalam keadaan terburu-buru, aku mandi dengan air yang menghambur-hamburkan sabun ke seluruh tubuhku. Dan saat itulah, rok seragamku jatuh ke lantai kamar mandi. Tanpa pilihan lain, aku terpaksa mengenakan rok basah yang masih berbau sabun itu.

Setelah berjuang dengan waktu, aku bergegas keluar rumah dan mengendarai motor ninjaku. Namun, sialnya, di tengah jalan, motorku kehabisan bensin karena aku lupa mengisi tangki kemarin.

"Sial, aku harus mendorong motor ini ke pom bensin terdekat," gerutuku sambil berusaha mendorong motor yang terasa berat.

Sesampainya di pom bensin, antrian panjang menunggu. Lima belas menit berlalu sebelum giliranku tiba. Dengan napas lega, aku akhirnya bisa mengisi bensin dan melanjutkan perjalanan ke sekolah. Setelah memarkirkan motorku, aku berjalan masuk ke kelas XI IPA 3 dan duduk di bangku depan meja guru.

Tiba-tiba, suara sapaan dari teman di belakangku, Ralfa, memecah kesunyian. "Tumben hari ini lemes amat?"

"Iya, aku tadi telat bangun dan belum sempat sarapan. Di jalan, motorku kehabisan bensin," jawabku lemas.

"Mau roti?" tawarnya sambil mengulurkan sebungkus roti.

"Thank you," kataku sambil mengambil roti itu dan mulai memakannya. Setelah selesai, aku meletakkan sampahnya ke dalam laci meja. Namun, saat tanganku menyentuh sesuatu yang keras, aku terkejut. Keluarlah selembar kartu dengan simbol aneh di atasnya, yang jelas-jelas bukan milikku, tetapi namaku tertera di atasnya.

"Fa, kamu tahu kartu apa ini?" tanyaku kepada Ralfa.

"Enggak tahu," jawabnya sambil menggelengkan kepala. Ada sesuatu dalam nada suaranya yang terasa mencurigakan.

Prespektif Adelia

Saat ini Aku sedang dimintai tolong oleh bu Intan,ibu kepala perpustakaan, untuk menyortir buku-buku yang berserakan dan mengembalikannya ke tempat semula. Saat masa-masa ujian, anak-anak menyerbu perpustakaan, meminjam buku sebanyak-banyaknya untuk mengais-ngais ilmu pengetahuan yang mereka abaikan selama setengah tahun ini yang tidak pernah mereka pedulikan , lalu meletakkannya sembarangan. Dengan hanya tiga staf di perpustakaan yang luas ini, pekerjaan ini seharusnya sudah selesai sebelum liburan semester, tetapi belum karena perpustakaannya luas dan ada sangat banyak buku.

Aku mengangkat setumpuk buku yang menutupi penglihatanku. Meski tidak seberat yang kukira, tumpukan itu gampang oleng.

"Adelia!" teriak Bu Intan dari kejauhan, suaranya penuh ketakutan. "Jangan bawa buku sebanyak itu, kan berat banget!"

"Nggak apa-apa kok buku...."

"Empat buku itu beratnya satu setengah kilo, dan kamu membawa dua puluh delapan buku!"

Aku cukup percaya diri dengan kekuatan fisikku. "Sudah, kamu tinggalkan dulu separuhnya di meja terdekat. Biar ibu bantu kamu bawa sebagian."

"Nggak usah bu, ini nggak ada apa-apanya buat saya."

Tepat saat aku mengucapkan kalimat itu, pintu masuk perpustakaan terbuka tiba-tiba dan pintu itu langsung menabrakku beserta semua buku-buku yang kuangkut. Aku jatuh terjerembab.

Ketika mendongak, sosok yang muncul dari balik pintu adalah seorang cewek cantik dengan postur sempurna, tingginya mungkin cuma sekitar 156 cm,sementara tinggi tubuhku sekitar 160 cm (terakhir kali kuukur segitu). Tubuhnya langsing dan kulit putih,rambut panjang yang tergerai,sepasang mata lebar,hidung mancung,dan bibir merah merekah. Dia adalah Erza Scarlet, salah satu cewek paling populer di sekolah kami, terkenal cantik dan angkuh, serta wakil ketua OSIS.

"Kamu nggak apa-apa?" tanyanya datar.

Berhubung dia tidak berniat membantuku berdiri, aku berusaha bangkit sendiri. "Aku nggak apa-apa."

Dia mengangguk. "Lain kali kalau jalan, pakai mata, bukan cuma kamu yang ada di sini, tau?"

Mulutku ternganga mendengar jawaban yang kasar itu. "Sekarang beresin buku-buku itu. Kita nggak mau ada yang tersandung, kan?"

Setelah itu, dia berpaling pada Bu Intan dan menyerahkan surat daftar buku. "Bu, ini surat daftar buku tahun ajaran ini. Tolong ditandatangani."

"Oh, ya," Bu Intan sedikit gugup. "Sini biar saya cek dulu, Erza."

Setelah Erza pergi, aku melanjutkan pekerjaanku. Tiba-tiba, sebuah amplop coklat di atas meja menarik perhatianku. Amplop itu memiliki lambang timbul warna emas dengan gambar perisai dan pedang. Di atas amplop itu tertulis namaku: "ADELIA RODIYATUL."

Aku membuka amplop itu dan mengeluarkan selembar kartu undangan berwarna hitam dengan simbol yang sama. Saat membacanya, jantungku berdegup kencang.

Selamat!

Kamu terpilih menjadi calon anggota THE JUDGES, organisasi rahasia yang menguasai Sekolah HARAPAN INTERNASIONAL! Mulai hari ini, kamu akan menjalani proses seleksi untuk menentukan apakah kamu pantas menyandang tanggung jawab ini.

Datanglah ke sekolah malam ini pukul sembilan dengan mengenakan seragam sekolah dan topeng. Jangan beritahu siapa-siapa.

Tertanda,

Hakim tertinggi THE JUDGES

ps: Dilarang membawa ponsel dan alat komunikasi lainnya dalam ujian.

The Judges. Aku sudah mendengar cukup banyak selentingan mengenai organisasi ini. Mereka adalah penguasa sebenarnya sekolah kami. Siapa pun yang berani menentang mereka atau tidak membela kepentingan organisasi akan disingkirkan. Kini, aku tahu organisasi itu benar-benar ada dan aku terpilih menjadi salah satu calon anggotanya.

Pertanyaannya, mengapa?

1
Mbak Inama
bagus banget ceritanya,dari segi alur sangat menarik
Matsuri :v
Gak akan bosan baca cerita ini berkali-kali, bagus banget 👌
Hachi Gōsha: makasih/Smile/
total 1 replies
Star Kesha
Ceritanya sangat menghibur, thor. Ayo terus berkarya!
Hachi Gōsha: terima kasih
total 1 replies
Raquel Leal Sánchez
Bikin adem hati.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!