NovelToon NovelToon
Tumbuh Di Tanah Terlarang

Tumbuh Di Tanah Terlarang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Nikahmuda / Poligami / Duniahiburan / Matabatin
Popularitas:14.1k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Adra

Aruna telah lama terbiasa sendiri. Suaminya, Bagas, adalah fotografer alam liar yang lebih sering hidup di rimba daripada di rumah. Dari hutan hujan tropis hingga pegunungan asing, Bagas terus memburu momen langka untuk dibekukan dalam gambar dan dalam proses itu, perlahan membekukan hatinya sendiri dari sang istri.

Pernikahan mereka meredup. Bukan karena pertengkaran, tapi karena kesunyian yang terlalu lama dipelihara. Aruna, yang menyibukkan diri dengan perkebunan luas dan kecintaannya pada tanaman, mulai merasa seperti perempuan asing di rumahnya sendiri. Hingga datanglah Raka peneliti tanaman muda yang penuh semangat, yang tak sengaja menumbuhkan kembali sesuatu yang sudah lama mati di dalam diri Aruna.

Semua bermula dari diskusi ringan, tawa singkat, lalu hujan deras yang memaksa mereka berteduh berdua di sebuah saung tua. Di sanalah, untuk pertama kalinya, Aruna merasakan hangatnya perhatian… dan dinginnya dosa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Adra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TDT 24

Beberapa kali pertemuan dengan Aruna membuat hati Raka perlahan-lahan berubah. Awalnya ia hanya mengagumi sosok perempuan itu sebagai pemilik kebun yang berani mengambil alih kendali, yang tidak segan turun ke lapangan dan berdiskusi langsung dengan para pekerja. Aruna tegas, tapi juga sabar. Cerdas, namun tetap lembut dalam bersikap. Di balik segala kelelahan hidup yang tampak dari sorot matanya, ada semacam ketabahan yang membuat Raka diam-diam menaruh hormat.

Tapi seiring waktu, kekaguman itu tumbuh menjadi sesuatu yang lain. Lebih dalam. Lebih diam-diam. Lebih sulit dihindari.

Raka mulai memikirkan Aruna bukan lagi sebagai "Ibu Aruna, pemilik kebun" atau "atasan yang harus ia hormati", tapi sebagai sosok perempuan yang... ia rindukan kehadirannya. Yang senyumnya bisa membuat pagi hari terasa lebih terang. Yang kata-katanya, bahkan yang paling singkat sekalipun, bisa menggema di pikirannya lama setelah pertemuan usai.

Dan perasaan itu membuatnya gamang.

Ia tahu batasnya. Aruna masih bersuami, walaupun dari cerita-cerita singkat yang kadang terlontar di antara obrolan mereka, rumah tangganya jauh dari kata harmonis. Tapi tetap saja status itu ada. Dan ia bukan laki-laki yang dengan mudah mengabaikan prinsip atau kehormatan orang lain.

Namun, bagaimana caranya ia menjelaskan pada dirinya sendiri bahwa setiap kali melihat Aruna berjalan di antara barisan tanaman itu, jantungnya berdetak lebih cepat? Atau ketika mereka duduk di saung, berdiskusi soal perkembangan tanah, panen, dan pengairan, hatinya merasa tenang seperti pulang ke rumah?

Raka menghela napas panjang. Di sela sore yang mulai mendung, ia berdiri sendirian di sisi kebun, memandangi barisan tanaman sayur yang baru ditanam. Udara lembap menyentuh kulitnya, tapi pikirannya lebih sibuk dengan badai dalam dadanya.

"Kenapa aku bisa jatuh cinta pada perempuan yang jauh lebih tua dariku?" gumamnya dalam hati, lirih.

Ia sendiri tidak tahu jawabannya. Tapi mungkin... ini bukan tentang usia. Mungkin ini tentang bagaimana seseorang membuatnya merasa nyaman dan dihargai. Mungkin ini tentang kehangatan dan wibawa yang menyatu dalam diri Aruna. Tentang matanya yang teduh saat mendengarkan. Tentang caranya mempercayakan tanggung jawab bukan hanya sebagai pekerjaan, tapi juga sebagai bagian dari sesuatu yang ia perjuangkan.

Mungkin... ini tentang kenyamanan.

Di sekelilingnya, para pekerja sudah mulai membereskan alat. Langit berubah menjadi abu-abu tua. Tapi yang lebih pekat adalah suasana dalam pikirannya. Ia tidak mungkin mengatakannya. Tidak sekarang. Mungkin tidak akan pernah.

Tapi perasaan itu, bagaimanapun ia mencoba menyangkal, tetap tumbuh. Dan setiap hari, saat melihat Aruna datang ke kebun dengan langkah tenangnya dan suara lembutnya, rasa itu semakin sulit ditepis.

Raka mengusap wajahnya pelan, lalu menarik napas dalam. Ia harus tetap waras. Ia harus tetap pada jalurnya. Ia hanya berharap, Tuhan tahu bagaimana cara melindungi perasaan yang tumbuh di tempat yang salah waktu dan semoga hatinya cukup kuat untuk menjaga semuanya tetap terkendali.

Namun satu hal yang tak bisa ia bohongi:

Dekat dengan Aruna membuatnya merasa hidup. Dan untuk pertama kalinya, ia merasa benar-benar ingin memperjuangkan sesuatu yang bukan hanya tentang pekerjaan... tapi tentang seseorang.

Seseorang yang mungkin... tidak akan pernah bisa ia miliki sepenuhnya.

___

Malam mulai merangkak naik, menyelimuti rumah besar itu dengan keheningan yang menyesakkan. Di kamar utama, Bagas sedang merapikan koper terakhirnya. Setelan kerja sudah disusun rapi, dokumen penting diselipkan ke tas tangan, dan tiket pesawat sudah tersimpan di dompetnya. Besok pagi, ia akan berangkat ke Indonesia bagian timur perjalanan kerja yang akan memakan waktu beberapa hari.

Biasanya, momen seperti ini selalu meninggalkan percakapan panjang di antara mereka. Aruna akan mengeluh singkat, menyiratkan keberatan dengan caranya sendiri, lalu berakhir dengan tatapan mata yang seolah meminta Bagas menunda keberangkatannya. Tapi malam ini... tidak ada itu semua.

Aruna hanya muncul sebentar di ambang pintu, memastikan semua persiapan Bagas baik-baik saja, lalu berlalu tanpa banyak bicara. Ekspresinya datar, bahkan senyum pun tak muncul di bibirnya. Seolah kepergian Bagas tak berarti apa-apa.

Di sisi lain rumah, Aruna duduk sendiri di teras belakang, menatap kosong ke arah taman yang tertutup bayangan malam. Lampu taman menyala redup, menyisakan siluet pepohonan dan bebungaan yang bergoyang pelan ditiup angin. Di dalam dirinya, ada sesuatu yang berkecamuk, tak menentu. Ia seharusnya merasa sedikit kehilangan. Atau setidaknya rindu yang datang lebih awal, seperti biasanya. Tapi entah mengapa, perasaan itu tidak muncul malam ini.

Dan ia tahu kenapa.

Mungkin ini titik jenuhnya. Terlalu lama berjuang sendirian dalam ikatan yang seperti benang kusut. Terlalu sering kecewa, terlalu sering mengalah. Atau... mungkin karena kini ada seseorang yang tanpa sadar telah mengisi kekosongan itu.

Sosok itu... Raka.

Aruna menggigit bibirnya pelan. Bahkan saat menyebut nama itu dalam hati pun, ia bisa merasakan getar halus dalam dadanya. Sejak kapan perasaan ini muncul, ia tak bisa memastikan. Yang jelas, semakin sering mereka bertemu, semakin ia merasakan ketenangan yang tak bisa dijelaskan. Ketulusan di mata Raka, perhatian yang tak pernah dibuat-buat, dan kenyamanan yang perlahan menumbuhkan keinginan yang tidak seharusnya.

Terlebih kini Raka sendiri. Hubungannya dengan Rita telah berakhir. Kata-kata Raka saat itu masih terngiang di telinganya tentang hilangnya kecocokan, tentang perpisahan yang sebenarnya telah lama dipendam. Dan sejak saat itu, Aruna tak bisa berhenti memikirkannya.

"Kenapa perasaan ini harus datang sekarang..." gumamnya lirih.

Ia tahu ini salah. Ia masih istri Bagas. Masih terikat oleh janji dan nama, meski hatinya sudah jauh dari rasa yang sama. Tapi rasa bersalah itu tak cukup kuat untuk menutupi kejujuran perasaannya sendiri. Ia mulai menyukai Raka. Mungkin lebih dari sekadar menyukai. Mungkin... ia menginginkannya. Sebagai teman bicara. Sebagai seseorang yang mengisi ruang kosong di hatinya. Sebagai seseorang yang hadir, saat yang lain terlalu sibuk dengan dunia di luar rumah.

Dan Raka... Raka yang tidak pernah menuntut apa-apa. Yang tak pernah mencoba mengambil posisi siapa pun. Hanya hadir dengan caranya sendiri, dengan tenangnya, dengan tutur katanya yang lembut tapi selalu mengena. Kehadiran yang membuat Aruna merasa dihargai. Dipahami.

"Apakah ini salah?" tanyanya dalam hati.

Ia tahu jawabannya tak semudah ya atau tidak. Tapi saat ini, dalam kesepiannya, dalam keretakan hubungannya dengan Bagas, dalam kebimbangan yang menggantung di antara tanggung jawab dan rasa... Aruna membiarkan pikirannya sedikit nakal.

Bagaimana jika ia benar-benar mencoba mendekati Raka? Bagaimana jika ia, dalam diam, ingin mengisi kekosongan itu dalam hati pria yang juga sedang kehilangan? Bukan karena ingin melukai siapa pun. Bukan karena ingin menghancurkan rumah tangganya sendiri. Tapi karena di antara semua luka dan letihnya, Raka adalah satu-satunya yang membuatnya merasa hidup kembali.

Aruna menunduk. Napasnya berat. Perasaannya semakin sulit ditebak.

Malam itu, suara koper yang ditutup oleh Bagas terdengar dari dalam kamar. Tapi suara itu tidak lagi menggema di hati Aruna seperti dulu. Yang ada hanya keheningan, dan detak pelan dari sesuatu yang mulai tumbuh tanpa bisa ia cegah.

Rasa yang belum tentu benar, tapi juga tak bisa ia anggap salah.

Untuk sekarang, ia hanya bisa diam. Menunggu waktu, sambil berharap ia tidak terlambat mengenali apa yang sebenarnya ia inginkan.

1
ovi eliani
ayo aruna waktunya bertindak , tlp bagus agarbmemberikan bukti ke polisi, biar bagas tau senjata makan tuan, biar dia yg masuk polisi biar tau rasa kamu bagas , biar bagas tau dingin nya jeruji besi, aku mwndukung mu aruna jgn kasih ampun bagas dan biar mata mak lampir juga terbuka bahwa kamu wanita yg baik aruna. semangat thor up nya tambah hreget ini.
R 💤
betul sih ini Thor...
R 💤
kok aku ikut seneng ya Raka gitu, dosa gak sih 🙈
R 💤: siap thorr 🙏🏻 kayaknya iya nih hehe
Dee: Tenang, itu tandanya kamu punya hati yang peka. Raka emang bikin suasana jadi adem ya~ Yuk terus ikuti kisahnya, siapa tahu kamu makin sayang sama dia 🤭💕"
total 2 replies
R 💤
bisa dikatakan ia lagi puber kedua gak sih
Dee: Siap Kakak, nanti aku coba mampir ya,🥰
R 💤: ditunggu Thor,, jika berkenan mampir di lapakku juga Thor hehe 👋🏻 CINTA TUAN MAFIA , terimakasih
total 3 replies
R 💤
acieee...Aruna berbunga bunga tuhh
R 💤
selamatkan juga hati ibu hehe
ovi eliani
up lagi dong thor ketemuain aruna dan raka ,pingin melihat bicara , mak lampir suruh pulang dulu sama pak lampir biar ngak nganggu...semangat thor up lg malam ini, ceritanya bikin penasaran
ovi eliani
ayo aruna kamu harus membela yg benar, suami mu sdh mulai gila, kasian raka dia tak bersalah. terus buat mak lampir minta maaf sama kamu sampai mengemis maaf mu karena sdh kurang ajar mulutnya
Daniah A Rahardian
puitis banget☺️
ovi eliani
sedih amat sih thor , seng sabar ya aruna, alon alon waton kelakon , awas aja kamu nyamuk nenek lampir tak sedot ubun2 mu, wes tue belagu , semangat thor kasihbpelajaran itu nyamuk mak lampir karo bagas laki2 tak berguna.
Daniah A Rahardian: Beneran deh tuh nyamuk mak lampir sama si Bagas emang udah kelewatan. Aruna tuh udah sabar banget, tapi ya gimana... kadang orang baik tuh malah disakitin mulu 😤.
total 1 replies
Daniah A Rahardian
Wow.. keren and puitis banget. Author emang pinter ya memilih kata2.
O ya aku udah jg ngeliat visual mereka di ig mu Thor, Aruna cantik banget dan Raka guanteng abis 🫶
Dee: Makasi Kakak, aku nyari yg pos buat karakter mereka.
total 1 replies
xia~xiaoling
ngena banget kata2 e aruna...kyk e aruna ini puitis banget deh...suka ma karakter aruna
Dee: Makasii! Senang banget Aruna bisa nyampe di hati Kakak😍
total 1 replies
Daniah A Rahardian
Suami 🤬🤬
Dee: Sabar... sabar...☺️
total 1 replies
ovi eliani
aku suka kesal sama nyamuk nyamuk ini selalu heboh embok ya di dengarkan dulu, no sono laporin aja bagas nya biar tau rasa, nyamuk sama bagas memang cocok kumpulan manusia pencinta hutan jadi hifup seenaknya aja. lho kate kebun binatang, semangat thor aku jd gregetan bacanya, sholat dulu ya.
Dee: Memang ya nyamuk dan Bagas tuh kombinasi bikin emosi, tapi tenang... nanti ada kejutan buat mereka, ditunggu terus yaa~ Makasih banyak udah baca dan komen seru begini, semangat terus dan selamat beribadah juga ya kak ,💚🙏
total 1 replies
ovi eliani
aruna aruna saksi ya kan ada para pekerja kan melihat, twrutama kamu melihat sendiri, ngaoain hidup dgn bagas yg egois, lupa kan hempaskan masih banyak laki laki yg lain, semangat aruna ..
ovi eliani
thor up dobble biar tambah semangat bacanya, maunya aruna urusi raka aja, bagas buang aja ke laut
Daniah A Rahardian
Thor pliss...jgn kamu buat kayak di "Ternyata Hanya Kamu Cintaku", nanti aku nangis lagi nih! Aku jadi inget Alex😭
ovi eliani
wah wah mulai agak panas in ceritanyai seperti panas nya matahari di siang hari , bagas2 sekarang aja cemburu orak dewasa dewasa diri mu son son, udah raka laporkan bagas dengan tindak pidana main hakim sendiri biar mampus terkubur di penjara sepertih aruna yg hatinya tetpenjara di hati raka, Hidup adalah perjalanan, jangan lelah untuk terus berjuang. semangat thor buat ceruta yg lebih panas wkwkwwk
ovi eliani
belum greget ini thor, mau yang jeng jeng disaat aruna raka berdua, suami yg tak berguna datang. maaf ya thor bukan berarti aku setuju dhn perselingkuhan tp manusia punya batas kesabaran karena kelah nya wanita akan berujung dengan ke tidak pedulian. wahar klo bagas diberi pelajaran buat sadar diri , dobble up atuh thor semabgat benar bacanya.
xia~xiaoling
baca kayak nak muda lg kasmaran thor..pd hal ini yg bc emak2 berdaster..wkwkwk
Dee: Hahahaha... emak berdaster juga boleh dong kasmaran lagi!, semoga tetap bikin hati deg-degan yaa 😄💖
Tapi justru pembaca setia kayak emak-emak berdaster lho yang paling tulus menikmati cerita😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!