“Aku tak menyukainya. Dia sangat dingin.”
Kikan adalah wanita pendiam dan sangat tidak mudah beradaptasi terhadap laki-laki.
Namun, ibunya yang sakit-sakitan ingin sekali melihat putri semata wayangnya itu agar segera menikah.
lalu kikan mendengar kabar bahwa ia akan dijodohkan dengan teman masa kecilnya yang bernama Alka yang kini menjadi pembisnis sukses.
sudah 15 tahun mereka sama sekali tidak pernah bertemu.
Kikan dan Alka saling menyetujuhi perjodohan itu
Namun, waktu akan melakukan pertemuan antar keluarga, Alka justru malah kabur dari rumah hingga kakak kandung Alka yang sangat dingin terpaksa menggantikan pernikahan tersebut.
bagaimanakah kisah pernikahan yang akan Kikan lalui dengan laki-laki yang tak seharusnya ia nikahi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nona lancaster, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berlalu
Rey terlihat masih duduk di sofa ruang depan, dengan kedua mata yang tak henti mengawasi pintu rumah berkali - kali. Rasanya ia sedang menunggu seseorang di sana.
"Di mana wanita liar itu? Bahkan, hingga sore seperti ini masih belum juga kembali. Atau jangan - jangan dia mau pergi dari rumah lagi, sepertinya aku harus menyusul dia," gumam Rey dengan beranjak dari tempat duduknya. ketika Rey hendak menyusul Kikan, saat dirinya membuka pintu ternyata dirinya berpapasan dengan Kikan yang kala itu juga hendak masuk ke dalam rumah.
"Tau rumah juga kamu?" tanya Rey, ia melepas gagang pintu dan berjalan masuk ke dalam.
"Iya maaf, tadi ada Cathrine," saut Kikan dengan berjalan mengikuti suaminya tersebut. Rey kembali duduk di atas sofa dan Kikan juga ikut duduk di sampingnya.
"Kak Rey, apa kamu sudah makan?" tanya Kikan.
"Belum," jawab Rey sambil membuka lembaran buku yang baru saja ia ambil di atas meja.
"Aku kan, tadi sudah memasak. Lalu, kenapa Kak Rey tidak makan?" tanya Kikan dengan ketus.
"Biasanya, kalau kamu tidak makan alasannya kenapa?" tanya Rey melirik sinis ke arah Kikan.
"Ya, karna tidak lapar," jawab Kikan dengan polosnya.
"Sudah tau jawabannya masih saja bertanya," jawab Rey sewot. Kikan hanya menghela napas panjang karna kesal dengan jawaban suaminya. lalu, dirinya beranjak berdiri dan berlalu pergi menuju ke kamarnya. Rey hanya memperhatikan Kikan yang sedang berjalan dari belakang.
Kikan mengambil pakaian dan handuk miliknya. Kemudian, ia masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket akibat terkena sinar matahari dan debu. Kikan merendamkan tubuhnya ke dalam bath up yang sudah terisi penuh dengan air dan juga busa yang berasal dari sabun cair yang sempat ia tuangkan tadi. Namun, dirinya terlihat begitu gelisah. entah apa yang mengganggu pikiran Kikan waktu itu. Setidaknya dengan berendam sedikit menenangkannya. Selang beberapa menit Rey masuk ke dalam kamar dan dirinya melihat Kikan baru saja keluar dari kamar mandi dengan melilitkan handuk di rambutnya yang basah.
"Oh iya, tadi Alka kemari," kata Rey memberitahu Kikan.
"Benarkah?" tanya Kikan seolah tak mempedulikannya. Ia melewati Rey menuju ke meja rias dan duduk untuk mengeringkan rambutnya dengan handuk.
"Iya, dia juga ingin meminta maaf terhadapmu untuk masalah perjodohan kemarin," kata Rey.
Kikan hanya terdiam dan fokus mengeringkan dan menyisir rambutnya. lalu, ia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur sembari memainkan ponsel miliknya. Rey hanya memperhatikan istrinya yang bersikap tak seprti biasanya.
"Sepertinya, dulu dia mengharapkan untuk bisa menikah dengan Alka. karna, terlihat sekali dia sangat kecewa dengan Alka saat aku aku berbicara mengenai Alka," gumam Rey dalam hati.
"Tolong temani aku makan," pinta Rey.
"Baiklah," jawab Kikan. Ia meletakan ponsel miliknya ke sembarang tempat, ia turun dari tempat tidur dan mengikuti langkah kaki Rey ke dapur. Kikan mengambilkan makanan untuk suaminya tersebut. dan sesekali kefua mata Rey memperhatikan Kikan dari dekat.
"Sebenarnya, wanita yang seperti apa dia? kenapa aku sangat sulit mengenali wanita liar, ini. ah sudahlah, kenapa aku jadi memikirkannya" gumam Rey dalam hati.
Rey dan Kikan makan malam bersama, tak terdengar suara satu kata pun dari mulut mereka berdua, hanya terdengar suara sendok dan garpu yang bersentuhan dengan piring yang memecah suasana dapur rumah mereka.
Setelah makan, Rey kembali kedalam kamar. Ia mengambil laptop dan duduk di atas kursi yang letaknya ada di tempat tidur untuk melakukan pekerjaannya. Karna memang, Rey lebih nyaman bekerja di rumah. Tak lama kemudian Kikan menyusulnya dengan membawakan cangkir yang berisi teh hijau untuk suaminya. Karna memang, Rey sangat menyukai teh hijau ketimbang minuman yang lainnya.
"Aku tidur dulu ya, Kak Rey," pamit Kikan dengan menyodorkan cangkir teh persis di hadapan suaminya tersebut. Namun, Rey hanya diam dan fokus akan pekernjaannya tanpa menghiraukan Kikan.