Reinkarnasi Menjadi Murid Suamiku

Mata Yuda membulat sempurna. Dia tentu kaget dengan ciuman Rasti yang sama sekali tak terduga.

Karena kesal dan malu, buru-buru Yuda dorong Rasti. Hingga tautan bibir mereka terlepas.

"Apa kau gila?!" geram Yuda dengan raut wajah penuh amarah. Rasa bencinya pada Rasti jadi semakin bertambah.

Sementara itu Rasti, dia hanya bisa terbelalak. Ia sendiri merasa tak percaya dengan hal nekat yang baru dirinya lakukan. Meskipun begitu, Rasti merasa tak bersalah, mengingat dia selalu merasa kalau Yuda adalah suaminya. Baginya Yuda sah-sah saja untuk disentuh.

"Maaf! Itu tidak sengaja, Pak!" ujar Rasti.

"Aku akan menganggapnya begitu!" balas Yuda. Dia mengangkat satu tangannya dan melanjutkan, "Aku mohon jangan pernah coba dekat atau bicara padaku lagi! Kalau kau peduli padaku karena mendiang istriku, maka aku sarankan kau menjauh! Bila kau tak mau, aku sendiri yang akan membuatmu menjauh!"

Mulut Rasti terbungkam. Dia tak bisa berkata apapun lagi. Ia hanya bisa membiarkan Yuda beranjak dari hadapannya. Lelaki itu terlihat beranjak dengan mobilnya bersama Reno.

Rasti mendengus kasar. Dia sangat mengenal Yuda. Lelaki itu memang sangat setia, dan lelaki setia akan sulit untuk move on. Hal tersebut tentu menjadi tantangan utama bagi Rasti yang ingin kembali bersama suaminya lagi.

"Dia mungkin tak akan peduli aku tampil cantik atau tidak. Dia hanya akan peduli kalau aku Farah. Apa aku jujur saja padanya? Tapi bagaimana?" gumam Rasti. Dia merasa tidak punya cara lagi untuk mendekati Yuda. Suaminya itu memang sangat sulit didekati.

Untuk sekarang Rasti akan pulang ke rumah. Ia akan memikirkan caranya secara matang.

...***...

Rasti telah pulang ke rumah. Ayah dan ibunya yang sedang duduk di ruang tamu, segera menyambut.

"Ya ampun, Ras. Kenapa kau jadi kurus sekarang? Kata Mama kau juga sekarang nggak makan banyak kayak dulu lagi. Kamu nggak sakit kan?" timpal Rizal. Dia justru merasa cemas melihat putrinya kehilangan berat badan.

"Ini namanya diet, Ma, Pah... Aku udah gede. Aku juga pengen terlihat cantik di mata semua orang," jawab Rasti. Dia lalu ngeloyor masuk ke kamar. Suasana hatinya benar-benar buruk sekarang.

"Huhh! Sekarang aku benar-benar bersikap seperti anak remaja," keluh Rasti pada dirinya sendiri. Ia merebahkan dirinya ke ranjang.

Satu-satunya hal yang Rasti pikirkan adalah mengungkap semuanya pada Yuda. Menurutnya itu adalah cara paling cepat untuk membuat Yuda dan anak-anaknya kembali.

"Benar... Aku harus membuktikan pada mereka," gumam Rasti. Dia segera mengambil buku dan mencatat beberapa hal rahasia tentang keluarga kecilnya, yang mana hanya dirinya yang tahu.

"Pertama-tama, aku akan tulis segala rahasia suamiku," ujar Rasti sembari tersenyum geli. Suasana hatinya seketika berubah. Ia yakin kali ini bisa membuat Yuda dekat padanya seperti dulu.

Ponsel Rasti mendadak berdering. Ia mendapatkan panggilan dari Bimo, sahabatnya Yoga.

"Bimo?" dahi Rasti berkerut. Ia lalu mengangkat panggilan tersebut.

"Halo?" ucap Rasti.

"Ras! Yoga berantem sama Jali! Katanya mereka berantem karena kamu!" kata Bimo.

"Hah? Karena aku? Serius?" Rasti kaget sekaligus heran.

"Iya. Kau mending ke sini. Kami ada di sekolah. Kebetulan lagi persiapan buat acara perpisahan. Tapi Jali dan gengnya mendadak datang dan ribut sama Yoga. Aku juga dengar mereka nyebut nama kamu beberapa kali," jelas Bimo.

"Ya sudah. Aku ke sana sekarang!" Rasti bergegas pergi ke sekolah. Dia tak menyangka Jali dan Yoga akan kembali ke sekolah setelah sebelumnya membolos bersama dirinya.