Hidup dalam kemiskinan tak pernah di harapkan semua orang. Tapi takdirlah yang membawanya kesana tapi kita juga tak tau jika suatu saat takdir itu akan bisa berubah tanpa di sangka - sangka.
Lina gadis belia yang hidup kekurangan terpaksa bekerja sebagai pengasuh bayi seorang pengusaha. Siapa sangka pengusaha yang kesepian malah jatuh cinta pada pengasuh putranya.
Apa yang akan terjadi selanjutnya? apakah cinta mereka kan berjaln mulus?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
"Kapan kamu mau menyerahkan dirimu seutuhnya padaku?" tanya Bagas sesaat setelah pergumulan mereka.
"Aku masih belum siap tuan. Aku mau melakukan itu hanya dengan suamiku kelak." ucap Lina sambil merapikan penampilannya yang berantakan.
Wajah Bagas nampak kecewa, meski ia bisa mencapai puncak tapi rasanya tentu berbeda dengan yang ia inginkan.
"Bagaimana kalau kamu aku nikahi?" entah kerasukan apa Bagas mengajak pengasuh putranya untuk menikah.
"Tuan ini jangan bercanda deh." tepis Lina sambil tertawa ringan.
"Siapa yang bercanda. Aku serius."
"Gimana dengan nyonya, tuan? Aku ga mau nyonya ngamuk lagi ." Lina masih merasa ketakutan dengan ancaman istri Bagas.
"Ga usah mikirin dia. Kamu bersedia apa tidak? Aku jamin ibu dan adik - adikmu di kampung hidup berkecukupan." janji Bagas.
Lama Lina termenung memikirkan tawaran Bagas yang menggiurkan. Tapi gimana setelah Bagas luas lalu mencampakkan dirinya.
"Beri saya waktu untuk berpikir tuan. " Pinta Lina.
"Saya tidak mau menunggu. Saya butuh jawaban sekarang." tekan Bagas.
Lina memandang tuanya, wajah tampan yang beberapa bulan ini menganggu pikiranya. Ia tidak tahu apakah ini yang namanya cinta yang jelas ia menyukai Bagas.
Kalau boleh jujur tentu saja ia tidak akan menolak ajakan tuanya. Siapa wanita yang sanggup mengabaikan pesona seorang Bagas.
"Tapi saya mau pernikahan ini sah secara agama dan hukum tuan." Lina akhirnya setuju tapi dengan memberikan syarat.
"Ok! Tapi pernikahan ini jadi rahasia antara kita berdua, jangan sampai orang lain tau. Kamu ngertikan posisi saya saat ini." Lina hanya mengangguk. Pikiranya tidak bisa berpikir jernih hanya mengiyakan saja.
Keesokan harinya Bagas membawa Lina keluar. Ternyata Bagas langsung membawa gadis itu ke KUA.
"Kita ngapain kesini, tuan?" tanya gadis itu polos.
"Hari ini kita menikah."
"Apa?" teriak Lina kaget.
"Kenapa? kamu ga suka?"
"Kenapa secepat ini, tuan?" Lina kira butuh waktu beberapa hari atau minggu baru mereka menikah tapi kalau orang kaya apa - apa memang gampang bagi mereka.
Mulai hari ini Lina sudah berubah statusnya jadi istri sah Bagas. Tak terasa Lina meneteskan air matanya, entah tangis bahagia atau tangis kesedihan.
"Ingat, pernikahan ini hanya kita berdua yang tau. Di rumah bersikaplah sepeti biasa." perintah Bagas.
"Baik tuan." Jawab Lina gugup.
Mobil kembali meluncur kembali kerumah Bagas. Mereka pergi hanya tanpa membawa Bima bersama mereka. Lina menitipkan Bima pada bik Ratmi.
"Assalamualaikum, bik. Den Bima mana? dia ga teriakan,bik?" tanya Lina saat kembali kerumah..
"Ga, nduk. Den Bima anteng, itu lagi di gendong pak sapto." tunjuk ibu Ratmi pada sosok lelaki yang bertugas menjaga keamanan di rumah ini.
Lina langsung mengambil Bima dari tangan pak sapto dan mengucapkan terimaksih karna sudah mau di repotkan.
"Bik aku kekamar dulu. Makasih ya bik udah jagain dan Bima." Lina membawa anak majikannya ke kamar dan bermain seperti biasanya.
Sementara itu Bagas tengah berada di ruang kerjanya. Sorot matanya memancarkan kemarahan saat melihat pesan yang di kirim anak buahnya. Tangan terkepal dan meja jadi sasaran kemarahannya. Meja yang semula mulus berubah jadi hancur.
...****************...
Assalamualaikum kk terimakasih atas supportnya dan jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen serta vote yang banyak biar thor semakin semangat untuk melanjutkannya bab selanjutnya 👍🙏😘
lanjut thor ..
mungkin alan lebih menguras emosi pembaca jika agak dibuat lebih detail setiap polemiknya..