Tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh
seorang Evanindhia Sashikirana..bahwa pengkhianatan yang di lakukan oleh kekasih nya bersama adiknya sendiri telah memaksa dirinya
untuk menjauh dari hingar bingar kehidupan
glamor kota metropolitan.
Dia memutuskan untuk mengisolasi dirinya ke
sebuah kota kecil yang ternyata keadaan di dalam
nya sangat lah di luar dugaan. Kehidupan liar dan
ekstrim harus dia lalui di sana yang bahkan tidak
pernah terlintas sedikitpun kalau dia akan masuk
dan mengalaminya sendiri.
Dia adalah seorang gadis kota dengan segala
pesona luar biasa yang di milikinya hingga di
setiap kemunculannya akan langsung menyihir
dan membius mata semua orang yang selama
hidupnya belum pernah melihat mahluk cantik
seperti dirinya.
Bagaimanakah Kiran akan dapat menjalani
kehidupan liar nya di kota kecil yang tidak di
kenal nya sama sekali.? Akankah dia menyesali
semua keputusan nya yang telah membawa
dirinya ke dalam kesulitan.??
** Ambilah hikmah yang terkandung di balik
setiap peristiwa **
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. Serangan Fajar
*********
Keadaan di luar pondok saat ini sangat genting.
Tepatnya di kawasan utama tempat semua alat
berat di simpan. Tanpa di duga tiba-tiba saja
terjadi serangan brutal dari sekelompok orang
yang bersenjata lengkap. Semua penjaga dan
pekerja yang saat ini sedang beristirahat di
dalam tenda yang di dirikan berhamburan
keluar penuh kepanikan.
Beberapa di antaranya langsung ambruk terkena
tembakan yang di berondongkan oleh kelompok
penyusup tadi. Para penjaga dan pasukan Zack
segera mengambil posisi dengan senjata yang
kini sudah di tangan. Pertempuran sengit pun
kini berlangsung menimbulkan bunyi gemuruh
yang sangat mencekam.
Bunyi tembakan dan ledakan kini mewarnai
suasana di perkebunan yang berubah sangat
mengerikan di penuhi oleh darah dan teriakan.
"Mundur.. selamatkan diri kalian.. cepat..!"
Badar berteriak-teriak memberi arahan pada
para pekerja yang bersembunyi di balik pohon
dengan keadaan panik penuh ketakutan.
Dia tidak henti membalas serangan lawan
sambil mengamankan para pekerja satu per
satu agar bisa berlari menyelamatkan diri.
Agra dan dan Bara yang baru saja kembali dari
patroli wilayahnya terlihat langsung mengambil
posisi di dekat gerbang masuk. Pikiran Agra kini
melayang pada Kiran yang ada di dalam pondok.
Bagaimana sekarang keadaan istrinya itu, dia
pasti sangat ketakutan.
"Shit..! Bara lindungi aku, Kiran ada di dalam aku
akan masuk untuk mengamankan nya.!"
Geram Agra sambil mulai bergerak pelan dengan
tetap waspada dan mengamati situasi.
"Baik Tuan..saya akan menghubungi Zack agar
segera membawa pasukan sapu bersih nya.!"
Sahut Bara sambil mengeluarkan alat komunikasi
khusus dari balik saku kemejanya dengan tetap waspada.
"Suruh Zack untuk memancing mereka agar
berkumpul semua di tempat ini, terutama ikan
besarnya.!"
"Baik Tuan..!"
Bara segera mengirimkan kode khusus ke alat
yang ada di tangannya. Namun tiba-tiba saja
datang serangan kearah mereka dari jalan masuk menuju perkebunan dengan pasukan penyerang
yang baru. Agra mengetatkan rahangnya saat
melihat siapa yang datang untuk memimpin
penyerangan ini.
Edgar tampak berdiri gagah di atas mobil tempur
nya dengan memberondongkan tembakan kearah
area para pekerja perkebunan yang berlarian
panik saat satu tembakan berkaliber besar jatuh menghantam alat berat hingga terbakar seketika
dan menimbulkan bunyi ledakan yang cukup besar.
Agra semakin terbakar amarah saat melihat
banyak para pekerja yang kini sudah tergeletak
tak berdaya dengan luka yang cukup parah.
"Hei..Tuan pengawal.. bagaimana sekarang ?
kau lihat kan akibatnya kalau berani melawan
seorang Edgar ?"
Teriak Edgar dengan suara nya yang membahana.
Agra mengepalkan tinjunya mencoba meredam
amarah yang kini sudah menguasai dirinya.
Rupanya pria licik itu menerapkan taktik serangan
fajar. Baiklah..tidak ada jalan lain, mau tidak mau
mereka harus melawannya walau dengan
pasukan seadanya.
"Apa yang kau inginkan Edgar.?"
Agra keluar dari persembunyiannya membuat
Bara dan semua pasukan nya terkejut. Pasukan
Edgar juga terlihat terkejut. Edgar menyeringai
licik melihat Agra berani keluar dari tempat persembunyian nya.
"Hahaa.. ternyata nyalimu cukup besar juga ya.
Kau berani menantang maut tanpa rasa takut.!"
Ejek Edgar sambil mengokang senjatanya. Agra
menatap tajam kearah Edgar.
"Apa sebenarnya yang kau inginkan.?"
"Haa.. tentu saja hasil perkebunan ini. Kalian
serahkan padaku sekarang juga maka nyawa
kalian akan aku ampuni, tapi kalau tidak..!"
"Kalau tidak, apa yang akan terjadi.?"
"Aku akan merampas paksa dari kalian..! aku
tidak pernah menerima kekalahan !"
Agra hanya tersenyum miring, dia kembali maju
perlahan membuat semua pasukan, baik itu dari
pihak dirinya maupun pasukan Edgar sontak
bersiaga dengan mengokang senjatanya masing
masing di arahkan pada lawan. Bara kini sudah
mulai panas dingin melihat pergerakan Tuan nya.
"Kalau kau merasa jadi laki-laki sejati turunlah,
lawan aku sekarang juga.!"
Tantang Agra sambil melempar senjatanya ke
pinggir. Edgar mengetatkan rahangnya, wajah
nya kini berubah kelam. Dia meloncat turun
dari atas mobil kemudian mulai maju mendekat
ke arah Agra yang berdiri santai menyingsingkan
lengan bajunya.
Penerangan di tempat itu hanya sebatas dari
lampu mobil dan mesin genset yang terpasang
di dekat gerbang. Namun nyala api dari alat-alat
yang terbakar terlihat masih berkobar. Semua
pasukan saat ini menghentikan pertarungan
karena pimpinan mereka memberi isyarat.
Keadaan ini di manfaatkan oleh Badar dan para
penjaga untuk segera mengevakuasi korban dan
sesegera mungkin memberikan pertolongan
hingga kini suasana di dalam pondok menjadi
sibuk luar biasa. Sementara Kiran saat ini masih
tertahan di dalam kamar karena Badar sengaja
mengunci pintu kamar dari luar. Dia tidak ingin
Nona nya itu menyaksikan semua kengerian
ini, dan Kiran hanya bisa berteriak histeris minta
di bukakan pintu sambil tiada henti menggedor
pintu sekuat tenaga.
Edgar segera melompat menyerang Agra dengan
tenaga penuh dan emosi yang sudah mencapai
ubun-ubun nya. Keduanya kini bertarung seru
dengan kekuatan yang cukup seimbang. Tubuh
mereka terlihat meliuk, melompat dan saling
menyerang serta menghindar. Edgar mundur
beberapa langkah saat pukulan dan tendangan
Agra masuk ke dada dan perutnya. Mata Edgar
menyala menatap buas kearah Agra sambil
meludahkan darah dari mulutnya.
"Ayo maju.. keluarkan semua kemampuan mu
Tuan Edgar yang perkasa.! "
Ejek Agra dengan suara beratnya serta senyum
meremehkan kearah Edgar.
"Brengsek..! akan aku habisi kau sekarang juga.!"
Edgar menggeram sambil kemudian kembali
maju menyerang Agra. Keduanya kembali
berduel seru.
Dari arah jalan datang rombongan baru yang
membawa pasukan lebih lengkap. Ada satu
sosok yang kini berdiam di dalam mobil melihat
pertarungan seru antara Edgar dan Agra dengan
seringai senyum liciknya.
Bara kembali mengirimkan kode rahasia pada
Zack dan pasukan nya agar segera mengambil
posisi. Dia juga melihat titik khusus di alat
pelacaknya yang menunjukkan kedatangan
beberapa pesawat kecil menuju landasan baru.
Tidak butuh waktu lama akhirnya Edgar jatuh
tersungkur di atas tanah dengan memuntahkan
darah, dia menatap tajam sedikit was-was ke
arah Agra yang maju mendekat mengepalkan
tinjunya.
"Kau..akan menyesali semua ini. Kalian semua
akan aku kubur di tempat ini , tanpa sisa..!"
Geram Edgar dengan seringai iblis nya sambil
berusaha berdiri dengan sempoyongan. Agra
balik tersenyum miring.
"Aku pastikan..ini adalah akhir karirmu Tuan
Edgar yang terhormat..!"
Seru Agra sambil kemudian menyerang Edgar.
"Seraang..habisi semuanya..!"
Edgar berseru memberi perintah. Sontak saja
kini tembakan kembali terdengar. Agra terpaksa
berguling menghindari berondongan peluru
yang di arahkan padanya. Sementara Edgar
berlari cepat kearah pondok.
"Bara..apa semua sudah ada di posisi.?"
Agra berteriak sambil mengokang senjata yang
baru saja di lemparkan oleh Bara. Mereka berdua
bersembunyi di balik tumpukan pohon yang sudah tersusun rapi hasil penebangan percobaan hari kemarin.
"Sudah Tuan.. sesaat lagi mereka datang.!"
Teriak Bara sambil membalas tembakan lawannya.
Pertempuran seru pun kini kembali terjadi. Sosok
yang ada di dalam mobil terlihat tersenyum
mengejek saat melihat bagaimana tidak imbang
nya kekuatan pertempuran ini. Ibaratnya 10
banding 1, sungguh jomplang.!
Keadaan di dalam pondok saat ini tidak kalah
genting dengan di luar saat beberapa pasukan
Edgar masuk melumpuhkan semua orang yang
ada di rumah itu. Para wanita langsung di ikat
dan di lakban mulutnya. Saat ini Badar dan
Edgar sedang bertarung seru.
"Mundur Badar..atau kau mati sekarang juga.!
Aku hanya ingin bersenang-senang sebentar
dengan wanita yang ada di dalam..!"
Geram Edgar dengan tatapan yang menyala
bagai harimau lapar.
"Tidak.! langkahi dulu mayatku kalau kamu
ingin masuk kedalam kamar ini.!"
"Hahaa.. keras kepala artinya memilih lenyap.
Baiklah itu adalah pilihanmu Badar..!"
Bentak Edgar sambil kemudian maju menyerang
Badar. Keduanya kembali terlibat pertarungan
yang cukup seru. Rasmi dan Bani hanya bisa
meronta dan berontak mencoba melepaskan
ikatan di kedua kaki dan tangannya.
Mata Rasmi tampak membulat saat tubuh besar
Badar terjungkal ke lantai kemudian Edgar maju
kembali menghajar nya habis-habisan sampai
mulut Badar memuntahkan darah kental.
"Matilah kau..!"
Edgar menendang dada Badar hingga laki-laki
itu terkapar tidak berdaya. Rasmi dan Bani hanya
bisa menjerit tertahan sambil menangis pilu
melihat keadaan Badar yang mengenaskan.
Edgar menendang keras pintu kamar hingga kini terbuka. Kiran langsung terlonjak kaget saat
melihat kemunculan Edgar ke dalam kamar.
Wajahnya terlihat memucat di penuhi rasa
panik sekaligus ketakutan. Laki-laki itu menutup kembali pintu kamar memakai kakinya dengan seringai aneh yang membuat bulu kuduk Kiran langsung berdiri.
Kiran mundur perlahan, menatap tajam pria itu
yang terus merangsek maju.
"Hallo Nona Kiran..kita bertemu lagi. Aku sudah
pernah bilang bahwa kau akan menjadi milik ku.!"
"Ma-mau apa kamu...pergi..! kenapa kamu ada
di tempat ini.? pergilah..jangan ganggu aku.!"
"Hahaa..apa kau tidak tahu apa yang sedang
terjadi saat ini Nona Kiran..? kau yang sudah menyebabkan semua ini terjadi.!"
"Apa maksudmu ?"
"Kau memutuskan untuk menentang ku.! jadi
beginilah akibatnya.!"
"Tidak.! itu tidak mungkin, apa yang telah kau
lakukan ?"
"Yang aku lakukan.? hahaa..tentu saja menyingkir
kan semua yang menghalangi jalanku.! termasuk
pengawalmu itu .!"
"Agraa... tidak ! apa yang kau lakukan padanya.?"
Kiran terlihat histeris, apa yang terjadi sebenar
nya, bagaimana bisa semuanya jadi kacau
seperti ini. Dan Agra..apa yang terjadi pada nya?
"Kau ingin tahu bagaimana keadaan pengawal
sialanmu itu hahh..? dia sudah mati..!"
"Tidak..! itu tidak mungkin.!"
Teriak Kiran histeris seraya membulatkan mata
nya, tidak percaya dengan apa yang di dengarnya.
Edgar hanya tersenyum miring dengan tatapan
liarnya seakan ingin melahap seluruh tubuh Kiran
yang hanya berbalut baju tidur panjang pas body .
Tubuh Kiran membentur sisi ranjang membuat
dia jatuh telentang di atas tempat tidur. Mata
Edgar tampak semakin berkilat penuh napsu.
"Sekarang biarkan aku bersenang-senang
sedikit dengan tubuh indahmu ini, setelah
itu kau akan ku jadikan ratu di rumahku.!"
"Tidak. ! jangan menggangguku..Agra pasti
akan datang kesini.!"
"Hahaa..dia sudah jadi mayat sekarang, mana
mungkin bisa datang untuk menolong mu !"
"Tidak ! Agra pasti baik-baik saja..tidak akan
terjadi apapun padanya..!"
Kiran menggeleng kuat, air matanya berjatuhan
bagai air terjun. Dia bangkit, beringsut mundur
ke ujung tempat tidur hingga tubuhnya
membentur kepala ranjang.
Edgar menyeringai iblis. Dengan gerakan cepat
dia melucuti bajunya sendiri hingga kini tubuh
nya yang di penuhi otot-otot besar sudah dalam
keadaan polos. Kiran semakin bergetar ketakutan,
air mata sudah membanjiri wajahnya.
"Pergi kamu..! jangan ganggu aku..!"
Jerit Kiran saat melihat Edgar merangkak naik
naik keatas tempat tidur, berusaha merenggut
pakaian yang menutupi tubuh Kiran.
"Tolong... lepaskan aku... jangan..!"
Sekuat tenaga Kiran mencoba melawan dengan memukul dan menendang Edgar membabi buta menahan lengan besar laki-laki itu yang
sedang mencoba menarik pakaiannya.
"Jangan membuatku kehilangan kesabaran
manis.. pasrahkan lah dirimu padaku..!"
Geram Edgar murka terdorong napsu birahi
yang sudah menguasai seluruh tubuhnya.
Dengan gerakan kasar dia menyobek atasan
Kiran hingga kini tubuh nya terbuka sebagian.
Mata Edgar semakin berkilat hebat saat melihat
dengan jelas bagaimana putih beningnya tubuh
bagian atas Kiran yang menampilkan sebagian
dada sintalnya yang indah menggoda. Edgar
menelan salivanya berat, tubuh bagian bawah
nya kini sudah meronta ingin segera di bebas
kan dan mendapatkan keinginan nya.
"Kau benar-benar menggiurkan..kau harus jadi
istriku Kiran..akan aku berikan apapun yang kau
inginkan.!"
Kiran semakin bergetar, memepetkan tubuhnya
ke ujung ranjang, tangannya di pakai untuk
melindungi kedua aset berharga nya yang kini
sudah terbuka sebagian.
"Edgar...aku mohon lepaskan aku.."
Rintih Kiran dengan suara gemetar hebat. Mata
Edgar yang sudah di penuhi kabut nampak
menatap dalam, dia segera mengurung tubuh
Kiran, kemudian berusaha untuk menindih tubuh
gadis itu yang menjerit histeris.
Kiran memejamkan matanya sambil menjerit
perih saat laki-laki brengsek itu kini berusaha
untuk melecehkan dirinya. Bibirnya bergerak
liar ingin menyergap bibir Kiran.
Namun tiba-tiba saja pintu kamar di tendang
dari luar dan sosok Agra langsung melesat
masuk menyeret tubuh Edgar kemudian
menghajar nya habis-habisan. Keduanya
kembali bertarung seru di ruangan sempit itu.
Wajah Agra terlihat kelam,matanya berkilat
murka di penuhi amarah yang sudah mencapai
puncaknya.
"Kau sudah berani menyentuh milikku..maka
aku tidak akan mengampuni mu ******** !"
Agra kembali menyerang Edgar dengan sadis
hingga dalam beberapa menit kemudian laki-
laki itu terdesak dan jatuh tersungkur. Bagai
kesetanan Agra mengangkat tubuh besar itu
kemudian melemparnya keluar kamar hingga
kepalanya membentur dinding bangunan, dia tergeletak tidak berdaya.
Laki-laki itu tampak terbatuk parah kemudian
memuntahkan darah kental dari mulutnya. Keadaannya sangat mengenaskan. Sekujur
tubuhnya babak belur dengan luka dalam
yang cukup parah. Dia berusaha bangkit
namun akhirnya kembali terkulai lemah tak
sadarkah diri.
Agra segera menghampiri Kiran, membuka
jaket yang di pakainya kemudian di pakaikan
ke tubuh Kiran yang terlihat masih sangat syok.
Duduk terdiam dengan tubuh gemetaran dan
tatapan kosong penuh ketakutan.
"Tenanglah sayang...aku di sini sekarang.."
Agra segera meraih tubuh Kiran yang menegang
seketika dan mengkerut berusaha menarik diri
nya dari dekapan Agra.
"Ini aku Kiran.. lihatlah aku..kamu jangan takut
lagi, aku bersamamu.."
Agra mendongakkan wajah Kiran agar mereka
saling melihat. Mata Kiran menatap kuat mata
elang Agra yang masih di liputi oleh amarah.
Cairan bening kembali berjatuhan membasahi
pipi mulus Kiran. Tangan Agra menghapus air
mata di wajah Kiran. Keduanya saling pandang
lekat, kesadaran Kiran perlahan kembali .
"Ini aku sayang..kau bersamaku.."
"Agraa....kau masih hidup..."
Lirih Kiran meraup wajah Agra berusaha untuk
meyakinkan diri bahwa sosok yang ada di depan
nya itu adalah suaminya.
"Iya Kiran..aku masih hidup..aku tidak mungkin
meninggalkan mu sendirian.!"
Kiran langsung memeluk erat tubuh Agra setelah
kesadaran nya kembali sepenuhnya. Agra balik
memeluk erat tubuh rapuh itu berusaha untuk
memberinya ketenangan. Kiran menangis tersedu
di dada Agra, melepaskan semua beban yang
tadi membelenggunya.
Sementara itu di luar masih terjadi pertempuran.
Namun beberapa saat kemudian pasukan Edgar tampak gelagapan ketika tiba-tiba datang pasukan bayangan hitam yang bergerak cepat seperti ninja melumpuhkan lawan tanpa terlihat. Senjata di
tangan mereka kini telah berpindah tangan.
Mereka hanya bisa melongo di tengah kepanikan
dan kekagetan akan semua yang terjadi karena
begitu cepat di luar bayangan..
**********
TBC....