Deskripsi.
Ivona wanita cerdas, tangguh dan Licik usianya kini beranjak dua puluh delapan tahun. Saat ivona membeli cake untuk merayakan hari ulang tahunya kejadian naas menimpanya ivona ditabrak sebuah Truk. Tubuhnya melayang di udara dan terpental jauh. Matanya menatap nanar cake yang sudah hancur. Ivona terkekeh sesaat sebelum menutup mata.
"Bahkan aku tidak diberikan kesempatan meniup lilin untuk terakhir kalinya. Batinya menutup mata".
Seakan takdir mempermainkannya. jiwa Ivona memasuki raga Selir Putra Mahkota yang terkenal dingin dan kejam.
"Siall...
"Kenapa aku harus memasuki tubuh lemah ini, "Dan ingatan apa ini?
"Oo..shhiitt...
"Kenapa pemilik tubuh ini perempuan murahan
"Cinta sih cinta tapi gak juga sampai melakukan Hal sehina itu.
Umpatnya saat mengetahui semua ingatan perempuan itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Star Light, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE. 23
"Sa..saya..di perintahkan selir ketiga.
Ucapnya terbata bata. Nafasnya tinggal satu satu.
"Jeduaar...bak di sambar petir.
Selir ketiga yang mendengar Namanya di sebutkan. langsung terjatuh ke lantai .
"Tidak..tidak yang Mulia..Ucapnya bergetar.
Sementara Ba Xi'an yang mendengar nama selir ketiga. Langsung menatap nyalang Selir itu..tangan kirinya di Julurkan ke arah selir ketiga. Mengangkat selir ketiga ke udara..orang orang yang melihat itu menahan Nafas mereka.
Detik itu Juga.. selir Ke-tiga meregangkan nyawa. Membuat selir kedua dan ke empat Pingsan Di tempat..Sebagian orang orang di sana menjerit histeris.
"Bakar semua pelayan selir ketiga..
"Keluarganya penggal titahnya..
Para pengawal yang masih berjaga Menjawab.
"Baik yang Mulia.
Dan langsung bergegas menangkap para pengikut selir ketiga...sementara tubuh selir ketiga langsung dilenyapkan Kasim..
Orang orang disana akan mengingat peristiwa ini seumur hidup mereka. Walaupun mereka memiliki kekuatan atau sejenis sihir Mereka belum pernah melihat kekejaman Putra Mahkota langsung. Mereka hanya mendengar rumornya saja....
Aura mencekam di Istana itu sedikit berkurang.
Setidaknya orang yang mencoba membunuh selir ke lima sudah di temukan dan di lenyapkan.
Saat semua orang sudah merasakan tanda tanda kehidupan di Istana utama itu...Seseorang menyunggingkan senyumanya.
Hari berganti hari, Minggu berganti Minggu, sudah satu bulan ini Ivona masih betah menutup matanya...dari hari kehari Tubuh itu sudah semakin kurus.
Sementara seseorang Yang di sampingnya selalu sabar mengajaknya berbicara walaupun tidak ada respon dari tubuh Kaku itu. Mulutnya enggan berhenti. Hanya harapan yang menguatkanya saat ini.
"Sayang...Apa Kamu masih marah..Hmm?
"Lihat Anak kita yang di perutMu sudah semakin Besar.
"Sudah ada pergerakan kecil dari sana.
"Apa kamu tidak penasaran. Hm?
Sesekali Dia terisak Satu bulan ini Dia tidak mempunyai Gairah Hidup. Wanita yang di hadapannya Masih Betah dengan Dunianya.
"Aku Mohon..Bagunlah..
"Apapun yang kamu Minta akan Kuberikan.
"Hukuman Mu yang akan di asingkan Kehutan Dingin setelah melahirkan Sudah Dibatalkan oleh Ayah.
"Asal kamu sadar Dekrit Ayah akan di turunkan. Ucapnya serak...
Lingkaran Hitam di ke dua Matanya sudah mulai terlukis. Satu Bulan ini Ba Xi'an tidak Bisa tidur. Bahkan Pekerjaannya di Bawa semua ke dalam kamarnya. Dirinya takut saat sang istri sadar Dia tidak ada di sampingnya.
"Pembunuh yang sudah mencoba menyakitimu dan calon anak kita sudah ku lenyapkan.
"Sekarang Bagunlah Sayang.
"Tidak akan ada lagi yang Bisa menyakitimu dan anak kita.
"Aku berjanji sayang.
"Bangunlah Istriku.
Air Matanya Lolos dari Wajah dingin itu. Tidak ada yang Tau Bahwa Putra Mahkota yang di juluki Dewa maut itu akan terlihat rapuh didepan wanitanya.
Sang Kasim yang mendengar Isak tangis Putra Mahkota itu ikut menangis dalam diam. Dia tidak menyangka. Majikanya yang Kejam dan dingin itu bisa mencair.
Mata indah Itu bergerak..menyesuaikan cahaya yang ada di sekitarnya.
Matanya mencoba melihat disekelilingnya.
Terdapat Hamparan hijau disana..Bunga bunga di sekitarnya sedang meliuk liukan batangnya.
Sebagian bunga-bunga yang sedang Mekar itu seakan malu malu membuka kelopaknya.
Ivona binggung dengan Tempat itu. Dia tidak bisa mengukur luas Hamparan hijauh itu. Hamparan Hijau itu seperti tidak berujung.
"Apakah aku sudah di surga? Batinya.
Ivona mencoba berdiri dia melihat Tempat Berbaringnya cuma rumput hijau. Tetapi terasa empuk seperti kasur bahkan lebih empuk dari tempat tidur yang di paviliunnya.
Ivona berjalan selangkah demi selangkah sesekali kupu kupu mengikutinya dengan malu malu dan terkadang menyentuh Kulit Ivona dengan riang.
Membuat Ivona merasa gemas dan juga senang.
Dari jarak Kurang lebih dua puluh meter. Ivona melihat seekor burung berwarna emas Terbang Tinggi mengepakkan lebar kedua sayapnya suara nyaring yang keluarkannya Membuat sekitarnya ikut menari nari.
Ivona mendekati burung itu. Dia penasaran burung apa yang sedang terbang itu?
Sang burung merasakan adanya sesuatu yang mendekat kearahnya..
Matanya terbuka lebar Melihat wanita anggun dan cantik mendekat kearahnya.
Sang burung juga mendekatkan diri kearah Ivona. Burung itu hinggap disalah satu tangkai bunga yang ada disana...
"Selamat datang kembali Ratu.
Sapa sang Burung Emas.
Ivona kaget..Dia heran sekaligus takjub mendengar burung bisa berbicara.
Sungguh semenjak Dirinya hadir di dunia baru itu. Dirinya selalu di kagetkan dengan hal hal diluar nalarnya.
"Kau bisa berbicara? Tanya Ivona kagum
"Dan kenapa kau memanggilku Ratu ?
Tanya Ivona penasaran.
"Yang Mulia memang Ratu balas Burung Emas sabar.
"Kenapa kau nemangilku seperti Itu.
"Memang kau kenal dengan ku?
Ucap Ivona antusias.
Entah takdir apa yang di jalaninya sekarang.
Dia sudah menjadi selir kelima dari Putra Mahkota Ba Xi'an. Dan saat ini Seekor Burung memanggilnya Ratu..
"Apa aku mempunyai dua status. Batinya
"Maaf Ratu Aku adalah Roh Phoenik yang menyatu dengan jiwa Ratu semenjak Ratu dilahirkan terangnya.
Ivona yang mendengar itu semakin binggung.
"Hei burung emas apa maksudmu?
" Aku tidak mengerti apa yang sedang kau bicarakan.
Akhirnya sikap bar-barnya keluar.
Phoenix yang mendengar namanya di panggil burung emas oleh Tuan sejiwanya.
Memutar bola matanya malas.
Ratu ini tidak berubah. Batinya.
"Ratu jangan memanggilku burung emas.
"Aku mempunyai nama yang Mendewa yaitu Phoenik. Balasnya sombong.
Ivona yang mendengar kesombongan burung Phoenix merasa jengkel.
Ivona tidak menyangka.
Burung itu mempunyai tingkat kenarsisan yang tinggi.
"Kenapa kau memanggil aku Ratumu.
"Aku adalah Selir kelima Putra Mahkota kerajaan ini... terangnya sedari pertanyaannya tidak terjawab-jawab
Sementara burung Phoenix hanya bisa menghembuskan nafas beratnya.
"Dari pada membahas yang tidak penting.
"Lebih baik aku langsung melakukanya.
"Lama-lama di tempat ini bisa membuat tubuhku menjadi lemah.
Batin Phoenix
Burung Phoenix itu langsung mengatakan kepada Ivona.
"Ratu karena Ratu sudah kembali aku akan melakukan ritual penyatuan jiwa kita. Terangnya.
"Kenapa jiwa kita harus menyatu?
Tanya Ivona was was ke dua tanganya membentuk silang.
" Aku dan Ratu adalah satu raga dan satu jiwa.
"Selama ada Ratu aku juga ada. Terangnya malas.
Entah kenapa Ratunya itu bolak balik berinkarnasi
"Aku tinggal di tepat ini karena tempat ini Persinggahan binatang binatang suci spritual yang sudah tingkat tinggi dewa.
"Dan kami akan lahir saat jiwa yang membawa kami sudah melewati sesi reinkarnasi.
Jelasnya.
Ivona yang mendengar itu membelalakkan matanya.
"Apa kah kamu tau aku seseorang yang sudah berinkarnasi?
" Lebih tepatnya jiwaku terperangkap dalam raga selir kelima Mahkota kerjaan ini? Terangnya.
Tanpa menjawab pertanyaan Ivona yang tidak penting bagi Phoenix.
Phoenix itu Langsung melakukan penyatuan jiwa dengan ivona.
Pertanyaan Ratu itu tidak ada habisnya.
Ivona kesal dan mengumpati Phoenix
Sinar berwarna keemasan terpancar dari tubuh Ivona.
Cahaya Emas yang sangat indah dan berkilau segera berbentuk bintang Emas di keningnya Ivona.
Membuat Ivona merasakan sesuatu yang sedikit familiar. Badanya terasa ringan dan tidak lemas seperti dulu. Kekuatan dasyat keluar dari Tubuh Ivona.
"Waahh...hebat sekali pekiknya.
pikiranya sudah berkelana jauh.