Diceraikan di malam pertamanya sebagai pengantin, membuat Embun terdiam dengan seribu bahasa.
Perceraian itu membuat ibunya kembali menjodohkan Embun dengan seorang tuan muda kaya raya. Mengetahui gadis itu pernah menikah dan bercerai, "Apa yang akan kau tawarkan agar aku mau menikahi mu?" seru tuan muda dingin itu padanya.
Waktu pun berlalu, tiga tahun kemudian setelah perceraian dengan Agra, mereka bertemu untuk pertama kalinya, "Milka, lihatlah betapa menyedihkannya dia. Selama tiga tahun ini apakah dia tidak bisa hidup dengan benar?" ejek Agra pada Embun, mantan istrinya.
Dia baru saja melempar bara api kehadapan istri seorang tuan muda Rendra.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon La_Sha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meraihnya
Kedua pelayan itu masih mengerjakan tugasnya, saat tuan muda mereka baru saja selesai mandi dan keluar dari bath room.
Melihat Rendra, Embun pun segera masuk ke dalam bath room dengan menundukkan pandangan matanya, jangan sampai pagi ini terlibat masalah lagi dengannya. Jangan.
Mereka berpapasan tapi tak saling menyapa, tak memperhatikan langkah membuat gadis itu terpeleset dan hampir jatuh jika saja tuan muda tak cepat meraih pinggang rampingnya.
Pemandangan itu lantas menjadi sebuah tontonan gratis untuk kedua pelayan yang sedang bertugas bersih-bersih di dalam kamar mereka. An dan Yun saling bersitatap lalu tersenyum, saling memberi kode dan berniat untuk menyebarkan berita hangat pagi ini.
"Kau tidak punya mata!" bentaknya sembari mendorong tubuh gadis itu hingga membuat Embun terhuyung.
"Ma- maafkan saya tuan, saya tidak sengaja.... sungguh."
"Apa yang kalian lihat," ketus Rendra kepada dua pelayan itu dengan mengedarkan telunjuknya, "Keluar!!"
An dan Yun mengangguk hormat dan bergegas pergi meninggalkan kamar tersebut.
Sudah bersentuhan seperti itu apa lagi jika tidak segera membersihkan tangannya dengan hand sanitizer.
Sepertinya dia perlu sebuah wastafel di dalam kamar, agar jika suatu saat tak sengaja bersentuhan dengan sesuatu dan bisa dengan cepat dia membersihkan tangannya tanpa perlu repot mencuci tangannya di bath room.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hari berlalu setelah tiga hari pernikahan, pagi ini Alister sedang mendapatkan tugas untuk menyiapkan segala sesuatunya yang berhubungan dengan Anola Group.
Nona mudanya haruslah tampil apik di mata para kolega, rekan kerja, dan juga kerabat. Ah, hampir lupa ini masih terhitung cuti sebagai pengantin baru.
Penata busana dan perias keluarga Wilson sedang mempersiapkan nona muda mereka agar tampil lebih memukau, agar lebih sedap dipandang mata. Membuat mereka berkata inilah nona muda Raymond Wilson, biarkanlah mereka memandang demikian agar dapat menyenangkan hati sang tuan muda.
Di tempat pertemuan dengan utusan dari Anola Group sudah tertata rapi, lihat saja tempat pertemuannya ada di sebuah restoran mewah.
Tepat di lantai empat puluh lima merupakan tempat meeting room VVIP, mereka bisa memandangi apa saja dari lantai teratas itu.
Pelayan di lantai itu berbaris rapi untuk menyambut kedatangan Rendra dan istrinya, mereka mengangguk hormat. Seorang penjaga pria di dekat pintu juga melakukan hal yang sama, lalu memutar handle mempersilahkan mereka untuk masuk.
Lalu Alister? Dia tak pernah ketinggalan jejak tuan mudanya dan sudah pasti sekarang pun dia ada di tempat ini.
Disebuah kursi meja bundar, wanita cantik yang terlihat sangat modis nan mempesona itu sedang duduk menatap pemandangan luar yang di batasi oleh dinding kaca.
Seorang wanita muda berambut pendek yang berdiri di dekatnya pun sejenak merunduk, mendekatkan bibirnya di telinga wanita tersebut.
"Nona, tuan muda Rendra dan rombongannya sudah tiba,"
"Hm?" Leony, nama wanita cantik itu dia datang bersama dengan sekretarisnya bernama Naura.
Leony menoleh ke samping lalu beranjak dari duduknya. Dia tersenyum, sembari mengulurkan tangannya, "Lama tidak berjumpa, Rendra," dia memanggilnya dengan sapaan nama, apakah diantara mereka pernah ada sesuatu?
Rendra sebagai pria yang cinta kebersihan manalah mungkin mau menjabat tangan Leony, dia menatap wajah cantik Leony dengan datar kemudian melirik kearah Alister yang menarik kursi untuk ia duduki.
Kesan dingin yang Leony dapatkan darinya, tapi justru itulah yang membuatnya semakin menarik dan ingin meraih hati lelaki itu.
Lelaki yang telah memiliki istri, dia yang sedang berdiri tepat di sisi Rendra.
wlpn sultan klu aku mah ogah punya suami spt Rendra nih.percuma aja baik" lembut" tapi kepala batu selip dikit salah pasti kena hukuman