Seraphine Grey meminta ibu dari Damien Knox untuk menjodohkan mereka berdua karena ia tahu Damien tidak bisa menolak permintaan ibunya. Dari dulu Sera sudah mencintai Damien, namun bahkan hingga tiga tahun pernikahan mereka perasaannya tidak terbalas sedikitpun.
Damien hanya mencintai satu wanita. Saat wanita itu kembali, Damien dengan tega membawanya ke dalam rumah pernikahan mereka. Sera meninggal tragis saat mencoba menjauhkan wanita itu dari Damien.
Tuhan memberinya kesempatan kedua. Sera kembali ke malam pertama pernikahan mereka. Rasa sakit yang Sera dapatkan selama menikah dengan Damien membuat Sera tidak lagi mengemis cintanya. Sera ingin secepatnya pergi namun fakta baru yang didapatkan tentang benang kusut antara Sera, Damien, dan mantan kekasih Damien yang tak pernah terurai membuatnya ragu. Apakah Sera akan tetap pergi atau mengurai misteri yang ada bersama Damien?
✯
Cerita ini murni ide penulis, kesamaan nama tokoh dan tempat hanyalah karangan belaka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mapple_Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Sera masuk ke kantor Damien setelah melakukan banyak penyamaran, untungnya sekretaris Damien masih mengenalinya dan membiarkannya menunggu di ruangan Damien.
Ruangan Damien luas dan tertata rapi, dengan dinding kaca tinggi yang menghadap langsung ke lanskap kota. Cahaya alami masuk tanpa terhalang, memantul di meja kerja besar dari kayu gelap yang mengkilap. Di atasnya hanya ada beberapa benda berupa laptop, dokumen tertata, dan sebuah pena mahal, semuanya ditempatkan dengan sengaja.
“Dia selalu rapi, tidak membiarkan ruangannya berantakan.” Sera tersenyum kecil sambil menyusuri ruangan itu.
Ia berhenti sebentar di dekat rak buku yang memenuhi salah satu sisi ruangan, berisi laporan tahunan, buku strategi bisnis, dan beberapa penghargaan yang dipajang tanpa berlebihan. Di sudut ruangan, sebuah sofa kulit berwarna netral menghadap meja rendah, menciptakan area duduk untuk pertemuan informal.
Udara di dalam ruangan terasa tenang dan terkontrol. Tidak ada dekorasi yang berlebihan, tidak ada warna mencolok. Segalanya memancarkan kesan kekuasaan yang tidak perlu diumumkan, cukup terasa dari cara ruang itu sendiri.
Sera kemudian duduk di salah satu sofa kulit, punggungnya tegak meski jemarinya saling bertaut di pangkuan. Pandangannya sesekali beralih ke dinding kaca yang memperlihatkan kota di luar, lalu kembali ke pintu ruangan.
Damien akan datang dalam beberapa menit lagi.
Pintu itu akhirnya terbuka. Damien masuk dengan langkah tenang dan terukur, jasnya rapi, ekspresinya sulit dibaca. Ia menutup pintu di belakangnya tanpa suara berlebih, lalu menatap Sera sejenak—cukup lama untuk membuat kehadirannya terasa penuh.
“Apa yang kamu lakukan disini? Aku sudah mengatakan kamu tidak perlu muncul lagi dihadapanku.” katanya dingin.
“Beri aku sepuluh menit untuk menjelaskan,” Sera berdiri. Ruangan yang sejak tadi sunyi kini terasa berbeda oleh kedatangan sang pemilik otoritas.
“Please!” Ucap Sera, memohon agar diberi kesempatan untuk menjelaskan. Ia menatap ke manik biru Damien yang dingin. “Aku hanya ingin menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, setelah itu aku akan pergi jika memang itu yang kamu inginkan.”
“Lima menit.” Damien melengos, lalu duduk di kursinya. Tangannya terlipat di dada, menunggu Sera menjelaskan atau mungkin menyampaikan pembelaan.
“Malam itu aku memang datang ke rumah besar Knox, aku sengaja mengatakan pada penjaga untuk mengizinkan siapapun masuk untuk mengundang orang misterius itu masuk. Aku nggak bisa menunggu, Damie, mama dalam bahaya.” Sera memperhatikan wajah Damien yang tetap datar.
“Tapi… yang datang bukan Alan, melainkan Noah. Aku nggak nyangka kalau mereka akan menjebakku seperti itu. Untuk apa aku selingkuh disana, kamu tahu aku tidak mengenal Noah secara pribadi.” Kata Sera melanjutkan.
“Tidak mengenal secara pribadi? Dia pernah jadi teman satu kelasmu di high school,” Damien tersenyum sinis, jelas tidak percaya. “Dan sekarang apapun penjelasanmu tidak merubah apapun, Sera. Kamu tetap ada disana bersama Noah malam itu, duduk bersama di sofa, dan terlalu aneh saat seseorang yang katanya tidak mengenal secara pribadi tapi mengizinkannya menyentuh kakimu.”
Sera bungkam. Kenyataannya ia memang tidak memiliki hubungan apa-apa dengan Noah, tetapi fakta kalau malam itu mereka berada dalam rumah yang sama tidak bisa dibantah.
Tok…tok…tok…
Pintu diketuk tiga kali, lalu terdengar suara sekretaris Damien dari luar pintu.
“Tuan Ezra dan Nona Luna ingin bertamu, Sir.”
“Suruh mereka masuk.” Kata Damien.
“Silahkan keluar, Sera. Lima menitmu sudah habis.” Usir Damien sambil menunjuk pintu dengan dagunya.
“Ya, terima kasih atas waktunya, Tuan Knox.” Sera berdiri, lalu keluar tanpa berkata apa-apa lagi. Di depan pintu ia berpapasan dengan Ezra dan Luna.
Meskipun hanya sekilas, Sera bisa melihat kedua orang itu tersenyum mengejek padanya. Sera mengabaikan mereka berdua dan segera pergi.
Seperti yang diinginkan oleh Damien.
......
Sera kembali ke apartemen Laura yang kosong karena sahabatnya itu sudah berangkat kerja.
“Apa yang harus aku lakukan sekarang?” Gumam Sera memijat pelipisnya. Ia ingin pergi sejauh-jauhnya, tapi tidak bisa mengabaikan bahwa masih ada bahaya yang mengintai keluarga Knox.
Keluarga itu sudah baik padanya, Sera tidak mau mereka berakhir begitu saja.
Sera berbaring malas-malasan di sofa sambil menggulir layar ponsel, berita tentangnya dan Noah masih ramai dibicarakan. Noah sampai sekarang masih belum ada kabar, dan spekulasi tentang Sera yang melakukan sesuatu pada pria itu semakin liar.
“Sial. Apa dia masih pura-pura pingsan dan membiarkan para fansnya menuduhku melakukan sesuatu padanya.” Geram Sera setelah membaca konspirasi tentang Noah dan ia di salah satu laman media sosial.
Sejak malam itu, Noah tidak terlihat dimanapun. Sera yakin pria itu sengaja melakukannya untuk membuat Sera terlihat semakin buruk.
“Brengsek! Pria ini ingin main-main denganku, jika kamu masih tidak muncul maka aku akan mendatangimu dan membuat fitnah itu menjadi nyata.”
Sera meletakkan ponselnya ke meja, lalu memejamkan mata untuk menyusun berbagai rencana dalam kepalanya.
Ting! Tong!
Bel pintu berbunyi, ada yang datang? Sera segera membukakan pintu.
“Albert?” Alis Sera mengerut melihat detektif imut ini mendatangi apartemen Laura.
“Hai, Sera. Boleh aku masuk?” Albert tersenyum ramah.
“Ya, silahkan. Tapi Laura sedang bekerja,” kata Sera membiarkan Albert masuk, lalu kembali menutup pintu.
“Laura yang memintaku datang untuk membantumu,”
“Membantuku?” Tanya Sera tidak mengerti, “silahkan duduk. Kamu mau minum apa?”
“Oh, nggak usah.” Albert buru-buru menggeleng. Ia duduk di depan Sera dan berkata. “Membantumu membersihkan nama baikmu dari tuduhan perselingkuhan.”
“Nggak perlu. Aku punya rencana sendiri, kamu fokus saja pada penyelidikan orang yang ingin menghabisi Mama Adelin dan Damien.”
“Sera–”
“Aku sudah punya rencana sendiri, Albert. Kamu bisa fokus saja pada mereka, aku nggak mau sesuatu yang buruk terjadi pada mama Adelin dan Damien.”
Karena sejak pemakaman orang tuanya, Sera hanya punya mereka dan mungkin jika kembalinya ke masa lalu tidak bisa membuatnya terus bersama Damien, Sera ingin menyelamatkan Adelina dan Damien dari keserakahan keluarga Guapo. Hanya itu yang bisa ia lakukan untuk membalas budi pada mereka.
...✯✯✯...
...like, komen dan vote 💗...
kyanya Sera dijebak..😩