NovelToon NovelToon
Aku Hanya Putri Palsu

Aku Hanya Putri Palsu

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Transmigrasi ke Dalam Novel / Bullying dan Balas Dendam / Putri asli/palsu / Balas dendam pengganti
Popularitas:48.9k
Nilai: 5
Nama Author: KOHAPU

Sivania Amelia merupakan putri dari keluarga konglomerat. Tanpa kasih sayang orang tua dan perhatian dari semua orang membuatnya menjadi sosok arogan.

Hingga suatu hari dirinya menemukan sebuah buku novel di lorong sekolahnya. Buku dimana dirinya menjadi tokoh antagonis. Seorang putri palsu yang berusaha keras untuk membunuh putri asli. Tapi berakhir dengan kematian tragis.

Anehnya, semua nama tokoh di buku itu merupakan anggota keluarganya. Satu persatu kejadian dalam buku benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata. Sebuah buku dengan akhir cerita kematiannya yang penuh derita.

Tapi satu hal berbeda, hati Sivania telah membeku, meninggalkan keluarganya untuk diberikan pada putri asli.

Ini bukan miliknya, maka dirinya akan membuang segalanya. Tapi kenyataan lain terbongkar membuat keluarganya memohon agar Amelia kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Asli?

"Amelia..." Ucap Tristan penuh penekanan mengepalkan tangannya menahan rasa kesal.

"Marah? Marasa tidak adil? Ini balasan karena mencengkeram tanganku hingga memerah. Pipimu jadi merah merona kan?" Amelia menunjukkan pergelangan tangannya.

"Itu karena gadis sepertimu pencemburu dan selalu menyentuh orangku." Tristan bergerak menarik kerah pakaian Amelia.

"Pacarmu mengatakan meletakkan lem Korea di kursi adalah sebuah lelucon yang biasa. Karena itu aku ingin dia membuktikannya dengan duduk di kursiku. Ada yang salah?" Tanya Amelia tanpa ekspresi sama sekali.

"Tentu kamu salah! Kulit akan iritasi jika---" Kalimat Tristan disela.

"Tapi pacarmu mengatakan tidak apa-apa. Maka aku ingin dia membuktikannya." Aneh! Ini benar-benar aneh, biasanya raut wajah Amelia akan menunjukkan kemarahan yang menggebu-gebu. Tapi kali ini, dirinya bagaikan berhadapan dengan manekin. Wanita yang menatapnya tanpa ekspresi, bagaikan menunjukkan tidak suka disentuh olehnya.

Tristan menarik tubuh Amelia mendekat kemudian berbisik."Aku dapat menghancurkan hidupmu dengan mudah." Sebuah ancaman untuk wanita yang picik. Wanita yang selama ini begitu mengekangnya. Dirinya tidak akan pernah bersedia diperlukan layaknya boneka tali, oleh orang tanpa ekspresi ini.

Tapi tanpa jawaban, gadis yang bagaikan ular tenang namun beracun ini hanya diam. Diam yang mengerikan tanpa ada gemetar ataupun ketakutan dengan ancamannya.

"Lepas! Jangan dekat-dekat dengan Amelia." Pemuda ini terlihat lagi. Begitu menyebalkan, pemuda miskin yang menebarkan aura sok suci. Inilah orang yang bernama Savier, pemuda yang mengejar Amelia tanpa menyerah hampir 3 tahun lamanya.

Inilah yang terlihat saat ini. Pria dingin bagaikan iblis (Tristan), tengah melindungi wanita baik hati seperti bidadari bernama Tiara.

Sedangkan di sisi lain pemuda polos bagaikan malaikat (Savier), tengah melindungi wanita yang bagaikan iblis ular betina bernama Amelia.

Setidaknya itulah yang terlihat di mata para siswa kini.

"Pecundang! Minggir! Jangan ikut campur!" Tristan mendorong Savier, tapi anehnya, gerakan yang pas, benar-benar tepat sasaran. Kala didorong, kaki Savier bergerak menjegal kaki Tristan, bagaikan tidak sengaja.

Hingga Tristan yang terjatuh. Sedangkan Savier sendiri menjatuhkan tubuhnya pada Amelia.

Beberapa siswa menipiskan bibir menahan tawanya. Menatap kejadian yang begitu aneh. Sementara Savier berkedip beberapa kali dengan jarak wajah yang begitu dekat dengan Amelia.

"Ma... maaf, aku tidak sengaja menyentuh Amelia. I...ini karena Tristan mendorongku. A...aku tidak tau salahku dimana." Benar-benar pemuda yang menunduk terlihat gugup memilin jemari tangannya sendiri. Terlihat campuran rasa takut juga rasa bersalah dari raut wajahnya.

Bahkan Savier hampir menangis? Sungguh! Tristan benar-benar tega pada makhluk tidak berdosa ini.

"Brengsek! Berani-beraninya kamu---" Kalimat Tristan yang bangkit dibantu oleh Tiara terhenti.

Kala Amelia berucap."Sampah..."

"Kamu bilang apa?" Tanya Tristan membulatkan matanya.

"Sampah jika disimpan terlalu lama akan membusuk, membuat lalat berhamburan dan menebarkan penyakit. Kamu memang sampah." Raut wajah Amelia kini terlihat berbeda dari biasanya.

Wanita yang tersenyum bermanja-manja kini bagaikan bayangan mengerikan. Tatapan matanya seperti seekor ular yang menyimpan dendam, dapat menghancurkan hewan yang lebih besar darinya menggunakan racun.

"Amelia! Kamu tidak boleh seperti itu pada Tristan. Dia... membelaku karena aku benar. Ini hanya lelucon, kenapa kamu mencoba mempermalukan satu sekolah." Air mata Tiara mengalir kelinci kecil yang ketakutan, mencoba melindungi Tristan. Itulah yang terlihat kini.

Beberapa orang juga mulai beropini, menyalahkan Amelia.

"Tiara benar! Ini hanya lelucon kecil. Tapi Amelia begitu sensitif."

"Berlebihan sekali."

"Kamu tidak tau, dia hanya anak miskin sombong saat ini."

Gumam beberapa orang dengan suara kecil, berbisik-bisik. Sedangkan Amelia tetap pada egonya, untuk apa capek-capek menjelaskan. Memang moral mereka yang terlalu mudah untuk dihasut.

Tapi.

Lebih membuat iba lagi, lebih dramatis daripada tindakan Tiara. Tiba-tiba saja Savier berlutut di hadapan Tristan dan Tiara.

"Ka...kami memang tidak punya apapun. Tapi aku mohon, jangan membully Amelia lagi." Ucapnya menunduk berderai air mata. Mengangkat kepalanya menatap ke arah mereka berdua.

Siapa yang akan tega, melihat makhluk berwajah polos ini?

Tangan Savier bergerak menyentuh jemari tangan Tristan."Aku memohon ampun, tolong jangan melukai Amelia lagi. Amelia sudah cukup menderita." Ucapnya berderai air mata. Bagaikan malaikat yang dijatuhkan dari Surga. Kemudian disakiti oleh manusia hina.

"Minggir." Tristan menarik tangannya. Hanya menarik.

Tapi Savier diam-diam menyeringai bergerak seolah-olah Tristan mendorongnya.

"Savier!" Bentak Amelia.

"Aku tidak mendorongnya! Dia jatuh sendiri." Tristan menatap ke arah lain.

Siswa-siswi di kelas mulai membicarakannya. Ini tidak bagus, makhluk ini (Savier) benar-benar hina. Menyebalkan, penuh dengan tipu daya.

"Sudahlah... Amelia, jangan menyalahkan Tristan. Aku memang jatuh sendiri." Kalimat yang diucapkan Savier kala Amelia membantunya bangkit.

"Kamu dengar bukan!? Dia jatuh sendi---" Kalimat Tristan terhenti, kala Amelia berada dijarak yang begitu dekat dengannya.

"Tristan, mulai sekarang kita musuh. Musuh Savier adalah musuhku. Kamu berkata soal tidak menggangu pacarmu bukan? Mulai hari ini Savier adalah pacarku. Jika kamu menggangunya, itu artinya kamu mencari mati." Sebuah kalimat penuh penekanan.

"Itu artinya kamu memutuskan pertunangan ini?" Tanya Tristan membulatkan matanya.

"Kamu juga tidak pernah menganggap pertunangan ini ada. Lagipula putri asli yang seharusnya bertunangan denganmu adalah Tiara. Pacarmu saat ini." Amelia menyeringai, menggenggam jemari tangan Savier."Apa yang kamu lakukan pada Savier hari ini, aku akan membalasnya."

Jantung Tristan bagaikan berhenti berdetak sesaat. Ada apa ini? Mengapa dirinya bagikan kacau balau.

Pemuda bernama Savier, yang kini bersembunyi di belakang Amelia, diam-diam tersenyum ke arahnya. Bagaikan ini menjadi hal yang menyenangkan.

"Dia bukan pria baik." Tristan mengepalkan tangannya.

"Memang pria sepertimu yang mengirimkan Rian untuk memberiku pelajaran adalah pria baik?" Pertanyaan dari Amelia tidak dapat dijawab olehnya.

Tiara melirik ke arah sekitar. Perasaan Tristan terlihat kacau. Karena itu, semua pembicaraan ini harus teralih.

"Amelia! Ini hanya tentang kita berdua. Lelucon ringan, tapi kamu melebih-lebihkannya. Kemudian menyalahkan semuanya pada Tristan." Kembali Tiara memasang badan membela Tristan.

Raut wajah Amelia berubah lebih lunak."Intinya jika ini lelucon, duduklah di kursiku."

Tiara melirik ke arah Tristan, sudah pasti pria ini akan menghentikannya bukan? Pria seperti Tristan lebih cendrung menyukai wanita pemberontak, tapi memiliki rasa idealis yang tinggi. Apalagi jika rela berkorban fisik demi ideologi. Itulah yang ada dalam fikiran Tiara yang secantik bunga raflesia Arnoldi ini.

"Baik! Aku akan duduk." Tiara terlihat tegar, melangkah mendekati kursi yang telah dilumuri lem Korea. Bertaruh Tristan akan menghentikannya.

"Baik! Kita adalah musuh!" Tristan menarik jemari tangan Tiara, menatap nyalang pada Amelia."Jangan pernah mengganggu pacarku lagi."

Pemuda yang menarik jemari tangan Tiara meninggalkan ruang kelas. Kali ini Tiara merasa dirinya menang, seseorang yang dipilih oleh Tristan.

Sementara Savier tertunduk bertanya pelan pada Amelia."A...aku, apa kita benar pacaran?"

1
Ummah Intan
semoga Siska bs mempertahankan mahkotanya hingga kelakuan biawak roni terbongkar
Lukman Lukman
kau menggantungkan kskak😄💪💪💪💪💪😍😍😍😍😍😍
lily
wahhhh keributan ap ini ,,,,
🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘
😍😍😍😍😍😍😍😍
yesi yuniar
ada kejadian apa ???
josefina matongo
ah harus tunggu besok lagi dong 🥺
_arjunnainun__
jangan2 suara biawak kawin sama komodooo😄😄
Biyan Narendra
Semoga Siska gobloknya ga kayak tiara
Nureliya Yajid
lanjut thor
Rahma Intan
lanjutkan lagi Thor semakin seru 💪😘😘😘😘😘😘😘
Nur Wahyuni
aduh ada kejadian apa ini... penasaran 😄😄
Eka suci
apa tuh ,nungguin lg🤔🥺
Ani Da
penasaran kira2 suara siapa ya?
mimief
idiih...othor pelit
masa cuman gitu
bagaimana ini,nanggung bet🤣🤣🤣
mimief
wah..kayaknya lebih seru kan
sayang melewati kesempatan ini
cabut euy,kita pulang
mau liat keributan ini
upps...ga ya aku kan kakak perempuan yg Budiman 🤣
Sulati Cus
smg itu suara si biawak sm komodo biar ke buka tuh mata siska😅
Sulati Cus
cucok kan😂
Indar
apa yg terjadi nih 🤔🙄 semoga savier baik2 saja 🤗🤗
Tasnim thufaila Qotrunnada
iiihh...apa siiii..bikin penasaran aja dikau..
kaylla salsabella
tiara lagi main kuda"an sama roni🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!