Aku yang membiayai acara mudik suami ku, karena aku mendapat kan cuti lebaran pada H-1. Sehingga aku tidak bisa ikut suami ku mudik pada lebaran kali ini, tapi hadiah yang dia berikan pada ku setelah kembali dari mudik nya sangat mengejutkan, yaitu seorang madu. Dengan tega nya suami ku membawa istri muda nya tinggal di rumah warisan dari orang tua mu, aku tidak bisa menerima nya.
Aku menghentikan biaya bulanan sekaligus biaya pengobatan untuk mertua ku yang sedang sakit di kampung karena ternyata pernikahan kedua suami ku di dukung penuh oleh keluarga nya. Begitu pun dengan biaya kuliah adik ipar ku, tidak akan ku biar kan orang- orang yang sudah menghianati ku menikmati harta ku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leni Anita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14
"Mas, mulai bulan ini aku mau mas menafkahi aku. Jika mas tidak mau segera tinggal kan rumah ini!" Aku berkata pada mas Randi setelah Tante Nadin pergi.
"Loh, kok gitu dek. Kamu kan punya uang sendiri, gaji mas bakal mas berikan pada Mia, Mia tidak bekerja dek!" Mas Randi menolak permintaan ku.
"Iya mbak, jangan serakah. Mbak kan punya uang sendiri, ngapain minta uang nya mas Randi!" Mia berkata dengan nada sewot.
"Baik, kalau begitu sekarang juga kalian keluar dari rumah ini, aku tidak sudi menampung manusia tidak tahu diri seperti kalian!" Aku menunjuk pada pintu keluar.
"Dek, aku ini suami mu. Jadi kau tidak bisa mengusir ku!" Mas Randi bicara seolah - olah dia lah pemilik rumah ini.
"Kau memang masih sah sebagai suami ku, tapi jika kau tidak mau memenuhi kewajiban mu dengan memberikan aku nafkah, maka pergi lah dari rumah ini. Rumah ini adalah rumah milik orang tua ku, bukan rumah mu!" Aku menekan kan lagi bahwa ini adalah rumah ku.
"Durhaka kamu mbak sama suami, tidak akan masuk surga seorang istri yang durhaka pada suami!" Mia berkata dengan nada sok bijak.
"Aku akan mencari surga dari jalan lain, bukan dari jalan sebagai istri dari laki - laki penghianat ini!" Aku mengarah kan telunjuk tepat pada wajah mas Randi.
"Sudah lah dek, kenapa kau masih meribut kan masalah uang, kau bahkan tidak pernah punya masalah keuangan. Jadi jangan meribut kan uang ku yang tidak seberapa!" Mas Randi mengakui bahwa uang nya tidak seberapa di banding kan diri ku.
"Bi Sri!!!" Aku memanggil bi Sri yang ada di dapur.
"Iya bu, ibu butuh sesuatu?" Bi Sri langsung datang ketika aku memanggil nya.
"Bereskan semua barang - barang Mia di kamar tamu, bawa semua barang nya ke gudang!" Aku memberi perintah pada Bi Sri.
"Jangan pernah sentuh barang- barang ku, apa hak mu mengusir ku dari rumah ini?" Mia tampak sangat marah ketika dia mendengar aku memerintah kan bi Sri untuk membereskan semua barang - barang milik nya dari kamar tamu.
"Dek, kamu tidak bisa semena - mena seperti ini, Mia adalah istri ku!" Mas Randi tidak terima karena aku mengusir gundik nya.
"Hari ini kau akan tahu seperti apa status mu di rumah ini, kau cuma numpang hidup pada ku. Jika kau menyayangi Mia, silah kan ikut dengan nya!" Aku pun mengusir Mas Randi dari rumah ku.
"Ok, Ok mas setuju memberikan nafkah untuk mu, tapi jangan usir mas dan Mia dari rumah ini. Mas mohon!" Mas Randi menyatukan kedua tangan nya di hadapan ku sambil memohon.
"Kau bisa tetap tinggal di dalam rumah ku, karna kau masih berstatus sebagai suami ku, tapi aku tidak akan membiarkan kan gundik mu tinggal di rumah ku!" Aku berkata dengan tegas.
"Mas, aku tidak mau pergi dari rumah ini!" Mia merengek sambil memegang tangan mas Randi.
"Dek, mas mohon biar kan Mia tetap tinggal di sini!" Mas Randi berusaha untuk membujuk ku.
"Sudah aku katakan mas, kau bisa pergi dari rumah ini dan ikut Mia jika kau menyayangi nya!" Aku menegaskan sekali lagi.
"Keterlaluan kamu mbak, wajar saja mas Randi menikahi ku karena kelakuan mu seperti ini!" Mia begitu kesal kerana aku mengusir nya dari rumah ku.
"Jangan lupa Mia, aku berikan kau tempat tinggal berupa gudang di belakang rumah ku. Tapi tinggal di sana bukan berarti gratis, kau harus membayar nya dengan jadi babu di rumah ini!" Aku mengatakan ini sambil tersenyum mengejek Mia.
"Aku tidak mau, aku bukan babu mu!" Mia berteriak pada ku.
"Jika kau menolak menjadi babu ku, maka silah kan saja cari tempat tinggal sendiri!" Aku berkata dengan penuh penekanan.
"Mas, aku tidak mau!" Mia kembali merengek pada mas Randi.
"Sudah lah Mia, turuti saja apa yang di katakan oleh Arin!" Mas Randi berkata pada Mia sambil berbisik tapi aku masih bisa mendengar semua nya.
"Semua nya sudah selesai bu!" Bi Sri keluar dari kamar tamu sambil menyeret koper berisi pakaian Mia.
"Mas, bawa istri mu sekarang juga dari hadapan ku. Jika tidak kau pun akan ku lempar kejalanan!" Aku berkata pada mas Randi sambil melipat tangan di dada.
"Ayo Mia!" Mas Randi langung menyeret tangan Mia keluar lewat pintu dapur karena gudang itu ada di belakang dan terpisah dari bangunan utama.
"Awasi mereka bi!" Aku berkata pada bibi Sri.
"Baik bu, tenang saja. Bibi pastikan mereka akan dapat balasan nya!" Bi Sri tersenyum dan dia menyusul kedua sejoli itu sambil menyeret koper milik Mia.
'Ini belum seberapa Mas Randi, Mia. Kalian akan mendapatkan lebih dari ini!' Batin ku di dalam hati.
Aku segera naik ke kamar ku, aku akan mengawasi mereka melalui kamera yang sebelum nya juga sudah terpasang di dalam gudang itu. Aku melihat Mia masuk ke dalam gudang itu sambil menutup hidung nya, kondisi gudang sangat kotor dan banyak barang- barang berserakan di lantai.
"Mas, aku tidak mau tinggal di sini. Tempat nya pengap dan banyak tikus!" Mia langsung berlati keluar dari gudang itu.
"Sudah lah Mia, ini hanya sementara. Apakah kau mau tinggal di jalanan, nanti kita cari cara nya agar bisa menguasai harta nya Arin!" Mas Randi tampak menenangkan Mia.
Aku sangat geram mendengar ucapan mas Randi, ternyata dia sudah merencanakan untuk menguasai harta ku. Tidak akan ku biar kan semua nya terjadi, tidak akan.
"Ini pakaian mu!" Bi Sri masuk ke dalam gudang sambil melempar koper milik Mia.
"Pembantu kurang ajar kamu, awas saja kamu!" Mia memaki bi Sri.
"Bi Sri, cepat kamu beres kan tempat ini!" Mas Randi memerintah kan bi Sri agar membereskan gudang yang tampak berantakan.
"Maaf pak, Bu Arin melarang saya membantu mbak Mia. Silah kan mbak Mia bereskan sendiri!" Bi Sri segera berlalu dari tempat itu.
"Pembantu kurang ajar, awas saja nanti. Akan ku balas kau!" Teriak mas Randi setelah bi Sri berlalu dari tempat itu
"Mas, aku tidak mau tinggal di sini, bawa aku pergi dari tempat ini!" Mia menangis sambil menggoyang kan lengan mas Randi.
"Sabar Mia, ayo kita bereskan tempat ini agar kau bisa beristirahat, mas bantu ya!" Mas Randi membujuk Mia dan dia mulai mengambil sapu dan alat pel untuk membersihkan gudang itu.
Seperti nya Mas Randi begitu menyayangi Mia, bukti nya dia mau membersihkan gudang demi Mia. Padahal selama menikah dengan ku, mas Randi bahkan tidak pernah sekalipun bekerja kasar. Mas Randi hanya tahu berpakaian rapi, bersih, dan wangi dengan keluar menggunakan mobil.
"Tunggu saja mas Randi, giliran mu akan tiba. Kau akan kembali pada setelan awal mu, tapi setelah aku puas bermain - main dengan mu!" Aku berguman sambil tersenyum puas.