NovelToon NovelToon
Harem Sang Putri

Harem Sang Putri

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Reinkarnasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Romansa / Cinta Istana/Kuno / Satu wanita banyak pria
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: miaomiao26

Seharusnya, dengan seorang Kakak Kaisar sebagai pendukung dan empat suami yang melayani, Chunhua menjadi pemenang dalam hidup. Namun, kenyataannya berbanding terbalik.

Tubuh barunya ini telah dirusak oleh racun sejak bertahun-tahun lalu dan telah ditakdirkan mati di bawah pedang salah satu suaminya, An Changyi.

Mati lagi?

Tidak, terima kasih!

Dia sudah pernah mati dua kali dan tidak ingin mati lagi!
Tapi, oh!

Kenapa An Changyi ini memiliki penampilan yang sama dengan orang yang membunuhnya di kehidupan lalu?!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon miaomiao26, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Yi'er?

Hari ini, rumah Jenderal melalui pagi dengan sangat biasa.

Para pelayan dengan rajin mengerjakan pekerjaannya, Jenderal An sudah pergi ke istana sejak pagi buta, sedangkan Nyonya An sedang memangkas bunga-bunga kesangannya.

An Changyi duduk di dalam kamarnya. Punggungnya masih lurus meski kemarin baru menerima sepuluh pukulan.

Di depannya tersaji bubur polos, beberapa roti, dan sayur yang tinggal setengah.

Suara kicau menarik perhatiannya. Dia melihat sepasang burung saling menggoda di ranting dan teringat kata-kata Liu Yuan kemarin.

Sang Putri membubarkan harem!

Dia bilang apa?

"Sang Putri benar-benar menyayangimu, dia bahkan langsung membubarkan haremnya begitu kamu memintanya!"

"Omong kosong," bisik An Changyi, muram.

"Tuan Muda!" Terdengar seruan dari luar dan pengawalnya masuk dengan raut sumringah.

"Untuk apa kamu berteriak?"

Wu Chen terkekeh dua kali. "Hanya terlalu bersemangat," jawabnya, "omong-omong aku baru dari luar dan beritanya sudah tersebar!"

An Changyi kembali menggerakkan sumpit, gerakan tangannya terlihat sedikit kaku. "Berita apa?"

"Tuan Muda, apakah tanganmu sakit?" tanya Wu Chen yang jelas menyadari kekakuan itu.

Sumpit berhenti sejenak, kemudian An Changyi mengangguk. "Sedikit."

"Aku akan panggilkan tabib!" serunya.

"Tidak perlu! Aku hanya ... tidak sengaja menindih tanganku saat tidur," jawabnya, mencegah Wu Chen yang hendak bergegas pergi.

Wu Chen melihat tangan An Changyi dengan tidak yakin. "Benarkah?"

"Ya," jawab An Changyi, "katakan berita yang kamu bawa."

Raut khawatir Wu Chen hilang, digantikan sukacita dan gosip. "Tuan Muda, ternyata berita itu benar!" tuturnya, "katanya, seorang mantan selir Putri Agung berkata bahwa Sang Putri membubarkan harem untuk menuruti permintaanmu!"

"Omong kosong," dengus An Changyi.

Wu Chen terlihat tidak setuju. "Bagaimana mungkin omong kosong!" protesnya, "ada saksi dan bukti, jadi tidak mungkin omong kosong!"

"..." An Changyi tidak berbicara, tetapi rautnya makin muram, seperti langit di luar sana.

"Tapi sepertinya Sang Putri sangat menyayangi pria-pria itu," gumam Wu Chen sambil cemberut, "dia bahkan menghadiahkan satu peti berisi uang dan emas untuk masing-masing mereka!"

An Changyi mengambil cangkir dan menghabiskan isinya dalam sekali teguk. "Benar-benar penuh kasih sayang!" cemoohnya.

"Putri ini memang penuh kasih sayang." Suara yang familiar tiba-tiba terdengar dari arah pintu.

An Changyi menoleh, mendapati Chunhua sudah melewati ambang pintu diikuti seorang pelayan. Di belakang mereka, Nyonya An dan An Minghao mengikuti dengan wajah tegang.

Wu Chen terkejut, membungkuk hormat secepat kilat. Tatapannya penuh waspada. Meski wanita itu terlihat asing, kata ganti yang dia gunakan sudah cukup mengungkap identitas.

"Yang Mulia," sapa An Changyi berdiri dan membungkuk hormat. Gerakannya sedikit kaku, tetapi tidak terlihat seperti orang yang baru saja dihukum.

Chunhua menatapnya sejenak, kemudian dengan lembut, ia meraih tangan An Changyi, membimbingnya perlahan kembali ke tempat duduknya. "Yi’er baru saja terluka. Sama sekali tidak perlu formalitas."

Semua orang di ruangan itu membatin serentak, "Yi'er?"

Chunhua menghela napas, kemudian menatap Nyonya An yang wajahnya hampir retak karena mendengar panggilan itu.

"Nyonya An, Putri ini benar-benar menyesal tidak bisa menghentikan Yi'er," katanya dengan ekspresi penuh sesal.

An Changyi melirik raut Chunhua dan hampir mencibir. Meski raut Sang Putri terlihat menyesal, sorot matanya sama sekali tidak berbohong. Dia sama sekali tidak menyesal dan hanya ingin membuat keributan!

Akan tetapi Nyonya An tidak tahu itu, wajahnya memucat, dia mengerti maksud kalimat Sang Putri. "Sang Putri tidak perlu merasa bersalah, ini adalah kesalahanku sebagai ibu yang tidak mendidiknya dengan baik."

Wajah An Minghao muram, dia melihat adiknya dengan raut kecewa. "Itu benar. Inj bukan kesalahan Yang Mulia."

 Chunhua menatap mereka sejenak, senyum lembutnya menghiasi wajah. Dengan gerakan halus, ia melangkah sedikit lebih dekat dan meraih tangan Nyonya An. tmTangannya tidak menekan, hanya menunjukkan perhatian yang tulus.

"Jika Nyonya An tidak keberatan, Putri ini ingin tinggal dan menjaga Yi'er sebentar."

Ruangan itu seketika hening, Setiap mata tertuju pada Chunhua.

"Yang Mulia, ini ...." Nyonya An menjawab ragu-ragu sambil melihat putra pertamanya.

Raut Chunhua berubah lesu, dia menggigit bibirnya, hendak berbicara, tetapi ragu.

"Setelah Yang Mulia mendengar Tuan Muda kedua An dihukum dengan lima puluh pukulan, Sang Putri merasa sangat sedih dan bersalah," tutur Su Yin yang sejak tadi menjadi latar, "Mohon Nyonya An dan Tuan muda pertama An mengijinkan."

"Putri ini tahu tidak pantas pria dan wanita tinggal di satu ruangan, tapi… kami memiliki pertunangan. Selain itu…" Chunhua berhenti, bibirnya terkatup, namun pipinya yang merona sudah cukup memberi tahu maksudnya.

Nyonya An mengernyit, sedikit enggan memberi ijin. Namun, juga tidak mungkin menolak saat Sang Putri sudah memohon. "Kalau begitu, kami akan merepotkan Yang Mulia menjaga Changyi."

"Terima kasih Nyonya An."

Nyonya An tersenyum kaku, masih menyimpan rasa tegang dan cemas. "Kami undur diri, Yang Mulia."

Kemudian Nyonya An meninggalkan ruangan diikuti An Minghao. Langkah kaki mereka meninggalkan gema ringan di lantai.

"Su Yin, kamu bisa mundur dan tutup pintunya," perintah Chunhua.

"Ya, Yang Mulia," jawab Su Yin, membungkuk hormat sebelum menarik Wu Chen bersamanya.

"Tunggu...." Wu Chen mencoba menolak, tetapi siapa sangka pelayan putri ternyata tidak selemah yang terlihat.

Saat langkah memudar dan pintu tertutup rapat, ruangan yang semula ramai itu kini hening.

Chunhua berbalik, melihat An Changyi yang sedang duduk. "Apakah Yi'er menyalahkan Putri ini karena membuatmu dihukum?" ujarnya dengan nada genit yang dibuat-buat.

Entah kenapa An Changyi tiba-tiba merinding.

Apakah sejak dulu Chunhua selalu seperti ini?

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!