Hallo, selamat datang kembali di cerita kedua Author, semoga kalian suka ya. ❤️
••••••••••
"kenapa kamu lakukan ini mas?" ucap Sela, dengan tubuh bergetar.
"maaf." ucap bayu, dia menunduk tak berani menatap Sela.
"Mas, kamu sudah janji sama aku. kamu tidak akan pernah meninggalkan aku."
"aku tidak akan meninggalkan kamu sela, aku menikahi citra karena aku hanya ingin punya anak." ucap Bayu membela diri.
"tapi bukan seperti ini mas." lemah Sela.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona_Written, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22
Setelah selesai Sela memakai baju mandi, dan membalut rambutnya yang basah dengan handuk, lalu dia keluar dari dalam kamar mandi, dirinya tidak langsung memakai pakaian yang telah ia siapkan, melainkan berjalan lebih dulu ke arah meja rias untuk merias wajahnya dan menggunakan serangkaian bodycare miliknya.
Saat Sela sedang asik menghias wajahnya dengan bersenandung ria kecil, pintu kamarnya tiba-tiba ada yang membuka, dan membuat dirinya menoleh, karna biasanya Bi Mimin akan mengetuk pintu terlebih dahulu jika ada perlu dengannya.
"Mas Bayu." Cicit Sela pelan, wajah yang awalnya ceria berubah menjadi masam dan murung.
"Sayang."ucap Bayu, dia menghampiri Sela dengan tidak tau malu.
"Ngapain kamu kesini mas."ucap Sela, dia kembali fokus ke cermin dan menghias wajahnya kembali, dia sudah sangat muak melihat wajah suaminya, walaupun dia tidak bisa membohongi hatinya jika dia masih memiliki perasaan kepada laki-laki yang menghampirinya itu.
"Sayang, maafin mas, kemarin mas sudah menuju ke kantor tempat kamu bekerja, tapi citra tiba- tiba menelpon perutnya sakit, dan mas langsung menuju ke rumahnya dan mengantarkan dia kerumah sakit, dokter bilang dia harus di infus dulu, akhirnya mas menunggu dia di rumah sakit sampai hampir pagi dan baru pulang ke rumah, "ucap bayu berbohong, dia tidak mungkin berbicara yang sebenarnya kepada sela bisa-bisa wanita di hadapannya ini akan mengamuk dan langsung menceraikannya, selain dia masih mencintai sela, dia juga masih bisa memanfaatkannya secara sekarang sela sudah bekerja di perusahaan besar dan pasti gajihnya besar.
"Terus bagaimana keadaan citra mas?" Tanya sela, dia tidak bisa membohongi hatinya, jika dia juga mengkhawatirkan madunya itu, dia perempuan yang memiliki hati, sudah pasti dia merasa kasihan mendengarnya.
"Dia sudah lebih baik, dan dokter menyarankan dia untuk berisitirahat total sayang."ucap bayu dengan wajah yang di buat- buat seakan-akan kelelahan dan sedih.
Ya dia memang kelelahan tapi bukan karna menjaga citra di rumah sakit melainkan habis bercinta dengannya.
"Kamu yakin mau tetap bekerja dan meninggalkannya, kamu gak menemani dia mas?" Tanya sela.
"Engga sayang, mas juga harus tetep kerja kan, lagian dia ada bi Ratih yang menjaga dan menemaninya."ucap bayu..
Selaa hanya mengangguk dengan wajah yang menyiratkan kasihan kepada madunya itu, dan Bayu tersenyum penuh kemenangan di dalam hatinya karna itu artinya dia berhasil membodohi istrinya itu.
"Sayang, mas sangat merindukanmu."ucap Bayu, dia memeluk Sela yang hendak mengambil baju yang sudah di siapkannya di kasur itu.
"Mas, kita gak mungkin melakukannya sekarang, kita bisa telat."ucap Sela.
"Sayang, mas menginginkanmu, apa kamu sudah tidak merindukan mas."ucap Bayu dengan nada sedih, tangannya kini sudah merem*s payud*ra Sela dari balik kimono mandinya.
Sela memejamkan matanya, dia yang sudah cukup lama tidak di sentuh suaminya karna selalu menolak, menjadi terang**ng karna sentuhan suaminya itu, apa lagi dia merasakan ada yang mengganjal di area bok*ngnya.
"Mas, nanti saja sepulang kerja ya."ucap Sela pelan.
"Gak bisa sekarang aja sayang?" Tanya Bayu.
"Mas, ini udah jam setengah 7."ucap Sela yang melihat jam di dinding kamarnya.
"Baiklah, tapi bener pulang kerja ya sayang, mas sudah sangat merindukanmu."ucap Bayu, dia yang kini membalikan tubuh Sela dan menatap matanya dengan sayu.
sela mengangguk sambil tersenyum kepada suaminya itu.
Bayu menci*m bib1r Sela, dan Sela menerima ci*man suaminya, dia juga tidak bisa membohongi hatinya jika dia merindukan suaminya, Sela memejamkan matanya dan mengalungkan tangannya di leher Bayu, sedangkan tangan Bayu tidak tinggal diam, dia sudah menurunkan kimono yang di kenakan Sela, dia meremas payuda*a istrinya itu dengan lembut, sedangkan tangan yang satunya mengusap punggung mulus istrinya.
Setelah puas menci*m bibir istrinya Bayu berpindah ke leher dan meninggalkan beberapa jejak merah di sana, lalu dia merebahkan tubuh Sela ke atas kasur dan menyesap put*ngnya yang berwarna pink itu.
"Mmmmmhhhhhh, mas.."des*h Sela, dia menjambak rambut Bayu. dan Bayu semakin liar menyesapnya.
"Mas, kita lanjutkan nanti."ucap Selaa, dia mendorong tubuh Bayu dan diapun bangun segera mengenakan pakaiannya.
Bayu diam dengan wajah lesu nya, hasratnya sudah menggebu- gebu, dan dia harus menahannya hingga sore hari.
"Sayang."rengek Bayu.
"Mas, aku janji sore kita akan melakukannya."ucap Sela.
Akhirnya dengan terpaksa Bayu mengiyakan ucapan Sela, dia harus menahan sesak di area selangkangannya itu karna ada yang bangun di sana.
Setelah mengenaikan pakaiannya, Sela kembali ke meja riasnya untuk mengeringkan rambut dan menutupi tanda merah yang ada di lehernya, dia tidak mungkin bekerja dengan beberapa tanda merah yang ada di lehernya.
**
Sela telah tiba di perusahaan tempatnya bekerja, dia di antarkan oleh Bayu suaminya, sesampainya di lantai 13 Sela langsung merapihkan meja dan membuat agenda untuk jadwal Bryn, setelah selesai dia membuatkan kopi seperti biasa dan meletakannya di ruangan bosnya itu.
"Ruangannya sangat rapih dan nyaman, tapi di balik itu semua ternyata penghuninya memiliki trauma yang sangat dalam."gumam Sela, dia menatap sekeliling ruangan bosnya itu.
"Ngapain kamu di ruangan saya?" Suara bariton Bryn mengagetkan Sela, ternyata bosnya itu sudah berada di sebuah ruangan yang juga ada di dalam ruangan itu, entah sejak kapan dia disana.
"Tu– tuan."ucap Sela dengan terbata- bata, bahkan untuk menelan ludahnya saja dia sangat kesusahan.
"Apa yang kamu cari disini?" Tanya Bryn lagi.
Sela menggeleng, seiring dengan Bryn yang melangkah mendekat ke arahnya. Sela spontan mundur untuk menghindari bosnya.
"Keluar."ucap Bryn dengan tegas.
"Ba–baik tuan."ucap Sela, dia segera berlari keluar dari ruangan bosnya itu.
Sedangkan Bryn dia hanya menatap kepergian Selatanpa ekspresi apapun, laki- laki itu sangat susah di tebak jika soal ekspresi, apapun keadaan hatinya ekspresinya tetep sama, yaitu datar.
Sela kini sudah kembali ke meja kerjanya, dia mengambil agenda jadwal Bryn hari ini, sebelum dia membawa dan membacakannya di hadapan Bryn, dia membacanya berulang kali, agar tidak ada kesalahan nantinya.
"Udah sesuai."Gumam Sela,dia melangkah menuju ke ruangan atasannya itu kembali untuk membacakan jadwal atasannya.
Tok tok tok
Ceklek
Sela membuka pintu ruangan Bryn.
"Permisi tuan."Ucap Sela, dia melangkah mendekati meja kerja atasannya, lalu membacakan agenda yang baru saja di salinnya.
"Kamu ikut saya meeting di restoran X."Ucap Bryn
"Tapi tuan, bukannya anda dengan tuan Banu?"Tanya Sela.
Bryn mengalihkan pandangannya dari layar komputer ke Sela.