NovelToon NovelToon
Lala Putri Yang Terlupakan

Lala Putri Yang Terlupakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Isshabell

Lanjutan dari novel yang berjudul Cinta yang terluka.


"Om, om baik, aku ceneng deh kalo baleng cama om," ucap Lala gadis kecil yang imut,manis dan cerdas itu.



"Iya, om juga seneng kalo bisa ketemu sama Lala tiap hari," kata Antonio yang sudah balik dari Australia sejak tiga tahun yang lalu sejak perceraian dirinya dengan Laras yang membuat dia sangat shock dan patah semangat untuk melanjutkan hidupnya.


"Om baik, kata mama ...papa nya aku itu pelgi jauh.....cekali tapi campai cekalang papa gak datang-datang aku Lindu cama papa...," ucap Lala yang lucu dan cadel itu.


Entah mengapa Antonio selalu merasakan kehangatan dan kebahagiaan saat dia bersama Lala.


Antonio tidak mengerti dengan perasaannya sendiri yang selalu ingin bertemu dengan Lala si bocah perempuan kecil yang selalu membuat hatinya bahagia.


Siapakah Lala.....yuk baca di sini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isshabell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 22

Pagi ini di rumah Laras sana seperti biasa dia selalu di sibukkan dengan persiapan-persiapan Lala untuk berangkat ke sekolah.

"Lala," ucap Laras pada Lala yang masih memasang sepatu sekolahnya itu.

"Iya mama," sahut Lala sambil mendongakkan kepalanya melihat pada Laras.

"Ini nanti kasihkan ke Bu guru ya," Laras menunjukkan sebuah amplop coklat besar yang ada di tangannya itu.

"Itu isinya apa mama?" tanya Lala sambil menunjuk pada amplop coklat yang di pegang Laras.

"Ini isinya akte kelahiran kamu sayang, Bu guru minta untuk di kumpulkan jadi nanti Lala kasihkan ke bu guru ya..." ucap Laras pada putrinya itu.

"Iya mama," ucap Lala yang sudah selesai memasang sepatunya.

"Ayo sarapan dulu," kata Bu Weni yang sudah selesai menata makanan di meja makan itu.

Kemudian Lala dan Laras pun berjalan menuju ke arah meja makan dan mereka duduk di kursi masing-masing begitu juga dengan Bu Weni dia juga sudah duduk di kursi meja makan tersebut.

Laras mengambil piring dan mengisinya dengan nasi dan menuangkan sayur sop di atas nasi itu lalu dia menaruh telur ceplok dipinggir piring.

Kemudian Laras menaruh piring itu di depan Lala.

"Ayo sayang di makan sarapannya," ucap Laras pada putrinya itu.

"Lala beldoa dulu ya ma," kata Lala sambil menengadahkan kedua tangannya di depan dadanya.

Laras tersenyum dan menganggukkan kepalanya, dia juga menengadahkan tangannya ikut berdoa begitu juga Bu Weni dia juga ikut berdoa.

Setelah selesai membaca doa mereka bertiga pun makan.

Dan setelah selesai sarapan, Lala bersiap untuk berangkat ke sekolah dan Laras juga bersiap sekalian berangkat ke kantor.

"Lala sekarang di antar sama nenek ya, soalnya mama harus berangkat pagi-pagi," pesan Laras pada Lala ketika mereka hendak beranjak dari ruang makan itu.

"Iya mama, oh ya mama nanti kalau ketemu om baik bilangin ya Lala kangen," Lala kecil berkata dengan polosnya dan membuat hati Laras dan Bu Weni jadi trenyuh saat mendengarnya.

Laras tersenyum sambil mengerjapkan matanya menatap Lala lalu dia berkata pada putri kecilnya itu ," iya nanti mama akan sampaikan salam Lala pada om baik ya," ucap Laras dengan hati pilu.

Bu Weni mendekati Laras, lalu dia mengusap-usap punggung Laras dengan lembut untuk menenangkan hatinya yang pastinya sangat sedih mendengar permintaan Lala tadi.

Laras menoleh pada ibunya sambil menipiskan bibirnya dan dengan mata berkaca-kaca.

"Sabar ya," ucap Bu Weni pada Laras.

Laras menganggukkan kepalanya sambil mengusap air mata yang mulai jatuh di sudut pipinya itu.

Lala mendekati Laras dan memperhatikannya dengan seksama.

"Mama kenapa nangis....?" tanya Lala pada mamanya itu.

Buru-buru Laras mengembangkan senyumnya pada Lala sambil berkata padanya ," enggak sayang, mama tidak menangis mama tidak apa-apa sayang," Laras berjongkok menghadap pada Lala sambil mengusap rambut putrinya itu.

Lala tersenyum pada mamanya sambil berkata ," kalau begitu Lala belangkat ya ma," Lala mencium tangan kanan Laras.

Laras mengecup kening putrinya itu dengan sayang.

"Lala belajar yang pinter ya," pesan laras.

"Iya mama," ucap Lala.

"Ibu duluan ya Laras," pamit Bu Weni pada Laras sambil meraih dompetnya yang ada di meja tamu itu.

"Ibu hati-hati ya, aku titip Lala," kata Laras pada Bu Weni.

"Iya, kamu kerja yang tenang ya," pesan Bu Weni pada Laras.

Laras menganggukkan kepalanya pada Bu Weni, kemudian Bu Weni dan Lala masuk ke dalam taxi online yang sudah di pesan Laras untuk mereka.

"Dah...mama...!!" teriak Lala dari dalam taxi online itu sambil melambaikan tangannya pada Laras yang masih berdiri di jalan depan rumah mereka.

Sementara itu Laras masih menunggu taxi online yang sudah di pesannya tadi.

...****************...

Sementara itu Antonio yang masih berada di dalam rumahnya sana juga bersiap untuk berangkat ke kantor tapi tiba-tiba dia kepikiran dengan perkataan Roy tentang Laras kapan hari itu.

"Apa benar yang dikatakan Roy kemaren itu kalau aku dan Laras sudah menikah tapi sudah bercerai. Aku harus temui Laras untuk menanyakan kebenaran ucapan Roy itu,"

Kemudian Antonio menyambar jasnya yang dia gantung kan di punggung sofa tadi dan dengan segera dia mengenakan jas itu sambil berjalan tergesa-gesa.

Dia berjalan keluar rumah menuju ke teras depan tempat dia memarkir mobilnya di sana. Setelah sampai di mobil dia masuk ke dalam dan dengan segera menjalankan mobilnya menuju ke jalan besar menuju ke arah rumah Laras.

"Masih jam segini, mudah-mudahan Laras belum berangkat," ucap Antonio yang masih menyetir sambil melihat jam tangannya.

Sementara itu Laras yang masih duduk-duduk di teras rumahnya menunggu taxi online pesanannya yang belum juga datang.

"Ya ampun...ini kan crayon milik Lala, kenapa bisa ketinggalan sih...aduh gimana ini, aku harus segera ke sekolahan Lala mengantarkan crayon ini. Tapi taxi nya kok belum datang-datang juga," Laras kebingungan sambil memegang crayon milik Lala itu.

Sementara itu Antonio sudah tiba di jalan depan rumah Laras, dengan perlahan dia menepikan mobilnya ke pinggir jalan itu.

Antonio melihat Laras dari dalam mobil, Laras terlihat sedang berjalan mondar mandir seperti orang yang kebingungan.

"Laras kenapa ya, seperti orang yang kebingungan begitu," lalu Antonio bergegas keluar dari mobilnya dan berjalan menghampiri Laras.

"Bu Laras kenapa? saya lihat seperti orang yang kebingungan?" tanya Antonio pada Laras.

"Pak Antonio, kenapa ada di sini?" tanya Laras keheranan melihat Antonio yang sudah berdiri di hadapannya itu.

"Oh iya, saya tadi kebetulan lagi melintas di jalan ini dan tadi saya melihat Bu Laras seperti orang yang kebingungan."

Laras menipiskan bibirnya sambil menatap Antonio lalu dia berkata pada Antonio.

"Iya saya bingung karena crayon punya Lala ketinggalan dan saya mau mengantarkan crayon ini ke sekolahan Lala," Laras menunjukkan crayon yanga ada di tangannya itu pada Antonio

"Kalau begitu Bu Laras ikut saya saja, saya antarkan ke sekolahan Lala," ucap Antonio pada Laras.

Laras tidak punya pilihan lain sebenarnya dia tidak mau di ajak bareng sama Antonio tapi ini demi crayon Lala akhirnya dia mau.

"Iya pak," jawab Laras.

Kemudian mereka berdua pun masuk ke dalam mobil dan Antonio mulai mengemudikan mobilnya bergerak menuju ke sekolahan Lala.

Antonio menoleh pada Laras yang fokus memperhatikan jalan lewat kaca mobilnya.

Lalu dengan hati-hati dia mulai berbicara dan bertanya sesuatu pada Laras.

"Bu Laras," panggil Antonio pada Laras.

"Iya pak," Laras menoleh pada Antonio.

"Emmm...apa benar kita dulu adalah suami istri?" tanya Antonio pada Laras..

1
Lady Ve
Semangat ya kawan💕.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!