NovelToon NovelToon
The Book

The Book

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Mata Batin / Kutukan / Hantu
Popularitas:23.7k
Nilai: 5
Nama Author: Dfe

Ziudith Clementine, seorang pelajar di sekolah internasional Lavante Internasional High School yang baru berusia 17 tahun meregang nyawa secara mengenaskan.
Bukan dibunuh, melainkan bunuh diri. Dia ditemukan tak bernyawa di dalam kamar asramanya.
Namun kisah Ziudith tak selesai sampai di sini.

Sebuah buku usang yang tak sengaja ditemukan Megan Alexa, teman satu kamar Ziudith berubah menjadi teror yang mengerikan dan mengungkap kenapa Ziudith memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dihantui sampai nyaris gila

Lorong Lavente malam itu seakan lebih panjang dari biasanya. Lampu neon di langit-langit berkedip dengan jeda tak beraturan, menciptakan potongan-potongan cahaya seperti film rusak. Setiap kali gelap menelan ruangan, Megan merasa ada sesuatu yang mengintip dari ujung lorong, tak bergerak, hanya mengamati.

Dunia sekolah bagi Megan sekarang adalah cerita penuh hal-hal menyeramkan dan ketakutan. Setiap tarikan nafas terasa sangat menyesakan. Dia ingin keluar dari sini, tapi itu tidak mungkin terjadi. Sudah dicoba, bukan satu dua kali tapi berkali-kali. Megan selalu memohon pada kedua orangtuanya agar memindahkan nya ke sekolah yang lebih manusiawi, yang lebih bisa diterima akal sehatnya. Homeschooling juga bukan pilihan yang buruk untuknya saat ini, tapi tidak! Orangtua Megan bersikeras agar putri semata wayangnya itu tetap melanjutkan pendidikan di Lavente! Entah itu keputusan dari orangtuanya atau mungkin hukuman untuk semua yang dia lakukan di masa lalu.

Setelah jam pelajaran kedua selesai, ini waktunya istirahat. Kantin diserbu ratusan siswa yang kelaparan, mungkin beberapa di antara mereka hanya ingin duduk santai menghabiskan waktu dengan bercerita dengan sahabatnya. Tapi tidak dengan Megan, dia makin seperti ada di dimensi lain.

Dia melihat Samuel tersenyum ke arahnya di ujung sana, dia melihat Rebecca menyisir rambutnya dengan tangan penuh darah di samping mejanya, dia melihat Bruno basah kuyup menggigil kedinginan di tengah orang-orang yang sedang berbincang, dan yang paling membuat semua ini mengerikan adalah.... Dia bisa melihat Ziudith menjilati setiap makanan yang tersaji di meja kantin. Wajahnya mengisyaratkan jika dia bahagia. Semua yang Ziudith lakukan seperti ingin balas dendam karena sewaktu dia masih hidup, dia tidak pernah merasakan masakan chef terbaik Lavente. Dia selalu makan roti tawar dengan sisa kuah sup sebagai pengganjal perutnya.

"Aku bisa gila.. aku bisa gila...." Ucapnya puluhan kali.

Di tengah rasa takut yang Megan rasakan, Arkana datang dengan satu nampan yang berisi dua jus jeruk dan dua pasta. Ada sepiring kudapan juga di sana. Arkana menaruh semua itu di hadapan Megan.

"Makanlah, Megan. Wajahmu tampak pucat. Kapan terakhir kau makan sesuatu?" Arkana sangat peduli pada gadis yang pernah menjadi kekasih ketua OSIS itu.

"Ak-Aku.. Aku.. Dia ada di sini, Ar.. Dia memperhatikanku...." Megan menunduk. Dia tidak berani menatap sekeliling.

"Dia siapa? Siapa yang kau maksud, apa yang kau maksud itu---- AKU, MEGAN?!"

Mata Megan langsung menatap terkejut ke arah Arkana, senyum Arkana menyeramkan. Tapi bukan itu, lambat laun wajah Arkana berubah menjadi Ziudith. Megan menutup mulutnya, dia menggeleng keras. Dia berdiri dan nyaris jatuh oleh kakinya sendiri yang tidak bisa seimbang.

Arkana mendekat, dia ingin menolong Megan yang terlihat sangat ketakutan. Tapi Megan mengusirnya, dia tidak membiarkan Arkana mendekatinya.

Arkana tentu bingung, ada apa dengan Megan? Sorot mata kesedihan itu muncul di manik biru indah milik Arkana, selama mengenal Megan.. baru sekarang ini dia dijauhi seperti ini. Bukan ketika mereka berdua bersama namun di depan ratusan siswa Lavente. Bukan, Arkana bukan malu karena Megan berteriak dan berlari cepat menghindari nya, tapi rasa yang lebih mendominasi adalah kesedihan!

"Ketua basket Lavente ditolak mentah-mentah oleh mantan kekasih ketua OSIS kita, hahaha... Ini akan menjadikan kabar yang viral!"

Mereka lalu tertawa bersama ketika celetukan liar itu mengarah ke arahnya. Arkana peduli? Tidak, tentu saja tidak! Persetan dengan gosip murahan seperti itu. Dia tidak peduli sama sekali.

Meninggalkan Arkana yang merasa bingung bercampur dengan sedih karena Megan yang berlari seperti melihat setan hanya karena ditawari makan siang bersama, Megan memilih ke kamar mandi saja. Dia sekarang menjadi sosok penakut! Dia takut kembali ke kamar asramanya, dia pernah memergoki Ziudith kembali tidur di ranjang lamanya. Menyeringai mengerikan ketika Megan baru membuka mata. Tentu saja terkejut, orang gila mana yang tidak berteriak jika dihadapkan dengan situasi seperti itu.

Menangis. Lagi-lagi Megan merasa gila sendiri, bersalah, putus asa, tercekik oleh kesepian.... Yang paling akhir itu terdengar sangat lucu! Kesepian di antara banyak orang, bukankah itu lucu? Dan kelucuan ini sepertinya terasa sangat familiar.. sepertinya dulu ada seseorang yang juga merasakan kesepian di tengah keramaian..

Dalam pikirannya yang kacau, dia mendengar suara tangisan di salah satu pintu kamar mandi. Megan bisa dengan jelas mendengarnya.

"Siapa?" Tanya Megan menghapus air matanya, dia berjalan pelan mendengarkan lebih teliti di pintu sebelah mana tangisan itu bersumber.

Suara itu semakin pelan, tapi juga semakin jelas terdengar. Megan mengetuk salah satu pintu kamar mandi yang dia yakini ada seseorang di dalam sana.

"Hei, ada orang di dalam? Kenapa kau menangis?" Tanya Megan.

Pintu kamar mandi didorong ketika suara tangisan itu menghilang. Mata Megan membulat sempurna, yang dia lihat adalah Ziudith dengan seragam sekolah basah kuyup berwarna putih bercampur kecoklatan... Entah coklat karena tanah atau kotoran yang lain, rambut acak-acakan seperti habis berkelahi atau mungkin habis dibully, matanya mengunci kedatangan Megan yang masih berdiri di depan pintu kamar mandi.

"Megan.... Mereka menenggelamkan wajahku ke toilet, lihatlah.. seragamku basah. Mereka menyeretku dari koridor hingga ke sini, lihatlah... Mereka menarik rambut ku.. sakit Megan.... Ini sakit..."

Megan segera menutup pintu kamar mandi, dia berlari keluar dari sana. Setiap orang yang memandangnya akan berpikir jika Megan sedang latihan untuk lomba olimpiade lari, seharian ini dia terus saja berlari ke sana ke mari. Langkah kakinya begitu lebar, namun sekencang apapun dia berlari... Ziudith terlihat selalu ada di belakangnya. Tepat satu jengkal dari wajahnya!

Entah bagaimana Megan akhirnya sampai di asrama, dia terburu-buru ingin membuka pintu kamarnya yang terkunci, namun semua terhenti ketika dia merasakan sebuah tepukan di pundaknya.

"Tidaaaaak! Jangaaan! Jangan ganggu aku, aku mohon.. jangan ganggu aku!!" Megan berjongkok. Menutup telinga dengan kedua tangan, memejamkan matanya erat.

"Hei, Megan... Kau kenapa? Ini aku, Queenza."

Tidak! Megan tidak ingin langsung percaya. Tadi di kantin, Ziudith bisa merubah dirinya menyerupai Arkana, sangat tidak mungkin jika sekarang dia merubah wajahnya begitu mirip dengan Queenza, kan?

"Megan... Ayo ke kamarku. Kau seperti sedang ketakutan. Aku bisa mengerti perasaan mu, aku juga berbulan-bulan merasakan perasaan yang sama..." Queenza kembali bersuara.

Tangan itu hangat menggenggam jemari Megan. Barulah Megan berani menatap Queenza, dia menangis di dalam pelukan Queenza. Dengan kesabaran, Queenza mengajak Megan beristirahat di kamarnya.

Pintu kamar 3A terbuka. Aroma pengharum ruangan dengan wangi stroberi mendominasi, bukan wangi strong yang membuat mual, namun wangi ini terasa soft dan menenangkan.

Megan bisa melihat Queenza membungkuk, rambutnya jatuh menutupi sebagian wajah. Dia sedang mengambil susu uht dari dalam lemari kabinet kecil miliknya.

“Queenza?” Megan memanggil pelan. Ingin memastikan jika yang ada di depannya adalah Queenza yang asli.

Queenza menoleh. Pucat. Bibirnya pecah-pecah. Namun dia tersenyum ramah ke arah Megan.

"Aku tidak punya apapun, ini susu yang dibagikan gratis oleh teman sekelasku yang berulang tahun Minggu lalu. Minumlah." Ujar Queenza menyodorkan satu kotak susu uht kemasan ke arah Megan.

Megan menerimanya. "Queenza, apa kabarmu setelah hari itu? Aku jarang sekali melihat mu ada di kantin."

"Aku baik-baik saja, Megan. Terimakasih untuk semua nya, kamu menyelamatkan ku. Dan dia… tidak lagi mengikutiku." Queenza menatap Megan yang berubah raut wajahnya.

Bibir Megan bergetar. Atmosfer ketakutan tiba-tiba muncul di hatinya.

"Maksudmu… Ziudith?" Tanya Megan takut takut.

Queenza mengangguk. "Ya. Dia tidak pernah lagi muncul di mimpi ku. Langkah kaki yang diseret setiap malam telah hilang, dia benar-benar tidak pernah kembali. Aku mengunjungi makamnya Sabtu kemarin, Megan. Aku tidak pulang ke rumah seperti yang lain. Aku seharian berada di makam Ziudith. Meminta maaf padanya.."

Semua penuturan Queenza membuat Megan mengeratkan genggamannya pada susu kotak yang ada di tangannya. Keheningan mengental di antara mereka. Megan tidak tahu harus merasa lega atau semakin takut.

"Syukurlah. Kau memang tidak bersalah, Queenza. Ziudith tidak seharusnya menargetkan dirimu."

Setelah mengatakannya Megan memalingkan wajah, berusaha menghindari tatapan Queenza yang seperti menguliti pikirannya. Dia merasa seolah dinding kamar ini bergerak pelan, mendekat, memaksa napasnya pendek. Keringat dingin membasahi keningnya.

"Megan, apa kau baik-baik saja?" tanya Queenza dengan tatapan iba.

"Ya. Tentu..." Megan berusaha memaksakan senyum itu sambil menelan ludah.

"Jam istirahat sudah hampir berakhir, Megan. Kau boleh mengistirahatkan dirimu di sini. Aku tidak memiliki teman sekamar, jadi kau bebas di sini. Aku akan meminta izin kepada wali kelasmu, agar kau diberi waktu untuk beristirahat hari ini. Aku lihat kau seperti kurang enak badan, Megan."

"Tidak terimakasih atas perhatian mu, Queenza. Kau orang yang sangat baik. Tapi maaf, aku akan kembali ke kelasku saja. Aku sudah sering bolos pelajaran akhir-akhir ini."

Meski banyak pertanyaan di dalam kepala Queenza, gadis cantik itu memilih mengangguk mempersilahkan Megan keluar dari kamarnya.

Berjalan seorang diri di lorong asrama putri, keheningan datang memeluknya kembali. Dan di tengah keheningan itu, ada sesuatu yang menyusup.. bisikan halus yang tidak jelas sumbernya. Seperti suara seseorang yang terus mengulang... "Kau melihat semuanya, tapi kau pura-pura buta.."

Megan menatap ke belakang, ke samping kanan dan kiri. Namun tidak ada siapapun di sana kecuali dia yang berjalan seorang diri. Bukan merasa tapi memang di luar sana, sepasang mata sedanb mengamatinya!

Beberapa jam kemudian kelas selesai, Megan duduk sendirian di ruang baca. Dia lelah. Dia hanya ingin menutup mata barang sebentar. Jika kembali ke kamarnya, dia takut tiba-tiba Ziudith datang dan mencekik lehernya. Tidak! Dia belum ingin tidur selamanya.

Hingga Arkana muncul, dia selalu datang dengan senyum menawan. Dia tahu ada Megan di sana, tangannya terkepal di atas meja. Pelan-pelan dibuka, ada dua butir permen kopi di tangan Arkana.

"Untukmu. Apa kau kurang tidur? Matamu terlihat seperti panda yang sulit hibernasi." Tanyanya, duduk di seberang.

"Apa bakat mu hanya mendribble bola di lapangan saja, kau ini bodoh atau bagaimana.. panda tidak melakukan hibernasi, jika kau tidak tahu!" Arkana menahan tawa mendengar ucapan ketus Megan.

Dari tempatnya itu, Arkana bisa melihat dengan jelas detail wajah cantik seorang Megan. Pantas saja sampai tutup usia, Samuel tidak sekalipun melepaskan Megan sebagai kekasihnya. Jika yang menjadi kekasih Megan adalah Arkana, dia tentu akan melakukan hal yang sama.

Arkana menggeleng keras! Hei, ada yang tidak beres dengan otaknya ternyata!

"Tadi di kantin, kau tiba-tiba berlari ketika aku mengantarkan makanan untuk mu. Kenapa? Kau seperti melihat hantu saja." Ceplos Arkana tanpa bisa menunggu nanti.

"Memang benar. Ziudith terus menerus mengikuti ku. Di manapun aku berada... Dia seperti bayangan ku saja." Jelas Megan kembali mengingat kejadian di jam istirahat pertama tadi pagi.

"Kenapa seperti itu? Bukankah semua sudah berakhir? Semua pembully Ziudith sudah meninggal. Dan Queenza tidak termasuk orang yang harus kehilangan nyawanya karena dia bukan bagian dari para perundung Ziudith. Harusnya Ziudith sudah tenang di alamnya kan?" Arkana membuka satu bungkus permen yang sama sekali tidak disentuh Megan.

Megan mengangkat bahu. "Entahlah. The Book sudah kosong, tidak ku temukan apapun di sana yang bisa ku jadikan sebagai petunjuk kenapa Ziudith seperti itu."

"Kau masih menyimpannya? Buku itu mengerikan Megan. Kenapa kau tidak buang atau hancurkan saja."

Megan mengambil satu permen di meja. Dia menatap permen itu agak lama, lalu menatap Arkana lekat lekat.

"Jika aku bisa, sudah dari dulu aku melakukannya."

Suara Megan seperti seorang yang sudah putus asa. Arkana memperhatikan wajah Megan, ada sesuatu yang ingin dia katakan. Kedekatan dengan Megan akhir-akhir ini memunculkan riak tak wajar di hatinya. Seperti dia ingin selalu melindungi gadis itu.

"Ar, jika nanti kau lulus.. kau ingin melanjutkan pendidikan di mana?" Megan merubah arah pembicaraan.

Dia ingin hidup normal, hidup tanpa tatapan mengerikan makhluk dari dunia lain di sekelilingnya, berbicara selayaknya anak sekolah seusianya, mengerjakan tugas kelompok bersama, ikut kegiatan ekstrakulikuler yang sebenarnya hanya formalitas belaka, semua itu teramat ingin Megan rasakan. Hanya sesuatu yang sederhana, tapi kenapa dia tidak bisa mewujudkannya?

Apa benar dia terlalu tenggelam dengan dunianya sendiri? Tidak melihat ke sekeliling dan terus fokus pada hidupnya saja? Apa Megan dulu memang seegois itu?

"Kenapa hanya aku saja yang lulus? Apa kau tak ingin lulus juga dari neraka kecil ini bersama ku?" Arkana menatap Megan yang kini terlihat menghembuskan nafas berat.

"Aku tidak tahu, aku pikir... Ziudith yang sering menemui ku adalah tanda-tanda jika aku akan di seret ke neraka yang sesungguhnya bersamanya."

Arkana seperti tercekik. Dia tidak bisa berkata-kata, ucapan Megan terasa seperti menghabiskan stok udara di paru-paru nya. Sangat menyesakan.

"Jangan bicara sembarangan. Aku akan melindungi mu. Aku ingin melihat mu tersenyum setiap hari. Bukan hanya hari ini, tapi sampai nanti.. sampai kita bisa menata masa depan kita bersama. Aku ingin menjaga mu..." Arkana tak melepaskan pandangannya, Megan ikut larut ke dalam atmosfer hangat yang Arkana ciptakan.

Sampai dia dibuat terkejut oleh sosok yang ada di dekat Arkana, tersenyum menyeringai ke arahnya dengan jemari pucat abu-abu menjulur ke arah leher kapten tim basket Lavente. Megan menggeleng, dia tidak mau sosok itu melukai siapapun... Apalagi Arkana!

1
🟢🌻ֆɦǟզʊɛɛռǟ ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ🌻
biarkan sja mereka mati megann siapa suruh gak percaya🙄🙄
🟢🌻ֆɦǟզʊɛɛռǟ ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ🌻
dihhh jaga tuh mulut mu iti kl kamu tuh udah jadi target dr the book gak bakal.selamt lagi aliass koitt🤣🤣🤣
🍊 NUuyz Leonal
please lah Thor aku ko ya yg cape gini berasa aku yng di kejar kejar sama hantu nya
🍊 NUuyz Leonal
asli padahal aku takut tapi masih nekat aja baca😫😫😫
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥
ish kalo Megan mati, selese donk ceritanya..
Kan Megan pemeran utamanya
ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤ𒈒⃟ʟʙᴄ
itu si ziu kok minta di bunuh sekali lagi yaa😤😤iblis mana sih menyerupai ziu sampai segitunya sama megan🤦‍♀️🤦‍♀️🚶🏿‍♀️🚶🏿‍♀️🚶🏿‍♀️
Huewir Ruek 𝐙⃝🦜
ihhhh ksian Ziudith
tadinya kami menyanjung dan mengasihaninya Krn nasib tragis yg menimpanya
tapi sekarang kami membencinya karena dendam yg membabi-buta
dikira jadi saksi kejahatan itu mudah apa?
dipikir kalo kita mengadukan ke pihak berwajib juga akan bisa 'menolong' sang korban sebagaimana mestinya?
disangka kalo kita jadi saksi gak akan kena beban moral dari sonosini?
huhhhh dasar iblissss, emang udh tabiatnya berbuat sesaddddd lagi menyesadkannn😤😤😤
𝐙⃝🦜尺o
apa ziu perlu mati lagi biar lenyap?
𝐌𝐄𝐍𝐘𝐄𝐌𝐄𝐍𝐘𝐄 😏
thorrr oeiiii.. kok habis.. ga bisa skrol lagi ini😤😤😤😤
𝐌𝐄𝐍𝐘𝐄𝐌𝐄𝐍𝐘𝐄 😏
untung ga ketemu ladhu... bisa berabe negonya🤣
Rita Ariani
kasian megan
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
itu mah bukan ziu tapi iblis yang menyerupai ziu😒😒yuk megan kamu bisa melawan rasa takut dalam dirimu 🙈🙈🚶🏿‍♀️🚶🏿‍♀️🚶🏿‍♀️
𝐇𝐁𝐃 𝐄𝐑𝐋🎉🎊
sepertinya sia² Meg..
karna kmn pun kamu pergi, dia selalu mengikutimu
𝐇𝐁𝐃 𝐄𝐑𝐋🎉🎊
lagu siapa nih?
bae² kena royalti ntar🚴🏻‍♀️🚴🏻‍♀️🚴🏻‍♀️
𝑨𝒌𝒖 𝑴𝒂𝒚𝒂🎐ᵇᵃˢᵉ
Megan akan menjadi sasaran terakhir ziudith kah??
Megan tidak pernah jahat kepada ziudith,tapi kenapa Megan selalu di buru oleh Ziudith???!
𝐙⃝🦜尺o
deritamu dan nasib burukmu gak harus menyeret orang lain yang gak berhubungan denganmu ziu, meski Megan cuek tapi dia gak jahat sama kamu
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥
Ya ampun,Ziudith ini ngeselin amat sih. Situ yg dibully koq minta balas dendam kesemua orang. Aneh lho..
Apakah Megan bakal kecelakaan,smoga enggak ah.. Jangan sampe
maya ummu ihsan
aku harap kalian tidak kalah dari iblis yg menyerupai ziudith
𝐇𝐁𝐃 𝐄𝐑𝐋🎉🎊
benar² bisa gila klo setiap hari selalu dihantui kek gitu🤦🏻‍♀️
𝐇𝐁𝐃 𝐄𝐑𝐋🎉🎊
knp seperti buah simalakama?
mau diem, diteror terus.. mau nolong, ehh malah lebih horor lagi juga🤦🏻‍♀️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!