Ranking Battle

*Keesokan harinya*

Matahari sudah muncul, walau bulan masih tampak pagi itu. Suasana subuh nya jam enam pagi membuat siapa saja ingin tidur lebih lama lagi. Tapi beda hal nya dengan Fai, kebiasaan nya tidur cepat lah yang membuatnya jadi lebih mudah bangun subuh, dan bahkan tak merasakan ngantuk.

Fai tidur dengan sangat nyenyak malam kemarin, jadi sekarang ia sangat siap untuk melakukan aktivitas nya.

Dan pastinya ia tidak lupa cuci muka, dan sarapan pastinya.

Dengan roti sandwhich yang sebagai sarapannya, ia pergi ke hutan, sembari memakan roti itu.

Rasa senang di hati Fai akan kisah yang kemarin masih saja melekat dengan jelas di hatinya. Dan sekarang ia berjalan ke hutan dengan pedang barunya, yang lebih keren dan kece. Crimson Lotus, sekarang resmi menjadi miliknya, bagi Fai.

'Aku akan membuat teknik baru!' Fai membatin, membayangkan yang akan ia lakukan saat tiba di hutan nantinya.

Dan sekarang ia sudah masuk di hutannya. Seperti biasa, ia langsung menuju ke hutan dalam, jalan yang biasa ia lalui saat akan ke tempat Rayen.

Namun, yang tidak biasa adalah, Rayen telah menunggunya. Tak seperti biasanya, yang Fai harus mencarinya dahulu, kini Fai mendapati Rayen telah berdiri di depan, seakan ia tahu bahwa Fai akan kesana.

Hanya dengan senyuman.

Namun Fai tak ambil pusing, ia juga membalasnya dengan senyuman.

Dan secara tiba tiba Rayen ber ucap, " Ayo kita pelajari keistimewaan Crimson Lotus mu.." Kata Rayen, seakan tahu maksud Fai ke hutan.

"Rayen.." Kata Fai pelan, namun tetap masih kedengaran. Ia heran, mengapa tiba tiba? Padahal biasa nya tak begitu?

"Sobat..."

Yang membuat Fai langsung membuang pikiran nya. Dan tersadar, bahwa itu bukanlah suatu yang aneh.

"Ya! Sobat!!" Sahut Fai dengan semangat.

Mendengar itu, tentu membuat mereka semakin bersemangat.

Dan kini, mereka tengah berlatih. Dan tampak Rayen sudah mulai memberikan arahan arahan.

"Keluarkan ke dua Mana mu!" Pinta Rayen, yang sekarang berada di belakang Fai, memandu nya.

"Baiklah!" Jawabnya setelahnya. Dan tanpa basa basi ia langsung menggenggam erat pedangnya. Dan mulai menguatkan otot otot nya. Menengangkan otot lengannya.

Dan segera setelah nya, Mana keluar, dengan warna yang cerah, kuning dengan perpaduan merah.

Dan tampak Fai sangat fokus, sekaligus terlihat menikmati latihannya. Senyumannya yang menampakkan giginya.

"Kerahkan semua Mana mu kepedang mu!" Perintah Rayen lagi. Namun suaranya tenang, hanya saja suaranya terdengar tegas.

Dan tanpa basa basi, Fai segera mengikuti apa yang di katakan Rayen. Yang membuat aura Mana muncul di matanya.

Sangat banyak.

Terang.

Dan setelah semua Mana terkumpul, dan tampak sekarang semua Mana itu berada di pedang nya.

Yang membuat pedang itu tampak besar, dengan seluruhnya di keliling oleh Mana, walau pedang yang aslinya masih sama.

Pedang itu tampak besar sekarang, namun yang membuatnya tampak begitu, karena Mana yang mengelilingi nya. Mana yang bukan biasa, tetapi Mana Crimson, berwarna Crimson, merah pekat.

Yang membuat Fai tampak lebih gagah.

"Tebas! Tebas Fai!!" Perintah Rayen lagi setelahnya.

Segera Fai langsung menebasnya, ke samping. Dan tampak Aura dari Mana pedang nya saat Fai mengayunkan pedang nya sangat indah. Seakan Mana nya menyebar.

Ia menebasnya di Tree Of Strength, di mana pohon inilah yang sangat tepat, dengan kemampuan Regen yang ia miliki.

Dan tampak pohon itu sudah hampir terbelah dua. Kalau saja itu bukan Tree Of Strength, pastilah pohon nya sudah tumbang.

Namun begitu saja sudah membuat tenaga Fai banyak terkuras. Seakan berlari ber kilo kilo.

"Kuat sekali! Tapi membutuhkan banyak Mana.." Kata Fai kagum, sekaligus menilainya.

Dan itu benar, teknik yang kali ini Fai gunakan, yaitu teknik khusus Crimson, sangat membutuhkan banyak Mana, karena memang prinsip dari teknik ini membalut pedang nya dengan Mana. Jadi itu sangat membuang buang Mana. Walau hebat. Jadi harus pandai pandai memakainya, harus sesuai timing.

'Kalau begitu akan ku beri nama' Ujar nya dalam hati.

Dan tampak sekarang Fai sudah tidak terlalu ter engah engah. Sudah tenang kembali.

"Nama nya Barrier Crimson Sword" Fai memberi nama nya, dan nama itu terdengar sangat cocok dengan teknik nya dan prinsipnya.

"Nama yang cocok" Puji Rayen, sembari tersenyum.

Dan segera Fai berterima kasih. Karena ia sudah memandu nya, dan bisa membuka teknik dari Blessing Crimson.

Lalu setelahnya, ada suatu ide yang terlintas di benak nya, entah itu memang suatu yang ia inginkan, entah itu hanya terlintas di pikirannya.

"Rayen. Lawan aku... Aku ingin melawanmu... Ya... Walau pun nggak sebanding"

Ide yang mungkin bisa saja di tolak Rayen, tapi kali ini sepertinya berbeda. Rayen menerima tantangan itu, walau baginya ini hanya untuk memanaskan otot nya yang sudah lama tak bermain pedang.

"Baiklah... Yang penting kau bertambah kuat.." Rayen menerima nya.

"Tapi, jangan sampai mati ya.." Kata Fai, dengan suara yang sedikit cemas. Dan Rayen hanya menjawab nya dengan angguk an yang pasti.

Dan tampak Rayen tersenyum, sebelum akhirnya ia mengangkat tangannya keatas. Seakan akan ada sesuatu yang akan muncul di telapak tangannya itu.

"Baiklah, kali ini aku akan menggunakan pedang" Kata Rayen sebelumnya. Dengan suara yang seakan menantang.

"Kemari lah Gold Phantom" Kata Rayen tenang. Seakan untuk memanggilnya hanya perlu panggilan batin.

Dan seketika muncul Aura di telapak tangan Rayen yang tengah menghadap atas itu. Warna nya kuning.

TAP!

Suatu pedang muncul di genggaman nya. Sangat indah di pandang Fai. Dengan rupanya yang sederhana, hanya pembatasnya saja yang seperti berbentuk mahkota, tetapi aura dari pedang itu sangat khas, seakan pedang itu telah banyak menerima pengalaman.

"Wah....auh..." Tanpa sadar Fai mengeluarkan ucapan kagumnya. Dengan mata berbinar binar itu, sudah dapat di pastikan, ia sangat bersemangat untuk melawannya.

Apalagi, memang dari tadi, Fai sudah sangat ingin melawannya. Saat awal bertemu.

Dan seketika perasaan bahwa yang akan ia hadapi adalah peringkat teratas hilang begitu saja. Seakan rasa gugup berubah menjadi antusias yang sangat bersemangat.

Walau tahu untuk mengalahkan nya mustahil, tetapi berkat latihan ini nanti, ia jadi tahu bagaimana cara tingkat atas bertarung, agar suatu saat nanti saat ia bertarung dengan peringkat yang lebih atas, ia sudah memiliki pengalaman.

SWUSH!!

Suara angin yang berasal dari ayunan Rayen. Suara itu lebih ganas, lebih besar.

"Tunggu apa lagi?.. Ayo mulai!" Kata Rayen, yang membuat hati Fai semakin berdetup kencang. Bukan takut, tetapi karena sakin semangatnya. Tak sabar untuk mengayunkan pedang nya ber hantukan dengan Gold Phantom yang Rayen miliki itu.

"Baiklah!!" Kata Fai, dengan suara yang sangat bersemangat