NovelToon NovelToon
Di Waktu 24 Jam

Di Waktu 24 Jam

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Rumahhantu / Mata Batin / Kumpulan Cerita Horror / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:846
Nilai: 5
Nama Author: ashputri

Kumpulan Cerita Pendek Horor

Tidak terlihat bukan berarti tidak ada. Mereka selalu memperhatikan kita, setiap waktunya. Tidak peduli itu pagi, siang, sore, atau malam. Selama 24 jam kita hidup bersama mereka.

Jangan merasa tenang ketika matahari masih muncul di hadapan kita. Mereka tetap akan memberitahu jika mereka ada, walaupun ketika matahari masih bertugas di langit atas. Bukan hanya malam, mereka ada setiap waktunya. 24 jam hidup berdampingan bersama kita.

Mereka ada, melakukan kegiatan layaknya manusia. Mereka bisa melihat kita, tetapi kita belum tentu bisa melihat mereka. Hanya ada beberapa yang bisa merasakan kehadiran mereka, tanpa bisa melihatnya.

Apa yang akan kamu lakukan, jika kamu bersama mereka tanpa sadar. Apa yang akan kamu lakukan, jika mereka menampakkan dirinya di depan kamu. Mereka hanya ingin memberitahu jika mereka ada, bukan hanya kita yang ada di dunia ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ashputri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21. Penghuni Pohon Rambutan

"Bener nih sampai sini aja?"

"Iya sini aja."

"Kok sepi ya May? Lo beneran gapapa jalan sendirian?"

Maya menganggukkan kepalanya dengan pelan, "gapapa, thanks ya Li."

Lia menghela napas pelan seraya menatap gang rumah Maya dengan tatapan yang sulit diartikan. Gang tersebut terlihat sepi dengan lampu jalan yang temaram. Cahayanya tidak sampai menerangi keseluruhan gang, hanya bagian bawah lampu saja yang terang.

"Gue jadi takut deh," ucap Lia seraya bergidik ngeri.

Maya mendengus geli mendengar perkataan Lia, "takut apa? Kan gue yang lewat sana."

"Gelap gitu."

"Gue udah terbiasa."

Lia menatap Maya dengan tatapan yang sulit diartikan, "serius? Gelap gitu. Dari sini rumah lo deket gak?" tanyanya ingin tau.

"Berjarak enam rumah, satu musholla kecil, dan satu pohon rambutan," jawab Maya memberitahu.

"Tuh kan serem," balas Lia seraya menggelengkan kepalanya takut. "Kok lo berani sih?!"

"Udah terbiasa." Maya mengibaskan tangannya tak acuh. "Udahlah, jangan nakutin. Gini-gini gue juga takut."

Lia meringis pelan mendengar perkataan Maya, "sorry." Ia kembali menyalakan mesin motornya untuk segera pulang. "Kalau gitu gue balik dulu ya."

Maya menganggukkan kepalanya dengan pelan, "hati-hati ya, thanks juga. Jadi ngerepotin."

"Santai, ya udah gue langsung aja ya. Udah malem, Nyokap gue pasti udah nungguin," ujar Lia lagi.

Maya menganggukkan kepalanya, "hati-hati."

"Yo."

Lia melajukan motornya meninggalkan Maya seorang diri. Tidak ada siapapun lagi di luar sini, hanya ia seorang yang berada di area tersebut.

Dengan langkah pelan Maya masuk ke dalam gang yang tampak gelap dan sepi. Ia mengeratkan genggamannya pada tas yang ia bawa. Sesekali ia menghembuskan napasnya pelan, mencoba untuk menenangkan dirinya yang mulai merasa ketakutan.

"Sepi banget," gumamnya dengan perasaan tidak menentu.

Maya mengerjapkan matanya beberapa kali saat mendengar suara langkah kaki di belakangnya. Ia mengeratkan genggamannya karena merasa jika tidak ada seseorang di belakangnya saat ini.

Ia menoleh sedikit ke arah kirinya, mencoba mencari bayangan seseorang yang berada di belakangnya. Namun nihil, hanya bayangannya sendiri yang ada saat ini. Tidak ada seseorang di belakangnya saat ini, ia hanya seorang diri.

Maya menggelengkan kepalanya dengan cepat, "gak usah mikir aneh-aneh."

Ia kembali melangkahkan kakinya dengan cepat di jalan gang yang tampak sepi. Ia tidak ingin rasa takutnya menguasai dirinya. Ia sudah sering melewati jalan ini, dan tidak pernah ada hal aneh yang ia alami.

Ia menghela napas pelan saat merasa jika jalanan gang yang ia lewati lebih terasa lebih panjang. Ia bergidik ngeri saat angin malam berhembus dengan kencang. Ia mengusap tengkuknya yang terasa meremang, merasa seperti ada seseorang yang melangkah dekat di belakangnya.

Tap... tap... tap....

Maya menghentikan langkahnya saat mendengar suara langkah kaki di belakangnya. Ia menoleh dengan cepat ke arah belakangnya, memastikan ada seseorang yang bisa membuatnya tenang malam ini.

"Gak ada siapa-siapa."

Maya kembali melanjutkan langkahnya dengan langkah yang sedikit cepat. Ia berdecak sebal karena merasa semua yang ada di sekitarnya berjalan lambat, termasuk dirinya sendiri.

Ia menghela napas lelah karena dadanya yang terasa sakit. Ia menoleh ke belakang, tidak ada siapapun di sana. Sedari tadi ia memang melangkah seorang diri di gang rumahnya.

"Kenapa rasanya rumah gue jauh banget," gumamnya dengan napas tidak beraturan.

Ia menoleh ke arah kanan, sebuah tanah kosong berukuran tidak terlalu besar berada di sana. Lengkap dengan pohon rambutan yang memiliki ukuran cukup besar.

"Baru sampai sini, masih ada mushola lagi," gumamnya. "Cape."

Maya menghembuskan napasnya pelan, mencoba untuk menenangkan dirinya. Kakinya sudah sangat lelah ia ajak berlari, dirinya harus beristirahatlah sebentar agar ia bisa berlari menuju rumahnya.

"Sebentar lagi."

Tuk... tuk... tuk....

Maya menundukkan kepalanya saat kerikil kecil menggelinding di dekat kakinya. Ia terdiam dengan perasaan tidak menentu, tidak mungkin kerikil bisa terlempar dengan jarak yang cukup jauh.

Ia menegakkan tubuhnya dengan mata yang menatap sekitarnya. Memastikan jika ada anak-anak kecil yang iseng mengganggunya malam ini. Ia menghela napas pelan saat tidak ada siapapun di sekitarnya.

"Aduh gak bisa jalan lagi, gemeter," gumamnya dengan lelah.

Tuk....

Maya mengalihkan tatapannya ke arah pohon rambutan yang berada di sebelah kanannya. Jarak rumahnya masih tersisa beberapa meter lagi, namun rasanya seperti masih berjarak cukup jauh dari tempatnya.

Tuk....

Ia melangkah dengan pelan meninggalkan area pohon rambutan berukuran besar itu. Sedari tadi perasaannya tidak enak karena ia merasa jika dirinya tidak sendirian di sekitar sini.

"Ayo dong cepetan," gumamnya tak sabar.

Jantungnya sudah berdegup dengan kencang sedari tadi. Tidak biasanya ia merasa takut jika melewati gang rumahnya. Sebelum-sebelumnya ia tidak pernah merasakan hal ini. Namun malam ini rasanya berbeda, ia merasa tidak nyaman berlama-lama di sini.

Maya mempercepat langkahnya saat mendengar suara langkah kaki dari belakang tubuhnya. Suara tersebut semakin lama semakin jelas, seperti seseorang yang ikut mempercepat langkahnya untuk menyusul dirinya.

Tuk....

Ia menghentikan langkahnya saat kepala bagian belakangnya disambit oleh kerikil kecil. Ia meringis pelan karena merasa sakit di bagian kepalanya.

"Gak mungkin kelempar kan? Kalau dilempar sih iya."

Perasaannya sudah tidak menentu saat ini. Ia juga sudah tidak bisa berpikir positif dengan apa yang ia rasakan. Kerikil yang mengenai kepala bagian belakangnya, tidak mungkin terlempar sendiri.

Rasanya batu tersebut seperti dilempar oleh seseorang. Rasanya sangat kencang dan membuat kepalanya sakit. Jika terlempar sendiri, tidak mungkin sekencang itu.

Maya menggelengkan kepalanya dengan cepat, mencoba menghilangkan pikiran negatif dari otaknya. Ia tidak ingin memikirkan hal aneh saat ini, ia harus segera sampai rumah dan beristirahat.

Tuk... tuk... tuk....

Maya menoleh sekilas ke arah sesuatu yang terjatuh di dekatnya. Ia bisa melihat kulit buah rambutan yang terjatuh di dekat kakinya. Ia mempercepat langkahnya saat merasakan beberapa kulit rambutan terus dilempar ke arahnya.

"Gak mungkin ini manusia," gumamnya dengan gusar.

Ia kembali mempercepat langkahnya agar bisa menjauh dari area pohon rambutan tersebut berada. Semakin jauh ia bisa melangkah, ia tidak akan kembali diganggu. Apalagi pohon tersebut memiliki rumor yang tidak menyenangkan.

Ia selalu mendengar jika pohon rambutan tersebut memiliki penghuni yang suka menampakkan diri pada orang-orang sekitar. Awalnya ia tidak percaya dengan hal itu apalagi dirinya tidak pernah mendapatkan gangguan apapun.

Rumor penghuni pohon rambutan tersebut terdapat dua sosok yang membuat warga sekitar resah. Banyak yang mengatakan jika pohon dihuni oleh sosok hitam besar dan seorang perempuan berbaju putih dengan tawa yang melengking.

Maya bergidik ngeri membayangkan dua sosok tersebut. Ia tidak ingin bertemu keduanya, ia hanya ingin cepat sampai rumah dan beristirahat.

Ia menghentikan langkahnya saat mendengar suara tawa melengking dari arah belakang tubuhnya. Ia mencengkram tasnya dengan erat, mencoba untuk sadar dengan apa yang ia dengar.

"Gak mungkin."

Suara tawa itu kembali terdengar, ia mendengarnya dengan sangat jelas. Suara tersebut ada di belakang tubuhnya, seperti terasa dekat dengan dirinya saat ini.

Merasa sudah tidak ada yang beres membuat Maya kembali berlari. Ia tidak peduli pada napasnya yang mulai terasa sesak, ia harus segera sampai di rumahnya.

Ia meringis pelan karena malam ini menjadi malam kesialannya. Baru pertama kalinya ia ditertawakan oleh sosok perempuan yang ia tidak berani melihatnya. Ia berharap malam ini segera berakhir dan ia terbangun dari mimpi buruknya.

"Ternyata rumor itu beneran ada," gumamnya dengan cepat seraya membuka gerbang rumahnya tidak sabar.

Maya bergerak cepat mengunci gerbang rumahnya. Sebelum masuk ke dalam rumah, ia menoleh sebentar ke arah belakangnya. Memastikan jika tidak ada orang lain di belakangnya sedari tadi.

Ia mengerjapkan matanya beberapa kali karena terkejut saat melihat sesuatu yang tidak ingin ia lihat. Jauh di belakangnya, ia melihat seorang perempuan berdiri di tengah gang. Perempuan berpakaian putih dengan rambut yang terurai berantakan.

Ia tidak bisa melihat dengan jelas siapa sosok tersebut. Namun yang pasti, ia mengetahui siapa perempuan yang berdiri di tengah gang kecil rumahnya.

•••

1
Desmar Sagitarius Chiputry Thanjung
Tiap bab beda orang dn ceritaa..
Desmar Sagitarius Chiputry Thanjung
Aneh ini cerita tip bab beda2 orang..
ashputri: halo kak, setiap bab beda cerita karena ini cerpen ya kak. Bukan novel, cerpen akan habis di satu bab aja. Jadi di sini setiap babnya beda-beda ceritanya 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!