Dean Benicio dan Janella Winkler adalah sepasang suami istri yang saling mencintai.
Karena sebuah penyerangan, Jane yang tengah hamil besar harus berpisah dengan Dean. Tak lama kemudian sebuah kabar membuat Jane hampir kehilangan anak-anak yang dikandungnya. Dean dikabarkan meninggal, Rex sang asisten pribadi pun juga tidak kabarnya.
5 tahun berlalu, Jane bersama anak kembarnya datang kembali ke kota tempatnya dulu tinggal. Jane ingin mengenalkan kenangan Dean kepada Ethan dan Emma.
Tapi saat sedang berada di taman, Jane melihat Dean yang sang duduk di sana. Jane menggandeng kedua anak kembarnya berlari menghampiri Dean. Jane langsung memeluk Dean tapi sebuah kalimat membuat Jane tersentak.
" Kamu siapa?"
Bukan hanya itu yang membuat Jane terkejut, datangnya seorang wanita dan anak kecil yang memanggil ayah pada Dean semakin membuat Jane bingung.
" Jika itu adalah Daddy kita maka tidak ada yang boleh memanggilnya ayah," ucap Emma dan Ethan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Anak Kembar 22
Jane akhirnya sampai juga di rumah sakit. Ia langsung bergegas menuju ke bagian ruang operasi. Ia yakin kedua anaknya di sana. Dan benar saja, Emma dan Ethan berada di sana tapi sudah bersama dengan Olinda dan Joy. Jane menghela nafasnya penuh dengan kelegaan. Akhirnya mereka menemukan kedua anaknya lebih dulu dari pada Dean yang keluar dari ruang operasi.
Tapi tak berselang lama ruang operasi yang ada Dean di dalamnya pintunya mulai terbuka. Terlihat Eliz berdiri dan hendak bertanya kepada salah seorang perawat yang keluar, namun tentu saja tidak bisa. Perawat itu terlihat begitu sibuk.
" Pertunjukan dimulai," gumam Jane. Ia bisa melihat raut wajah panik dan khawatir dari Eliz, mungkin saat ini Jan merasa dirinya sungguh jahat dan tidak punya hati karena terlihat bahagia di atas penderitaan orang lain. Akan tetapi, tidak dipungkiri bahwa rasa senang mengetahui Dean akan segera pergi dari kehidupan wanita itu jelas begitu ia rasakan.
" Sebaiknya kita pergi dari sini dulu sayang, ayo Mommy bawa kalian untuk makan siang," ajak Jane kepada kedua anak nya.
"Tapi Mom, Daddy, maksudku orag yang di dalam sana tampaknya sedang mengalami kesusahan, bukankah kita ~" protes Emma, di bukannya bodoh, Emma jelas tahu bahwa saat ini ada yang tidak beres dengan semuanya.
" Emma sayang, percaya pada Mommy ya, semua akan baik-baik saja."
Emma menyerah, dia dan Ethan akhirnya menurut untuk ikut sang ibu pergi meninggalkan tempat itu. Meskipun sungguh Emma tidak merasa tenang. Tapi saat Olinda berkata akan terus mengawasi baru membuat Emma sedikit tenang.
Jane membawa Emma dan Ethan ke restoran depan rumah sakit, ia tidak membawa si kembar ke kanti karena khawatir mereka akan mendengar kabar mengenai xx Dean nanti.
" Mom, apa Mommy tida sedih dengan apa yang terjadi pada Daddy? Kami sebenarnya sudah tahu bahwa Dean Alexander itu adalah sebenarnya Dean Benicio ayah kandung kami. Meskipun belum dipastikan dengan uji parentnitas tapi wajah ku dan dia sangat mirip," ucap Ethan. Kali ini anak lelaki Jane yang berbicara. Jane tersenyum melihat kedua anaknya yang begitu mengkhawatirkan Dean.
Jane mengambil nafasnya dalam-dalam dan membuangnya perlahan, ia mengusap kepala kedua anaknya itu. Tentu saja Jane tidak khawatir karena ia tahu kondisi yang sebenarnya dari seorang Dean Benicio. Meskipun kehilangan ingatannya, sifat Dean yang licik tetaplah masih ada.
" Kalian tidak perlu khawatir, Mommy lebih tahu dari apa yang kalian tahu. Satu hal yang pasti dan jelas, percayalah dengan Mommy bahwa semua akan baik-baik saja. Ingat apapun yang kalian dengar nanti jangan dipercaya. Hanya perlu percaya dengan ucapan Mommy bahwa semuanya akan baik-baik saja, mengerti."
Emma dan Ethan mengangguk, meskipun mereka tidak mengerti sepenuhnya, akan tetapi sang ibu mengucapkan dengan sangat serius. Maka dari itu tugas mereka hanya bisa memercayai ibu mereka sampai akhir.
🍀🍀🍀
" Tidak! Kalian bohong, Dean tidak mungkin meninggal. Ini tidak mungkin. Dean mengatakan padaku dia akan berjuang. Anda pasti bohong kan Dokter Arthur? Anda pasti bohong!"
Eliz berteriak dan menangis histeris saat Arthur keluar dari ruang operasi dan mengatakan bahwa Dean meninggal saat operasi. Terjadi komplikasi saat proses operasi dilakukan. Pendarahan hebat juga terjadi dan pada akhirnya nyawa Dean tidak dapat diselamatkan.
" Sekali lagi maafkan kami Nyonya Eliz. Kami sungguh sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi agaknya Tuhan memilki kehendaknya sendiri. Saya akan mengurus jenazah Tuan Dean dan menyemayamkannya di rumah duka. Lebih baik Anda segera mengabari Tuan Martinez dan juga Bobby."
Tubuh Eliz bergetar hebat, tangisnya semakin keras saat melihat tubuh Dean dibawa keluar ruang operasi dengan keadaan sudah tidak lagi bernyawa. Ia bisa melihat dengan jelas bahwa pria yang sangat ia cintai itu tidak lagi memilki kehidupan. Eliz menghentikan brankar yang di dorong oleh para perawat itu, ia membelai wajah Dean dan menciumnya dengan lembut.
" Sayang, ini sungguh tidak adil bagiku. Mengapa kamu begitu tega meninggalkanku? Kau pergi sendirian Dean. Disaat kita baru mulai menjalani kehidupan suami istri yang normal, kamu malah pergi. Bagaimana aku harus hidup Dean, bagaimana!"
" Nyonya sudah, biarkan Tuan Dean beristirahat dnegan tenang. Kita harus membuat peristirahatan yang baik untuk beliau."
Eliz melepaskan Dean dibawa pergi.tak berselang lama Martinez datang. Rupanya pengawal di sisi Eliz sudah mengabari Martinez saat kondisi Dean di dalam ruang operasi memburuk.
" Sudahlah Eliz, kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi," ucap Martinez. Dia terlihat begitu sedih untuk snag putri, tapi jelas tidak dengan hatinya. Dalam hatinya ia jelas bersorak. Dean mati maka urusannya dengan Gold Dragon selesai. Dia akan selesai untuk merasa tertekan.
" Tapi aku harus memastikan bahwa pria tidak berguna itu memang sungguh sudah mati. Aku jelas tidak ingin ada intrik di dalamnya."
Saat ia menyuruh Eliz berganti pakaian, Pablo Martinez langsung bergegas ke rumah duka. Ia menunggu Dean di rias dan ditempatkan ke dalam peti mati. Bagaimanapun ia harus waspada, jangan sampai ada kesalahan sedikit pun.
" Maaf tuan, ada perlu apa?" tanya salah satu petugas rumah duka.
" Aku adalah mertua pria yang baru meninggal itu. Aku ingin melihat menantu ku untuk terakhir kalinya."
Petugas itu mengangguk paham, dia membawa Pablo Martinez menuju ke kamar belakang dimana Dean sedang di riaa dan digantikan pakaiannya. Pablo tersenyum simpul, senyum yang tidak dilihat oleh siapapun.
" Akhirnya kamu mati juga. Aku sungguh lega, semuanya akan kembali seperti semula sebelum kamu datang. Aku tidak perlu membunuhmu, kamu malah sudah mati sendiri. Kini smeuanya sudah selesai seperti keinginan Gold Dragon."
Pablo bergumam lirih, dia langsung pergi meninggalkan tempat itu. Tak lam Eliz dan Bobby datang, bocah itu menangis saat melihat tubuh Dean yang tidak bernyawa.
" Ayah, kenapa ayah di sana Ibu. Ayah diam saja tidak bergerak?"
" Sayang, ayah sudah tidak ada bersama kita. Ayah sudah pergi ketempat yang lebih indah. Tapi ayah akan selalu ada di hati kita."
Eliz berusaha menahan tangis dan kesedihannya di depan sang putra. Ia berusaha kuat meskipun hatinya sangat hancur.
" Baiklah Nyonya, peti akan kami tutup. Dan setelah ini kita bisa langsung membawa ke pemakaman."
" Ya, baiklah."
Eliz berjalan keluar untuk menunggu semuanya selesai. Tak lama kemudian, Olinda, Joy dan Dokter Arthur masuk ke dalam dengan menggunakan pakaian serba hitam juga masker. Merek dnegan cepat mengganti tubuh Dean dengan jenazah lain. Mereka bertiga juga dibantu oleh petugas rumah duka yang ternyata adalah anak Joy.
" Semua sudah siap, mari lakukan dengan cepat," ucap Olinda memberi instruksi.
Semua mengangguk mengerti. Dengan bergerak cepat, mereka membawa Dean keluar dari rumah duka. Mayat pengganti Dean langsung dimasukkan dengan cepat dan peti langsung ditutup rapat.
TBC
ilang ingatan dll
semoga sukses selalu