NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Istri Kecil Mafia

Reinkarnasi Istri Kecil Mafia

Status: tamat
Genre:Reinkarnasi / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Fantasi Wanita / Tamat
Popularitas:3.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Sensen_se.

Kecelakaan besar yang disengaja, membuat Yura Afseen meninggal dunia. Akan tetapi, Yura mendapat kesempatan kedua untuk hidup kembali dan membalas dendam atas perbuatan ibu tiri beserta adik tirinya.

Yura hidup kembali pada 10 tahun yang lalu. Dia pun berencana untuk mengubah semua tragedi memilukan selama 10 tahun ke belakang.

Akankah misinya berhasil? Lalu, bagaimana Yura membalas dendam atas semua penindasan yang ia terima selama ini? Yuk, ikuti kisahnya hanya di noveltoon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sensen_se., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22 : SINYAL BAHAYA

Tubuh Rehan mematung, ia terduduk di kursi sembari memperhatikan telapak tangannya yang panas dan bergetar. Tangan yang telah lancang menyakiti putrinya. Penyesalan mulai menjalar di sekujur tubuhnya.

“Tora, obati luka ibumu,” ucap lelaki itu beranjak berdiri. Tanpa menoleh dan menanyakan bagaimana kondisi Sarah, Rehan bergegas meniti anak tangga. Tujuannya tentu kamar putrinya.

Rehan mengetuk beberapa kali, tidak ada sahutan apa pun. Yura masih sibuk mengemasi barang-barangnya. Sesekali menepis air mata yang lancang turun dari pipinya.

“Yura, boleh ayah masuk?” tanya Rehan.

Yura masih bungkam, kedua tangannya sibuk menyusun buku-buku di koper, lalu meraih beberapa pasang pakaian. Tidak ingin terlalu banyak membawanya.

Rehan tetap memaksa masuk sekalipun tidak diizinkan. Matanya langsung menangkap anak gadisnya yang tengah berkemas. Kakinya melangkah dengan perlahan untuk mengikis jarak di antara mereka.

“Yura, maafin Ayah,” ucap lelaki itu penuh sesal.

“Percuma juga tinggal di sini. Ayah tidak pernah percaya denganku! Bahkan sampai memukulku! Ayah tidak ingat bagaimana janji Ayah pada ibu sebelum beliau meninggal?” sahut gadis itu dengan ketus.

Yura melenggang keluar, melalui Rehan begitu saja tanpa mau menatapnya. Kakinya melangkah dengan cepat.

Rehan terduduk di tepi ranjang Yura, mengusap wajahnya dengan kasar. Ya, istri pertamanya selalu berpesan agar jangan pernah memukul Yura dan selalu menjaganya sesaat sebelum mengembuskan napas terakhir, akibat penyakit turunan yang dideritanya. Yura masih berusia 7 tahun saat itu.

Pria itu tak sengaja menoleh pada laptop putrinya yang penuh cairan kental berwarna putih. Pria itu mendekat, mengendus laptop tersebut. “Susu?” Keningnya mengernyit, seingatnya Yura alergi susu berprotein tinggi. Tidak mungkin jika itu karena kecerobohan anak gadisnya.

...\=\=\=\=ooo\=\=\=\=...

Yura menatap sinis pada sepasang ibu dan anak yang duduk di ruang tengah. Tora terlihat sedang mengobati tangan ibunya yang melepuh. Yura cukup puas melakukannya.

“Tangan kotor itu memang sudah sepatutnya dicuci, kalau perlu direndam pakai air mendidih!” sindir Yura sembari melenggang pergi.

Ingin membalas, tapi takut tiba-tiba Rehan muncul. Mereka pun hanya diam saja memperhatikan Yura yang melangkah santai keluar rumah. Pandangannya lurus ke depan. Tidak ada kesedihan yang ia perlihatkan.

Yura berhasil menebalkan muka di dalam rumah, akan tetapi tidak bisa saat ia berjalan gontai semakin menjauh dari pintu gerbang rumahnya. Tepat di halte bus yang berjarak 100 meter dari rumah tersebut.

Tubuh gadis itu meluruh ke tanah, memeluk lututnya dengan bahu yang bergetar. Tangisnya pecah saat itu juga. Kekecewaan begitu dalam telah menyelusup hatinya. Dadanya seolah tertikam belati, mengingat sang ayah terus saja membela Sarah bahkan sampai mengusirnya.

Orang-orang yang berlalu lalang hanya menatap iba, tidak ada yang menghampiri maupun mencoba menenangkan. Mereka sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

Entah sudah berapa lama Yura meluapkan tangisnya di bawah terik matahari yang sangat menyengat. Tiba-tiba Yura merasakan teduh, ia mendongak, kedua maniknya yang basah menangkap senyum menawan dari Max yang menghias di bibir tebalnya. Sebuah jaket tebal melintang di atas kepala, melindungi Yura dari sengatan sinar ultraviolet.

“Max,” lirih Yura langsung menunduk dan  menyeka kedua pipinya yang basah.

“Tidak perlu ditutupi. Kalau mau nangis, menangislah.” Max menjatuhkan tubuhnya di samping Yura. Menumpukan kain tebalnya pada puncak kepala gadis itu.

“Dari mana?” tanya Yura canggung teringat kejadian malam itu. Ia benar-benar merasa tidak enak.

“Nganter paket,” sahut lelaki itu menatap sepeda motornya yang dipenuhi bermacam paket milik costumer.

Yura turut mengalihkan pandangan ke sana, ia terkejut karena ternyata Max menjadi seorang kurir.

“Kamu mau ke mana? Kenapa bawa koper?” tanya Max penasaran.

“Enggak tahu,” sahutnya menggeleng. “Aku diusir Ayah,” lanjut Yura yang segera dimengerti oleh Max alasan gadis itu menangis.

“Mau aku bantu carikan kos? Ah, tapi aku takut jika kekasihmu mengamuk.” Max menggaruk kepalanya. Ia sampai lupa kejadian malam itu, saat melihat perawakan Yura, buru-buru lelaki itu menepi. Mengabaikan pekerjaannya yang masih setumpuk gunung itu.

Yura membuka mulutnya, dadanya berdebar dengan manik mata yang bergerak tak tentu arah. “Ah, Max. Maaf atas kejadian malam itu!” ungkap Yura memejamkan mata. Padahal tadi sempat berbinar kalau Max akan membantunya.

“Tidak masalah. Tapi, apa kamu bahagia? Dia tidak pernah menyakitimu, kan?” Max ingin memastikan gadis pujaannya selalu bahagia walau tidak di sisinya.

Sebuah gelengan menandakan bahwa anggapan Max salah. “Enggak, dia baik banget. Selalu menolongku. Walaupun menyeramkan,” tuturnya dengan jujur.

“Syukurlah. Telepon saja kekasihmu, aku akan menemanimu sampai dia datang,” ucap Max menoleh, dengan seuntai senyum manis. Menyembunyikan luka yang menggores hatinya. Namun, Max sadar diri. Kehidupannya saja, masih susah. Kuliah sambil bekerja, ia merasa ciut ketika dibandingkan dengan Zefon.

“Kamu, duluan saja. Mungkin sebentar lagi dia akan datang. Aku takut dia akan melukaimu nanti,” elak Yura mengarang. Itu hanya perasaannya saja, apalagi mengingat Zefon pernah mengatakan selalu tahu di mana dia berada.

Max beranjak berdiri, ia percaya saja. Dan tidak ingin kehadirannya justru memantik pertengkaran mereka. “Yaudah, aku duluan ya!” pamit lelaki itu segera menaiki motor dan mengenakan helmnya.

“Hati-hati, Max,” balas Yura mengembuskan napas lega. “Kekasih? Hah! Aku aja enggak tahu sebenarnya aku ini siapanya patung es itu?” Yura mengedikkan bahu.

Yura tersentak saat jaket Max masih menempel di kepalanya. Hendak memanggil pun tidak akan terdengar karena lelaki itu sudah melesat begitu jauh.

Waktu terus berjalan, Yura tak melakukan apa pun selain duduk di atas rerumputan sembari melamun. Beberapa kali bus berhenti, tapi ia sama sekali tak berniat untuk menaiki. Suasana siang itu begitu sepi.

Kening Yura mengerut begitu dalam, saat kalung pemberian Zefon memancarkan cahaya berwarna merah. Ia sampai mengucek matanya untuk memastikan tidak salah lihat. “Cahaya apa ini?” gumamnya menyentuh liontin kalung tersebut yang tampak berkedip dengan cepat.

Perasaannya menjadi tidak enak, ia menoleh ke belakang dan tak lama kemudian, matanya mendelik saat sebuah senjata tajam ditodongkan ke arah lehernya.

Bersambung~

1
may89
wah tanda2 Hamidun mulai muncul
Vani_27
sudah di tolong, masih aja ngomong ketus dasar perempuan gk tau diri emang yuraa
Nabila Al Adibah
Luar biasa
mrsdohkyungsoo
Salah satu novel reinkarnasi Dan mafia the best yang pernah sy baca.. Thankyouu
mrsdohkyungsoo
Mafia yah kayak gini, berani Bawa istrinya ke medan perang... Gak cemas berlebihan hheeheh
mrsdohkyungsoo
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
mrsdohkyungsoo
Hadiiir
Nelfi Erawati
yura pergi ke wc utk muntah, karena dia tengah hamil
Nelfi Erawati
oo dikalung itu ada ksmera tupanya
ayu cantik
suka
Moertini
kelihatannya asyiiik dilanjutin Thor semangat
Moertini
mantap seruuuu Thor terimakasih sudah tamat semua bahagia terus berkarya ya Thor dan selalu sehat👍🙏💕
Moertini
mantap Thor akhirnya Zefon berhasil membunuh Rudolph dan menghancurkan anak buahnya semoga setelah ini Zefon sekeluarga besarnya hidupnya tenang dan bahagia Aamiin 🙏🤲
Moertini
perasaan Yura sensitif sekali jadi dibentak hatinya terasa tersakiti sekali karena trauma masa kecilnya selau disiksa ibu tiri dan saudara tirinya di bentak bentak juga mengharukan Thor nasib Yura dulunya dilanjutin Thor semangat
Moertini
semoga baik dan sehat saja Yura dan babinya mama mertua Yura seru setir mobilnya selamat ya mama nyebutnya tapi ingat bawa Yura yang mengandung Lhoooo cucu mama dilanjutin Thor mantap selalu sehat
Moertini
karena situasinya baru genting jadi semua tidak melihat keadaan Yura yang bolak balik ke toilet karena muntah tapi sekarang situasi sudah terkendali tinggal memperketat penjagaan dari serangan musuh yang lain dan lebih berbahaya dan licik dilanjutin Thor seruuuu pastinya
Moertini
Zefon pasti bahagia baru mendengar kemungkinan Yura hamil apalagi nanti setelah periksa ke Dr spesialis kandungan dan dinyatakan positif hamil bahagianya Zefon beserta keluarga besar pastinya dilanjutin Thor mengharukan semangat
Moertini
Yura salah tapi tidak bisa disalahkan begitu saja apa lagi dibentak oleh mama mertua sakitnya hati kelihatannya Yura hamil karena kemarin tidak mau jauh dari badan Zefon dan tadi pingsan semoga hamil ya Thor bahagia pastinya dilanjutin Thor masih seruuu tuuuu selalu sehat
Moertini
tambah seruuuu Thor dilanjutin yaaaa semoga kakek nenek dan Zeva bisa sembuh dan hidup bahagia dengan keluarga besarnya semangat Thor
Moertini
apakah Zeva bisa ingat dengan melihat foto dirinya berama oma dan. opanya asyiiik Thor dilanjutin yaaaa semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!