Secret Wedding

Pagi ini Zara harus ikut ke kantor karena Rehan semalam mengirimkan pesan. Jika ada masalah dengan kerja sama dengan perusahaan Mike.

Zara hanya bisa menarik napas panjang, ia yakin ini karena akal-akalan pria itu untuk bertemu dengannya.

Wanita itu segera menuruni tangga, tapi saat sampai meja makan ia begitu terkejut karena ada Maryam. Sejak kapan kekasih suaminya itu berada di mansion.

Zara membetulkan hijabnya, niatnya untuk sarapan ia urungkan. Tidak lama Nathan datang, pria itu terkejut karena sudah ada sekretaris sekaligus kekasihnya.

Nathan melihat istrinya di dapur, pria itu menatap datar Maryam. Pada hal ia sudah melarang wanita itu untuk datang. Sedangkan Zara terlihat biasa saja, hal itu membuat Nathan heran.

Jujur ia ingin melihat Zara cemburu, tapi ternyata ia salah. Wanita itu ekspresinya biasa saja. Bahkan sedang tertawa dengan Meli.

Tanpa Nathan tahu. Hati Zara begitu sakit, karena suaminya sudah mulai membawa wanita itu datang ke mansion. Ia berpikir jika tidak dihargai lagi.

"Zara," ucap Nathan.

"Iya, ini tidak seperti yang kamu pikirkan," kata Nathan.

Zara hanya tersenyum manis, walaupun batinnya terluka. Wanita itu segera mengambil bekal yang disiapkan oleh Meli. Setelah itu keluar begitu saja melewati Nathan dan Maryam.

Nathan mengusap wajahnya dengan kasar, pria itu kini menatap Maryam tajam. “Kenapa kamu ada di sini?”

“Sayang, aku ini sekretarismu, Jhon sedang keluar kota jadi aku yang akan menyiapkan semuanya.” Maryam mempelai wajah Nathan.

“Aku sudah bilang kepadamu, jangan datang,” kata Nathan.

“Kenapa, dulu aku hanya kekasihmu, tapi sekarang aku seketarismu juga bukan!” Maryam menundukkan kepalanya.

Meli melihat itu begitu muak, ia tidak habis pikir melihat Tuannya itu. Sedangkan Zara yang kini sudah mengemudikan mobilnya menuju ke kantor. Wanita itu mengusap air matanya.

Dadanya begitu sesak, tapi ia tidak boleh lemah di depan semua orang termasuk suaminya. Wanita itu kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Ia mau tidak mau bertemu dengan Mike siang nanti. Tepat setelah istirahat siang.

Wanita itu kini mobilnya sudah sampai di depan kantornya. Zara keluar dari mobil setelah itu langsung menuju ke ruangannya. Rehan yang tahu adiknya sudah datang langsung menghampiri di ruang Zara.

"Ibu CEO datang bebas," kata Rehan.

Zara terkekeh mendengar itu, wanita itu segera mengikuti Rehan untuk duduk di sofa.

"Zara, Tuan Jhon mengirimkan proposal kerja sama setelah kita tolak dua bulan yang lalu. Itu artinya sebelum kamu menikah dengan Nathan." Rehan menjelaskan kepada adiknya.

"Tetap sama, aku tidak ingin Suamiku tahu siapa Aku, Rehan. Biar dia tahu aku hanya wanita sebagai istrinya."

Rehan hanya menarik napas panjang, bukan selama ini ia tidak tahu. Namun, karena wanita itu melarang ikut campur akan rumah tangganya.

Setelah hampir tiga jam, Zara berkutat dengan berkas yang membutuhkan tanda tangannya. Wanita itu melihat mesin waktu di tangannya sudah menunjukkan pukul sebelas lewat empat puluh menit. Ia pikir waktu sekitar lima belas menit waktu yang cukup untuk sampai kafe.

Zara keluar dari ruangannya, wanita itu memakai kaca mata hitamnya. Saat sampai di mobil dengan cepat masuk karena tidak ingin dikatakan tidak profesional. Hanya butuh sepuluh menit wanita itu sudah simpai, Zara keluar dari mobil.

Wanita itu menarik napas, saat sampai di dalam kafe ia langsung disuguhkan sosok yang tidak lain suaminya sedang makan bersama dengan wanitanya. Zara segera menghampiri Mike.

“Sayang,” ucap Mike.

“Maaf, Pak, kita di sini untuk membahas keriaan!” kata Zara tegas.

“Kita makan siang dulu ya,” kata Mike lembut.

Zara tidak habis pikir, wanita itu beranjak dari duduknya. Ia akan pergi meninggalkan meja, tapi langkahnya langsung dihentikan oleh Mike.

“Sayang aku mohon ada yang akan aku bicarakan,” kata Mike.

Zara menatap tajam pria itu, ia tidak menyangka akan melihat bagaimana Mike orang yang dulu di cintainya itu sampai hati mengerjainya atas nama kerja sama. Saat Zara akan membalikkan badan ia melihat Jhon.

“Maaf suamiku sudah datang,” kata Zara.

Zara berjalan dengan senyum mengembang, Wanita itu menarik lengan Jhon membuat pria itu terkejut. “Nona.”

“Hustt, bantu aku ya,” kata Zara.

“Mike kenalkan ini Jhon suamiku,” kata Zara.

Mike begitu terkejut, siapa yang tidak mengenal sosok dingin dan di mana ada pria itu pasti ada Nathan.

“Ini tidak mungkin, Zara,” ucap Mike.

“Apa kamu tidak percaya aku sudah menikah dengan pria di sampingku,” kata Zara.

“Tidak, pria ini bukan tipemu, Zara. Ayo hentikan lelucon ini,” ujar Mike.

Zara menarik napas, rasanya begitu susah memastikan kepada mantan kekasihnya itu biar tidak semena-mena.

Zara menatap Jhon, pria itu hanya diam karena ia sudah tahu siapa mantan dari wanita di sampingnya itu. Namun, Tuanya tidak membutuhkan informasi yang bersangkutan dengan Zara.

Zara menarik napas dan berkata,” Kamu ingin bukti.”

Mike tersenyum, tidak mungkin mantan kekasihnya itu akan membuktikan kepadanya.

Zara menatap Jhon, ia tahu ini salah. Namun, lebih baik ia bermasalah dengan orang kepercayaan suaminya itu dari pada dengan Mike.

Mata Jhon membulat, saat Zara tiba-tiba mengecup bibirnya di depan pria yang kini sontak berdiri melihat apa yang dilakukan mantan kekasihnya itu.

“Bagaimana apa kamu percaya, Ayo sayang kita keluar,” ajak Zara dengan memeluk lengan Jhon.

Saat sampai depan mobilnya Zara menatap Jhon, keduanya sama-sama canggung. Baik Zara dan Jhon tidak tahu apa berkata apa.

“Maafkan saya, Tuan. Hanya dengan cara itu saya bisa lepas dari manusia tidak bertanggung jawab sepertinya.” Zara mengusap air matanya kasar,

Hatinya begitu rapuh saat ini, Jhon melihat itu hanya diam. Ada rasa iba dalam hatinya.

“Nona mau saya antar?” tanya Jhon.

“Tidak usah, saya bawa mobil. Apa Anda ada janji atau sedang meeting?” tanya Zara.

“Astaga saya lupa, Nona,” ujar Jhon.

Namun, saat keduanya akan berbalik, Zara dan Jhon mendengar seseorang tepuk tangan.

Zara dan Jhon langsung menoleh dan begitu terkejut karena Nathan dan seorang wanita yang tidak lain Maryam berada di depannya saat ini.

“Sejak kapan Jhon?” tanya Nathan terdengar dingin.

“Tuan saya bisa jelaskan,” ucap Jhon dengan wajah pias.

Zara hanya diam, apa suaminya tadi melihat apa yang ia lakukan. Wanita itu menatap tangan Maryam yang memeluk lengan Nathan.

“Banyak wanita murahan di luar sana, Jhon!” geram Nathan dengan tatapan tajam ke arah Zara.

Zara memejamkan matanya, wanita itu aku dirinya salah sudah mencium bibir Jhon, Namun, kata-kata Nathan yang menyamakan dirinya dengan wanita di luar sana begitu menghancurkan hatinya dan harga dirinya.

Zara berjalan mendekati Jhon dan berkata, “Jika Tuanmu itu memecatmu, Anda bisa mencariku di ITZS Grup.”

Setelah mengatakan itu Zara masuk ke mobilnya, perlahan mobil yang dikemudikan oleh Zara hilang begitu saja. Nathan melihat itu meminta Maryam untuk pulang naik taksi, sedangkan Nathan masuk mobil di ikuti Jhon.

Di dalam mobil baik Jhon dan Nathan sama-sama diam, hingga Jhon bertanya,” Apa kamu mencintai istriku, Jhon?”