Kisah ini menceritakan tentang Arghatama, seorang anak konglomerat yang saat ini berusia 25 tahun. Dikarenakan kedua orangtua yang terlalu memanjakannya, Argha tumbuh menjadi pribadi yang malas, dan tidak bertanggung jawab. Terbukti setelah kelulusannya di Sekolah Menengah Atas, Argha menolak keinginan orang tuanya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Sampai pada saat Argha mendapatkan kabar, bahwa Ayah nya meninggal dalam sebuah kecelakaan, dan mengalami kebangkrutan, kehidupan Argha berubah 180°. Argha yang hanya lulusan SMA harus bekerja sebagai Sopir pribadi Direktur Muda di sebuah perusahaan, karena bagaimanapun ia harus menjadi tulang punggung keluarga dan menafkahi Ibu yang melahirkan dan membesarkan nya.
Mentari, Direktur Muda yang merupakan anak dari relasi Ayah nya, ternyata masih memiliki dendam pribadi kepada Argha karena kejadian dimasa lalu. Sementara itu, Ayah Mentari yang merasa berhutang budi kepada keluarga Argha malah menjodohkan mereka.
Akankah pernikahan Argha dan Mentari menjadi pernikahan yang penuh kebencian dan balas dendam? atau malah sebakiknya?.
Simak terus kisahnya dalam Novel yang berjudul "Menikahi Sopir Kaya".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Sukendar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari pernikahan
Di ruang utama kediaman Burhan Malatta, tampak di hiasi dengan perlengkapan Pesta pernikahan sederhana, tetapi tidak mengurangi kesan mewah di dalamnya.
Mentari yang baru saja di rias oleh MUA ternama, tampak sangat cantik dengan balutan Gaun pengantin berwarna putih hasil rancangan desainer nomor satu di Ibu kota.
Mentari tampak memperhatikan pantulan dirinya di cermin. Ia hanya mertapi nasibnya yang berakhir seperti ini. Sesekali Mentari mengusap ujung matanya yang sedikit basah, karena air mata yang berusaha ia bendung.
*****
Sama halnya dengan Arga yang sedang mempersiapkan diri di kamar tamu yang telah di siapkan oleh calon mertuanya. Arga dan Melinda memutuskan untuk mempersiapkan diri di kediaman Burhan untuk sedikit menghemat waktu.
Melinda meraih tangan Arga, seraya memberikan wejangan kepada Anak nya yang akan menikah, " Sayang, sebentar lagi, kau bukan hanya anak Mama. Kau akan menjadi kepala keluarga dan suami dari calon istrimu. Mama hanya meminta mu berjanji satu hal, perlakuan dan sayangi istrimu, seperti kau menyayangi dan memperlakukan Mama dengan baik !".
Arga memalingkan wajah dan menatap Melinda yang baru saja memberikan wejangan. Ia tidak sanggup mengiyakan permintaan Mamanya, Arga memeluk Melida dan berkata, "Jangan mengkhawatirkan apapun Ma, pastikan saja, Mama segera kembali dari Paris dalam keadaan baik-baik saja". Sebetulnya Arga sempat merasa trauma, akan di tinggalkan Melinda ke Paris, karena terakhir kali Papa Tesar juga sedang pergi keluar Negeri, yang akhirnya tak pernah kembali."
" Anak bodoh, memang nya apa yang akan terjadi dengan Mama mu ini?, tentu saja mama akan kembali dan melihat cucu-cucu Mama nanti." Arga mengeryitkan dahi,merasa aneh dengan perkataan Mamanya, tetapi setidaknya Arga sedikit lega, karena Mamanya berjanji akan baik-baik saja.
***
Acara pernikahan akan segera di Mulai, Arga sudah duduk di meja yang berhadapan dengan penghulu, ditemani Burhan dan beberapa saksi pernikahan. Sementara Melinda dan Nyonya Burhan duduk di belakang,sudah siap menyaksikan acara sakral yang akan segera dilangsungkan.
Sementara itu, Mentari nampak sedang berjalan dengan langkah-langkah kecilnya karena terbatas dengan gaun yang ia gunakan, menuju tempat ijab kabul akan di laksanakan.
"Ananda Arghatama Putra Wijaya Bin Tesar Wijaya, saya kawinkan dan nikahkan engkau, dengan anak kandung saya , Mentari Malatta Binti Burhan Malatta, dengan mas kawin berupa cincin emas seberat 3,4 gram, dibayar Tunai....!!" Burhan
"Saya terima, nikah dan kawinnya Mentari Malatta Binti Burhan Malatta, dengan maskawin tersebut , dibayar Tunai...!!" Argha.
"Syah?, Syah...!!!!" Sahut Penghulu dan para saksi.
Melinda dan Istri Burhan, berpelukan, menangis terharu, ketika ijab kabul sudah selesai dilaksanakan dengan lancar.
"Sayang, cium tangan suami mu!" Bisik Burhan.
Mentari menatap laki-laki disebelahnya, dan degan berat hati meraih tangan kanannya lalu dia cium dengan menggunakan ujung hidungnya yang mancung.
"Nak Arga, sekarang giliran kau mencium kening istri mu!"
Arga dan Mentari sama-sama kaget dan berusaha menolak, tetapi karena banyak sekali yang menyaksikan, sepertinya mereka lebih memilih untuk tidak membuat masalah.
Arga dan Mentari kini dalam posisi berhadapan, Mentari memejamkan mata sambil mengigit ujung bibirnya, karena merasa risih dengan yang akan mereka lakukan.
Arga kemudian melakukannya dengan satu kecupan yang secepat kilat dan tanpa penghayatan sama sekali, bahkan nyaris bibirnya tidak menyentuh kening Mentari. sampai-sampai Mentari tidak menyadari ritual nya sudah selesai.
"Hei, buka matamu! , Apa kau sebegitu menikmatinya?" Bisik Arga meledak istrinya yang masih saja belum membuka matanya..
"Cih...kau orang pertama yang bisa mencium keningku setelah Ayah dan Ibu ku, setelah ini semua selesai, aku akan mencuci keningku menggunakan tanah liat." Dengus Mentari dalam hati.
Acara pernikahan di tutup dengan ritual sungkeman kepada kedua keluarga. Orang tua mereka menangis terharu, sementara kedua pengantin ,masih tetap berusaha menyembunyikan kekecewaan mereka masing-masing.
***
Bersambung....
Mentari juga korban keegoisan kalian bukan cuma arga .yang paling tersakiti y Mentari pas lagi sayang2 nya di tinggal.