NovelToon NovelToon
Ambisi Mantan Istri Yang Depresi

Ambisi Mantan Istri Yang Depresi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cerai / Romansa / Balas Dendam / Mengubah Takdir
Popularitas:9.6k
Nilai: 5
Nama Author: SooYuu

“Anak? Aku tak pernah berharap memiliki seorang anak denganmu!”

Dunia seolah berhenti kala kalimat tajam itu keluar dari mulut suaminya.
.
.
Demi melunasi hutang ayahnya, Kayuna terpaksa menikah dengan Niko — CEO kejam nan tempramental. Ia kerap menerima hinaan dan siksaan fisik dari suaminya.

Setelah kehilangan bayinya dan mengetahui Niko bermain belakang dengan wanita lain. Tak hanya depresi, hidup Kayuna pun hancur sepenuhnya.

Namun, di titik terendahnya, muncul Shadow Cure — geng misterius yang membantunya bangkit. Dari gadis lemah, Kayuna berubah menjadi sosok yang siap membalas dendam terhadap orang-orang yang menghancurkannya.

Akankah Kayuna mampu menuntaskan dendamnya??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SooYuu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 21

Sorot matahari pagi mulai merangkak pelan — menyusup masuk, melalui celah gorden berwarna abu-abu. Kayuna menggeliat lembut di atas ranjang asing, kelopak matanya terbuka samar saat cahaya surya menerpa wajahnya.

Tatapannya menyipit, menelusuri seluruh ruangan. Ia terlonjak setelah sadar ini bukanlah kamarnya.

Wanita muda itu mengedarkan pandangannya. “Ah, benar aku di rumah Adrian.”

Ia mengusap pelan wajahnya, bersamaan dengan itu ia pun teringat akan sesuatu. “Ibuku? Kakakku? Iblis itu … pasti akan menemui mereka, ‘kan? Gawat!”

Dia buru-buru turun dari kasur, langkahnya tergesa nyaris membuatnya terjerembap. “Adrian, gawat! Tolong—”

Begitu keluar kamar, mulutnya menganga lebar kala melihat pemandangan yang menyegarkan mata. Adrian berdiri hanya dengan balutan handuk yang menutupi perut hingga lututnya, sementara bagian lainnya dibiarkan terbuka.

Kayuna semakin mendelik saat Adrian menoleh — memperlihatkan dada bidangnya.

“Ada apa?” Wajah Adrian tampak cemas.

Kayuna tersentak, kedua tangannya spontan terangkat menutupi wajahnya. Tapi, netra beningnya sedikit mengintip dari celah jemarinya yang tak sepenuhnya merapat.

“Ada masalah?” Adrian kembali melontarkan tanya.

“Adrian … kamu—”

“Ah, benar.” Adrian baru sadar sejak tadi dirinya bertelanjang dada. “Tunggu, aku ambil baju dulu.”

Pria itu kemudian masuk ke kamar dan menutup pintu.

Kayuan melirik, lalu menghembuskan napas lega. “Bisa-bisanya, pagi begini liat pemandangan gituan.”

Tatapannya mendadak terpaku pada seisi ruangan yang menarik perhatiannya. Ia baru menyadari karena semalam terlalu lelah untuk mengamati.

Tak ada banyak properti di sana, hanya ada sofa berwarna gelap, satu televisi besar menempel di dinding dengan sentuhan cat warna abu-abu. Beberapa koleksi figure dan aksesoris yang terpajang, memberikan sedikit kesan hidup.

Bagian dapur yang berada di satu ruangan tanpa pembatas pun hanya memperlihatkan sedikit barang.

Satu buah akuarium berukuran sedikit besar berada di sudut ruangan, uniknya, hanya ada satu ikan di sana entah apa jenisnya, yang jelas ia berwarna orange kemerahan. Kayuna terus memicingkan mata — menelusuri ruangan yang terasa hampa dan kosong itu. Tapi anehnya, cukup memberinya rasa nyaman.

“Dia memang orang yang simple, tak nggak nyangka dia akan hidup sesimple ini,” gumamnya sambil geleng-geleng kepala.

Tak lama, Adrian keluar dari kamar. “Ada apa? Kenapa pagi-pagi udah panik?” tanyanya.

Kayuna sedikit tersentak, lalu kembali menatap Adrian. “Ibuku … kamu bisa tolong mengantarku ke sana? Aku takut Niko akan nekat mendatangi keluargaku.”

Adrian yang sejak tadi memasang wajah khawatir pun kini menghela napas lega. “Kupikir ada apa,” jawabnya.

Kayuna tampak bingung, tak paham dengan respon Adrian barusan.

“Kamu nggak perlu cemas tentang Ibu dan Kakakmu,” ujar Adrian.

“Apa maksudmu?” Kayuna menatap penuh selidik.

“Mereka sudah aman, aku sudah membawa mereka ke tempat yang aman.”

***

Brak!

“Bangsat!” geramnya sambil mengepal kuat.

Keadaan kantornya mendadak kacau, kala website resmi milik perusahaannya diretas seseorang dan menyebarkan identitas Kayuna.

Perempuan yang latar belakangnya selama ini ia sembunyikan, mendadak ramai dibicarakan banyak orang. Beberapa wartawan sangat tertarik dengan kemunculan istri sang CEO ke publik.

“Segera bereskan kekacauan ini!” hardik Niko pada Kevin yang berdiri tegak tak bersuara di hadapannya. “Temukan Bedebah yang berani meretas keamanan internal perusahaan kita. SEKARANG JUGA!”

“Baik, Pak.” Kevin menunduk hormat, kemudian melangkah keluar dari ruangan.

Airin bergidik ngeri di sisi pintu. Tangannya setengah gemetar memegang seutas kertas, hasil pemeriksaannya kemarin.

Ia berkali-kali mengatupkan bibir, ingin menyampaikan sesuatu, tapi urung setelah melihat Niko masih membara dikuasai amarah.

“Sial! Ini akan semakin runyam jika media berhasil menggali latar belakang Kayuna. Perbuatanku … akan terbongkar.” Niko meraup kasar wajahnya, panik juga rasa kesal membuncah di dadanya.

Airin meneguk ludah kasar. Kemudian meraih sebuah botol mineral di atas meja. “Tenang dulu, Mas. Semua akan aman terkendali,” ucapnya pelan, seolah berusaha menenangkan.

Mas? Ya. Wanita pelakor itu semakin berani. Ia memanggil Niko dengan nada manja, seolah status yang bukan miliknya sudah bebas ia ambil alih. Seakan-akan jalannya menuju posisi “nyonya” makin terbuka lebar.

“Menurutmu … apa ini ulah istrimu dan mantan pacarnya itu?” Airin berbisik, suara rendahnya memprovokasi Niko yang masih diliputi kemarahan.

“Nggak mungkin,” sahut Niko dengan yakin. “Wanita itu nggak punya keberanian sejauh ini.”

“Kita nggak bisa jamin, Mas.” Airin menyentuh lembut dada bidang pria itu. “Kamu lihat juga, kan? Waktu di club malam itu … Kayuna berani memeluk Adrian tepat di depan matamu.”

Niko semakin geram, pikirannya kembali teralih pada kejadian sebulan lalu. Kayuna dengan erat memeluk Adrian, meski jelas-jelas dirinya berada tepat di depan mata wanita itu.

Kata-kata Airin membuatnya semakin kesal, menumbuhkan rasa kebencian yang kian mendalam pada istrinya.

“Para bedebah itu ….” Niko meremas erat jari-jarinya di atas pangkuan.

***

Niko menggulingkan sebuah guci besar, berukuran kurang lebih satu meter tingginya. Benda itu tadinya berdiam di sudut ruangan, kini ia pecah berserakan di lantai.

Termakan tipu muslihat Airin. Niko benar-benar mencurigai istrinya-lah yang meretas internal perusahaan.

“Sialan!” hardiknya tajam. “Kemana Wanita Jalang itu bersembunyi?!”

Netra legam pria itu tampak mendidih, kala dirinya tak dapat menemukan sosok yang ia cari. “Geledah seluruh ruangan! Periksa lantai atas!” titahnya tegas.

“Baik, Bos.” Dua pria bertubuh hitam nan tinggi, dengan balutan kemeja sedikit kusut, langsung bergerak cepat menelusuri setiap sudut bangunan.

Niko berdiri dengan raut geram. Ia mendatangi cafe milik Anita — kakak Kayuna, dengan tujuan untuk mencari istrinya.

‘Wanita sialan itu pasti bersembunyi di tempat tinggal Kakaknya,’ pikirnya.

Namun, bukannya mendapatkan apa yang dicari, Niko justru disambut dengan keadaan Cafe yang sudah kosong melompong.

Ia pun semakin kesal karena Anita mendadak menghilang entah kemana tanpa bisa dihubungi.

“Di lantai atas juga sudah kosong, Bos. Tidak ada siapapun.” Pria berkepala botak, dengan wajah setengah tua dan kumis yang sedikit tebal itu, menyampaikan dengan suara rendah.

“Brengsek!” desis Niko tajam.

“Kau main-main denganku Adrian?” geramnya sinis. Sorot matanya kian menusuk. “Di mana kau membawa wanita murahan itu?”

Laki-laki berhati iblis itu sudah sangat yakin bahwa ini adalah ulah Adrian, menyembunyikan istrinya, bahkan membawa juga keluarganya.

Sementara emosinya yang masih belum padam, Kevin menghunginya dan menyampaikan berita yang membuatnya semakin naik pitam.

“Rumah keluarga Nyonya Kayuna sudah kosong, Bos. Ibunya tidak ada di sini, bahkan para tetangga pun tak ada yang tahu, kapan dan di mana beliau pergi,” ucap Kevin melalui sambungan telepon.

Prang!

Niko menghempaskan kuat ponselnya ke arah jendela kaca. Kaca itu pecah dalam sekejap, beriringan dengan dentuman jantungnya yang kian menggebu diterjang amarah.

Aliran darah terasa mengalir lebih cepat, Niko memijat kuat tengkuknya berusaha mengendalikan diri agar tak naik tensi.

Seringai penuh kebencian terulas tipis, Niko terus mengeratkan kepalan tangannya. “Tunggu saja, aku akan menemukanmu dan memberimu pelajaran Kayuna.”

*

*

Bersambung.

1
Sunaryati
Lanjut
SooYuu: siap mak 😍
total 1 replies
Sunaryati
Sifat iri dan ingin hidup enak dengan instan, membuat hidup Airin sengsara. Dulu menghina Sekarang berada di posisi yang dihina.
💕Bunda Iin💕
wah ada apa nìh...bokap nya niko + bokap nya adrian🤔
💕Bunda Iin💕
pede kali kau adrian🤭
💕Bunda Iin💕
hai danar apa yg kau sembunyikan🤔
SooYuu: masih menjadi misteri 👻
total 1 replies
💕Bunda Iin💕
org kepercayaan nya niko si kevin masih misterius👻
💕Bunda Iin💕
keluarga niko musti di hukum dgn seberat²nya karna mereka begitu jahat dan tanpa belas kasih😡
💕Bunda Iin💕
klo airin tdk mempunyai sifat iri dan menganggap kayuna benar² sahabat semua itu tdk akan terjdi
💕Bunda Iin💕
kirain koit ga tau nya langsung diserang mental nya
💕Bunda Iin💕
benar kan si kevin...kyk nya kevin punya dendam jg sama si niko
💕Bunda Iin💕
niko membunuh airin...pas di kantor pula...
💕Bunda Iin💕
aaaa seru nih😅
💕Bunda Iin💕
apakah kevin yg bantu kayuna🤔🤔
💕Bunda Iin💕
siapa kah dia🤔
💕Bunda Iin💕
lah ga sadar diri nih org...dia yg lebih parah main dgn suami sahabat nya
💕Bunda Iin💕
wah masih terawat nya kayuna...klo airin benar² menjdi pembantu😁
💕Bunda Iin💕
hai danar jgn bilang kau ada udang di balik rempeyek...klo iya nti tak sentil ginjal kau ya danar
💕Bunda Iin💕
lah benar si iblis niko punya WIL
💕Bunda Iin💕
maaf ya airin kau benar² menjdi nyonya👏😅
💕Bunda Iin💕
tenang niko hukuman kau akan segera dtang😡👊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!