NovelToon NovelToon
Crazy Women For The Mafia

Crazy Women For The Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Crazy Rich/Konglomerat / Obsesi / Romansa
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Caca 15

“Leeeettts Partyyyyyy…” Teriak Ara dengan semangat.

Di Villa tempat Ara tinggal, kini telah berkumpul banyak orang yang tidak lain adalah teman – teman Ara. Dia mengajak teman – temannya untuk berpesta. Ini bukan yang pertama kali Ara mengajak berpesta teman – temannya di rumah, bahkan bisa dikatakan sudah terlalu sering. Tetapi hari ini adalah puncaknya, karena Ara dengan berani hampir menghabiskan seluruh uang pemberian deddynya untuk membeli barang.
.

Arabella Swan adalah anak pertama dari Antony Swan. Dia mempunyai seorang adik yang bernama Rosalia Swan.
Saat ini Ara duduk di bangku kelas 12 sekolah menengah atas di sebuah sekolah Internasional yang ada di negara Itali.


**
Lima orang lelaki yang memiliki good looking, good money dan good power dengan satu orang sebagai leadernya yang terkenal dengan julukannya ‘Devil Hand atau Ace’.

Mereka berlima adalah Max atau yang sering mereka sebut dengan ‘Devil Hand atau Ace’ sang leader, Alexi asisten Max, Leonid sang hacker, Kevin

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caca 15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep 21

“Akar masalah sudah selesai 1 Ace, apa planning selanjutnya?” tanya Kevin pada Max setelah mereka sampai di ruang kerja Max.

“Kita akan melanjutkan rencana pembuatan senjata yang pernah aku katakana padamu waktu itu! Aku juga sudah mengatakan pada Sander dan dia juga sudah mulai mengerjakan senjata tersebut” jelas dari Max

“Aku kira waktu itu kau hanya baru rencana Ace, ternyata malah sudah di  mulai.” Kevin selalu kagum pada sahabatnya yang satu ini. Ia selalu tak pernah kehabisan akal untuk membuat hal hal baru.

***

Sore hari di Asrama

\=== Dering hp===

“Dering Hp siapa ini?” tanya Evelyn

“Iya… dering hp siapa ini?” ucap Aurel

Mereka semua mencari sumber suara. Dan suara tersebut berasal dari lemari laci meja milik Ara. Sedangkan Ara saat itu sedang berada di kamar mandi.

“Kita buka sajakah laci meja Ara?” tanya Aurel yang sudah berada di dekat meja Ara.

“Jangan! Nanti kita sampaikan saja pada Ara.” Evelyn menengahi.

Ceklek!

“Kenapa?” tanya Ara yang baru keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.

Ara kemudian ditarik Cloe agar duduk dan mereka bertiga langsung mengerumuni Ara.

“Ra, katakan dengan jujur! Kau membawa hp?” tanya Cloe

“iya, aku memang membwa Hp. Tapi itu bukan hp ku, itu hp milik Max!” jawab Ara dengan tenang sambil menatap teman sekamarnya.

“Max?” Sahut mereka bersamaan

“Kau tidak takut jika Madam Silvi menyita hpmu? Tadi deringnya terdengar keras Araaa…” mereka bertiga ikut mengiyakan apa yang Clara katakan.

Begitu mendengar apa yang dikatakan oleh Clara, Ara langsung bergegas membuka laci mejanya dan melihat siapa yang menghubunginya.

Dan begitu ia melihat ada 5 panggilan dari Max. (Ternyata dia masih ingat dengan ku!) ucap Ara dalam hati.

Ke empat teman kamar Ara saling tatap, mereka terheran melihat raut wajah Ara yang berubah menjadi ceria.

Ara kemudian menghubungi Max kembali.

Tuuut…

Tuuut…

Tuuut…

“Ada apa?” ucap Ara begitu panggilan diterima oleh Max.

“Apa ada masalah setelah kau di Asrama?” tanya Max. Ara yang merasa di perhatikan, pipinya berubah menjadi bersemu merah.

“Tidak ada, semua baik – baik saja!” balas Ara dengan ceria.

“Ap__”

“Jangan pernah kembali memasuki hutan! Jika tidak, aku tidak akan menanggung apa yang akan terjadi pada mu! kemarin aku menemukan mu, itu hanya kebetulan semata.” Ara tidak jadi melanjutkan ucapannya karena sudah terpotong dengan ucapan Max.

“Lalu apa aku boleh ke Villa?” Ara masih berprasangka baik pada Max.

“Tidak perlu! Aku tidak suka dengan hal yang merepotkan!” Ara terdiam, ia tidak langsung menjawab pertanyaan Max. Mata yang awalnya cerah kini mulai berembun. Ara menghirup nafas dalam – dalam supaya air mata yang sudah mengembun di pelupuk matanya tidak jatuh.

“Baiklah, maaf sudah merepotkan dan mengganggu kebahagiaan mu!” Ara pun langsung mematikan panggilannya.

“Kau baik – baik saja Ra?” tanya Cloe.

Ara hanya menggelengkan kepalanya. Air mata yang sudah ia tahan akhirnya runtuh juga.

“Hey kenapa kau menangis?” Evelyn mengusap punggung Ara.

Ara tidak langsung menjawab. Ia masih menangis.

“Sudah Ra… masih ada kami… ya… meskipun kami tidak tau apa masalahmu.” Clara ikut menenangkan Ara.

“Terimakasih… Aku ingin sendiri untuk saat ini!” pinta Ara pada semua teman kamarnya yang masih mengelilingi Ara dengan maksud untuk menghibur Ara.

“Oke! Jika butuh teman untuk bercerita, kami ada di sini!” tambah Evelyn sebelum mereka berempat bubar.

Ara hanya mengagguk. Ia pun kemudian tidur menyamping menghadap ke arah jendela.

(Ternyata aku sudah berlebihan dalam berekspektasi. Ku kira semua perhatian yang Max berikan padaku karena ia juga ada rasa padaku. Ternyata apa yang di katakan Cassandra memang benar. Aku yang terlalu berharap.) Sesal Ara dalam hati terlalu berharap lebih dengan perhatian yang di berikan Max padanya.

(Aku akan mengembalikan hp ini padanya. Aku tidak mau terlalu berharap. Aku akan menyelesaikan sekolahku dan kembali ke …… aku tidak mau bertemu denganya lagi!)

Entah kenapa Ara bisa sebegitu sakit hatinya pada ucapan Max, padahal mereka sama sekali tidak ada status apa pun.

Tapi meskipun begitu, perlakuan yang Max berikan pada Ara memang agak berlebih. Bahkan anak buah dan teman – teman Max pun semua penasaran dengan status Ara. Jika seperti itu, siapa yang tidak akan terbawa perasaan. Sama seperti yang terjadi pada Ara saat ini.

Di sini Ara gelisah dengan perasaannya. Sedangkan di Rusia, Max biasa saja. Ia tidak merasakan apa pun.

Bahkan setelah Ara memutus panggilan secara sepihak, Max langsung fokus pada pekerjaannya kembali.

Setelah makan siang, Ara kemudian diam – diam menuju hutan. Meskipun ia sedikit trauma setelah mendapat tragedi. Tetapi karena tekatnya sudah bulat, ia tetap memberanikan diri untuk memasuki hutan.

Untuk menyamarkan kepergiannya, Ara keluar ke taman belakang dengan membawa sebuah buku. Setelah sampai di taman belakang asrama, Ara juga tidak langsung masuk ke dalam hutan. Ia duduk dulu di bawah pohon sambil membaca buku yang ia bawa. Karena ia yakin, setelah insiden mengilangnya Ara pada waktu itu, pasti pihak sekolah lebih memperketat keamanan.

Merasa sudah aman, Ara kemudian menyimpan buku yang ia bawa di semak – semak. Karena ia juga kehilangan tas kecilnya yang berisi perlengkapan jelajahnya jadi ia memasuki hutan hanya dengan tangan kosong.

Beruntungnya ini masih siang, Ara bermaksud untuk mengantarkan hp Max ke Villa. Ara berjalan sambil memperhatikan sekitar, ia takut juga jika harus berhadapan dengan Leopard itu lagi.

Lalu tiba – tiba ia mendengar sesuatu berjalan ke semakin dekat ke arahnya.

Krasak!

Krasak!

Krasak!

Ara langsung bersembunyi di pohon besar. Perlahan lahan ia mengintip di balilk pohon, kira – kira apa yang mendekatinya.

Mata Ara langsung terbelalak. Ternyata itu adalah suara seekor serigala. Ara sungguh kalang kabut. Jantung Ara rasanya mau loncat dari tempatnya berada. Bahkan Ara sampai menahan nafas karena takut

(Apakah hari ini aku benar – benar akan berakhir?) ucap Ara dalam hati.

Tanpa diduga serigala itu muncul dari samping tempat persembunyian Ara. Ara gemetar, jantungnya berdegup kencang, dan tubuhnya terasa dingin semua. Ia sudah tidak bisa lari lagi.

Dengan perlahan serigala itu mendekati Ara. Dan Ara hanya bisa pasrah, benar – benar pasrah.

Air Matanya sudah bercucuran dengan deras.

Sampai akhirnya tanpa Ara duga, serigala tersebut justru malah menggesekkan kepalanya ke kaki Ara.

Tangis Ara langsung berhenti. Ia sungguh tidak menyangka jika serigala tersebut mendekatinya bukan karena ingin memangsanya. Lalu ingatan Ara teringat pada waktu ia mendapat luka cakaran dari seekor leopard waktu itu,

(ah, aku ingat! Serigala ini lah yang waktu itu menolong ku dari leopard.) Ucap Ara dalam hati.

Dengan perlahan Ara mengusap kepala serigala tersebut.

“Ah, maafkan aku! Aku lupa berterimakasih padamu karena sudah menyelamatkan ku.” Seperti mengerti akan perkataan Ara, serigala tersebut semakin menggosokkan kepalanya.

“serigala pintar” ucap Ara sambil mengusap usap kepala serigala itu.

“kenapa kau hanya sendiri? Mana kawananmu?” Ara tiba – tiba merasa sedih melihat serigala itu hanya seorang diri. Padahal biasanya setahu Ara, serigala adalah binatang yang hidup dalam sebuah kawanan.

Aaauuuuuuu….. uuuuuuwwwuuuuuu

“Oke! Oke! Aku minta maaf, kalau begitu mulai hari ini kau adalah teman ku! Aku akan memberimu nama Alpha… ya Alpha itu kedengarannya bagus untuk mu!” ucap Ara.

Aaauuuuuuuu…

“Good boy!” Ara merasa bahagia karena mempunyai teman baru.

“Alpha, ayo temani aku ke rumah Max!” meskipun Ara tahu jika yang ia ajak bicara adalah binatang tetapi untuk mengusir rasa takutnya ia berfikir lebih baik ia di temani Alpha daripada harus ke rumah Max sendiri.

Seperti mengerti ucapan Ara, serigala itu lantas berjalan di depan Ara dan seolah – olah meminta Ara untuk mengikutinya.

Ara awalnya ragu. Tetapi setelah ia pikir – pikir  lagi, sepertinya tidak ada salahnya jika ia berusaha untuk percaya pada serigala tersebut.

Dengan perlahan Ara mengikuti serigala itu. Dan setiap jalan yang ia lalui, ia selalu menoleh ke kanan dan ke kiri. Sampai tanpa sadar Ara sudah berada di belakang Villa milik Max.

“Hah! Kita sudah sampai ternyata… terimakasih Alpha!” Ara mengusap kepala Desmond sebagai ucapan terimakasih.

1
Eka Uderayana
cerita nya bagus 👍
semangat author dalam berkarya 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!