NovelToon NovelToon
Antara Dia Dan Dirimu

Antara Dia Dan Dirimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Cintapertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Cahyaning fitri

Kiara Safira Azzahra harus menelan pil pahit mendapati kekasihnya tiba-tiba tidak ada kabar berita. Ternyata ehh ternyata, kekasihnya......

😱😱😱😱

Penasaran????

Yuk kepoin cerita author yang bikin kalian mewek-mewek baper abiss....

Hanya disini.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahyaning fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

"Aduh benjol ini," pekik Regan meringis kesakitan.

Kia mengigit bibirnya kuat-kuat, "Maaf ya, Pak. Saya beneran nggak sengaja?" katanya. Tangannya bergerak sambil mengoles salep ke kepala Regan yang benjol.

"Kamu ini perempuan apa laki-laki sih? Tenaganya kuat banget....!" gerutunya, padahall lagi diolesi salep.

"Perempuan lah, Pak," jawab Kia. Tersenyum kecut.

"Sudah selesai," katanya.

"Terimakasih," ucap Regan.

Tatapan keduanya saling bertemu membuat mereka sama-sama salah tingkah. Lucu banget.

"Jadi..... yang selama ini menggaji saya---Pak Regan???" tanya Kia, merasa tidak enak.

"Kamu pikir siapa? Jelas itu saya," judesnya.

Kia kembali meringis, "Maafkan saya ya, Pak?"

"Heem," sahut dosennya menganggukan kepala.

"Kamu mau bersih-bersih kan?"

"Eh, iya, Pak," angguknya.

"Ya udah sana! nunggu apa lagi?"

"Sa-saya masih boleh kerja di sini, Pak? bapak tidak pecat saya?"

"Nggak," jawabnya, "Lagian kamu punya hutang hukuman dari saya?"

"Ehh.....!" wajah Kia langsung cemberut, "Hukumannya apa, Pak?"tanya gadis itu.

"Nanti kalau saya udah nggak sakit, saya akan kasih tahu? Sekarang sana kerja.....?" suruhnya.

"I-iya, Pak,"angguk Kia patuh. Tapi tetep aja perasaannya bercampur aduk nggak karuan.

-

-

Kia menyelesaikan pekerjaannya dengan sangat cepat. Sesekali, ia melirik ke arah Regan yang serius memangku laptop di pangkuannya. Tampaknya dosennya sedang sibuk dan dalam mode fokus.

Beberapa kali Kia melihat, kening Regan mengerut saat sedang memikirkan sesuatu. Tapi tatapannya masih sangat fokus ke layar laptop.

Tak mau ketahuan sedang memperhatikan dosen muda itu, Kia pun lekas beranjak dari sana, melakukan pekerjaan yang lain.

Kebetulan dia belum memindahkan sampah dapur ke tempat sampah yang lebih besar.

Setelah memindahkan sampah kering ke luar, Kia kembali masuk ke dalam apartemen. Sepertinya semua pekerjaannya sudah selesai. Kini, saatnya pulang.

Kia sudah bersiap-siap hendak pulang. Dia sudah mencangklong tas ranselnya di punggung. Lalu ia menghampiri Regan yang masih mode serius menatap layar laptop.

"Pak Regan, semua pekerjaan sudah selesai saya kerjakan. Saya pamit pulang ya, Pak!" pamit Kia pada dosennya itu.

"Eh, tunggu!" cegah Regan. Kia langsung menghentikan langkahnya.

"Iya, Pak!"

"Kamu bisa bikin kopi?" tanyanya.

Kia mengangguk.

"Tolong bikin kan kopi dengan gula satu sendok kecil!" suruh Regan.

"Iya, Pak," angguk Kia. Dia sama sekali tidak keberatan. Toh membuat kopi sangat lah mudah.

Kopi hitam dengan gula satu sendok teh sudah jadi. Kia langsung meletakkan kopi panas itu di meja. Dekat dengan gulungan kertas-kertas.

Seketika uap aroma kopi menyeruak sedap .

"Ini kopinya, Pak!" ucap Kia.

"Heum. Terimakasih," ucapnya. Kia mengangguk sambil tersenyum tipis.

"Apa ada yang lainnya, Pak?" tanya gadis itu lagi---memastikan kalau orang yang menggajinya membutuhkan sesuatu yang lain.

"Apa kegiatan kamu setelah ini?" tanya Regan. Tatapannya masih fokus ke layar laptop yang dipangkunya.

"Jam 5 nanti saya harus kerja lagi sih, Pak," jawab Kia, "Apa bapak butuh sesuatu yang lain?" tanyanya.

"Nggak." Jawab Regan. Lalu menatap wajah Kia.

"Setelah dari sini kamu kerja lagi?" tanya Regan.

"Iya, Pak."

"Kerja apa?"

"Jadi waiters di cafe temen saya," jawab Kia, mengulas senyum.

"Terus kuliah kamu gimana? Apa bisa handle dua-duanya?"

"Insyaallah bisa, Pak," yakin gadis itu, "Sebelum bekerja di sini dan di kafe, biasanya saya menerima orderan desain dari beberapa klien, Pak. Tapi untuk saat ini lagi kosong, makanya saya butuh kerja part time seperti ini."

Regan mengangkat kepalanya, menatap mata gadis itu dengan penuh perhatian. Pembicaraan gadis itu semakin menarik baginya.

"Orderan design?"

"Iya," angguk Kia dengan cepat.

"Orderan apa aja?" tanya Regan semakin penasaran.

"Banyak sih, Pak. Tapi kebanyakan permintaan mereka buatin logo brand," jawab Kia.

"Kamu dah lama menerima orderan seperti itu?"

"Lumayan. Buat tambah-tambah uang jajan saat lagi tiris?" kekeh nya.

Regan ikut tersenyum tipis.

Gadis di hadapannya semakin menarik.

Regan memutar layar laptopnya, lalu memperlihatkan hasil pekerjaannya kepada Kia. Refleks, gadis itu menoleh ke arah layar yang masih menyala, menatap apa yang tengah dikerjakan Regan.

"Saya sedang membuat proyek design dari salah satu klien di agensi saya. Coba kamu liat?' katanya. Membuat Kia langsung mendekat karena  penasaran.

"Ini.......? bagus banget....!" gumamnya.

Regan mengulum senyum.

"Jadi---bapak punya agensi?" tanyanya menatap takjub pada design digital yang dosennya buat.

"Iya," angguk Regan, "Ini salah satu proyek yang sedang saya kerjakan bersama karyawan-karyawan saya?"

"Ini bagus banget, Pak. Sungguh?"

Regan menatap Kia dengan mata yang terpikat, sulit menebak apa isi pikirannya. Ada kilau aneh yang terpancar dari sorot matanya saat menatap gadis itu—seperti ada aura kreativitas yang tersembunyi dalam diri Kia yang tak bisa dijelaskan, sesuatu yang membuatnya berbeda dari yang lain.

"Kami sedang mengembangkan design ini untuk membuat game animasi dan konten hiburan. Kamu mau liat?"

"Memang boleh, Pak?" tanyanya, semakin penasaran.

"Liat aja....?"

Seperti menemukan harta Karun yang tersembunyi, Kia menatap takjub pembuatan proyek game dan konten hiburan tersebut. Ini sungguh sesuatu yang luar biasa yang belum pernah Kia liat dengan jelas.

Biasanya dia hanya melihat dari pengetahuan otodidak saja, tapi sekarang, dia benar-benar melihatnya secara nyata.

Yah, bagi Kia itu pengetahuan baru yang tidak boleh disia-siakan.

"Saya pernah sekedar tau, Pak. Tapi belum pernah terjun langsung.....?"

"Kamu tertarik......?" tanyanya.

"Iya. Ini luar biasa......!" puji Kia menatap takjub.

"Kamu mau liat cara kerja mereka di agensi saya?"

"Eh....."

*****

Keluar dari apartemen Regan, Kia menghela napas panjang tengah melajukan motor bututnya menembus keramaian ibukota. Jantungnya berdegup cepat, campur aduk antara gugup dan semangat yang tak bisa disembunyikan.

Hari ini adalah hari pertama dia bekerja di café Banyu.  Maksudnya cafe ayahnya Banyu.

Pikiran tentang Banyu yang memberinya kepercayaan membuat langkahnya makin mantap, walau dia sekarang berpacu dengan waktu.

"Semoga tidak telat," bisiknya pelan sambil menatap ke depan, di mana café itu mulai terlihat.

"Ki....?" panggil Om Guntur begitu melihatku gadis itu memasuki area cafe.

"Eh, Om Guntur.....!"

Ternyata Guntur sudah berdiri di tempat kasir menunggu kedatangannya.

"Om....!" sahut Kia menghampiri Guntur dengan nafas ngos-ngosan karena abis lari-lari.

"Kamu lari-lari?" tanyanya.

"Iya, Om. Biar nggak telat," jawab gadis itu membuat Guntur terkekeh kecil.

"Nyantai aja kale.....!" ledeknya.

"Nggak enak, Om. Ini kan hari pertama Kia kerja," ujarnya.

"Ya. Kamu tau kan pekerjaan kamu?"

Kia langsung menggangguk.

"Kamu cuma layani pembeli. Catat pesenan mereka. Terus ---kasih ke bagian dapur. Semudah itu kok?" ucap Guntur, bijak, "Eh, Rini ......!" panggil pria itu pada salah satu karyawan perempuannya.

"Iya, Pak Guntur," gadis bernama Rini mendekat.

"Ini ada karyawan part time. Tolong dibimbing ya. Training dulu sebentar. Jangan kasih tugas yang berat-berat!" ucap pria itu pada karyawan yang bernama Rini.

"Siap, Pak. Saya akan membimbingnya dengan baik dan benar. Bapak tenang saja!" katanya. Terlihat bersahabat. Kia tersenyum senang.

"Ki, kenalin. Ini Rini. Dia senior yang akan membimbing kamu. Memberi kamu pengarahan kerjaan apa yang harus kamu kerjakan. Dia baik kok. Nggak gigit!" kelakar pria 40 tahun itu.

"Ih, emang saya apaan, Pak?" sungut gadis itu. Kis tertawa kecil.

"Let's go. Aku tunjukkin cara kerjanya!" ajak Rini, hangat dan menyenangkan.

"I-iya," Angguk Kia senang sekali, "Om, saya ikut dia ya?"

"Ya. Semoga kamu betah di sini.....! Dan selama bergabung di sini......!"

Kia mengangguk malu, tapi rasanya senang sekali.......

To be continued......

1
Mintarti
lanjut thor
Aditya hp/ bunda Lia
semangat Kia ... 💪💪
Mintarti
woooee ternyata ratu ga punya aklak ank yg di banggakan jatuhlah dia
Mintarti
ibuk e edan kwi greget aku ,ibuk durhaka
Mintarti
sapa suruh tante ada udang dibalik rempeyek/Grin/
Mintarti
ntar lulus kedokteran ratu belum tentu laku
Mintarti
nasib baik tk ada yg tau sabar kia Alloh pd saatnya akan angkat derajat mu
Aditya hp/ bunda Lia
kayaknya Kia mau di suruh jadi pacar boongan lagi .... 🤭
Aditya hp/ bunda Lia
baca dari awal koq aku baru ngeh kalo ratu mantannya pak dosen itu kakak nya Kia .... faktor U dah makin lemot ajah nih otak ... 🙈
Aditya hp/ bunda Lia
harus super duper tegasnya pak dosen jahat juga gak apa-apa lah kalo Sama cewe ulet bulu modelan si ratu mah
Gustinur Arofah
klo bisa dilahirkan maunya di orang tua yg kaya raya, tak ada yg meminta untuk dilahirkan dr perbuatan apa pun, miris bgt klo sampe seperti itu. 😭😭😭
Aditya hp/ bunda Lia
ternyata benar .... yakinlah Ki kamu akan mendapatkan kebahagiaanmu
Oma Gavin
rumit banget hidup kia, tetap semangat dan tegar kia raih cita" mu tunjukkan pada mereka yg meremehkan mu
Gustinur Arofah
😭😭😭😭
Aditya hp/ bunda Lia
Oh tidak jadi Kia anak dari si perampok? 😱
benarkah???
Aditya hp/ bunda Lia
ternyata Banyu leukimia... 🥺🥺
Aditya hp/ bunda Lia
pasti di kasih kerjaan Sama om Guntur ...
Aditya hp/ bunda Lia
udah Kia Ama pak dosen ajah banyu sama Anne ... 🤭
Oma Gavin
ayo bayu gercep jgn sampai keduluan pak dosen
Aditya hp/ bunda Lia
cerita dosen muda selalu bikin nagih baca .... lanjut 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!