seorang wanita yang bekerja sebagai guru sudah lama tidak bertemu dengan cinta pertamanya dan di pertemukan kembali di sekolah tempat ia bekerja, tapi memiliki banyak cobaan sehingga perjalanan cintanya harus banyak pengorbanan, air mata, kesetiaan kepercayaan dan keberanian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahmadani Harahap, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gagal Prank
" ya emang kan, kamu pergi pergi terus gak pernah ada" Rima berhenti mencari di tumpukan sampah itu dan menatap kembali Mario.
" Oh gitu, sekarang nyalahin aku, kemarin kemarin kenapa bilangnya gak masalah" Mario mendekati Rima
" Ya sekali dua kali orang juga mengerti, kalau setiap hari orang keberatan juga" Tukas Rima
" Aku kan sudah minta maaf, kenapa harus di ungkit sih, depan anak-anak pula kenapa? kau mau ngejatuhin aku yah, biar semua orang lihat perjuangan kamu, pengabadian kamu!! Atau kau mau mempermalukan aku" Mario mengeraskan suaranya.
" Siapa yang mempermalukanmu sih, kamu kejauhan menuduh aku, kamu sedikit saja disuruh mencari emas yang hilang langsung keberatan" balas Rima.
" yang keberatan siapa?, aku cuma bertanya dan kamu menuduh aku yang tidak-tidak, di depan anak-anak loh" ujar Mario
" mau kamu sekarang apa, kau harus ku puja-puja ku hormati atau aku harus memberikan persembahan setiap ketemu kamu?" Rima menjadi emosional.
"Hagh, terserah kamu deh, kan semuanya harus pendapat kamu, kamu gak perduli sama masalah orang lain ya kan, egois" Mario kembali mencari emas itu.
"Egois?? Siapa yang lebih egois di antara kita? Jangan berpaling lihat aku" Rima menarik Mario
" Aku" jawab mario menatap Rima datar " aku yang egois aku yang bermasalah
Puas kamu, ini kesalahan aku, maaf" Mario lebih memilih untuk mengalah karena ia pun sudah mulai emosi dan melanjutkan mencari emas tersebut.
Anak-anak yang berada disana terdiam mereka merasa bersalah mereka hanya bisa diam. Vivi mendekati Rima untuk menenangkannya di sekanya lengan bajunya itu.
"Buk sudah buk" ucap Vivi memegang bahu Rima
"Huffttttt" Rima menarik nafasnya menenangkan diri. " Tidak apa-apa, mari kita cari lagi emas itu" Rima menurunkan Tanganya Vivi yang berada di bahunya itu dan melihat emas itu masih tercantol rapi di pergelangannya.
"Maksudnya apa Vi" seketika Muka Rima berubah. " Ini emas kamu yang hilang bukan?" Tanya Rima, Mario yang sedang mencari emas itu pun menatap pergelangan Mario.
"Maaf buk, kami hanya..." Belum sempat Vivi menjelaskan Rima memotong penjelasan Vivi
"Tega sekali kalian" Rima pergi meninggalkan tempat itu.
begitu juga Mario yang kesal dengan perilaku muridnya hari ini "kali ini kalian keterlaluan"
"Maaf pak, kami gak bermaksud" kata Andri.
Mario pun meninggalkan mereka berempat disana
"Bagaimana ini" tanya Vivi menangis.
" Sudah sudah, nanti kita bicara sama pak Mario dan Buk Rima, untuk saat ini mereka pasti masih marah" kata Andri menenangkan Vivi
" Lu si fad, ngasih ide aneh aneh" kata Vivi.
" Kok gua sih, gua kan cuma punya ide , tapi ini semuakan berasal dari Andri" kata Fadli.
.
" Iya, maaf deh, tapi ini semua terjadi karena kesepakatan kita yah jangan saling menyalahkan, kita yang berbuat kita yang bertanggungjawab" jelas Andri.
" Iya, tapi kan gara gara emas gua mereka berantem, gua merasa bersalah apa yang harus gua lakuin" Vivi menangis tersedu.
" Gua gak nyangka kalau kayak begini akhirnya, gua rasa sakit yang ada di dalam hati mereka itu udah lama" Kata Fadli.
" Iya kayaknya ada suatu kejadian yang menyakitkan di antara mereka makanya di pancing dikit kayak ingin mengeluarkan unek unek gitu" kata meli.
"Tapi kalau dilihat dari tatapan mereka nih yah, sama sama sakit tau gak, sama sama nyimpen di dalam hati kayak berat banget" kata fadli.
" Kisah percintaan apa yang mereka jalani, apa mungkin pak mario dan buk Rima dapat bersatu?" Ujar Andri.
" Gak mungkin deh, berat!" Kata fadli.
" Gua mau minta maaf pada buk Rima, gua merasa bersalah banget" Vivi masih menangis.
"Aku yang akan ngomong pada Pak Mario Tapi gak sekarang butuh waktu" Andri merangkul Vivi, "udah ah cengeng banget lu" kata Andri meledek vivi.
" Berarti rencana kita gagal nih" kata Meli.
" Menurut lo?" Sambung Fadli.
***
Singkat cerita Andri, Fadli, Vivi dan meli menuju gedung menyusul Rima dan Mario mereka saling mencari ke sudut ruangan tapi tak satupun yang menemukan keduanya, mereka keluar dan menuju ke penginapan berharap berada di dalam kamar.
Setelah sampai penginapan mereka tak melihat Mario dan Rima, mereka semakin panik dan mulai menanyakannya kepada murid lain.
"Kin, lu lihat bu Rima masuk kesini gak?" Tanya meli.
" Gak, kenapa mel? Vivi kenapa? Kok nangis" Tanya Sakinah meletakkan ponselnya.
" Hufffftt" meli menghela nafasnya dan menceritakan rangakaian yang terjadi.
"Astaga gila kalian" jawab Sakinah Kaget
" Ya, maka dari itu kami mau minta maaf" kata Vivi.
" Bu Rima cuma kesel sedikit aja, nanti juga balik kok! Sambung Sakinah membelai Vivi.
" Buk Rima ngilang juga?" Tanya Andri.
" Gak tau deh, dari tadi gua disini, buk Rima gak ada tu kesini" jawab Sakinah.
" Aduh gimana dong, jadi panikkan gua" jawab Andri.
"Ada apa sih ribut-ribut" tanya bima melihat perkumpulan itu di kamar para siswi.
" Bim, lu ada liat pak Mario nggak atau Buk Rima" tanya Andri.
.
" Kalau pak Mario ada sih di Kolam ikan tapi kalau buk Rima gak deh, emang ada apa sih" tanya Bima heran.
" Alhamdulillah, gua kesana dulu" Andri menyusul Mario.
"Ada apa sih" tanya Bima, Meli pun menceritakan segala-galanya agar Bima tidak bingung.
" Kenapa gak ngajak-ngajak sih main sendiri lu yah" jawab Bima.
" Ya bukan begitu Bim, inikan rencana yang tidak rencanakan ngalir begitu aja" jelas meli.
" Ya sudahlah bim, ini tu namanya musibah" kata Sakinah.
" Jadi apa yang harus kita lakuin nih" kata vivi.
" Gini aja, saat Andri ngomong pada Pak Mario mending kalian balik ke gedung jangan ada lagi di penginapan kecuali gua dan nanda, sebentar lagi buk Rima pasti datang merias gua, dan itu pasti. Kalau kalian masih disini ntar buk Rima badmood liat kalian dan Riasan gua jelek lagi, mending gua pura-pura gak tau biar semuanya berjalan dengan lancar" jelas Sakinah.
" Gua sih setuju yah" kata Bima.
" Oke kalau begitu kita pergi dulu, tapi kalau buk Rima datang kabari yah" kata Vivi.
"Aman" Sakinah mengacungkan jempolnya.
Mereka pun pergi menuju gedung, Vivi mengusap air matanya
***
Andri yang menyusul Mario berlari sekencang mungkin karena saat itu menunjukkan pukul 14.40, penampilan terakhir pada saat itu hampir selesai sebelum di berhentikan untuk Istirahat Sholat Ashar.
Dilihatnya Mario yang sedang duduk si bangku pinggir kolam, nafasnya terengah-engah saat mendapati Mario.
"Pak" panggil Andri, Mario menatapnya Andri " Pak, maafkan kami pak, kami gak bermaksud untuk membuat bapak dan ibuk marahan, kami cuma...."
"Duduk dulu" Mario mengarahkan tangganya agar Andri Duduk disampingnya.