Fracture Luigi von Rosario, atau yang lebih dikenal dengan nama Frac, merupakan seorang pemuda yang dibesarkan dalam sebuah keluarga bangsawan pihak ibunya yang keras dan dingin, keluarga Rosario. Di sepanjang hidupnya, Frac merasa ada sesuatu yang salah di dalam dirinya—kekuatan aneh yang muncul saat emosinya sedang tidak stabil, mimpi-mimpi aneh yang terus berulang seperti sebuah memori yang menghantui. Frac akhirnya mengetahui sebuah kebenaran saat dirinya berulang tahun yang ke-21. Karena muak dengan segala konflik di dalam keluarga Rosario dan kebenaran akan dirinya sendiri, Frac melarikan diri dari dunia bangsawan. Dalam pelariannya, dia bertemu dengan seorang wanita Elf, pewaris Hutan Suci Priestess Elsie, Araya Khavira Lizie. Penasaran dengan kisah lengkapnya? Ikuti terus cerita novel Hidden.
Novel ini menciptakan nuansa hangat, konflik dingin antara politik dan keluarga, romansa fantasi menyentuh sekaligus gelap, serta beberapa hal yang tidak cocok untuk anak di bawah umur.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon иⱥиⱥツ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
(20) - Melaksanakan Deklarasi Pernikahan
Nila mengangkat kedua tangannya, seolah-olah menyerah. Namun, senyuman nakal masih saja tersungging di wajahnya. "Baiklah, baiklah, Lady Araya," katanya. "Tapi, jangan salahkan aku kalau nanti aku masih tergoda untuk menggodamu lagi."
Yurai sendiri hanya tertawa kecil. Dia tidak bisa berkata apa-apa saking gelinya.
Raya mendengus. "Awas saja ya kalian!" serunya sambil menyunggingkan senyuman jahil.
Raya mundur dan sebelum menutup pintu, dia berkata, "Kami akan menunggu hingga tengah malam. Kalian urus saja urusan kalian sendiri. Jaa!"
Saat Raya menutup pintu, Nila menoleh ke arah Yurai dan menyilangkan tangan di dada. "Apakah kau sadar akan sesuatu?" tanyanya.
"Velha Araya seperti orang yang sedang dimabuk cinta," jawab Yurai sambil menatap ke arah kakaknya sambil menghela napas panjang. "Dia sudah tidak lagi kehilangan arah seperti dulu. Dia sudah berkembang pesat. Jadi, kita juga harus berkembang."
Nila mengangguk setuju. "Benar. Dia sudah berkembang, jadi kita juga harus bisa berkembang sepertinya," ucapnya.
Saat Raya membalikkan badannya, matanya langsung menatap ke arah sosok Frac yang masuk ke ruangan sebelah untuk berendam. Dia meremas wadah bambu di tangannya.
Raya menggelengkan kepalanya dan membuka tutup wadah bambu. Karena dia merasa sangat panas, dia langsung meminum semua air di dalamnya. Namun, hal itu tidak begitu membantu.
Beberapa waktu kemudian, Frac keluar dari ruangan sebelah dan dia memakai jubah mandi yang terbuka di bagian dada. Dia melihat Raya yang terduduk di pojok ruangan.
"Araya, kau kenapa?" tanya Frac sambil berjalan mendekat.
"Tidak apa," Raya menjawab pelan.
Frac berjongkok di depan Raya dan mengangkat tubuh si Gadis Elf. Kemudian, dia duduk di bingkai jendela dengan Raya di pangkuannya.
Saat Raya ingin berdiri, Frac langsung menahan tubuhnya dengan melingkarkan lengan di pinggulnya.
"Araya," panggil Frac.
Raya langsung memalingkan wajahnya dan menutupi wajahnya menggunakan kedua tangannya. Dia sangat malu.
"Araya, kau kenapa?" tanya Frac lagi.
Raya menarik napas panjang. Dia mengumpulkan keberaniannya untuk menatap ke arah Frac. Dia menjawab, "Aku benar-benar tidak apa. Aku hanya sedikit merindukan dirimu. Tadinya. Aku tidak tahu kalau kamu akan pergi ke Mata Air Suci dan benar-benar menggunakan adat Yeuselio. Aku sangat khawatir. Bagaimana kalau kamu gagal dan tidak kembali?"
Frac terdiam. Raya ada benarnya, bagaimana jika kalau dia gagal dan tidak kembali? "Aku tidak akan gagal karena aku sudah bersumpah kepadamu," katanya pada akhirnya.
"Saat bertemu denganmu di hutan tua di malam panjang itu, saat masuk ke dalam gua dan bertemu dengan esensi jiwa Ayahku, saat Ayahku menitipkan aku kepadamu, aku langsung percaya kalau Semesta ternyata tidak begitu kejam kepadaku. Semesta menitipkan kamu padaku, sebagaimana Ayahku percaya dan ingin kita memiliki hubungan yang baik," lanjutnya.
Frac yang semula tampak seperti orang depresi yang tidak memiliki hasrat untuk hidup, perlahan berubah menjadi orang yang memiliki antusiasme. Padahal dia baru saja bertemu dengan Raya, mereka baru berkenalan selama tiga hari. Namun, dampak positif yang kuat sudah memenuhi relung jiwanya.
Mata Raya berkaca-kaca setelah mendengar perkataan Frac. Dia merasa kehangatan menjalar di dalam hatinya. Namun, dia juga merasakan perasaan bersalah.
Apakah aku pantas berdiri di sampingnya? Tuan Imperial, kenapa pula Anda menitipkan anak Anda kepada saya? Pertanyaan itu berbisik di dalam kepala Raya, membuatnya merasa semakin tidak mengerti.
"Aku tidak tahu apa yang sedang kau pikirkan, Araya. Tapi, kalau kau sedang berpikiran buruk, aku berharap kau tidak melanjutkannya. Karena aku sudah memilih, maka aku berharap aku bisa menjalaninya. Aku harap kau pun demikian. Karena kau telah menyetujuinya, maka berjalanlah bersamaku," ujar Frac.
Frac mencium pipi Raya. "Aku berharap kau melihat ketulusanku. Aku berharap kau dapat membantuku melewati segala rintangan. Aku juga berharap kalau aku dapat membantumu mengatasi semua keraguan di hatimu."
Raya dapat melihat ketulusan di dalam mata Frac, juga di setiap ucapannya. Dia langsung memeluk pemuda itu.
"Terima kasih," bisik Raya.
Walaupun kata itu terdengar sederhana, tapi memiliki banyak makna bagi Frac. Dia tidak pernah mendengar kata 'terima kasih' setulus itu. Dia membalas pelukan dari Raya. "Sama-sama. Dan, terima kasih kembali."
Saat tengah malam tiba, Frac dan Raya berjalan keluar dari Paviliun Biru. Di depan pintu paviliun, dua orang pelayan sudah menunggu mereka. Salah satu dari pelayan itu membungkuk. "Yang Mulia Tuan Putri dan Tuan Penasehat sudah menunggu di Taman Belakang. Silahkan ikuti kami."
Frac menggandeng tangan Raya dan menarik si Gadis Elf. Mereka mengikuti dua pelayan itu hingga Taman Belakang.
Taman Belakang Jintan Terusi sudah disulap menjadi tempat sakral untuk melakukan Deklarasi Pernikahan kepada Semesta.
Nila dan Yurai sudah menunggu di taman belakang. Mereka sedang bercengkrama ringan sambil mengamati bintang. Yurai menjelaskan kepada Nila tentang rasi bintang dan menunjukkan kepada kakaknya posisi-posisinya.
Frac dan Raya tiba. Mereka dibawa ke hadapan Nila dan Yurai, kemudian dua pelayan yang mengantar membungkukkan badan dan berjalan menjauh.
Saat melihat mereka, Yurai langsung menghentikan penjelasannya, hal itu membuat Nila sedikit jengkel.
"Hey! Penjelasanmu belum selesai," sergah Nila sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Dia menatap cemberut ke arah Frac, seolah-olah itu adalah salahnya.
"Kenapa kau melihatku seperti itu?" tanya Frac. Dia memicingkan matanya dan mengerutkan keningnya.
Raya dan Yurai hanya bisa saling menatap. Mereka berdua terkekeh pelan, paham kenapa Nila bersikap seperti itu—dia masih menganggap Frac sebagai orang luar dan merasa tidak nyaman dengan pria itu.
"Sudah, sudah," lerai Yurai. Dia mengisyaratkan kepada Nila untuk sedikit menjauh, sementara itu dia menyusun bebatuan menjadi satu simbol kuno yang berartikan KESETIAAN.
Saat sudah selesai, Yurai mengajak Frac dan Raya untuk berdiri di tengah-tengah simbol kuno itu.
Saat itu, bulan purnama sedang menggantung tinggi di langit. Anehnya, cahayanya yang paling terang menyorot ke arah simbol KESETIAAN yang dibuat oleh Yurai. Dua entitas yang berbeda seolah mendapatkan sebuah panggung semesta. Itu adalah hal bagus karena Semesta mendukung penuh keputusan mereka.
"Pertama, berikan hormat kepada Semesta."
Frac yang masih menggandeng tangan Raya membungkukkan sedikit badannya ke arah timur, arah dimana matahari terbit setiap pagi, untuk memberikan penghormatan kepada Semesta. Begitu pula dengan Raya.
"Karena kedua belah pihak sudah tidak memiliki wali, maka akan digantikan dengan meminta berkat kepada para saksi."
Saat Frac dan Raya melepas gandengan tangan mereka dan mulai merangkapkan kedua tangan mereka di depan dada, entah dari mana muncul Serigala Putih Salju yang biasanya hanya di temukan di daerah Northern Quartz. Selain itu, banyak sekali bermunculan pasang mata dari makhluk-makhluk yang berbeda-beda, bahkan Silvervix dari Mata Air Suci Quochre juga muncul di sana.
Frac dan Raya menatap satu sama lain. Mereka berdua sama-sama membatin, Saksinya tak perlu sebanyak ini juga, kan?
Nila dan Yurai pun ikut kaget dengan kemunculan makhluk-makhluk sebanyak itu.