cerita ini hanya fiktif belaka...mohon ma'af apabila ada kesamaan nama,tempat dan latar belakang.
cerita sederhana tentang dua insan yang disatukan oleh takdir...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NAMIFA_88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21.istikharah
Sehabis sholat isya berjamaah,ustadz Azzam di minta mengisi kajian rutin ba'da isya menggantikan ustadz yang biasanya mengajar,sampai sekitar pukul 9 malam,baru dia pulang ke rumah.
"assalamualaikum abi,umi"sapanya pada pasangan paruh baya yang sedang asik mengobrol di ruang tamu.
"waalaikumsalam..."sahut keduanya,kemudian sama -sama menoleh ke arah dimana ustadz Azzam berdiri.
"kenapa kamu baru pulang?"
"ma'af umi,Azzam lupa mengabari,tadi Azzam di minta menggantikan ustadz Ali mengisi kajian di mesjid,karena beliau lagi sakit"
dia merasa bersalah karena lupa mengabari uminya,kalau dia akan terlambat pulang,membuat uminya khawatir.
"tidak apa -apa,umi cuma khawatir,takut kamu kenapa -napa"
umi Sarah bukan orang yang super posesif pada anaknya,hanya saja putranya itu terbiasa mengabari sesibuk apapun dan semepet apapun waktu,jadi kalau tiba -tiba tidak ada kabar,apalagi sebelumnya tidak bilang,naluri keibuannya langsung merasakan khawatir.
"terima kasih umi,kalau begitu Azzam pamit masuk ke kamar dulu"
"kamu sudah makan?"
"sudah umi"tadi kebetulan di acara pengajian,ada salah satu jama'ah yang mengadakan syukuran dan membagikan makanan pada semua yang hadir,termasuk dirinya.
"baiklah"
kemudian dia masuk ke dalam kamar,namun tidak serta merta dia langsung tidur,melainkan masuk ke dalam kamar mandi,mengambil air wudhu,lalu melaksanakan sholat sunat dua raka'at alias sholat istikharah.
seperti kebiasaan yang dilakukan para guru -gurunya dan di sampaikan pada murid -muridnya,setiap ada permasalahan pelik yang sedang melanda atau di hadapkan dengan suatu pilihan yang sulit,mereka akan sholat istikharah,meminta petunjuk pada sang Maha Pemberi Petunjuk,Allah Swt.langkah apa kira -kira yang harus di ambil selanjutnya.
Dan hal itulah yang juga di lakukan ustadz Azzam.
****************
"ma,pa,kira -kira Jana bakal di terima atau di tolak?"
perkara lamaran yang di tujukan kepada ustadz Azzam,ucapannya waktu itu pada papa Brian dan umi Sarah bukan main -main,dia serius mau menjadi pendamping hidup ustadz muda tersebut.
kalau di tanya kenapa dia ingin melamar?maka dengan tegas dia akan menjawab,menunggu pria se -perfect itu melamarnya yang masih jauh dari kategori baik,seperti menunggu setetes air menuruni gunung,kalau diam saja tanpa action di bisa -bisa di embat orang lain.
jadi lebih baik nekat,urusan di terima atau tidak,ya jadi urusan nanti.
dulu,bahkan tidak pernah terlintas sedikitpun di pikirannya untuk memiliki suami yang agamis,buru -buru...kenal dengan agama saja tidak.
dulu,dia punya tipe pasangan yang sangat sangat sangat ideal,seperti wanita pada umumnya,menginginkan pria tinggi,tampan,putih,pintar,kehidupan sosial yang setara dan masih banyak lagi,tapi setelah masuk islam,hal itu tidak lagi penting,yang terpenting adalah berilmu dan mengamalkan akan ilmu itu dan hatinya tertarik pada ustadz muda bernama Muhammad Azzam Al-farizky setelah pertemuan mereka yang kesekian kali.
back...
papa Brian dan umi Sarah hanya bisa diam,tidak bisa mengatakan apapun secara pasti,karena jujur mereka ragu,lamaran yang mereka ajukan untuk putri semata wayang mereka itu akan di terima,mengingat Senja baru saja menjadi mualaf,masih sangat banyak ilmu dan pemahaman yang harus di pelajari.
mengapa mereka setuju?
awalnya mereka terutama umi Sarah menganggap perkataan yang berisi permintaan untuk melamar ustadz muda yang dia kagumi itu hanya sebuah candaan belaka,mungkin karena bosan dia terlalu sering bercerita tentang pria itu,namun rupanya...lama -kelamaan akhirnya dia sadar itu bukan sekedar candaan,tapi serius.
walau begitu,dia tetap menepisnya dan berusaha abai,tidak percaya diri adalah satu alasannya,dia tahu bagaimana pria itu,baik dari cerita -cerita yang beredar dari mulut ke mulut atau menyaksikan langsung,ilmu dan akhlaknya masyaallah,sedang putrinya,ya...seperti itulah.
tapi Senja tidak pernah menyerah,terus berusaha meminta papa dan mamanya,hingga akhirnya mereka menyerah,kemudian mengirim cv lamaran atas nama Senjana Agustina,putri tunggal mereka.
"mana mama tau,kalau di terima alhamdulillah,dan kalau tidak?ya...mau bagaimana lagi,itu takdir Allah"ujar mama Amelia.
"papa juga setuju perkataan mama kamu,apapun itu,pasti yang terbaik"timpal papa Brian yang sedari tadi diam.
"iya pa,ma,apapun itu,Jana pasti terima"sebenarnya dia sendiri pun ragu bakal di terima,tapi sekali lagi lebih baik mencoba daripada tidak sama sekali,sesuatu yang baik jangan di lewatkan.
****************
"ya Allah...berikan hambamu ini jalan keluar dari permasalahan yang sedang menimpa hamba,ada dua lamaran yang datang,apa hamba memilih salah satu keduanya?atau tidak satu pun?hamba ingin yang terbaik dan hamba percaya engkau tau apa yang terbaik"
itulah doa yang di panjatkan ustadz Azzam ketika selesai melaksanakan sholat istikharah,dia benar -benar di lema di antara dua pilihan,secara logika dia condong pada yang pertama,tapi hatinya entah kenapa condong pada yang kedua.perang antara otak dan hati membuatnya meremang,semakin bimbang harus memilih yang mana,meskipun kata hati adalah yang paling murni,namun kadang logika juga perlu.
"hamba pasrah padamu ya Allah..."
akhir kalimat yang keluar dari lisannya,pertanda berakhir munajatnya sekarang dan akan dia lanjut lagi nanti,tapi pastinya tidak akan berakhir sampai mendapat jawaban atas apa yang dia minta.
setelah itu,dia mengganti pakaiannya dengan baju santai,kemudian langsung tidur,mengistirahatkan tubuh dan pikirannya yang terlampau lelah,dengan berbagai ujian yang di berikan sang pencipta dengan tujuan agar semakin dekat dengan -Nya dan semakin tinggi pangkat derajat di sisi -Nya,namun semua itu tidak akan berhasil kalau tidak melaluinya dengan sabar dan berserah diri sekaligus meminta kepada sang pemberi ujian.
selain masalah dua lamaran yang datang padanya,dia sedang menghadapi sebuah permasalahan pelik,sebuah fitnah yang di sebarkan oleh seseorang yang belum dia ketahui siapa,membuat nama baiknya terancam,tapi lagi -lagi dia percaya,selagi dia tidak melakukan kesalahan yang di tuduhkan itu,maka suatu saat pasti akan terungkap kebenarannya.
mulut boleh berkata seperti itu dan hati boleh teguh dengan tidak mendengarkan perkataan orang lain yang membenarkan dengan fitnahan itu,namun sebagai manusia biasa,mustahil tidak terpikirkan sama sekali,dan benar -benar abai,tetap saja terpikir di kepala.
harapannya hanya satu,semoga apapun masalah dan ujian yang datang ke dalam hidupnya,dia tetap di berikan keikhlasan dan kesabaran dalam menghadapinya.seiring harapan itu terlintas bersamaan dengan mata terpejam dan kesadaran terenggut.
bantu like dan comment...