NovelToon NovelToon
Cerita Kita

Cerita Kita

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cintapertama / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Idola sekolah
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: cilicilian

Percintaan anak sekolah dengan dibumbui masalah-masalah pribadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cilicilian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sama-sama

Keesokan paginya, Dara sudah siap mengenakan seragam sekolahnya. Ia menuruni anak tangga dengan hati-hati, langkahnya terasa sedikit ragu-ragu. Meskipun ia sudah merasa lebih baik setelah menghabiskan waktu bersama Andra, rasa was-was masih sedikit menghantuinya. Ia masih belum sepenuhnya siap untuk bertemu dengan orang tuanya, terutama ibunya. Kenangan akan tamparan itu masih terasa perih di hatinya.

Untungnya, saat Dara menuruni anak tangga, rumah terlihat sangat sepi. Kedua orang tuanya sepertinya sudah berangkat bekerja. Kemarin mereka masih mengajak Dara sarapan bersama, namun hari ini, mereka kembali sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing. Dara sedikit kecewa, namun ia berusaha untuk tidak terlalu memikirkannya.

Memang, Dara belum siap untuk bertemu dengan orang tuanya hari ini. Ia masih membutuhkan waktu untuk menenangkan diri dan memperbaiki hubungannya dengan orang tuanya. Ia paham bahwa semua butuh proses, perubahan tidak akan terjadi dalam semalam. Ia mencoba untuk berpikir positif.

Dara menghembuskan napas kasar, mencoba untuk mengendalikan perasaannya. "Nggak papa, Dara. Hari ini mungkin mereka belum bisa memperbaiki keadaan, tapi bisa jadi besok atau hari-hari yang lain," ujarnya, mencoba untuk berpikir positif. Ia meyakinkan dirinya sendiri bahwa orang tuanya pasti akan berubah, bahwa orang tuanya pasti akan memperbaiki hubungan mereka. Ia harus bersabar dan memberi mereka waktu.

Dara mengambil tas dan kunci mobilnya. Suasana hatinya memang sudah sedikit membaik setelah kemarin curhat panjang lebar sama Andra. Rasanya lebih tenang dan lebih siap menghadapi hari ini. Ia memutuskan untuk membawa mobil sendiri ke sekolah, memberikan dirinya sedikit ruang dan waktu buat menenangkan diri selama perjalanan.

Begitu masuk ke dalam mobil, ia langsung menyetel playlist kesukaannya. Lagu-lagu upbeat yang bersemangat langsung memenuhi kabin mobil, menciptakan suasana ceria yang mampu mengangkat moodnya secara instan.

Melodi ceria itu seolah-olah membawa serta energi positif yang mampu menenangkan hatinya. Ia tersenyum, merasakan beban di pundaknya sedikit berkurang. "Oke, Dara, hari ini hari baru, hadapi aja semuanya!" gumamnya, memberikan semangat pada dirinya sendiri. Ia menyalakan AC mobil, menciptakan suasana yang nyaman dan sejuk di dalam mobil.

Mobil kesayangannya mulai dihidupkan, siap mengantarkannya menuju sekolah. Ia melajukan mobilnya dengan tenang, menikmati perjalanan pagi yang cerah. Jalanan masih lengang, memberikannya kesempatan untuk menikmati musik dan menenangkan pikirannya. Ia mulai merencanakan hari yang baru, mengingat kembali pelajaran yang akan dihadapi dan teman-teman yang akan ditemuinya.

Sesampainya di sekolah, Dara turun dari mobilnya. Ia merasa sedikit gugup, namun ia berusaha untuk tetap tenang. Ia melirik ke arah parkiran, melihat dua sosok yang sangat dikenalnya. Dela dan Sella, dua sahabatnya, baru saja tiba dan terlihat sedang berjalan menuju ke arahnya.

Dela dan Sella, dengan wajah yang penuh semangat, berlari ke arah Dara sambil berteriak. "Dara!" teriakan mereka berdua terdengar nyaring, menarik perhatian beberapa siswa di sekitar mereka.

Dara membelalakan matanya, sedikit terkejut dengan teriakan keras kedua sahabatnya. Ia tidak menyangka bahwa mereka akan menyambutnya dengan begitu antusias. Terlihat wajah Dara yang menahan malu karena beberapa siswa melihat ke arah dirinya.

Menutupi sebagian wajahnya dengan tangan. "Bukan temen gue…" Dara bergumam lirih, lalu berjalan cepat menuju kelasnya, tanpa memperdulikan Dela dan Sella yang masih memanggil dan mengejarnya. Ia memilih untuk mengabaikan mereka dan melangkah dengan terburu-buru.

Saking fokusnya menghindari Dela dan Sella, Dara sampai tidak memperhatikan jalan di depannya. Bruk! Ia menabrak sesuatu yang cukup keras. Ia tersentak, lalu menatap ke arah orang yang baru saja ia tabrak. Ternyata, orang itu adalah Zian, lelaki yang selalu membuatnya kesal.

Zian tersenyum, "Halo, sayangnya aku." ujarnya, nada bicaranya terdengar menggoda.

Dara menatap Zian dengan tajam, rasanya ingin sekali ia mengumpat. "Minggir!" ujarnya, suaranya terdengar dingin dan tegas. Ia benar-benar tidak ingin berurusan dengan Zian saat ini. Ia sedang pusing memikirkan masalah keluarganya dan tidak ingin diganggu oleh Zian.

Zian menggelengkan kepalanya, menunjukkan bahwa ia tidak akan pergi. "Nggak mau! Aku kangen sama kamu.Kemarin kamu ke mana? Aku nggak lihat seharian," ujarnya, nada bicaranya terdengar sedikit manja. Ia tampak sengaja mengabaikan keinginan Dara untuk dibiarkan sendiri.

Dara merasa semakin pusing. Niatnya ingin menghindari Dela dan Sella, justru malah bertemu dengan Zian, lelaki yang selalu membuatnya jengkel. Ia mengusap wajahnya dengan kasar, mencoba meredakan rasa frustasinya.

"Zian, gue lagi pusing. Kalau lo mau tanya-tanya, nanti aja pas istirahat. Sekalian traktir gue di kantin." Dara berkata, suaranya terdengar sedikit lelah. Ia mencoba untuk menyelesaikan masalah ini dengan cepat dan tenang. Ia ingin agar Zian tidak terus mengganggunya.

"Siap, sayangku Janji, ya? Nanti istirahat aku bakal traktir kamu," Zian mengangkat tangannya seakan memberi hormat, nada bicaranya masih terdengar menggoda. Ia tampaknya senang bisa bertemu dengan Dara.

Dara mengangguk terpaksa, menunjukkan persetujuannya. "Dah, sekarang lo minggir, gue mau ke kelas," ujarnya, nada suaranya masih terdengar dingin. Ia ingin segera pergi dari tempat itu.

Zian tersenyum, lalu mempersilakan Dara untuk lewat. "Silahkan lewat, cantik," ujarnya, nada bicaranya masih terdengar menggoda. Ia memperhatikan Dara yang mulai melangkah menuju kelasnya. Ia tersenyum puas melihat Daranya yang kembali bersekolah.

Dari kejauhan, Andra mendengar percakapan antara Zian dan Dara. Ia memperhatikan interaksi keduanya dengan seksama. Raut wajahnya berubah menjadi tegang, kedua tangannya mengepal kuat hingga urat-urat di tangannya tampak jelas. Ia merasa kesal melihat Zian yang terus mengganggu Dara. Ia merasa perlu untuk melindungi Dara dari Zian.

Andra berjalan mendekati Zian, tatapannya tajam dan penuh peringatan. Zian yang menyadari kehadiran Andra, membalas tatapan Andra dengan tatapan yang sama tajamnya. "Apa lo lihat-lihat? Emang gue pisang? Monyet lu!" Zian mengejek Andra dengan nada menantang.

Andra yang mendengar ejekan itu berhenti sejenak. Ia tidak terima diejek oleh Zian. "Lo… emang monyet!" balasnya, nada suaranya terdengar dingin dan tegas. Ia tidak ingin berdebat panjang dengan Zian. Ia hanya ingin agar Zian tidak lagi mengganggu Dara.

"Lo yang monyet!" Zian membalas ejekan Andra, tidak mau kalah. Ia tampak ingin memancing pertengkaran.

Perdebatan semakin memanas, keduanya saling menatap tajam. "Lo yang monyet!" Andra kembali membalas, suaranya terdengar lebih keras. Ia merasa kesal dengan sikap Zian yang sok jagoan.

"Stop! Sama-sama monyet dilarang bertengkar!" Sella tiba-tiba muncul di antara Andra dan Zian, mencoba melerai pertengkaran keduanya. Ia merasa khawatir jika pertengkaran ini berlanjut dan menimbulkan masalah.

Andra dan Zian sama-sama berhenti, keduanya menatap Sella. "Lo monyet…" ujar Andra dan Zian secara bersamaan, mengatasi Sella dengan ejekan yang sama. Mereka tampak kesal karena pertengkaran mereka dihentikan.

Dela tertawa terbahak-bahak melihat Sella yang menjadi sasaran ejekan Andra dan Zian. Ia merasa geli melihat Sella yang berusaha melerai pertengkaran malah menjadi sasaran ejekan. Sementara itu, Andra dan Zian, yang sudah merasa cukup, berlalu pergi ke kelas masing-masing, meninggalkan Dela yang masih tertawa.

Sedangkan Sella hanya bisa pasrah, merasakan kekesalan karena upayanya melerai pertengkaran malah berujung pada dirinya sendiri yang menjadi korban ejekan. Ia menghela napas, lalu bergabung kembali dengan Dela. Mereka kembali menertawakan peristiwa yang baru saja terjadi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!