Annika, kembali setelah bertahun-tahun di asingkan oleh keluarga nya sendiri karena bisu. Takut menjadi perbincangan publik seorang anak yatim piatu yang mereka angkat malah di perkenalkan sebagai anak mereka.
Sampai saat pesta perayaan keberhasilan si putri palsu, Annika datang dan membuat semua orang bertanya-tanya siapa kah putri yang asli dan yang palsu itu.
Saksikan kelanjutan ceritanya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lafratabassum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Hei reader cinta ku, Jangan lupa like dan beri dukungan sebanyak-banyaknya ya . Terus baca semua bab nya biar retensi nya stabil dan karya ini terus berlanjut.
Terimakasih
...****************...
Beberapa hari berlalu begitu cepat, Jonathan kembali memanggil psikiater untuk melihat perkembangan Annika.
Beberapa hari ini dia di rawat langsung oleh Elgar. Annika merasakan rasa nyaman dengan mengetahui bahwa Elgar memang benar teman masa kecilnya. sehingga perlahan mulai bisa berkomunikasi.
Apalagi sesekali juga pengacara Han menemuinya lalu menceritakan semua kejadian yang dia alami, membuat Annika perlahan bisa mengatur dirinya.
Jangan sampai semua rencana yang sudah mereka siapkan beberapa tahun ini harus gagal hanya karena traumanya muncul kembali.
Elgar menunggu diluar kamar, hingga psikiater itu keluar. senyum tipis menghiasi dokter itu saat keluar, hal ini menandakan kabar baik dari dalam.
lalu Elgar berdiri, dokter itu segera mendekati lelaki itu.
" tuan Elgar, keadaan nona di dalam sudah mengalami kemajuan yang pesat. saat ini tinggal rutin mengonsumsi obat, saya rasa tidak akan ada jejak trauma yang terlihat" jelas Dokter itu, jonathan yang ikut mendengar pun langsung bernafas lega.
Elgar mengangguk pelan beberapa kali, lalu dia memberikan kode pada Asistennya untuk mengantar kepergian sang dokter.
Setelah itu langkah kaki Elgar membuat nya masuk ke dalam kamar Annika. Bagitu masuk tatapan mereka langsung bertemu.
Annika melihat Elgar dengan wajah datar, meskipun begitu Elgar tetap membalas dengan senyum tipis.
Elgar berjalan mendekat dan situasi di kamar menjadi sedikit canggung.
" dokter mengatakan jika keadaan mu sudah lebih baik, jadi mungkin setelah ini kamu bisa memilih tempat.. " Elgar mendadak sendu. Mereka tidak mungkin berdiam diri di sini terus menerus bukan. Tetapi jauh di dalam lubuk hatinya, Elgar enggan berjauhan dengan Annika.
Annika menatap Elgar dengan begitu dalam " terimakasih.. " suara itu terdengar begitu lembut. Elgar semakin tidak bisa menguasai dirinya.
Annika memberikan jeda sebentar lalu kembali berucap " tapi.. Apa boleh aku tetap di sini sedikit lebih lama.. " permintaan itu seperti mengabulkan isi hati Elgar.
Tentu saja Elgar menerima " tempat ini selalu terbuka untuk mu, Putri Ann" jawab Elgar membuat perasaan Annika semakin baik.
Keduanya saling melemparkan tatapan perhatian, Sampai sebuah ketukan pintu mengalihkan perhatian mereka.
Tokk tok
" tuan, ada panggilan dari tuan besar" ucap Jonathan dari arah luar. Dia tidak berani masuk, takut mengganggu kebersamaan dua orang di dalam.
" baiklah" balas Elgar. lalu setelah nya dia berpamitan pada Annika.
" beristirahat lah dulu.. "
ucapnya sebelum menutup pintu kamar dari luar.
Annika mengangguk sambil terus mengekori kepergian Elgar.
Elgar dan Jonathan pergi ke ruangan khusus. Mereka seperti nya akan membahas hal serius, jangan sampai ada yang mengetahui hal ini.
Di dalam kamar, Annika sudah bersiap berbaring setelah meminum obat. Tetapi kemudian ketukan pintu terdengar.
Tok tok
Ceklek..
" nona Annika.. " Pengacara Han membuka pintu dan melemparkan pandangan ke arah ranjang. Dia tersenyum tipis saat melihat Annika masih terjaga.
" masuklah Pengacara Han" ucap Annika pelan.
Pengacara Han menutup pintu dan berjalan menuju ranjang. " aku benar -benar tidak percaya anda bisa pulih dengan cepat " Pengacara Han terlihat begitu senang.
Pasalnya, dulu Annika membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk bisa mengeluarkan satu kalimat. Tetapi saat ini, hanya beberapa Minggu saja sudah terlihat kemajuan pesat.
Annika terlihat emosional, dia sedih bercampur dengan marah. Lalu dengan tatapan menerawang ke arah jendela dia menjawab. " iya, aku juga sama tidak percaya nya. Tapi bedanya saat ini aku sudah paham, dan tidak takut lagi. Masalah keluarga Masashi harus segera di selesaikan. Aku tidak mau menjadi penghambat dalam rencana yang ku buat sendiri, Pengacara Han"
Kalimat itu begitu runtun dan penuh keteguhan. Nona Annika nya sudah kembali. Kini tak terlihat ada yang berbeda dengan dirinya seperti saat dia tampil pertama kalinya.
" nona, saya sangat lega. Mendengar anda berbicara seperti ini. Rasanya kita bisa bangkit kembali" Pengacara Han berseri-seri.
" Pengacara Han, apa kau mengetahui kabar Paman Sam? aku khawatir kita sudah lama tidak berkomunikasi, takutnya terjadi sesuatu padanya" Annika tidak bisa tenang saat memikirkan Paman Sam.
Bisa dibilang Dia dan Pengacara Han mendapatkan perlindungan. Tetapi bagaimana dengan Paman Sam.
" betul nona. ponsel saya hilang bersama dengan kecelakaan mobil waktu itu. tapi saya sudah pernah mengatakan Paman Sam agar tidak menghubungi kita berdua. Karena Calvin sedang menggeledah keluarga Masashi " jelas Pengacara Han.
Annika sedikit merasa lega. Semoga saja Paman Sam benar-benar melakukan hal yang Pengacara Han perintah kan " setelah ini kita harus menyusun rencana lain. Jangan sampai hal ini kembali terulang"
Pengacara Han mengangguk, dia sudah memikirkan hal ini jauh-jauh hari. Tapi tidak berani mengatakan nya. Kini kesempatan itu datang, Pengacara Han mengatur dan memberanikan diri untuk menyampaikan nya pada Annika.
Sebelum itu Pengacara Han terlihat gelisah, " nona... Saya.. Sebenarnya memikirkan sebuah rencana. Tapi entah apa nona bersedia melakukannya atau tidak. Hal ini pasti akan membuat Calvin sedikit takut untuk menyakiti anda"
Annika mengerutkan keningnya. Dia merasakan keraguan itu, bersama dengan rasa penasaran nya " rencana apa yang kau pikirkan itu?" tanyanya dengan nada lemah.
Pengacara Han mengatur diri " anda dan tuan Elgar menikah" kalimat itu cukup singkat. namun memiliki konsekuensi yang begitu besar.
Annika terdiam,.tidak bisa berkomentar. Dia sama sekali tidak memikirkan hal ini terjadi.
semangat kak💪