"KALIAN BERBUAT TIDAK PANTAS DI SINI?"
Kesalahpahaman membuat status keduanya berubah.
Gaby berusia 17 tahun sementara Madava berusia 25 tahun merupakan bodyguard Gaby sendiri.
Keduanya di nikahkan oleh para warga karena kesalahpahaman.
"Kalian harus di nikahkan."
"A-apa, di nikahan?"
......
"Sudah aku bilang kan om, di antara kita tidak ada ikatan apapun atau setatus yang tidak jelas itu. Kejadian satu Minggu lalu lebih baik kita lupakan, dan anggap saja tidak terjadi apapun." Tegas Gaby dengan mata merah menahan amarah dan air mata.
...
Bagaimana Madava dan Gaby menjalankan pernikahan itu? Pernikahan yang tidak mereka inginkan, bahkan ditutupi dari orang tua mereka.
Madava sudah bertunangan sementara Gaby memiliki kekasih yang ternyata sepupu Madava.
.....
AYOOO!! ikuti cerita MY POSESIF BODYGUARD
jangan lupa like komen dan ikuti akun author ☺️
terimakasih🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tatatu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Suster penyamar
"Selain itu ada yang ingin saya sampaikan tentang kondisi tuan Frederick."
Mereka semua langsung terdiam menatap dokter
Apa yang terjadi kepada Frederick? Bukan kah pria itu sudah siuman?
"Apa itu dokter?" Tanya Azka penasaran.
Terdengar dokter menghela nafas dalam, membuat mereka semua merasa tidak tenang.
"Kaki tuan Frederick mengalami kelumpuhan, tapi syukurnya lumpuh itu bukan permanen, jadi tuan Frederick masih bisa berjalan jika rutin terapi." Jawab dokter membuat mereka semua terkejut.
"Daddy lu-lumpuh." Lirih Gaby.
*****
"Daddy." Panggil Gaby.
Matanya berkaca-kaca melihat ke arah brankar dimana Frederick berada.
Saat ini Gaby berdiri di depan pintu bersama Azka Moza dan Mahendra.
Keadaan Frederick masih sangat lemah. Selang oksigen pun masih terpasang.
Mendengar suara seseorang yang sangat ia sayangi, dengan perlahan kepala Frederick bergerak dan melihat ke sumber suara.
Tatapan yang selalu menatap tajam dan penuh ketegasan itu, kini terlihat begitu lemah dan tidak bertenaga.
"Princess Daddy!!" Ucap Frederick dengan suara lemah.
Gaby tidak bisa menahan tangis lagi, air matanya luruh begitu saja saat mendengar suara sang Daddy.
Suara yang Gaby rindukan dan takut tidak bisa Gaby dengan lagi.
Dengan segera gadis itu berjalan mendekati ranjang begitupun yang lainnya.
"Daddy, hiks."
Gaby langsung memeluk tubuh lemah Daddy-nya.
Dengan perlahan tang Frederick terangkat lalu mengelus lembut kepala putrinya.
Frederick pun tidak kuasa menahan tangisnya. Bersyukur karena tuhan masih memberinya kesempatan untuk hidup, bisa melihat putri tersayangnya lagi.
'Terima kasih tuhan sudah memberiku kesempatan untuk kembali berkumpul dengan adik dan putriku.' Batin Frederick.
Mahendra, Azka dan Moza hanya memperhatikan ayah dan anak yang sedang melepas rindu. Ketiga orang dewasa itu menatap penuh haru.
'Terimakasih tuhan tidak memisahkan ayah dan anak itu .' Ucap Mahendra dalam hati, mengusap sudut matanya yang basah.
.....
"Dokter Baskara. Dari kejadian hari ini yang menimpa tuan Frederick pemilik rumah sakit Mentari Wijaya, saya sangat kecewa dengan anda!!" Ucap Madava penuh ketegasan, menatap dokter Baskara.
Degh.
Jantung dokter Baskara berdetak kencang. Pria paruh baya itu hanya bisa diam menunduk. Jangankan Madava yang kecewa dengannya, bahkan dirinya sendiripun sangat kecewa dengannya.
Sungguh, baru kali ini dirinya ceroboh saat menjalankan tugas, dan sialnya, kecerobohan itu menimpa sang pemilik rumah sakit.
Jika saja hal buruk terjadi kepada Frederick mungkin dokter Baskara tidak akan memaafkan dirinya sendiri.
Saat ini Madava dan David sedang mengintrogasi dokter yang menangani Frederick.
Bukan hanya dokter Baskara saja yang mereka panggil, namun semua suster dan dokter yang ada di sana pun mereka kumpulkan. Jangan sampai kecerobohan itu terjadi kepada pasien lain.
'Kenapa dokter Baskara ceroboh?' Batin Dokter Riko tak percaya, dokter Baskara yang bisa di bilang panutan mereka bisa seceroboh itu.
"Maaf tuan atas kecerobohan saya." Ucap dokter Baskara sangat merasa bersalah.
Jika dirinya dikeluarkan dari rumah sakit itu dan citranya sudah tercoreng maka dokter Baskara tidak bisa masuk ke rumah sakit manapun.
Madava dan David saling pandang. Keduanya sama-sama mengangguk, entah apa arti dari tatapan keduanya.
"Suster yang bernama Bunga, maju ke depan." Titah David dengan wajah datar menatap semua suster.
Suster Bunga yang merasa namanya di panggil langsung menegang panik, jantungnya berdetak tidak karuan.
"Bukankah suster Bunga yang waktu itu bersama dokter Baskara?"
"Iya benar."
"Kenapa bisa dokter Baskara dan Suster Bunga ceroboh sekali, bagaimana jika tuan Frederick kehilangan nyawanya?"
"Entah lah, saya juga terkejut mendengarnya."
Terdengar bisik-bisik para suster membuat Bunga semakin di liputi rasa bersalah.
Setelah mendengar alasan apa yang membuat mereka di kumpulkan, perasaan Bunga sudah tidak menentu.
Pasalnya dirinya lah yang bersama dokter Baskara waktu pemeriksaan.
Dengan tubuh gemetar Suster Bunga berjalan maju ke depan, berdiri di sebelah dokter Baskara. Kepalanya menunduk.
Apa setelah ini dirinya akan kehilangan pekerjaan? Bunga takut, karena hanya di sini lah Bunga mencari nafkah untuk menghidupi adik serta ibunya di rumah.
David menatap suster Bunga.
"Suster Bunga saya ingin bertanya, siapa suster yang bersama anda saat pemeriksaan tuan Frederick?" Tanya David to the poin tak ingin basa basi.
Suster Bunga mengerjap terkejut. Ternyata David hanya bertanya tentang suster yang bersamanya?
Bunga berfikir, David dan Madava akan memarahinya lalu memecatnya.
"Suster itu---"
Bunga terdiam berusaha mengingat siapa suster yang bersamanya.
Mata Bunga tiba-tiba membulat, gadis itu seperti terkejut setelah mengingat sesuatu.
'Apa jangan-jangan suster itu yang melepas selang oksigen tuan Frederick.' Batin Bunga.
"Sa-saya t-tidak tau pak, saya pikir dia suster yang menggantikan suster Mawar." Jawab suster Bunga dengan suara yang gemetar.
Ya, seharusnya yang bersamanya kala itu suster Mawar bukan suster yang enah siapa. Sama sekali Bunga tidak mencurigai suster itu, karena Bunga pikir suster itu lah yang menggantikan suster Mawar.
Kening David sedikit mengerut. "Suster Mawar?"
Bunga mengangguk, dan memberanikan diri menatap David.
"Suster itu bilang dirinya menggantikan suster Mawar untuk bertugas. Karena waktu itu Suster Mawar ada keperluan."
Jelas Bunga kepalanya kembali menunduk tidak Bernai berlama-lama menatap lawan bicaranya.
Hening, semuanya terdiam dengan pikirannya masing-masing.
"Apa yang bernama suster Mawar ada di sini." David kembali menatap mereka semua.
"S-saya pak." Ucap seseorang sambil mengangkat tangannya.
David mengangguk. "Maju ke depan." Titah David.
Kini suster Mawar berjalan dan berdiri di sebelah suster Bunga.
"Apa sebelumnya kamu menyuruh seseorang untuk menggantikan tugas kamu?" Tanya David.
Suster Mawar menggeleng.
"T-tidak pak, saya tidak menyuruh suster manapun untuk menggantikan tugas saya, karena waktu itu semua suster sama-sama sibuk." Jawab Suster Mawar.
Madava dan David kembali saling pandang. Itu artinya tidak ada suster itu di antara mereka?
"Jadi, di antara kalian tidak ada suster itu?" Kali ini Madava yang bertanya.
Jika tidak ada suster itu, sudah di pastikan dia adalah penyusup yang menyamar untuk mencelakai Frederick.
Semua suster menggeleng. "Tidak ada pak." Sahut mereka semua.
"Baik lah, kalian bisa kembali bekerja. Tapi saya ingatkan, jangan sampai ada yang ceroboh seperti tadi, harus teliti karena keselamatan pasien yang utama. Jika ada yang mencurigakan segera melapor." Ucap David dengan suara lantang dan tegas.
Mereka semua mengangguk paham.
Suster Bunga dan dokter Baskara langsung menghela nafas lega.
Mereka bersukur karena bisa keluar dari masalah ini. Tapi walaupun begitu mereka masih sangat merasa bersalah kepada Frederick karena sudah lalai. Mungkin mereka akan meminta maaf secara langsung kepada pria itu.
****
"Lihat itu, kenapa saya baru menyadari jika suster itu sangat mencurigakan." Jengkel David sambil menunjuk ke arah komputer yang sedang memperlihatkan rekaman cctv, dimana dokter Baskara dan dua suster keluar dari ruangan Frederick, di cctv itu juga ada David dan Mahendra yang sedang duduk.
Madava menatap datar ke arah komputer, tangannya terlipat di depan dada.
Saat ini dua pria tampan itu sedang berada di ruangan cctv rumah sakit.
"Cek semua rekaman cctv." Titah Madava kepada petugas.
"Baik pak."
Petugas kembali mengutak-atik komputer untuk mencari perempuan yang menyamar menjadi suster.
Madava dan David sangat fokus melihat gerak gerik si perempuan.
Terlihat setelah keluar dari ruangan Frederick perempuan itu pergi ke arah toilet tanpa sepengetahuan Dokter Baskara dan suster Bunga.
"Stop." Titah Madava.
Sang petugas pun menghentikan video dimana perempuan itu keluar dari toilet tanpa menggunakan masker dan wajahnya terlihat jelas.
"Apa dia suster penyamar itu?" Tanya David.
Mereka tidak tau bagaimana wajah sang suster karena terus memakai masker sampai kedalam toilet. Tapi setelah keluar dari toilet ada perempuan keluar tanpa memakai masker.
"Ya dia, dari sepatu yang di pakai dan bentuk rambutnya." Jelas Madava.
"Siapa dia? Wajahnya terlihat asing."
"Lanjutkan lagi." Titah Madava.
Kini petugas kembali memutar rekaman cctv, terus melihat gerak gerik si pelaku sampai keluar dari rumah sakit dengan gerak gerik sangat mencurigakan.
................
Madava dan David berjalan di koridor rumah sakit.
"Saya akan mencari identitas perempuan itu."
Madava mengangguk. "Cari sampai dapat."
"Ya saya akan mencarinya sampai dapat, kira-kira apa motif pelaku siapa yang menyuruhnya?."
"Mungkin orang yang selama ini meneror tuan Frederick? Orang yang tidak menyukai tuan Frederick."
David mengangguk, bisa jadi. Selama ini memang ada orang yang tidak menyukai Frederick, tapi mereka belum menemukan orang itu.
"Benar, mungkin saja pelakunya dia. Ini sudah keterlaluan, hampir saja nyawa tuan Frederick tidak tertolong, kita tidak boleh diam saja, harus menemukan dalang utamanya."
Viaa ....
Kalau setelah Di adalah kata kerja, maka disambung, ya, contohnya: dipanggil, dinikahkan, dan didengar.
Sedangkan kalau setelah Di adalah kata benda atau tempat, maka dipisah, contohnya: di meja, di sekolah dan di dapur.
Semangat! Semoga membantu🤗