Di hari pernikahan nya. Keisya mengetahui jika ia bukan lah Anak Kandung dari Papa dan Mama nya. Hari itu, dunia nya serasa han-cur. Bukan hanya kehilangan orang tua. Calon suami pun membatalkan pernikahan mereka. Dalam sehari, Keisya berubah menjadi asing di mata mereka. Harus kah mereka begitu ke-jam?
Dapat kah Keisya menjalani hari-hari nya seperti biasa?
Temukan jawabannya di novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Akhirnya, game terbaru yang di luncurkan Keisya benar-benar laris dan menjadi peringkat pertama.
Apalagi karena game itu bisa menghasilkan uang. Namun, Keisya sudah membuat pengaturan khusus di game buatan nya itu. Agar pemain game tidak melakukan kecurangan.
"Wah, Bu Keisya. Game kita berada di urutan pertama sejak pertama kali peluncuran. Bukan itu saja. Perusahaan yang kita ajak kerja sama, juga menambah jumlah uang investasi nya."
"Bagus kalau begitu. Bagaimana dengan perusahaan Ella?"
Hahahahhahaha
"Bu, perusahaan itu di ambang kehancuran. Mereka memakai desain kita. Namun, di game itu terlalu banyak bug. Sehingga banyak uang pemain yang tersedot ke dalam permainan. Bukan nya untung, malah buntung."
"Yang benar kamu? Jadi, mereka tetap meluncurkan game itu? Apa wanita itu bodoh? Banyak hal yang masih harus diperbaiki. Dan dia benar-benar hancur sekarang."
"Benar saja. Perusahaan mereka di penuhi orang-orang yang ingin meminta pertanggungjawaban. Sekarang, mereka pasti akan siap-siap untuk melarikan diri ke luar negeri karena hutang yang menumpuk."
"Hmm,, jadi kasihan. Tapi yasudah lah. Siapa suruh mereka main-main dengan kita. Oh ya, setelah ini, apa saya masih ada kegiatan?"
"Tidak ada, Bu."
"Baik. Kalau begitu saya akan pulang dulu. Ayo Agnes, saya ingin pergi ke suatu tempat."
Keisya dan Agnes pun pergi ke suatu tempat. Tempat itu adalah panti asuhan yang pernah menjadi tempat tinggal Keisya dulu.
"Nona, apa yang akan kita lakukan di tempat ini?"
"Kita akan mencari siapa orang tua kandungku, Agnes."
"Apa Nona tidak takut? Bagaimana kalau orang tua kandung Nona seperti keluarga Atmajaya?"
"Setidak nya aku harus mencoba mencari tahu. Aku hanya ingin meminta penjelasan mereka. Ayo kita masuk, Agnes. Ini lah rumah sementara masa kecil ku."
Agnes dan Keisya masuk ke dalam panti asuhan itu. Suasana di dalam panti masih sama seperti dulu. Walau sedikit berbeda karena renovasi.
"Maaf, apa ada yang bisa saya bantu?" Ucap seorang wanita yang seumuran dengan Keisya.
"Saya ingin bertemu dengan Ibu panti. Apa beliau ada?"
"Siapa anda? Mengapa anda bertanya tentang Ibu panti? Apakah anda mengenal beliau?"
"Tentu saja. Karena saya juga berasal dari panti ini." Ucap Keisya. Hal itu membuat wanita yang ada di depan nya melihat Keisya dari atas hingga ke bawah.
"Siapa nama mu?"
"Keisya. Aku Keisya."
"Keisya? Kau Keisya atau Karla?"
"Aku Keisya. Bukan Karla. Ini tanda pengenal ku. Ini surat-surat yang berhubungan dengan ku."
"Hmm,,, baiklah. Ikut aku kalau begitu."
Wanita itu membawa Keisya ke suatu tempat. Itu adalah sebuah kamar milik Ibu panti nya Keisya.
"Dimana Ibu?"
"Nanti kamu akan bertemu dengan Ibu. Sekarang, ikut aku biar aku jelaskan sesuatu."
Keisya dan Agnes pun mengikuti wanita itu. Agnes sudah bersiaga jika wanita itu tiba-tiba melakukan hal yang buruk nanti.
Tapi ternyata tidak. Wanita itu membuka sebuah lemari dan mengeluarkan sebuah kotak.
"Apa ini?" Tanya Keisya yang merasa heran.
"Aku yakin, jika kamu datang ke sini pasti kamu ingin tahu siapa kamu sebenarnya. Ambil ini. Lihat lah apa yang ada di dalam nya. Aku akan menjelaskan nya nanti."
Agnes mengambil alih kotak itu karena takut nanti akan membahayakan Keisya. Setelah di rasa aman, baru lah kotak itu di serahkan pada Keisya.
Keisya melihat ke dalam nya. Ada sebuah gelang yang berasal dari rumah sakit. Ada juga kain selimut yang bertuliskan nama Keisya Angkasa. Dan di balik selimut itu, tersulam dengan rapi nama seorang wanita.
Kirana Angkasa dan Pramono Angkasa.
"Apa maksud dari selimut ini? Mengapa ada namaku dan nama orang lain di sini?"
"Lihat lah lagi, apa yang bisa kau temukan. Aku akan menjelaskan nya lagi."
Keisya pun melihat ke dalam sebuah kotak kecil. Ada liontin berbentuk hati. Dengan hati-hati Keisya membuka liontin itu. Wajah seorang wanita dan Pria yang ada di sana, sangat lah mirip dengan diri nya.
"Ini.. Mengapa?"
"Ya. Itu memang orang tua kandung mu, Keisya. Dan ini semua, adalah barang peninggalan mu. Ibu diam-diam menyimpan semua ini, dengan mempertaruhkan nyawa nya."
"Nyawa? Apa maksud mu? Dan siapa kau sebenarnya?"
"Keisya, Ibu sudah tiada. Keluarga Atmajaya telah membu-nuh Ibu. Aku adalah anak angkat nya yang selama ini tinggal jauh dengan beliau. Tapi hari itu, beliau pun meminta tolong pada ku sambil menyerahkan kotak ini, beserta surat padaku."
Tubuh Keisya bergetar hebat. Ia tak menyangka jika Ibu panti yang sangat baik itu telah tiada.
Pasti keluarga Atmajaya sengaja melakukan hal itu untuk menutupi semua kebusukan mereka. Keisya benar-benar tak akan bisa memaafkan keluarga itu.
"Apa lagi yang kamu tahu tentang ku?"
"Ibu berkata, malam itu sebuah mobil mewah meletakkan mu di depan panti dengan terburu-buru. Dan tidak lama kemudian, Nyonya Atmajaya pun meletakkan bayi nya Karla di sini. Untung saja Ibu lebih dahulu melihat mu."
"Jadi begitu? Lalu, bagaimana tiba-tiba aku bisa menjadi anak mereka?"
"Mereka yang merencanakan semua nya. Aku tidak tahu mengapa mereka dengan sengaja malah mengambil anak orang lain. Tapi menurut yang Ibu katakan, Karla saat itu di adopsi oleh keluarga kaya menggantikan mu. Sedangkan keluarga mereka yang saat itu miskin, tidak ingin membuat anak kandung nya menderita."
"Lalu, dia ingin anak orang lain yang menderita? Jadi, mereka merencanakan semua ini sejak awal? Aku bahkan masih sangat ke-cil saat itu."
Keisya mengatakan hal itu sambil menahan sesak yang ada di dalam da-da nya. Keluarga Atmajaya benar-benar sangat ja-hat dan ke-jam.
"Memang seperti itu lah hal yang sudah terjadi. Sebelum ini, Ibu juga sudah mewanti-wanti, supaya aku jangan sembarangan memberi tahu informasi ini. Beliau takut, Karla menyamar menjadi diri mu."
"Terima kasih, karena kamu sudah percaya pada ku. Boleh kah aku melihat dimana Ibu?"
"Keisya, aku bahkan tak tahu Ibu dimana. Nyonya Atmajaya datang ke sini dan mengatakan jika Ibu sudah tiada. Dan untung saja wanita itu tidak mengenal ku. Sehingga aku di ijinkan untuk menjadi pengurus panti ini."
"Aku yakin Ibu masih hidup. Ibu tak mungkin meninggalkan kita tanpa pamit."
Keisya menangis di dalam kamar itu sambil mengenang Ibu panti. Ia yakin, pasti mantan orang tua angkat nya tahu sekali siapa diri nya.
Jika tidak, tak mungkin wanita itu malah membungkam Ibu panti dan membawa nya pergi entah kemana.
Kali ini, Keisya akan mencari tahu tentang keluarga kandung nya. Ia berharap semua nya belum terlambat.
biyuuhh