NovelToon NovelToon
Mentari Untuk Langit

Mentari Untuk Langit

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Menikah dengan Musuhku / Cinta Seiring Waktu / Balas dendam pengganti / Romansa / Balas Dendam
Popularitas:10.2k
Nilai: 5
Nama Author: shadirazahran23

Niat awal Langit ingin membalas dendam pada Mentari karena telah membuat kekasihnya meninggal.Namun siapa sangka ia malah terjebak perasannya sendiri.

Seperti apa perjalanan kisah cinta Mentari dan Langit? Baca sampai tuntas ya.Jangan lupa follow akun IG @author_receh serta akun tiktok @shadirazahran23 untuk update info novel lainnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shadirazahran23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

Mentari membeku ketika seorang pria asing tiba-tiba menuduhnya sebagai pembunuh. Kata itu menghantam telinganya begitu keras hingga ia nyaris tak bisa bernapas. Ia tidak tahu dari mana pria itu mendapat tuduhan sekejam itu. Atau… jangan-jangan pria itu memang sudah mengenalnya sejak dulu? Entahlah, pikirannya mendadak kacau.

Sapu yang sejak tadi digenggamnya terlepas begitu saja dari tangan.

“Aku… aku tidak mengenalmu,” ucapnya lirih, hampir seperti bisikan.

Langit tertawa sinis, tawa yang dinginnya menembus tulang.

“Tapi aku mengenalmu dengan sangat baik… pembunuh.”

Tit… tit… suara klakson mobil bersahutan, membuyarkan ketegangan. Langit menoleh cepat, menyadari lampu rambu sudah berubah menjadi hijau dan mobilnya berhenti tepat di barisan depan.

Sebelum kembali ke mobil, ia menatap Mentari tajam,tatapan yang terasa seperti kutukan.

“Penjara bukan hukuman yang pantas untukmu,” katanya rendah namun tegas. “Kau akan merasakan hidup enggan, mati pun tak sudi.Ingat itu.”

Tanpa menunggu reaksi Mentari, Langit berjalan pergi dan masuk ke mobil mewahnya.

“Jalan,” ucapnya dingin pada sang sopir.

“Baik, Tuan.”

Sementara itu, Mentari hanya bisa menatap mobil tersebut menjauh. Matanya nanar, tubuhnya gemetar. Ia menarik napas panjang, namun dada justru terasa semakin sesak. Bukan karena fisik… melainkan karena luka batin yang kembali disobek tanpa ampun.

*

Sudah lebih dari satu bulan Mentari bekerja sebagai petugas kebersihan jalan. Dan hari ini untuk pertama kalinya sejak ia memulai bekerja,ia akan menerima gaji pertamanya.

Di kantor kecil tempat para petugas berkumpul, semua karyawan tengah mengantre menunggu giliran. Mentari pun ikut menunggu dengan sabar, kedua tangannya saling menggenggam karena rasa antusias yang tak bisa ia sembunyikan.

Sepuluh menit berlalu, hingga akhirnya namanya dipanggil.

“Ini gajimu,” ucap sang mandor sambil menyerahkan amplop cokelat.

Mentari menerimanya dengan senyum yang langsung merekah di wajahnya,senyum yang jarang muncul belakangan ini.

“Terima kasih, Pak.”

“Sama-sama.”

Sang mandor menepuk pundaknya ringan. “Oh ya, Tari… mulai hari Senin kau ditambah wilayah kerjanya, di bagian ujung sana. Aku sudah lihat hasil kerja kamu. Bagus!” Ia mengacungkan ibu jempolnya dengan bangga.

Mentari mengangguk cepat, senang bukan main.

“Baik, Pak. Terima kasih sekali lagi.”

“Sekarang pulanglah. Hari sudah menjelang sore.”

“Iya, Pak.”

Dengan hati yang terasa sedikit lebih hangat daripada biasanya, Mentari melangkah keluar membawa amplop itu seolah membawa secercah harapan baru dalam hidupnya.

Setelah berganti baju, Mentari akhirnya bersiap pulang. Ia berdiri di pinggir jalan, memperhatikan satu per satu rekan kerjanya dijemput ada yang oleh orang tua, ada pula yang oleh pasangan masing-masing. Pemandangan sederhana itu justru menusuk hatinya. Ada rasa ngilu yang merayap pelan.

Mentari menengadah, berusaha keras menahan air mata agar tidak jatuh di hadapan orang lain.

Hidupnya terasa begitu miris. Sejak kecil ia hanya tinggal bersama neneknya,sosok satu-satunya yang benar-benar mencintainya. Sementara orang tuanya? Entah di mana, ia pun tak tahu.

Saat dewasa, ia sempat percaya hidupnya akan berubah. Ia sempat yakin kebahagiaan akhirnya berpihak padanya ketika ia bertemu Abi, pria yang menjadi tambatan hatinya.

Namun takdir, seperti biasa, kembali mempermainkannya.

Satu peristiwa kelam mengubah segalanya ,kejadian yang merenggut neneknya, memporak-porandakan masa depannya, bahkan hubungannya dengan Abi,ia tidak yakin akan memiliki masa depan yang cerah.

Pandangan Mentari tiba-tiba tertuju pada seorang wanita yang sedang menelepon di pinggir jalan. Wanita itu tampak tidak sadar sudah berada di tengah-tengah jalan.Mungkin karena sibuk menelepon tanpa memperhatikan sekelilingnya. Dari kejauhan, Mentari juga melihat sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi, semakin mendekat ke arah wanita itu.

Naluri Mentari langsung berteriak memperingatkan,

“Bu! Awas!”

Namun wanita itu tidak menghiraukannya.

Tanpa pikir panjang, Mentari berlari sekuat tenaga. Ia meraih tubuh wanita paruh baya itu, menariknya menjauh tepat sebelum mobil itu menabraknya

Bruk!

Mereka berdua terhempas keras ke sisi trotoar. Mentari meringis, merasakan sakit di sikunya yang terbentur aspal, sementara wanita itu terdiam dengan napas terengah, masih syok.

Beberapa detik kemudian,

“Ibu nggak apa-apa?” tanya Mentari pelan. Ia berusaha bangkit sambil membantu wanita itu berdiri.

“Tidak apa-apa… terima kasih sudah menolong saya,” ucap wanita tersebut dengan suara masih bergetar karena syok.

“Sama-sama, Bu,” jawab Mentari singkat sambil tersenyum kecil, meski napasnya sendiri masih tersengal.

Wanita itu memerhatikan Mentari lebih saksama, lalu tersentak kecil.

“Eh, kamu terluka. Ayo, biar Ibu antar ke dokter,” ucapnya spontan sambil meraih bahu Mentari.

Namun Mentari segera menolak halus.

“Nggak apa-apa, Bu. Ini cuma luka kecil saja kok. Yang penting Ibu selamat. Lain kali hati-hati, ya. Kalau begitu, saya permisi.”

Wanita itu terdiam, memandangi Mentari dengan tatapan yang penuh iba. Ada sesuatu di sorot matanya,sebuah dorongan untuk menolong balik, tapi ia tidak bisa melakukan banyak karena gadis itu terus menolak.

Dengan tergesa, ia membuka tasnya, mengambil dompet, lalu mengeluarkan beberapa lembar uang.

“Ini untuk kamu berobat. Ambillah,” katanya tulus.

Namun sekali lagi Mentari menggeleng.

“Tidak perlu, Bu. Saya ikhlas menolong. Ya sudah… saya pergi dulu, ya.”

Mentari langsung membalikkan badan. Dengan kaki yang sedikit pincang, ia berjalan menjauh dari tempat itu. Sesekali ia melirik ke arah sikunya yang tergores dan mulai mengalirkan darah. Ia meringis, tapi tetap memaksakan diri untuk terus melangkah.

Namun yang terjadi justru membuat Mentari limbung. Rasa pusing tiba-tiba menyerang kepalanya, begitu kuat hingga pandangannya bergetar. Dalam hitungan detik, semuanya berubah gelap…

Mentari terbangun perlahan. Kelopak matanya terasa berat saat ia memaksanya terbuka. Yang pertama ia lihat adalah langit-langit putih yang asing,bersih, dingin, dan tidak memberikan kenyamanan apa pun. Aroma obat-obatan yang menyengat langsung menusuk hidungnya, membuatnya mudah menebak di mana ia berada sekarang.

Rumah sakit.

Tempat terakhir yang ingin ia datangi… namun kini justru menjadi tempat pertama yang menyambutnya saat ia kembali sadar.

"Kamu sudah sadar? Masih pusing?” ucap seorang wanita paruh baya dengan suara cemas.

Mentari menatap wanita itu, menunggu kesadarannya pulih sepenuhnya. Beberapa detik kemudian, ia akhirnya mengenali wajah tersebut,wanita yang tadi ia tolong di jalan.

“Maaf, Bu… saya malah merepotkan,” ucap Mentari lirih.

“Tidak apa-apa, Nak. Justru ibu yang harusnya berterima kasih. Kalau tidak ada kamu, mungkin ibu sudah tidak ada lagi di dunia ini,” balasnya tulus, membuat dada Mentari terasa hangat.

“Tadi kamu pingsan di jalan. Untung saja ibu masih di sana dan langsung minta bantuan.”

Mentari memaksakan senyuman meskipun tubuhnya terasa lemah dan kepala masih sedikit berdenyut.

"Nama ibu Mutia, kamu bisa panggil Tante Mutia saja.Siapa namamu nak?" Tanya Wanita paruh baya itu.

"Saya Mentari."Balasnya lirih.

“Kamu tinggal di mana, Nak? Ada nomor keluarga yang bisa dihubungi?” tanya Ny.Mutia lagi

Mentari menggeleng pelan. “Saya… hanya tinggal sendiri.”

Wanita itu terdiam sejenak, sorot matanya berubah sendu. “Kasihan sekali kamu, Nak…”

Nada suaranya penuh simpati, membuat Mentari menunduk. Ada sesuatu di dalam dirinya yang terasa mencubit antara malu, sedih, dan lega karena ada seseorang yang peduli meski hanya sebentar.

Tiba-tiba dari arah luar terdengar seseorang berteriak panik. Suara langkah kaki yang tergesa mendekat membuat suasana kamar berubah tegang. Mentari awalnya mengabaikannya, mengira itu hanya keributan biasa di rumah sakit.

Namun ketika pintu kamar terbuka dan ia melihat siapa yang muncul… darah di wajahnya seolah hilang seluruhnya.

Wajahnya langsung pucat.

“Kamu??” suara Mentari tercekat, hampir tidak keluar dari tenggorokannya.

1
Kar Genjreng
apakah ada Abi Lo ko ga mati atau di tangkap gembong,,,terus mentari belum hamil lagi sudah satu tahun atau sedang hamilkah,,,,jadi Baskoro tidak mau punya menantu mantan napi,,,tapi kan itu jebakan Batman pak,,,dan terpenting putramu mencintai nya,,,, terlepas dari itu bukan mentari yang menabraknya tetapi
mentari menjadi tumbal kekasihnya
shadirazahran23: penasaran kan?
total 1 replies
Kar Genjreng
iya sayang tak tunggu bikin jantung langit
hampir runtuh,,,jadi Abi pura pura koma
kayanya pakai seragam polisi nya makanya di kira penjaganya dan pasti
pergi pelan pelan mungkin juga ada teman nya yang membantu nya,,,apa pakai ilmu
menghilang 😄 kocak si baru akan bahagia kupikir tidak selamat tapi biar selamat tetapi namanya tupai melompat
suatu hari akan terjatuh jadi biarlah
kena tuai dulu,,, jahat
Kar Genjreng
sekarang hidup nya di ujung berung ga
sangka kan ternyata yang katanya orang
tua tidak menjerumuskan anak anak nya
nah sekarang entu malah benar benar di
dorong ke jurang kesakitan senang sesaat
kesakitan seumur hidup,,,, manusia emng
ga ada yang sempurna tetapi harus kita
ingat kepada sang pencipta karena beliau
yang punya segalanya,,,,nasib sudah di
tanggung badan mana ada kata ampun
sudah dah kehendak ilahi takdir,,🥺
Kar Genjreng
Bu bedesss ahinya menginap di hotel prodeo 😭 sebenarnya Abi di kendalikan oleh mamanya padasar nya mungkin
orang baik cuma ambisi mama nya dan
Abi mencintai gadis miskin mentari bubedesss ga terima harus selevel
dan kini justru tidak dapat kan apapun
karir ancur hidupnya masih kembang kempis,,,,antara hidup dan mati hanya
keajaiban tetapi hidup nanti akan di
masukan ke hotel juga wahhh ngenes
Kar Genjreng
yang pait jangan buat langit dan mentari y sayang Thor mesakne mentari sudah
lama menerima perasaan pait dan getir
jadi buat bubedesss dan Abi saja yang pait gantian Langit pun sudah berbesar hati merawat Mina yang lemah,
Kar Genjreng
selamat ya Langit dan mentari sekarang
sudah menjadi pasangan suami istri jadi
mentari tidak harus takut atau was was
lagi karena sudah ada bodyguard sekali
Gus Suami Langi sang pangeran berkuda
telah menjemput mu di kala hati terluka
dan mulai saat ini jangan lagi resah di
kemudian hari akan selalu bersama hingga menua bersama menjadi pasangan
yang solid dan penuh kebahagiaan dan
kini sudah ada pendamping ada anak yang
harus di jaga,,, semoga benih nya langsung jadi tumbuh 🤣❤️lope lope sekebon bunga' 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
shadirazahran23
yang manis manis dulu ya sebelum yang pahit
Kar Genjreng
wah makasih banget weekend update tiga kali tapi di tambah lgi ga nolak 🤣🤣
Kar Genjreng
harus setuju' agar Milenia punya orang tua lengkap dan nanti bisa punya adek satu darah dengan mentari biarpun Mina beda ayah tapi Langit yang membesarkan ,,semoga bubedesss
belum menemukan nya. ternyata sudah tau milina di besarkan Pangit,
Wiwi Sukaesih
up LG Thor tnggung 🤭
shadirazahran23
Lagi mode kerasukan up sampai 3 kali 🤣
Kar Genjreng
yesss ahirnya langit sudah tau semuanya
dan mentari akan hidup bersama Anak dan ayahnya yang mengadopsi putrinya
semoga cepat ya Lang. ,,,mumpung
nenek lampir bubedesss belum menemukan. cucunya yang sudah di buang,,, ayo mentari sebentar lagi ada
yang akan selalu mendampingi mu
dan ada malaikat yang butuh kasih sayang
kalian berdua dan yang mau di laporkan
koma over dosis dan bubedesss juga
jadi penjaga bahaya,
Eswida Primaningrum
terharu
Wiwi Sukaesih
langit gercep...👍
Wiwi Sukaesih: jauhin Abi dan Nene lampir Thor....sgra menuju halal
total 3 replies
Kar Genjreng
selamat biar merasakan sakit berkepanjangan,,,jangan mati.ahhhh biar
hidup segan mati pun mau,,,dan bubedesss merasakan penyesalan
panjang jadi sama sama tersiksa dengan
masa lalunya,
Wiwi Sukaesih
cerita bagus ..
Wiwi Sukaesih
up LG Thor ...♥️
Kar Genjreng
belum bisa di buka
Kar Genjreng
😭sedih tapi senang sedih karena ternyata putrinya mentari yang sedang di tolong ,,,senangnya ternya putri mentari di adopsi oleh langit,,,Ak maksud mungkin di masa itu pangit marah sama mentari di
kira mentarilah yang sudah membunuh sila ternya Abi ,,,dan mentari yang di jadi
kan kambing hitam oleh Abi demi jabatan
agar tidak gugur,,,,maka itu langit kerja
sama dengan makdes,,,, untuk mengambil
putrinya mentari tak lai tak bukan adalah
cucunya sendiri ,,,, sekarang langit yang
beruntung bisa dapat. mentari dan putrinya biarpun lain Ayah' ga masalah
to 👍👍 semangat
Kar Genjreng: iya makanya di ketemukan dengan langit mentari,,❤️
total 2 replies
Wiwi Sukaesih
up LG Thor 😍....
shadirazahran23: jan 7 meluncur kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!