Prasetya terpaksa menikahi perempuan pilihan orang tuanya karena desakan dari orang tuanya, namun selama pernikahan dia tidak pernah mencintai perempuan yang telah menjadi istrinya itu karena hatinya sudah memilih perempuan lain yang menjadi kekasihnya selama mereka masih sekolah. Namun demi memenuhi keinginan orang tuanya dia rela menikahi perempuan pilihan orang tuanya.
Namun ternyata wanita pilihannya tidaklah sebaik yang dia kira selama ini, kekasihnya ternyata memiliki sifat jahat yang hanya ingin menguasai harta miliknya. Dia pun juga memanipulasi perasaan Prasetya dengan berpura-pura menjadi wanita yang baik di hadapannya. Tetapi, sifatnya berbeda ketika di belakang Prasetya. Dia bahkan memfitnah istri pertama Prasetya agar dia terlihat jelek di mata suaminya dan Prasetya tidak akan pernah menyukai istri pertama itu yang ternyata memiliki hati yang baik seperti malaikat.
Akankah kejahatannya bisa terbongkar dan memperlihatkan sifat aslinya itu?! bisakah Jasmine bertahan?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phoenixsoen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 3 Bekal pertama
Keesokan harinya, Jasmine bangun setelah mendengar adzan subuh berkumandang. Matanya terasa bengkak karena tangisannya malam itu, dia mengerjapkan matanya yang terasa berat karena sedikit bengkak. Jasmine pun langsung menuju ke makar mandi, dia kemudian mengompres matanya yang bengkak dengan air dingin agar matanya tidak bengkak lagi.
Setelah itu Jasmine langsung mandi dan mengambil wudhu untuk melakukan sholat shubuh, sekitar 15 menit Jasmine keluar dari kamar mandi dan langsung memakai baju ganti. Dia kemudian berjalan ke samping ranjang dan segera menggelar sajadahnya dan langsung sholat shubuh. Setelah selesai sholat, Jasmine mengangkat tangannya untuk memanjatkan doa pada Allah.
"ya.. Allah engkau yang maha mengetahui apa yang tersembunyi dan apa yang ada di masa depan, hamba mohon kuatkan lah hati hamba untuk menjalani pernikahan ini. Jika pernikahan ini adalah yang terbaik untuk hamba, maka pertahankanlah pernikahan ini. Namun jika pernikahan ini bukanlah yang terbaik untuk hamba, maka akhirilah dengan cara yang terbaik dari sisi-Mu" Jasmine mulai meneteskan air mata karena tidak kuasa menahan tangis sakit hatinya.
"ya.. Allah lembutkanlah hati mas Pras untuk bisa menerima hamba sebagai istrinya, sadarkanlah dia untuk bisa melihat siapa yang terbaik untuknya. Jangan biarkan cintanya pada manusia membutakan matanya untuk melihat kebenaran di depan matanya. Kabulkan lah doa-doa hamba ini ya.. Allah" Jasmine pun mengakhiri doanya dan mulai membuka mushaf Al Qur'an nya dan mulai mengaji dengan suara merdunya.
Sementara Pras mulai terbangun dari tidurnya setelah pergulatan panas dan panjang dengan istri keduanya tadi malam. Dia merasakan badannya yang lelah dan pinggangnya yang kaku karena terlalu semangat melakukan hubungan intim dengan Viona. Pras mendengar suara yang begitu merdu dari kamar sebelah, suara lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an yang di lantunkan oleh Jasmine.
Namun Pras segera menepis perasaan syahdunya yang mendengar suara Jasmine, dia dengan cepat berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri setelah melihat jam yang menunjukan angka jam 5 pagi. Pras mandi dengan cepat dan langsung melaksanakan sholat shubuh, setelah itu dia membangunkan Viona yang masih terlelap dalam tidurnya untuk menyuruhnya sholat.
Pras membelai wajah istrinya itu dengan lembut untuk membangunkannya, Viona mulai menggeliat dan membuka matanya perlahan. "sayang, ayo bangun. Ini sudah pagi kamu harus mandi dan sholat shubuh sebelum terlambat dan waktunya habis" ucap Pras dengan lemah lembut.
Viona menggelinjang dan memutar tubuhnya menghadap Pras dan menatap wajah tampan suaminya, namun Viona tidak langsung bangun. Dia malah merentangkan tangannya ke arah Pras dan berkata "gendong aku dong mas, aku malas untuk berjalan ke kamar mandi" ucap Viona dengan nada manja.
Pras menghela napas panjang sebelum menjawab ucapan Viona "jangan manja Vi, kamu masih bisa berjalan sendiri ke kamar mandi. Kamu kan punya kaki sendiri, masa minta di gendong kayak anak kecil saja?!" ucap Pras dengan nada datar.
"tapi aku capek mas, badan aku juga lemas... Ini semua gara-gara kamu yang terlalu bersemangat tadi malam. Makanya tanggungjawab mas, sudah bikin aku kewalahan sampai lemas begini" rengek Viona pada sang suami.
Pras kemudian luluh dan menggendong Viona ke kamar mandi seperti ala bridal style, setelah sampai di depan pintu kamar mandi Pras segera menurunkan Viona dan memasukannya ke kamar mandi.
***
Sementara Jasmine yang sudah selesai sholat dan mengaji, ia segera turun ke lantai bawah untuk menyiapkan sarapan pagi untuk dirinya dan sang suami serta madunya. Hari ini Jasmine akan membuat nasi goreng ayam dengan sisa nasi yang tersisa tadi malam. Jasmine pun menyalakan kompor dan mulai memasak makanan untuk sarapan dengan bahan yang ada di kulkas. Tidak lupa dia juga memasak nasi yang baru dan juga beberapa lauk untuk bekal ke tempat kerjanya nanti.
Setelah setengah jam berlalu akhirnya masakannya sudah selesai di masakn, Jasmine pun menyajikannya di meja makan dan mulai makan sarapannya tanpa menunggu sang suami dan madunya. Saat Jasmine tengah makan Pram pun mulai turun dari lantai atas dengan menggandeng tangan istri keduanya dengan mesra. Mereka pun sesekali saling melemparkan candaan satu sama lain, namun Jasmine tidak memedulikan apa yang mereka lakukan Jasmine hanya fokus pada makanannya.
"loh.. Jasmine kamu sudah bangun?! Pagi sekali kamu sudah bangun jam segini, sudah siapkan sarapan pula!!" ucap Viona dengan nada lembut yang di paksakan.
"oh.. Iya mbak aku memang sudah biasa bangun di jam segini saat di rumah mama dan papa juga. Ini aku siapkan sarapan untuk kalian, aku buatkan nasi goreng ayam. Silakan dimakan jika kalian mau jika tidak mau kalian masak saja sendiri" ucap Jasmine yang hendak berdiri dari kursinya.
"kenapa nada bicaramu seperti itu pada Viona, Jasmine?!" tanya Pram dengan ekspresi dingin.
"begitu bagaimana mas?! Aku rasa nada bicaraku biasa saja" ucap Jasmine datar.
"kamu bicara dengan nada sombong Jasmine!" kata Pram ketus.
"itu hanya perasaan mas saja mungkin! Bukankah dari dulu nada bicaraku memang seperti ini?!" ucap Jasmine yang masih fokus pada wastafel cuci piring.
"jika mas Pram dan mbak Viona mau sarapan silakan saja sarapan, saya permisi mau siap-siap untuk berangkat ke sekolah untuk mengajar"
Jasmine pun berlalu pergi dari area dapur menuju ke kamarnya di lantai atas, setelah berada di kamar Jasmine mulai siap-siap berganti baju dan menyiapkan keperluanya untuk mengajar murid-muridnya. 10 menit waktu yang di butuhkan Jasmine untuk selesai bersiap, dia pun kemudian keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga. Tidak lupa dia juga membawa bekalnya yang telah dia siapkan sebelumnya.
Jasmine menoleh pada jam dinding yang menunjukan pukul 06:00 pagi, masih banyak waktu yang tersisa sebelum jam masuk sekolah. Namun Jasmine memutuskan untuk berangkat lebih awal karena dia tidak mau berlama-lama melihat suami dan madunya bermesraan setiap waktu. Dia pun pamit setelah menyalami tangan suaminya, namun saat hendak melangkah panggilan Pram menghentikan langkahnya.
"Jasmine" panggil Pram dari meja makan.
"iya mas" jawab Jasmine tanpa menoleh.
"kamu tidak membuatkan bekal untuk saya?!" tanya Pram dengan nada dingin.
Jasmine mengernyitkan dahinya tanda dia tidak paham ucapan suaminya, dia pun kemudian berbalik dan menatap wajah suaminya dengan tatapan heran. Jasmine kemudian senyum tipis.
"bukankah biasa mas Pram memang tidak ingin di buatkan bekal?! Bahkan saat hari pertama kita menikah mas tidak pernah menyentuh bekal yang aku siapkan dengan sudah payah. Kenapa sekarang mas Pram malah menanyakan bekal padaku?!" tanya Jasmine.