NovelToon NovelToon
BISMILLAH CINTA

BISMILLAH CINTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni
Popularitas:58.7k
Nilai: 5
Nama Author: poppy susan

Berkali-kali dikhianati membuat Marwah mengalami trauma, dia tidak mau menjalin hubungan dengan pria mana pun juga. Hingga akhirnya dia bertemu dengan seorang pengusaha berkedok ustaz yang sedang mencari orang untuk mengurus ibunya.

Nahyan ternyata tidak jauh berbeda dengan Marwah. Keduanya tidak beruntung dalam hal percintaan.

Akankah Allah menjodohkan mereka berdua dan saling mengobati luka satu sama lain?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 3 Kesakitan Marwah

Setelah kejadian pengakuan Nazwa, Marwah sama sekali tidak mau keluar dari kamar. Marwah hanya bisa menangisi hidupnya yang ternyata selama ini dipermainkan oleh Iwan. Mata Marwah sudah sangat bengkak karena setiap hari dia hanya bisa menangis.

“Marwah, ini Bapak apa Bapak boleh masuk!” seru Pak Dadang.

Marwah tidak menjawab, bahkan untuk bicara pun rasanya Marwah sudah tidak mood. “Bapak masuk, ya,” seru Pak Dadang kembali.

Perlahan Dadang membuka pintu kamar Marwah, terlihat Marwah sedang duduk di depan jendela kamarnya sembari memeluk kedua lututnya. Dadang berdiri di belakang Marwah, matanya sudah mulai berkaca-kaca melihat putri sulungnya begitu tersiksa. “Marwah, kamu makan ya, Nak. Sudah dua hari kamu gak makan, nanti kamu sakit,” bujuk Pak Dadang lembut.

Marwah menggelengkan kepalanya tanpa suara sedikit pun. Dadang mencoba menyentuh pundak putri sulungnya itu, hati orang tua mana yang tidak hancur melihat putrinya sesedih itu. Apalagi Marwah merupakan putri kesayangan Dadang tapi bukan berarti dia tidak menyayangi Safa.

Marwah anak yang penurut sedangkan Nazwa keras kepala. “Bapak tahu apa yang sedang kamu rasakan Nak, tapi bapak bersyukur karena Allah sudah menunjukan semuanya sebelum kamu menikah. Mungkin Iwan bukan jodoh kamu,” ucap Pak Dadang lembut.

Air mata Marwah kembali menetes, tapi dia tidak mengucapkan sepatah kata pun. Dadang tidak kuat melihat putrinya menangis terus, dia pun memeluk Marwah dan ikut menangis. “Maafkan Bapak,” ucap Pak Dadang.

***

Hari yang awalnya ditunggu-tunggu oleh Marwah berubah menjadi hari yang tidak mau Marwah lewati. Suasana rumah sudah sangat ramai dengan tetangga dan keluarga jauh. Marwah sama sekali tidak mau keluar dari kamarnya.

“Mau ke mana, Bu?” Dadang menghalau Ani yang hendak masuk ke dalam kamar Marwah.

“Mau menemui Marwah,” sahut Bu Ani.

“Jangan ganggu dia, biarkan saja dia di dalam kamar,” ucap Pak Dadang.

“Tapi----“

“Ibu mau menambahkan rasa sakit Marwah dengan memperlihatkan pernikahan Nazwa dan Iwan?” bentak Pak Dadang.

Ani terdiam. “Sudah, Ibu kembali saja ke depan jangan pedulikan Marwah,” kesal Pak Dadang.

Akhirnya Ani pun kembali ke depan. Di sana sudah ada Iwan dan Nazwa yang siap melakukan ijab kabul. Iwan memang tidak tahu diri begitu juga dengan Nazwa. Setelah menunggu, akhirnya terdengar Iwan mengucapkan ijab kabul.

Lagi-lagi Marwah hanya bisa menangis dengan menutup mulutnya karena takut terdengar ke luar. Rasa sakit yang Marwah rasakan begitu sangat menyakitkan. Dia tidak menyangka jika hari bahagianya berubah menjadi hari bahagia untuk adiknya sendiri.

***

Keesokan harinya....

Marwah izin kepada kedua orang tuanya kalau dia ingin mondok di sebuah pesantren untuk melupakan semuanya. “Marwah, apa kamu serius ingin pergi dari sini?” tanya Pak Dadang.

“Marwah butuh menenangkan diri dulu Pak, Insya Allah dengan Marwah mondok di pesantren Marwah bisa melupakan semuanya dan bisa belajar menerima kenyataan,” sahut Marwah.

“Maafkan Ibu, Nak,” ucap Bu Ani.

“Minta maaf untuk apa Bu? Ibu tidak punya salah apa-apa, justru Marwah yang harusnya minta maaf karena selama ini sudah menyusahkan kalian berdua,” sahut Marwah.

Ani pun langsung memeluk putri sulungnya itu, begitu juga dengan Dadang. Hingga tidak lama kemudian, pintu kamar Nazwa terbuka membuat Marwah melepaskan pelukannya. Marwah dengan cepat menaiki gojeg yang sudah dari tadi dia pesan.

"Marwah pamit dulu, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

"Itu 'kan Kak Mawar, mau ke mana dia subuh-subuh begini?" batin Nazwa.

Nazwa pun dengan cepat menghampiri kedua orang tuanya. "Kak Marwah mau ke mana Pak, Bu?" tanya Nazwa.

"Kakakmu mau mondok di pondok pesantren," sahut Ibu Ani.

"Pasti ini semua gara-gara Nazwa ya, Bu?" ucap Nazwa merasa bersalah.

"Sudahlah, memang semua ini gara-gara kamu dan juga Iwan. Dia pantas pergi karena ingin menenangkan diri, Bapak bersyukur jika kakakmu imannya kuat dan tidak berpikiran untuk bunuh diri," ketus Pak Dadang.

Dadang pun dengan cepat masuk ke dalam kamarnya. Nazwa merasa sangat sedih, karena semenjak pengakuan dirinya, Dadang jadi tidak sehangat dulu. Ani menghampiri Nazwa dan mengusap punggung Nazwa karena bagaimana pun Nazwa adalah anaknya juga.

"Jangan mikirin kakakmu, biarkan dia menenangkan dirinya," ucap Ibu Ani.

"Iya, Bu," sahut Nazwa sedih.

Marwah pun sampai di pondok pesantren milik Kyai Mansyur. Marwah ditunjukan kamar oleh santriwati di sana. Dia pun masuk dan menyimpan tasnya lalu duduk di ujung ranjang.

"Semoga dengan aku mondok di sini, aku bisa melupakan semuanya," batin Marwah.

Detik itu kehidupan baru Marwah dimulai. Dia akan berusaha melupakan kenangan pahit yang baru saja dia alami meskipun dia tahu itu sangat tidak mudah dan membutuhkan waktu yang sangat lama. Marwah tidak mau kembali ke rumah dulu karena Nazwa dan Iwan tinggal di rumah kedua orang tuanya.

Malam pun tiba.....

Setelah selesai mengaji di mesjid pesantren, Marwah memberanikan diri menghampiri Umi Habibah yang merupakan istri dari Kyai Mansyur. Semua santriwati sudah kembali ke kamar masing-masing, hanya tinggal Marwah dengan Umi Habibah.

"Marwah, ada apa? kenapa kamu tidak kembali ke kamar kamu?" tanya Umi Habibah lembut.

"Umi, bolehkan Marwah bertanya sesuatu kepada Umi?"

"Tentu, mau tanya apa?" tanya Umi Habibah dengan senyumannya.

"Umi, apakah boleh kita membenci orang lain atas apa yang sudah dia lakukan kepada kita?" tanya Marwah.

Umi Habibah tersenyum, lalu dia menggenggam tangan Marwah. "Marwah, hati kamu terlalu indah untuk kamu letakan kebencian di dalamnya, hatimu terlalu berharga untuk kamu letakan dendam di dalamnya, sebab hatimu adalah pusat pandangan Allah. Nilai keselamatan dunia dan akhiratmu tergantung dari kebersihan hatimu. Orang yang sayang sama anak, hartanya banyak, ibadahnya rajin, belum tentu di terima oleh Allah dan selamat tapi Allah akan menerima manusia yang mempunyai hati bersih," sahut Umi Habibah.

Marwah sampai kaget mendengar jawaban Umi Habibah, bahkan dia sampai meneteskan air matanya. "Terus, Marwah harus bagaimana Umi? hati Marwah begitu sangat sakit," ucap Marwah.

"Shalat dan berdo'alah, karena yang akan menyembuhkan rasa sakit kamu hanyalah Allah dan yang akan menolong kamu juga hanyalah Allah," sahut Umi Habibah.

Marwah terdiam, memang benar apa yang diucapkan oleh Umi Habibah. Selama ini dia rajin mengikuti pengajian dan mendengarkan kajian para Ustaz sehingga membuat hati dan iman dia sedikit besar. Jika selama ini dia tidak mempunyai keimanan yang kuat, sudah dipastikan saat ini dia bisa melakukan hal nekad.

"Terima kasih, Umi," ucap Marwah.

"Sini, Umi peluk biar hatimu sedikit tenang," ucap Umi Habibah.

Tanpa ragu-ragu, Marwah pun memeluk Umi Habibah. Hatinya sedikit tenang setelah mendapat jawaban dari Umi Habibah.

1
**✿𝕾𝖆𝖒𝖘𝖎✿**
alah alesan minta alamat ustadz paling yo awakmu kuwi ape ngrecoki Marwah
Patrick Khan
ayo ezar tunjukan km bisa😁
darsih
semangat edzar berjuang untuk bilqis
Naysila mom's arga
semngat edzar
Rahma Inayah
jgn mencintai seseorng krn dia cantik or taat saja tp km hrs mencintai krn allah berubh istiqomah krn allah dan dirimu sendri km krn orng lain.yakutnya klu org trsbt gk berjodoh km mlh malas ibadah nya krn km tdk mendptkn dia .
ꪶꫝNOVI HI
semangat ya edzar
**✿𝕾𝖆𝖒𝖘𝖎✿**
merasa ada saingan ya boss tapi maaf kamu ma dia beda level 🙂‍↔️
**✿𝕾𝖆𝖒𝖘𝖎✿**
yohhh karyawan istimewa di anter jemput coba🤭
**✿𝕾𝖆𝖒𝖘𝖎✿**
lha iy belum nikah kan yg di tampakkan yg bagus" aja n taunya cuma cinta-cintaan coba kalau dah nikah banyak tanggung jawab yang kudu di lakoni
**✿𝕾𝖆𝖒𝖘𝖎✿**
baiknya ustadz nahyan🥰
Rahma Inayah
perbaiki dl.agamamu edzar br km lamr ank org bgaumaan pun km akan menjdi imam dlm rumh tanggamu nnt
Rahma Inayah
bikqis termkn omonganmya sendri
KC~
nanti di tes ngaji dulu sama bacaan sholat sama Babah Nahyan 😅😅😅
KC~
dih sat set juga ya,,,, kalo keterima maharnya jangan kasbon juga ya 😂😂
KC~
mana ada belum juga nikah udah mikir kasbon buat nafkahnya 🤣🤣🤣
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
ya ampun didikan Marwah sama Nahyan itu ..Namira bisa menerima ayah nya dengan baik ..untung aja calon mertua nya pun baik
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
ya elah baru aja Dateng dah maen peluk sembarangan aja ....kira2 Namira mau gak anggap Iwan sebagai bapak nya
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
duh ada2 aja si edzar ngode banget deh ke bilqis pake nanya begitu
KC~
gak apa2 Bilqis biarpun edzar belum pinter agama kan nanti bisa belajar bareng
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
terang2an banget si edzar bilang nya 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!