Xi Bao seorang wanita muda dari anggota militer di abad 19, dia meninggal saat menjalankan tugas di medan perang, dan jiwanya melanglang buana sampai puluhan tahun, hingga bertemu dengan dewa keabadian.
Dan dewa keabadian memberi dua pilihan pada Xi Bao, untuk hidup kembali di raga orang lain atau jiwanya tetap melanglang buana tanpa arah.
Xi Bao yang sudah lelah akhirnya memilih untuk hidup kembali meskipun di raga orang lain.
Dan sebelum jiwanya masuk ke raga barunya, dewa keabadian memberikan gambaran seperti apa sosok raga baru yang akan ia tempatinya. Xi Bao sempat menyesal memelih hidup kembali, karna raga yang akan di tempatinya adalah milik seorang gadis muda yang sedang di butakan oleh cintanya pada lelaki yang jelas jelas tidak menyukainya, berbeda dengan dirinya yang tidak pernah perduli dengan yang namanya percintaan, karna sejak kecil Xi Bao sudah di didik untuk menjadi anggota militer, tidak ada kesempatan bagi dirinya untuk merasakan seperti apa rasanya jatuh cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakiya el Fahira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Satu bulan telah berlalu, Wang Peng yang sedang berada di perusahaan Lu Yiran merasa heran saat tadi tak sengaja berpapasan dengan Xi Bao, karna melihat sikap Xi Bao yang acuh dengan keberadaannya.
'' Yiran, bagaimana kabar Xi Bao ?, apa dia masih saja merecokimu dengan makan siang di ruangan ini '' tanyanya. Saat ini kedua pria itu sedang duduk di sofa untuk bersantai, setelah beberapa saat tadi di seriuskan dengan pekerjaan.
Lu Yiran menegakkan punggungnya. '' Setelah mengalami kecelakan hari itu, Xi Bao terlihat berbeda, dia lebih serus dalam bekerja, bahkan dia mau bicara denganku hanya tentang pekerjaan saja ''
Wang Peng hanya diam mendengarnya.
'' Kenapa kamu tiba tiba bertanya tentang Xi Bao? '' tanya Lu Yiran.
'' Tidak ada, hanya saja tadi aku tidak sengaja berpapasan dengannya, tapi dia seperti acuh dengan keberadaanku '' jawab Wang Peng.
'' Bagus dong, bukannya itu yang kamu mau, Xi Bao menyerah dengan cintanya padamu ''
'' Iya, tapi,, '' Wang Peng tidak bisa melanjutkan kata katanya lagi, sebenarnya bukan seperti ini yang ia mau, dirinya hanya ingin Xi Bao tidak menindas Gu An An itu saja, bukan berarti menjauhinya seperti ini, bagaimanapun juga dirinya sudah berteman sangat lama dengan Xi Bao.
Sedangkan di tempat lain, Gu An An mendengus kesal, melihat chat yang ia kirim pada Lu Yiran sama sekali tidak di balas, padahal biasanya tidak perlu sampai menunggu hitungan menit, Lu Yiran akan langsung membalas pesan darinya dengan cepat.
'' Akhhh,, kenapa akhir akhir ini Kak Yiran sulit sekali di hubungi, dia seperti sengaja menghindariku '' gerutunya.
Karna kesal pesannya tidak segera di balas oleh Lu Yiran, Gu An An yang berada di meja kerjanya bangkit dan pergi menuju ke ruangan presdir untuk menemui Wang Peng.
'' An An, apa kamu mau menemui Presdir? '' tanya salah satu meneger perusahaan, saat melihat Gu An An hendak masuk ke lift khusus presdir, karna seluruh karyawan perushaan Wang tahu, kalau Gu An An adalah tunangan presdir mereka, tentu dengan Gu An An yang hendak menggunakan lift khusus presdir, sudah pasti Gu An An akan menemui presdir mereka.
'' Iya, kenapa memangnya? '' sahut Gu An An.
'' Sepertinya tadi aku melihat Pak Wang keluar dengan asisten Zhong '' ujar meneger itu.
'' Keluar?, kemana? ''
Meneger itu mengangkat bahunya tidak tahu. '' Tapi sepertinya akan bertemu klien, karna tadi aku melihat asisten Zhong membawa berkas di tangannya ''
Gu An An hanya menganggukkan kepalanya. '' Oh begitu ''
Setelah meneger itu pergi, Gu An An juga berajalan kembali ke tempat kerjanya, hatinya semakin bertambah dongkol, tadi Lu Yiran tidak membalas pesan darinya, sekarang di tambah dengan Wang Peng yang pergi tidak memberi tahu dirinya.
Kembali ke perusahaan Lu, setelah Wang Peng sudah pergi sejak lima belas menit yang lalu, Lu Yiran meminta asisten Pei untuk memanggil Xi Bao ke ruangannya. Dengan cepat asisten Pei segera melakukan perintah Tuannya.
Dan tak berselang lama pintu ruangan Lu Yiran terbuka, dan Xi Bao berajalan masuk dengan langkah tegasnya dan berhenti di sebrang meja Lu Yiran.
'' Ada perintah apa Pak Lu memanggil saya '' ucap Xi Bao.
Lu Yiran tidak menyahut, tapi dia menyodorkan berkas ke hadapan Xi Bao.
'' Kamu periksa berkas ini, menurutmu bagian mana yang harus di benahi '' ucap Lu Yiran.
'' Baik Pak ''
Xi Bao mengambil berkas itu, dan saat hendak membawanya pergi Lu Yiran menghentikan langkahnya.
'' Xi Bao, kamu lakukan di sini saja, tidak perlu di tempat kerjamu '' perintah Lu Yiran.
'' Tapi,, ''
'' Aku tidak suka di bantah '' potong Lu Yiran dengan tegas.
Xi Bao akhirnya hanya bisa pasrah, lalu dia duduk di sofa yang berada di ruangan Lu Yiran, dan dia mulai serius memeriksa berkas yang di berikan oleh Lu Yiran.
Diam diam dari kursi kerjanya Lu Yiran memperhatikan Xi Bao, yang menurutnya terlihat semakin cantik ketika sedang serius bekerja, apa lagi dirinya sudah tidak pernah lagi melihat sifat kekanak kanakan yang biasa Xi Bao tunjukkan padanya.
Setelah setengah jam berlalu Xi Bao bangkit dari sofa, dan berjalan ke arah meja kerja Lu Yiran dan tanpa sadar berdiri di sampingnya, dan saat Xi Bao menjelaskan bagian mana saja yang harus di perbaharui di berkas itu, Lu Yiran bisa mencium aroma wangi yang semerbak dari tubuh Xi Bao.
'' Bagaimana Pak?, apa menurut anda juga lebih baik begitu '' ucap Xi Bao menoleh pada Lu Yiran, yang seketika membuat Lu Yiran tersadar.
Lu Yiran menganggukkan kepalanya, lalu dia menggeser kursi kerjanya, dan menghadap pada Xi Bao yang berdiri tepat di depannya.
'' Xi Bao, bisa tidak jangan panggil aku Pak '' tukas Lu Yiran.
Xi Bao langsung mengerutkan dahinya. '' Kenapa?, anda atasan saya, jadi sudah seharusnya saya panggil anda Pak ''
'' Tapi aku lebih suka kamu panggil aku seperti biasanya, Kakak '' sahut Lu Yiran, dirinya memang sangat rindu dengan panggilan itu, menurutnya dengan Xi Bao memanggilnya Pak, seperti memberi batasan antara dirinya dan Xi Bao.
'' Tapi,, ''
Lu Yiran langsung berdiri dan memegang kedua bahu Xi Bao, karna tinggi Xi Bao hanya seratus enam puluh lima centi sedangkan Lu Yiran seratus delapan puluh sembilan centi, jadi Xi Bao harus mendongakkan kepalanya untuk menatap Lu Yiran, begitu juga dengan Lu Yiran dia harus menundukkan kepalanya untuk menatap Xi Bao.
'' Xi Bao, aku tahu kamu sengaja menjauh dari Wang Peng, tapi kenapa kamu juga menjauhiku, bukannya waktu itu kamu bilang, kalau kita sama sama lagi sakit hati karna orang yang kita cintai sudah di miliki orang lain, kita sama sama korban, kenapa kamu juga menjauhiku '' tanya Lu Yiran panjang lebar, dia sudah menahan begitu lama keinginannya untuk bertanya kenapa sikap Xi Bao berubah padanya, bukannya seharusnya hanya pada Wang Peng saja.
Xi Bao tersenyum devil menatap Lu Yiran, lalu dia menghempaskan kedua tangan Lu Yiran yang memegang bahunya.
'' Kak Yiran tidak mungkin lupa kan, kalau Kakak pernah memarahiku di depan umum, dan mengatakan padaku untuk berhenti mengusikmu, karna aku sangat menjengkelkan '' ucap Xi Bao.
'' Kaka pernah berfikir tidak, betapa malunya aku saat itu ''
Lu Yiran seketika terdiam dengan kepala tertunduk, tentu dia ingat dan kejadian itu sehari sebelum Xi Bao mengalami kecelakaan.
'' Kenapa diam, ha!, jawab! '' sentak Xi Bao, emosinya tiba tiba meluap, entah kenapa Xi Bao bisa merasakan kesedihan yang di alami oleh pemilik tubuh asli.
Brukk
Xi Bao terkejut melihat Lu Yiran tiba tiba bersimpuh di depannya.
'' Kak Yiran, apa yang kamu lakukan ''
'' Xi Bao, aku minta maaf, aku mengaku salah, aku benar benar menyesal, aku tidak sadar kalau tindakanku ternyata sangat melukaimu '' ucap Lu Yiran terdengar penuh dengan penyesalan.
Xi Bao menghela nafasnya, mungkin jika Lu Yiran melakukannya saat di depan pemilik raga asli pasti dia akan terharu, dan langsung memaafkan tanpa memberi pelajaran, mengingat betapa sabarnya pemilik raga asli, tapi sayangnya Lu Yiran melakukannya di depan dirinya yang suka dengan pembalasan agar impas.
'' Xi Bao, apa yang harus aku lakukan agar kamu mau memaafkanku? '' tanya Lu Yiran menatap penuh harap pada Xi Bao.
'' Berdirilah ''
Lu Yiran dengan cepat berdiri, seperti perintah Xi Bao.
'' Kakak benaran akan melakukan apapun, asalkan aku mau memaafkan Kakak ? '' tanya Xi Bao.
'' Hem, tentu, aku akan melakukan apapun itu, asalkan kamu mau memafkan aku, dan tidak mengacuhkanku lagi ''
'' Baiklah ''
Xi Bao yang sudah gatal, dia langsung menonjok wajah tampat Lu Yiran dengan kuat.
Duakk
'' Akhhh,, ''
'' Astaga!! ''
semangat/Determined//Determined//Determined/
tidak nikmat 😂ceritamu bagus thorrr lov u lanjut😘
up
up
LAGI kk