NovelToon NovelToon
Pernikahan Kontrak CEO Dingin

Pernikahan Kontrak CEO Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Romansa
Popularitas:10.2k
Nilai: 5
Nama Author: lala_syalala

Rania Kirana seorang penjual cilok berprinsip dari kontrakan sederhana, terpaksa menerima tawaran pernikahan kontrak dari Abimana Sanjaya seorang CEO S.T.G. Group yang dingin dan sangat logis.

Syarat Rania hanya satu jaminan perawatan ibunya yang sakit.

Abimana, yang ingin menghindari pernikahan yang diatur keluarganya dan ancaman bisnis, menjadikan Rania 'istri kontrak' dengan batasan ketat, terutama Pasal 7 yaitu tidak ada hubungan fisik atau emosional.

Bagaimana kelanjutannya yukkk Kepoin!!!!

FOLLOW ME :
IG : Lala_Syalala13
FB : Lala Syalala13
FN : Lala_Syalala

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PKCD BAB 20_Di Bawah Satu Atap

Abimana tetap tenang. "Itu bukan pelanggaran Rania tapi itu adalah strategi, kota diancam dan Amelia akan mencari bukti bahwa kita tidak tidur bersama maka ciuman itu membungkamnya untuk sementara waktu. Saya tidak punya pilihan lain kita harus terlihat nyata Rania. Di dunia ini sandiwara yang bagus adalah sandiwara yang meyakinkan." ujar Abimana meyakinkan Rania bahwa ini adalah sebuah strategi.

"Tapi... batasannya?" Rania merasa bingung.

Ia tahu ia harus marah tetapi ciuman itu meskipun dingin tapi terasa berbeda dari sentuhan formal lainnya.

"Batasan adalah untuk internal Rania, di depan eksternal yang mengancam maka kita harus menghancurkan batasan itu. Maaf kalau aku harus melakukannya, tapi aku janji bahwa itu hanya untuk sandiwara." jawab Abimana suaranya meyakinkan.

Rania hanya diam dan ia menyentuh bibirnya, ia tahu sandiwara ini akan menuntut lebih banyak dari yang ia bayangkan.

Ia tidak hanya harus berakting dan ia juga harus menjaga hatinya agar tidak jatuh pada pria yang menggunakan ciuman sebagai senjata bisnis.

Setelah kepulangan mereka dari konfrontasi dengan Amelia, suasana di penthouse Abimana terasa sangat tegang.

Abimana langsung masuk ke kamar kerjanya yang kedap suara, sementara Rania berdiri di kamar tidur pun merasa bingung harus berbuat apa.

Rania berjalan ke cermin dan menyentuh bibirnya, ciuman itu singkat, dingin dan benar-benar tak terduga.

Meskipun ia tahu itu hanyalah sebuah taktik namun sentuhan itu telah mengganggu ketenangan batinnya.

Ia merasa prinsipnya terancam lagi, bukan oleh tekanan namun melainkan oleh keakraban yang dipaksakan.

Ketika Abimana akhirnya keluar dari ruang kerjanya hampir tengah malam ia tampak lelah, Ia melihat Rania sudah berganti piyama dan duduk di tepi kasur dan memeluk lututnya.

"Maaf aku harus bekerja," ucap Abimana,l sambil berjalan ke arah kamar mandi.

"Abi kita perlu bicara," potong Rania dengan suaranya yang tenang namun tegas.

Abimana berhenti di ambang pintu kamar mandi. "Tentang ciuman itu?"

"Ya, kamu bilang batasan itu hanya untuk internal tapi bagi aku sentuhan itu adalah pelanggaran besar, itu membuat aku merasa sangat tidak nyaman." jelas Rania.

"Jika sandiwara ini menuntut acting yang melanggar janji kamu, aku tidak yakin bisa melanjutkannya." ucap Rania.

Abimana menghela napas dan berjalan mendekat ke arah Rania, a menatap Rania dengan serius, tidak ada rasa bersalah, hanya perhitungan.

"Dengarkan aku Rania, aku tidak suka melanggar janji tapi ancaman Amelia sangat nyata dan da bisa menghancurkan reputasi mu dan proyek Bali ku maka untuk menghadapi ancaman itu, kita harus menaikkan level sandiwara, aku terpaksa melakukannya." jelas Abimana.

"Lalu apa batasannya sekarang?" tanya Rania dengan matanya menantang Abimana.

"Apakah kamu akan mencium saya setiap kali ada ancaman? Atau apakah kamu akan membuat sentuhan itu menjadi bagian dari acting kita?" tanya Rania dengan penuh tebakan.

Abimana menatapnya ada sedikit keraguan di matanya yang biasanya tajam, dia menyadari betapa beratnya ini bagi Rania dengan hal tersebut dan itu membuat Abimana dalam kebimbangan.

"Tidak, aku janji ciuman itu adalah yang pertama dan terakhir, kecuali ada situasi yang benar-benar memaksa untuk interaksi publik selanjutnya kita akan membatasi sentuhan pada pegangan tangan, sentuhan di pinggang dan pelukan singkat," kata Abimana seperti seorang CEO yang sedang menentukan policy perusahaan.

"Dan kamu, kamu harus merespons sentuhan ku dengan kehangatan agar terlihat nyata." lanjutnya.

Rania mengangguk dan merasa lega dengan batasan baru itu, meskipun itu masih terasa jauh melampaui kenyamanan awalnya.

"Baik, aku akan mencoba untuk profesional." balas Rania.

"Bagus, kalau begitu sekarang tidurlah karena kita punya jadwal padat besok." kata Abimana kemudian ia berbalik dan masuk ke kamar mandi.

Rania mematikan lampu dan berbaring di kasur yang terlalu besar itu, dia mencoba meyakinkan dirinya bahwa semua ini adalah demi ibunya.

Di tengah malam Rania terbangun, ia merasa haus dan ia mendengar suara batuk pelan dari sofa, kemudian dia menyalakan lampu duduk kecil di samping kasur.

Abimana terlihat tidur tidak nyaman di sofa, dia berbatuk lagi, wajahnya tampak pucat dan berkeringat, selimut yang ia gunakan melorot ke lantai.

Secara naluriah kepedulian Rania muncul, Rania turun dari kasur dan mengambil selimut yang melorot itu dan menyelimuti Abimana dengan hati-hati.

Ia menyentuh dahi Abimana dan merasakan suhu tubuhnya terasa agak hangat tidak seperti biasanya.

"Abi," bisik Rania pelan.

Abimana membuka matanya dan ia menatap Rania bingung. "Ada apa?" tanyanya dengan lemah.

"Kamu demam dan kamu kedinginan, kenapa tidak tidur di kasur?" tanya Rania dengan begitu cemas.

"Aku tidak biasa tidur di kasur yang terlalu lembut dan aku harus menjaga batasan," jawab Abimana dengan suaranya serak.

Ia mencoba bangkit akan tetapi kepalanya begitu pusing sehingga dia tidak jadi untuk bangun.

"Batasan? Kamu akan sakit! Kesehatan lebih penting dari pada kontrak, geser sedikit aku akan ambil selimut tambahan." perintah Rania yang mendadak berubah menjadi 'perawat' yang dominan bagi Abimana.

Rania mengambil selimut tenun Bali yang ia beli di pasar, selimut itu terasa hangat dan sedikit beraroma rempah.

Ia menyelimuti Abimana dengan selimut itu, lalu ia mengambil handuk kecil dan mengompres dahi Abimana dengan air dingin.

Abimana hanya diam, membiarkan Rania merawatnya, ia terkejut dengan kelembutan tangan Rania dan kepedulian yang tulus itu.

Tidak ada motif di sana, hanya tindakan kemanusiaan murni untuk membantu Abimana dari demam yang dia alami.

"Kamu tidak perlu melakukan ini Rania," bisik Abimana matanya setengah tertutup.

"Aku harus, kamu sakit karena kamu terlalu memforsir diri Abi, kamu terlalu banyak berpikir dan lupa istirahat," balas Rania.

Kini ia duduk di lantai di samping sofa menunggu Abimana setelah merawatnya tadi.

"Kamu adalah aset penting, kesehatan mu harus dijaga, ini juga untuk kelangsungan kontrak kita." ucap Rania dengan logis.

Rania menenangkan dirinya dengan alasan logis itu, tetapi di dalam hatinya ia merasa khawatir yang mendalam pada pria ini.

Ia melihat kelemahan Abimana yang jarang terlihat dan ia melihat anak kecil di foto itu muncul di wajahnya yang sakit.

Abimana menoleh ke arah Rania. "Kenapa kamu tidak kembali ke kasur? kamu akan kedinginan di lantai." ucap Abimana melihat Rania tetap di samping nya tidak kembali.

"Tidak apa-apa aku akan menunggu sampai demam mu turun," kata Rania.

Abimana tidak bisa melawan dia menyerah pada kehangatan selimut Bali dan kompres dingin di dahinya.

Ia merasa sangat nyaman, sesuatu yang sudah lama tidak ia rasakan mulai terasa begitu nyata, entah apa namun Abimana merasa begitu senang dengan hal tersebut.

.

.

Cerita Belum Selesai.....

1
In
ngapain ngomong soal jaminan kesehatan ibumu Rania... hedeh... 🤦
Sweet Girl
kamu belajar kehidupan sama Rania, Abi...
dia guru terbaik dalam kehidupan.
Sweet Girl
Naaaah, bahagia Ndak...???
Sweet Girl
Bukannya di lantai 45 ya...🤔
Sweet Girl
Emang kenapa...???
Sweet Girl
Taktik apa tiktok...
Sweet Girl
Emang njaluk di cabut gigine, Bu Wati ini ya...
Sweet Girl
Bwahahaha sing gak betah itu saat jadi tetangga mu, Bu Wati...
ayak ayak wae...
Sweet Girl
👏👏👏👏👏👏👏
Ariany Sudjana
puji Tuhan, Rania dan Abimana sudah bisa saling menerima, tetap jadi pribadi yang jujur dan berintegritas Rania
Sweet Girl
Meyakinkan dengan pelanggaran Pasal 7.
Sweet Girl
Lho lho lho ... Pelanggan Pasal 7 ini...🤪
Sweet Girl
Formal banget deh...
Lusi Hariyani
nah gitu dong adem...sm2 cinta tp gengsi
Sweet Girl
Good job...
Sweet Girl
Menggigil 🤣
Sweet Girl
Aamiin
Sweet Girl
Good, harus ada perlindungan
Sweet Girl
Demi Ibu, kendurkan sedikit idealisme mu Ran...
Mar lina
akhirnya Abi mencurahkan isi Hatinya ke Rania, cinta Rania tidak bertepuk sebelah tangan... lanjut Thor ceritanya
di tunggu updatenya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!