popy gadis manis yang hidupnya tak semanis senyumannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anindia Andin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mata itu
"hay... boleh kenalan?" isi pesan itu
popy mengabaikannya dan menghapus pesan itu
*****
hari2 berjalan sesuai harapan popy, tak terasa sudah hampir 6 bulan popy berada di kota candi itu.
di sore hari ketika popy hendak pergi ke rumah mbak Ratih, langkah popy di hentikan oleh panggilan bu Retno
"mau ke rumah Ratih nak"
"iya buk" jawab popy singkat
"kalo ndak keburu-buru, ibuk mau ngobrol sedikit boleh?"
"iya boleh"
Popy di ajak duduk di kursi teras rumah bu Retno
"tapi maaf sebelumnya ya nak"
Popy mengernyitkan dahinya, dalam pikirannya mungkin bu Retno mau menaikan tarif kosnya
"maaf kenapa buk?"
"keponakan ibuk ingin kenalan sama kamu nak, namanya prasetya"
"semoga nak popy bersedia, Pras itu sudah mapan, sangat memilih untuk pasangan hidupnya, ganteng, idaman banyak wanita nak" jelas bu Retno
Popy mendengarkan dengan seksama
"popy tidak menutup siapa yang mau kenal dengan saya bu, tidak pasti berjodoh kan bu, bisa jadi teman atau saudara juga kan bu" ungkap popy
"iya nak, alhamdulillah kalo nak popy mengijinkan"
Popy pun berpamitan karena sudah di tunggu tukang ojek pesanannya guna mengantarkan ke mbak Ratih
setibanya di kos lagi popy membersihkan diri dan mulai membuka makanan yang sepat dia beli waktu perjalanan pulang dari rumah mbak Ratih tadi, sambil menikmati makanannya, popy membuka handphone yang sejak tadi bersarang indah di dalam tasnya
"banyak banget pesan" ucap popy, melihat banyak chat yang masuk, ada nama popy, mutiara, Ratih dan nomer tak di kenal
"selamat malam"
"saya prasetyo keponakan bude Retno"
"boleh kenalan mbak"
popy membuka chat dari keponakan bu Retno
"malam, ya mas prasetyo salam kenal, saya popy anak kost di bu Retno" balas popy
Klunting
"iya mbak popy bude sudah menceritakan tentang mbak popy, kl boleh saya bisa kenal lebih jauh tentang mbak popy boleh?"
"boleh mas"
Tidak lama mereka saling balas chat, tak lupa juga popy membalas satu persatu pesan yang masuk baik dari bunga, ataupun mutiara.
Selama di jogja ini popy sudah mempunyai teman banyak, paling banyak teman kampusnya
𝙩𝙚𝙣𝙩𝙖𝙣𝙜 𝙥𝙧𝙖𝙨𝙚𝙩𝙮𝙖
prasetya adalah anak pertama dari 3 saudara, memiliki karir yang bagus, saat ini di tugaskan di kualanamu, karir bagus tak membuat prasetya mudah mendapatkan pendamping hidup, banyak sekali perempuan yang datang tapi yang tulus sangat sulit dia dapat.
"pras... umur kamu sudah mau kepala 3, masak belum mikir punya istri juga" pinta mamanya
Prasetya bukan tidak mengindahkan permintaan mamanya itu, hanya memikirkan mencari pasangan hidup sekali seumur hidup jangan sampai salah pilih
𝙠𝙚𝙢𝙗𝙖𝙡𝙞 𝙠𝙚 𝙥𝙤𝙥𝙮
tok tok
suara pintu kamar popy diketuk seseorang dari luar
"pasti bu Retno" tebak popy, sambil membuka Handel pintu
"nak, kalo ndak repot turun ya, temani ibuk ngobrol" pinta bu Retno
"baik bu, popy sholat dulu ya"
Bu Retno turun kembali ke rumahnya dan popy menyelesaikan kewajibannya, setelah sholat isya popy menghampiri bu Retno di teras rumahnya yang asri itu, penuh dengan bunga
"duduk sini nak" ucap bu Retno
popy menuruti ajakan bu Retno
"gimana? Pras sudah hubungi kamu nak"
"sudah buk, baru saja chatan sama saya bu"
Bu Retno tersenyum bahagia
"semoga jodoh ya nak, Pras itu hidupnya kerja kerja dan kerja, sampe ndak mikir cari istri"
Popy mendengarkan dengan seksama
"tapi jangan karena ibu yang minta trus kamu jadi gak nyaman ya nak, kalo ndak suka bilang saja"
"iya buk tenang saja, kl ndak jodoh kan juga bisa jadi saudara" timpal popy
"tapi ibuk berharap kalian jadian nak, kalo bisa sampai menikah"
Popy tersenyum tipis
"sayangnya ibuk ndak punya fotonya Pras" ucap bu Retno sambil membuka galeri di gadgetnya
"iya ndak pa2 buk"
Malam itu popy dan bu Retno menghabiskan waktu berdua dengan popy, tak terasa malam sdh semakin larut dan popy pamit undur diri
𝙩𝙞𝙜𝙖 𝙝𝙖𝙧𝙞 𝙠𝙚𝙢𝙪𝙙𝙞𝙖𝙣
"pagi pop..."
Ada pesan mask yang popy tak mendengar nada pesan itu
"pagi mas Pras"
Klunting
cepat sekali prasetya membalas pesan popy
"ndak kuliah pop?"
"kuliah mas, nanti jam 10, mas Pras lagi apa? ndak kerja?"
Klunting
"kerja pop, ini lagi siaga, pingin nelp kamu, boleh? aku capek kalo balas chat terus"
"boleh mas, tapi jangan video call ya, popy ndak pake hijab"
𝙖𝙠𝙪 𝙡𝙚𝙡𝙖𝙝... 𝙡𝙚𝙡𝙖𝙝 𝙠𝙪 𝙩𝙚𝙧𝙗𝙞𝙖𝙨𝙖 𝙨𝙚𝙢𝙪𝙖 𝙠𝙖𝙧𝙚𝙣𝙖 𝙠𝙖𝙢𝙪
nada dering berbunyi, panggilan dari prasetya
"assalamu'alaikum mas"
"Walaikumsalam pop"
"mungkin bude sudah menceritakan semua tentang aku ya" tanya prasetya di pulau sebrang
"iya mas, kapan hari bu Retno cerita tentang mas Pras, karir sudah bagus, harusnya mudah juga cari istri mas"
"tak semudah yang kamu ucapkan pop... yang datang hanya harta banyak, di selingkuhi juga sudah pernah"
"diselingkuhin mas? sakit dunk"
"sakitlah... mana ada di selingkuhi ndak sakit popyyy... " ucap Pras gemas "aku ndak menyalahkan mantan pacarku pop, karena aku juga kalo sedang bertugas lama sekali kalo pulang, jadi wajar kalo mantan ku selingkuh" tambah Pras
"hhhmmm gitu ya mas, trus kriteria seperti apa yang mas Pras cari untuk jadi istri?"
"seperti kamu pop"
Seketika darah popy ambyar
"ah mas Pras bisa aja, kan belum pernah ketemu aku, kok bisa seperti aku itu loh"
"iya seperti kamu, aku yakin kamu jodohku"
"haha... mas Pras becandanya gak asik"
"siapa yang becanda popy maulidia"
Popy tertegun antara senang dan takut
"halah mas becanda... gadis cantik sholeha diluar sana banyak lho mas"
"serius pop, wajah ku juga ndak jelek kok haha... " canda prasetya
"percaya mas... bu Retno aja cantik, mirip sinden yang terkenal dulu lho mas, siapa ya namanya, pasti keponakannya juga ganteng" kelakar popy
"jadi gimana? mau ya jadi istri ku"
Seperti di sambar petir di pagi hari
"mas... mas... mas pras becanda kan ya"
"serius pop... 1 tahun lagi aku melamarmu, kalo kamu masih ndak percaya"
Popy diam sejak mencerna perkataan prasetya
"kita jalani dulu ya mas, semoga jodoh ya, dunia akhirat"
"aamiin... " pras mengamininya
"mas pras juga belum kenal popy seutuhnya, begitu juga sebaliknya, aku juga belum mengenal mas, kita jalani ya"
"iya pop... kita sah jadian ya" pinta pras
"haha.. secepat ini dapat pacar?" ucap popy
"kita sudah sama2 dewasa, bukan jamannya nembak pake bunga, mau ngasih gimana orang aku juga jauh di negri orang"
"iya ya.. padahal aku berangan-angan di tembak sambil Candle light dinner gitu mas, lha ini di tempat lewat satelit" candaan popy di sambut tawa pras yang pasti saat itu jingkrak2 kegirangan
"ntar kalo aku pulang kita candle light dinner ya"
"1 tahun lagi kan mas? lama lho 1 tahun itu, keburu aku di pinang orang" canda popy
"ndak ada yang boleh mendekatimu, kamu hanya punya ku" ucap pras "jadi gimana?"
"gimana apanya mas?"
"di Terima apa ndak?"
"hmm yang jadi pacar ku itu? kan aku sudah bilang di jalani dulu mas"
"artinya iya dunk" harap pras
"InsyaAllah ya mas, semoga jodoh"
Seketika itu prasetya jingkrak2 kegirangan
"sah jadi pacar ya"
"tapi mas harus tau tentang popy ya, kalo suatu saat mas tau tentang popy dan mas Pras mundur, aku sudah siap menerima"
"kok seperti itu, kamu juga blm tau tentang aku kan"
"iya mas biarkan waktu yang menjawab, tapi kok mas Pras langsung nembak aku, ndak nanya dulu aku sudah punya pacar apa blm gitu"
"sudah tanya... tanya bude maksudnya" kelakar Pras
"waduh mata2nya langsung bu Retno ya"
"mas, popy siap2 mau ke pasar dulu ya, beli bahan buat masak" imbuh popy
"ohhh... iya pop, terimakasih ya"
"terimakasih untuk apa mas?"
"terimakasih sudah membuka hati untuk ku, hati2 dijalan ya, jangan capek2"
"siap mas, terimakasih juga sudah memilih popy... assalamu'alaikum"
"Walaikumsalam" sahut prasetya