NovelToon NovelToon
ANA - Terlanjur Salah Pilih

ANA - Terlanjur Salah Pilih

Status: tamat
Genre:Slice of Life / Cerai / Keluarga / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Selingkuh / Konflik etika / Tamat
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Frans Lizzie

DISCLAIMER : Ini bukan kisah tentang sweet romance tetapi DARK ROMANCE...
Jadi bersiap-siap menjadi tegang dan gemas

Berawal dari kisah cinta semanis madu, pasangan Aris-Ana menikah. Dengan berjalannya waktu kisah manis cinta mereka berubah menjadi semakin pahit dan mencekam.

Ana dibuat hancur berkeping-keping karena pernikahannya. Semakin hari semakin mencekam dan tidak masuk akal.

Apakah yang harus Ana lakukan? Bertahan dia akan hancur. Berpisah ibu dan anaknya lah yang hancur. Adakah pilihan lain baginya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Frans Lizzie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20 - Berangkat ke Tanjungpinang

Hari Rabu, dua hari berlalu sejak gathering sales staff berakhir. Semua orang yang terlibat sudah kembali kepada rutinitas masing-masing.   

Sedangkan Aris? 

Terulang kembali, masa-masa hilang tanpa kabar seperti sebelumnya. 

Sejak mengantar pulang dari tempat Tiur sampai di depan kamar Ana hingga detik ini, tak ada secuil kabar apapun dari atau tentang Aris.    

Ana sudah beberapa kali mengirim WA kepada Aris, sekedar berbasa-basi memancing berpura-pura bertanya sesuatu.

Namun…

Status di WA cuma centang satu.   

Karena malu jika terang-terangan mencari Aris, Ana kembali mengorek informasi secara terselubung pada rekan-rekan kerja di Hotel Atlantic.   

Tapi seperti sebelumnya. Tak ada hasil.  

Pagi itu, Ana sedang berjalan di koridor hotel. Ia baru saja dari Accounting Department, ketika melihat Hendra berjalan dari arah yang berlawanan.

“Hai Hendra,” panggil Ana senang. “Good morning.” 

“Oh, hai Ana.”    

Suara Hendra tidak seantusias biasanya.  

Mungkin dia sedang lelah, pikir Ana.  

“Lho, kukira Hendra masuk malam terus. Kan rencananya Jumat siang udah libur jadi kita bisa berangkat segera setelah aku selesai kerja.” Ana mengutarakan keheranannya karena melihat Hendra kerja saat shift pagi.   

“Masa Ana belum tahu?” tanya Hendra. 

“Kan Pak Aris yang mengubah jadwalnya. Aku jadi masuk pagi terus. Extra Off ku juga diubah jadi mulai besok. Ana mau pergi bareng Pak Aris ke Tanjung Pinangnya kan?”     

Ana agak terperangah. “Iya sih, Sabtu kemarin Mas Aris ada ngomong begitu. Tapi…kukira kita bertiga bisa pergi bareng.”   

Hendra terdiam, seperti sedang berpikir.

“Besok pagi-pagi aku sudah berangkat dari Punggur. Sabtu sore aku juga sudah harus balik ke Batam lagi karena Minggu jadwalku diganti pagi.”   

Ana terkejut mendengar kabar itu. “Wah, kalau begitu waktu Hendra buat jadi guide-ku di Tanjungpinang cuma Jumat malam dan Sabtu pagi ya. Batal lah jadinya semua rencana kita sebelumnya.”    

Hendra mengamati raut wajah Ana yang kecewa. 

“Aku akan jemput kalian di pelabuhan pada hari Jumat. Info saja dapat ferry jam berapa. Aku akan temani kalian ke beberapa tempat wisata malam.”     

“Oh baiklah kalau begitu.” Ana masih dalam keadaan terkejut dengan perubahan rencana yang begitu mendadak. 

“Aku lanjut kerja dulu ya.” Hendra berlalu tanpa menunggu jawaban dari Ana.    

“Oh, oke. Have a nice day,” kata Ana lirih sambil melihat punggung Hendra yang menjauh.     

Tumben dia irit kata, pikir Ana. 

Ya, sudahlah.  

Hari Rabu berakhir tanpa ada kesempatan buat berkomunikasi dengan Aris. Jadi segala agenda Ana untuk meng-explore Tanjung Pinang terkatung-katung. 

Tidak ada kepastian, Jumat depan benar-benar bisa berangkat atau akhirnya Ana hanya akan menghabiskan weekend ke mall seperti biasa.

Hari Kamis pagi, telepon extension untuk sales secretary berbunyi. Ana sedang berada di kantor Mr. Duncan.     

Dari kantor Duncan, Ana mendengar Ling Xie yang mengambil alih menjawab telepon untuk sales secretary.     

Ketika Ana keluar dari kantor Duncan, melewati kantor Ling Xie, noni cantik itu berkata, “Ana, telepon dari Aris. Ku kembalikan ke extension-mu ya.”     

Telepon di mejanya kembali berdering.  

“Good morning. Sales department, Ana speaking. How may I help you, please?”     

//Ana, nanti pulang kerja, siapkan tas berisi baju dan keperluan harian ya. Nanti malam kuambil tasnya, biar besok sekalian kubawa kerja. Besok kita langsung berangkat saja dari kantor ke Telaga Punggur. Syukur jika sempat ambil ferry jam 3//     

Tiba-tiba saja Aris memberi instruksi panjang lebar lewat telpon.     

//Ana?? Dengar tidak? Besok kita ke Tanjungpinang kan? Persiapkan dulu tas berisi pakaiannya. Bisa kan?//    

“Y-ya bisa,” jawab Ana cepat-cepat. 

Otaknya menjadi lemot. Karena sedang dipaksa untuk bekerja keras agar mampu mencerna segala macam secara tepat. Mulai dari instruksi rumit Duncan mengenai kerjaan lalu loncat ke persiapan ke Tanjungpinang yang sempat ia ragukan karena Hendra rubah jadwal, sedangkan Aris menggantung entah bisa ikut atau tidak.

Namun kini tiba-tiba ia harus bersiap-siap.

Tanpa koma dan titik terlebih dahulu.     

//Bagus//

Aris seperti sudah akan menutup telepon.    

“Eh, Mas. Aku siapin baju untuk satu hari ya?” tanya Ana memastikan.    

//Kita akan pulang Minggu sore. Supaya cukup waktu buat explore Tanjungpinang.//     

“Baik, Mas.”    

//Udah ya//    

Telepon ditutup.   

Mood Ana langsung membaik drastis sejak pembicaraan telepon itu.     

                     __________________

Pukul 10 malam, pintu kamar Ana diketuk pelan. 

“Ana…, ini Aris.”     

Ana yang sudah lama menunggu-nunggu, membuka pintu cepat.    

“Maaf, kemalaman ya aku. Mana tasnya.”     

Ana melihat sepertinya Aris baru saja pulang dari hotel. 

“Baru pulang ya, Mas?”   

“Iya. Aku lanjut ke atas ya. Tas ini akan kubawa ke kantor. Besok dari hotel kita langsung ke Telaga Punggur. Motorku aku titip saja di pelabuhan. Jadi pas balik lagi, kita juga mudah buat balik lagi ke mess.”     

“Oh, bisa dititipkan ya motornya,” tanggap Ana.     

“Bisa. Aku ke atas dulu ya. Sudah lengket semua badanku, mau mandi. Ana cepat tidur ya. Besok kita berangkat.”   

Ana tersenyum sambil melambaikan tangan pada Aris yang mulai naik ke lantai 3.    

Hari Jumat, semua karyawan hotel yang jam kerjanya kantoran, jam resmi usai kerjanya adalah pukul 13.00.   

Tetapi banyak  karyawan yang lembur sehingga tetap pulang malam. Biasanya itu orang-orang accounting apalagi jika sudah mendekati akhir bulan. Karyawan sales termasuk karyawan yang jarang bisa pulang pukul 13.00 teng.     

Tetapi Ana sudah jauh-jauh hari minta ijin langsung ke Mr. Duncan, Ling Xie dan kolega sales lainnya. 

Hari Jumat ini ia mau ke Tanjungpinang sehingga harus mengejar ferry secepatnya, supaya tidak terlalu malam sampai di sana. Sesuai diskusi dengan Hendra dulu.     

Tapi ternyata ada perubahan, bukan bersama dengan Hendra, Ana  berangkat. Tetapi dengan Aris.    

Dalam hati tentu saja, ini perubahan yang mendebarkan sekaligus membuat Ana lebih bersemangat.  

Pukul 12.00 Ana sudah berada di kantin untuk makan siang secepat kilat.     

Aris sempat mampir ke kantin untuk sekedar memberi info agar setelah makan, Ana langsung saja menunggu di kantor security tempat absensi karyawan.     

Selesai makan, Ana mandi kilat di loker dan berganti baju yang lebih casual dan juga sepatu sport.    

Bahkan Ana melihat Aris malah sudah duluan menunggu di kantor security.      

Aris tersenyum ketika melihat Ana mendekat.     

“Yuk berangkat,” ajak Aris hangat. “Pergi dulu Pak Warno.”     

“Hati-hati Mbak Ana,” kata Pak Warno sambil tersenyum.      

Di dalam ada Pak Lubis, security yang tugas setelah shift Pak Warno sudah berada di kantor itu juga. Ia mengamati mereka berdua lalu ia berkata, “Lho Pak Aris udah ganti lagi ya, bukan sama  Cindy.”    

“Shh,” desis Pak Warno seperti hendak membungkam kata-kata Pak Lubis.    

Aris tetap bersikap tenang. Ia memakaikan tas ransel pada depan dadanya, sedang tas jinjing Ana berada di tangan kirinya. 

Sekali lagi ia menganggukkan kepalanya kepada Pak Warno dan Pak Lubis sebelum menuju motornya yang sudah dipindahkan di dekat kantor security.    

“Ana, mau mampir ke Alfamart dulu untuk beli camilan? Satu jam lho nanti kita di ferry.” 

Aris menunggu jawaban Ana. 

Tapi Ana hanya diam saja.     

“Hei Ana,” panggil Aris lagi.    

Ana masih diam. Wajahnya tampak serius seperti sedang berpikir keras.      

Pikirannya memang sedang mengulang-ulang perkataan Pak Lubis tadi. Ana hampir yakin kalau yang dimaksud nama Cindy itu pasti adalah mantan pacar Mas Aris. Atau jangan-jangan masih?  

“Hei Ana, jangan melamun dong,” tegur Aris lembut. “Aku tanya sudah dua kali lho. Ana masih belum jawab juga.” 

Ana tergagap malu. “Oh maaf. Iya aku lagi mikirin kerjaan. Maaf tanya apa tadi ya?”    

Ana berbohong. 

Mungkin dia harus bertanya terus terang kepada Aris. Tapi bukan sekarang.    

“Mau nggak mampir ke Alfamart dulu untuk camilan dan minum buat kita nanti  di ferry?”     

“Aku barusan makan sih. Jadi masih sangat kenyang dan belum haus juga,” jawab Ana.    

 “Oke. Kalau kita langsung ke pelabuhan biar dapat ferry secepatnya.”    

Mereka berdua pun segera berangkat berboncengan menuju Telaga Punggur.

1
strawberry 27
yahhh,,,,kok tamat, selalu di tunggu malah tamat/Cry//Cry/
strawberry 27
Ana tidak usah khawatir soal baby Keenan, pasti terurus dgn baik, soal Aris & Sulis daripada punya pikiran aneh² klo mrk begini begitu , lebih baik Ana fokus kerja , spy dpt uang yg banyak dan bisa bikin kos² an buat mami nya Ana
strawberry 27
Ana yg sabar ya ,,,,, baby Keenan masih kecil, kalau sudah agak besar pasti tau kalau Ana mama nya Keenan
strawberry 27
Rio kaget mgkn krn Ana nikah di kua
Frans Lizzie
terima kasih doanya
strawberry 27
cepat sembuh baby Keenan, jangan bikin mama Ana takut ya
strawberry 27
Waduh, kalau Ana nelpon Aris, sudah dapat di pastikan Aris marah² ni , orang seperti Aris yg royal sama orang lain tapi sama istrinya sendiri super pelit, pasti Ana akan kena marah ni, sebaiknya Ana atasi sendiri soal baby Keenan, berharap baby Keenan baik² saja, harusnya Ana tidak bilang kalau sisa sufor di buang, biar bgmn pun si Sulis pasti akan ngadu ke Aris gini gitu, lha wong Sulis suka / cinta ke Aris, & SDH pasti Sulis akan senang melihat Ana di marah i Aris
strawberry 27
seandainya harus pisah, Aris tentu tidak mau baby Keenan ikut Ana, dilema buat Ana, berat memang, ya seperti nya Ana harus merelakan baby Keenan dengan Aris, dan Ana lanjut bekerja spy bisa makan , mencukupi kebutuhan Ana juga Sherly mama Ana, karena si Aris ini royal hanya kpd teman² nya bukan kpd istri nya, karena niat awal si Aris hanya menaklukkan hati Ana, setelah Ana tekuk lutut ya sudah selesai, Aris kembali ke setelah pabrik yg mau menang dan enaknya sendiri, suka main perempuan dan masih banyak lagi, kini tinggallah Ana yg menyesal, Ana sebaiknya bangkit, jangan pernah menyerah, toh Ana kpn pun masih bisa ketemu baby Keenan
Frans Lizzie: Keren komentar Kakak👍
total 1 replies
strawberry 27
Wah ternyata si Sulis selain bantu momong baby Keenan , pingin merebut ayah Keenan juga rupanya , pertanyaannya apa Ana masih mencintai Aris, tentu kadar cinta Ana ke Aris tinggal,,,mgkn 60 persen saja, Ana harus siap² pisah nich ,,,
Frans Lizzie
Terima kasih pendapatnya, Kakak😍
strawberry 27
Ana sebaiknya tidak usah cerita ke Aris klo turun jabatan, gue yakin Aris tidak akan perduli, mau Ana turun jabatan atau nggak, Aris hanya perduli diri nya sendiri dan keluarga nya, sedangkan Ana tetap Aris anggap orang lain / orang luar meski sudah sah jadi istri Aris, dan mau apa yg Ana lakukan selalu salah ,gak ada bener nya di mata Aris, yg sabar ya Ana, mending cerai saja dari Aris , sebelum terlambat, KLO perlu cari kejar Mario
strawberry 27
kewajiban suami blum di laksanakan ngasih nafkah istri / ngasih uang , tapi istri nya harus ngasih nafkah batin ke suami nya, rugi donk
Frans Lizzie: 🤭 terima kasih supportnya kakak
total 1 replies
strawberry 27
Yudi kepingin Ana jadi langsing lagi e malah di kasih donat wkwkwk
strawberry 27: GPP juga sich, donat e enak🤭🤭🤣🤣
total 2 replies
strawberry 27
Ana beruntung punya kk ipar spt mbak Yati yg baik hati , biasanya kk ipar perempuan rata² pd jht
strawberry 27
seharusnya Ana jujur saja soal Aris tidak ngasih nafkah setahunan ini ke mbak Yati, bukan mau mempermalukan atau merendah kan Aris tapi kenyataan seperti itu, soal nanti mbak Yati menyanggah membela Aris adik nya begini begitu urusan blakang, yg penting Ana sudah jujur katakan apa ada nya ke mbak Yati
strawberry 27
Aris mulai kelihatan sifat asli nya, yg sabar ya Ana
Frans Lizzie
sendirian lagi. Makanya para lansia harus jaga kondisi agar tetap fit dan lincah di masa tua💪
strawberry 27
Jadi penasaran kisah selanjutnya Ana & Aris bgmn, mama Sherly pulang ke Jogja nya bgmn ya sendiri an lagi atau ada teman nya
strawberry 27
Mario orang baik, knp Ana ngga sama Mario saja
strawberry 27: sebetulnya masih ada waktu, hanya pihak Aris pasti marah besar, dan misal itu terjadi, Ana jadi tau bgmn sifat Aris yg sesungguhnya sebelum menikah, sebetulnya tanda dari Dita pun tidak Ana abaikan
total 2 replies
strawberry 27
lanjut author,seru nich
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!