NovelToon NovelToon
Kaisar Pedang Tak Terkalahkan

Kaisar Pedang Tak Terkalahkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Kebangkitan pecundang / Epik Petualangan / Budidaya dan Peningkatan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Sayap perak

Namanya adalah Ye Lin. Selain Ketua Pembunuh Bayaran dia juga dikenal sebagai Kaisar Pedang Tak Terkalahkan. Dalam ratusan pertarungan yang telah dilalui dia lebih banyak menang dan tak pernah sekalipun menderita kekalahan.

Namanya begitu disegani, pedangnya sangat dihormati. Namun pria yang terkenal kejam dan tak berperasaan itu pada akhirnya tewas saat berusaha menolong seorang anak muda.

Dia merasa hidup sangat tidak adil sampai jiwanya malah terjebak ditubuh anak muda yang diselamatkannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch - 19 : Libur Musim Dingin

Sampai di kediaman, Ye Lin mempelajari lebih dalam data pribadi milik Fu Jinghan. Mulai dari umur pria itu, tempat lahir, hingga pencapaiannya sebelum menjadi guru di akademi.

Kebanyakan adalah informasi umum yang normalnya tidak akan berdampak apapun jika tersebar. Sekilas juga tidak ada yang perlu dicurigai dari informasi tersebut. Namun, jika lebih diperhatikan, nama salah satu orang tuanya bermarga Wei, yang mana itu sama dengan ibu tiri pemilik tubuh asli.

Dia masuk ke akademi dan menjadi guru tepat satu bulan sebelum pemilik tubuh asli datang, jelas bukanlah sebuah kebetulan.

Ini adalah rencana yang terstruktur rapi yang dibuat oleh ibu tiri untuk menyingkirkan pemilik tubuh asli.

Tok tok tok...

Ye Lin segera menyembunyikan buku dibawah bantal kemudian melihat siapa yang datang.

Pintu terbuka, terlihatlah gadis berkuncir kuda yang datang dengan wajah polos sambil memamerkan bola matanya yang berkilau.

"Tuan Muda, akhirnya kita mendapatkan kereta. Meskipun tidak begitu mewah, tapi masih sangat layak."

Ye Lin hanya menaikkan alisnya tanpa bisa menanggapi karena tidak tahu apa yang sebenarnya dibicarakan oleh Huang Mei. Dia mulai tersenyum canggung, lalu menggaruk tengkuknya.

"Kereta?"

Ye Lin bingung, tapi Huang Mei juga bingung melihat Tuan Mudanya kebingungan.

"Tuan Muda, bukankah Tuan Muda sendiri yang bilang akan pulang ke Kota Yan saat jatah libur musim dingin?"

"Tuan Muda sudah janji ke Nona Minghua untuk pulang lebih awal. Apa Tuan Muda sudah lupa?"

Ketika mendengar ini Ye Lin lalu mengingat salah satu surat yang berisi balasan dari adiknya. Meskipun tidak tahu janji yang telah ditulis pemilik tubuh asli, tetapi jelas bahwa Ye Minghua akan menunggu kedatangan kakaknya.

"Bagaimana mungkin aku lupa? Aku ingat. Hanya saja tidak menyangka bahwa kau mampu dapatkan kereta tepat sebelum libur musim dingin."

Huang Mei merasa Ye Lin sedang memuji jadi dia menundukkan kepala berusaha menahan perasaannya. "Ini memang agak sulit karena banyak murid yang juga mencarinya. Tapi beruntung, kita masih dapat satu."

Ye Lin berdehem dan mengangguk-angguk. Setelah Huang Mei pergi, Ye Lin masuk kembali ke kamarnya dan mengambil buku data pribadi. Memandangnya beberapa saat sebelum meletakkannya lagi.

"Setelah kembali, baru aku akan mengurus masalah ini. Fu-Jing-Han, bukan? Cepat atau lambat aku akan menangkapnya."

____

Tiga hari kemudian.

Hari masih begitu pagi, tetapi Ye Lin sudah cukup sibuk dengan persiapannya untuk pulang. Masih dengan Huang Mei di sampingnya, mereka berjalan keluar gerbang di mana di sana telah menunggu kereta yang sudah dipesan.

Seorang kusir setengah baya menurunkan anak tangga, membantu memindahkan barang dan menempatkannya di peti yang ada di belakang.

"Paman, ini sisa bayaran yang sudah kita sepakati."

Matanya berbinar ketika menerima kantong koin emas dari Huang Mei. "Terima kasih Nona," ucap pria itu.

Karena tidak ada yang tertinggal mereka pun memulai perjalanan menuju Kota Yan. Membutuhkan kurang lebih setengah hari perjalanan jika tidak di tengah jalan bertemu dengan pembuat onar.

Namun, siapa yang dapat memastikan hal tersebut saat jalur yang mereka lewati adalah wilayah yang terkenal sebagai sarang para bandit.

"Berhenti! Bayar sepuluh koin emas jika ingin lewat jalan ini."

Ye Lin di dalam menggertakkan gigi, sementara paman kusir berusaha berdiskusi.

Dia menawarkan masing-masing mengeluarkan lima koin emas sebagai uang jalan. Namun Ye Lin malah menyodorkan sepuluh koin emas dan meminta paman kusir memberikannya.

"Tu-Tuan, ...."

Menerima tatapan paman kusir, Ye Lin hanya tersenyum dan membalasnya dengan santai.

"Simpan saja milikmu. Serahkan koin emas itu pada mereka."

Tentu saja, paman kusir langsung turun dari kereta dan mendatangi kelompok bandit yang memblokir jalan untuk menyerahkan sepuluh koin emas.

"Kami sudah boleh lewat, kan?"

Namun, bukannya membuka portal jalan ketua kelompok bandit malah menatap ke dalam kereta dengan tatapan serakah.

"Siapa bilang hanya perlu sepuluh koin emas?" Tangannya tiba-tiba bergerak cepat menyambar kantong koin emas yang menggantung di pinggang paman kusir.

"Tidak! Itu milikku. Tolong jangan mengambilnya."

Bukan bandit jika mau mendengar korbannya. Tanpa rasa bersalah ketua bandit melempar kantong penuh koin emas tadi ke atas meja, lalu mengajak beberapa orangnya berjalan ke arah kereta.

"Hei, keluar. Kita perlu bicara."

Sejak tadi Ye Lin tak berhenti menarik nafas. Rahangnya mengeras, sementara garis-garis wajahnya juga mulai tampak menghitam.

Padahal Ye Lin berniat mengabaikan masalah ini. Karena dalam beberapa kesempatan dia pernah bertemu dengan kelompok orang yang terpaksa menjadi bandit karena tak bisa memenuhi kebutuhannya. Dia berpikir positif jika orang-orang ini dalam kategori yang sama. Namun sepertinya bukan. Mereka jelas adalah sampah masyarakat.

"..."

Ekspresi ketua bandit tampak tidak puas karena tidak mendapatkan balasan dari orang-orang di dalam kereta. Dia menyingkap kelambu di bagian depan, berniat mengintipnya. Namun ....

Bang!

Ketua bandit langsung terhempas puluhan langkah. Sementara di wajahnya, tercetak ukiran alas kaki yang sangat-sangat jelas.

"Sialan! Beraninya melawan ku!"

Tubuh gemuk, rambut gondrong. Dia bangkit dengan bantuan anak buahnya lalu menarik golok di pinggangnya.

Di sisi lain, Ye Lin menuruni kereta tanpa mimik bersalah. Menepuk-nepuk tangannya seperti gerakan membersihkan debu sambil memprovokasi kelompok bandit tersebut.

"Sialan! Beri dia pelajaran!"

Delapan orang maju dengan pedang di tangan. Mengepung, bergerak ke kiri dan kanan menunggu kesempatan.

Namun, sebelum kesempatan yang diharapkan datang, Ye Lin mengendalikan pedangnya melakukan tebasan vertikal, memicu gelombang kejut yang membuat delapan orang langsung terpental.

"..."

Menyaksikan hal itu, ketua bandit sangat marah. Dia lalu berteriak, "Serang lagi!" serunya. "Di sana, di kereta masih ada satu wanita, tangkap dan bawa turun!" perintahnya pada anak buah yang lain.

Sementara separuh mengepung Ye Lin, separuh lain berjalan ke kereta untuk menangkap Huang Mei. Mereka membuka kelambu seperti yang dilakukan ketua bandit. Akhirnya, ....

Bang!

Bang!

Bang!

Terpental dengan cara yang sama.

"Tuan Muda, apa tidak masalah melakukan pembunuh di sini?"

Sambil menghadapi delapan orang Ye Lin menjawabnya, "Mau bagaimana lagi? Mereka yang cari mati."

Ketua bandit semakin marah mendengar percakapan ini. Dia melepaskan seluruh auranya yang berada di tingkat bumi lapisan ketiga. Meraung, lalu memburu Ye Lin yang paling dekat dengan posisinya.

"Bocah bermulut bau! Akan kucabik-cabik mulutmu!"

Ketika melakukan tebasan kobaran api menyambar dari goloknya seperti nafas naga. Ye Lin tahu dengan kekuatannya saat ini tidak mungkin menghadapinya secara langsung. Dia memutar pedangnya menciptakan barier semu dari lima pedang spiritual.

Blam!

Jika satu serangan barier semu seharusnya masih bisa bertahan. Hanya saja, tepat setelahnya ketua bandit kembali menyerang yang mana serangan itu berhasil menciptakan sebuah rongga pada pertahanan barier semu.

"Hahahaha... Ini akhir riwayatmu."

Ketua bandit tertawa. Dengan memanfaatkan rongga yang telah dibuatnya dia masuk ke dalam barier untuk menyerang Ye Lin.

Namun, bukan menemukan orang yang dicarinya malah menemukan formasi pedang yang telah aktif tepat berada di bawah kakinya.

"A-apa ...."

Ye Lin ternyata sengaja menunjukkan celah sehingga ketua bandit berpikir dapat membunuhnya. Dalam waktu kritis, memanfaatkan momentum untuk menyelinap lalu memasang jebakan formasi di tempat tersebut.

Ketua bandit memahami apa yang terjadi. Namun terlambat baginya karena ribuan pedang telah mengoyak tubuhnya dari permukaan tanah.

Jleb!

Jleb!

Jleb!

Ketua bandit belum mati, tapi tak akan lama karena Ye Lin pada saat ini memegang pedang dengan kedua tangan, menebaskan sekuat tenaga, mengeluarkan teknik pedang pembalik gunung, bagian pertama.

Whut...

Blam!!

Kulit terkelupas, daging hancur. Pada akhirnya, ketua bandit tidak bisa bertahan.

1
Royaleia 🐲
👍👍👍👍👍
Andipujiwahono
ayo update lg jg Menantu Dewa Roh juga lanjutkan Thor
algore
jz
algore
kok mulai macet Thor
menantu dewa roh gmn ga berlanjut ksh
Andipujiwahono
ayo update lg thor
algore
joz
algore
mampus
algore
joz
algore
jos
algore
joz
algore
jos
Andipujiwahono
ayo thor update lg semangat💪👍
Andipujiwahono
ayo update lg
Andipujiwahono
ayo up lg
algore
joz
algore
jos
algore
joz
algore
jos
algore
joz
algore
jos
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!